Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Akademik kembali  menyelenggarakan studium generale bagi mahasiswa baru di semua Program Pascasarjana yang ada di UII. Menghadirkan pembicara Gubernur Jawa Barat, Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, Lc., M.Si., Studium generale yang digelar di Gedung Kuliah Umum, Prof. Dr. Sardjito UII ini, Selasa (26/4), mengambil tema Islam dan Revolusi Mental Dalam Mewujudkan NKRI Sejahtera dan Berkeadilan.

Disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam sambutannya, diyakini bahwa Islam adalah solusi terbaik bagi kebahagiaan umat manusia di dunia maupun akhirat. Namun demikian, minimnya pemahaman tentang Islam belum mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia. ”Tidak sedikit yang memahami ilmu Islam masih terbatas sebagai ilmu dan teori yang belum mampu dihadirkan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan,” tuturnya.

Dr. Harsoyo menuturkan, Islam sejatinya merupakan agama yang syamil-mutakamil yakni komplit dan komprehensif, mengatur kehidupan manusia dalam seluruh aspeknya, baik urusan pribadi maupun masyarakat dan negara. Oleh karena itu, Islam harus selalu menjadi pedoman dalam beraktivitas di segala aspek, baik itu sosial budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. ”Akhlak dan mental bangsa yang baik secara otomatis akan terwujud jika sebagai rakyat maupun sebagai pemimpin selalu berupaya menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek kehidupan” ujar Dr. Harsoyo.

Sementara disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan dalam materinya, pada dasarnya  terdapat tiga tujuan pembangunan. Pertama adalah mewujudkan kesejahteraan, kedua mewujudkan rasa aman dan yang ketiga adalah mewujudkan penghambaan kepada Allah SWT. ”Kehidupan kita tidak hanya berhenti di dunia, namun juga kehidupan di akhirat kelak,” paparnya.

Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan menuturkan, terdapat beberapa hal dari sisi-sisi mikro yang kiranya juga perlu diperhatikan dalam pembangunan. Diantaranya yakni dalam hal pengentasan kemiskinan dan pengentasan pengangguran. Menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, sehebat apapun program pembangunan  tetapi bila tidak bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dikatakan pembanguan tersebut tidak berhasil. Hal ini kiranya perlu diperhatikan sebagai bangsa.

Lebih lanjut disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, bila memperhatikan data world bank yang dirilis paling mutakhir  pada tahun 2015, disebutkan 1 persen  bangsa Indonesia menguasai 55,5 persen kekayaan di Indonesia. Hal ini menrut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan berbahaya bagi kehidupan. Sementara yang terakhir dari sisi mikro yang perlu difahami dalam pembangunan menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan yang mensuplai bahan-bahan kehidupan adalah lingkungan atau bumi kita.

Sebagai kaum muslimin seperti disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan kita tidak bisa menguasai salah satu saja dari ulum dan funun, tetapi kedua-duanya harus dikuasai dengan baik. Dengan penguasaan ulum dan funun itulah menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan akan hadir peradaban yang seimbang. ”Penguasaan ilmu-ilmu yang berbasis wahyu dengan ilmu-ilmu yang berbasis alam semesta baik sosial maupun sains, dan kedua duanya harus dibuat seimbang. Dari hal inilah akan hadir peradaban yang seimbang,” tuturnya.

Dijelaskan Ahmad Heryawan, ulum adalah semua jenis keilmuan yang terus dikembangkan yang basisnya adalah wahyu dan isinya benar dan salah, halal dan haram serta membangun keterarahan manusia. Sementara funun adalah segala jenis ilmu pengetahuan baik sosial sains maupun sains yang sumbernya dari ayat-ayat kauniyah.

Dalam rangka merayakan milad ke-73, Universitas Islam Indonesia mengadakan kuliah umum dengan tema ‘Kepemimpinan Inovatif untuk Membangun Generasi Bangsa Berdaya Saing Global’, Senin (18/4), bertempat di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta. Hadir sebagai pembicara kuliah umum tersebut adalah Gubernur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin, SH.

Kuliah umum yang diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa UII bertujuan untuk meningkatkan peran mahasiswa sebagai generasi muda serta UII sebagai institusi pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan penting di berbagai aspek, baik ekonomi, sumber daya manusia, politik, maupun sosial yang saat ini tengah dihadapi oleh Indonesia.

Disampaikan oleh Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya, bahwa kapasitas yang cukup, salah satunya dalam inovasi serta kepemimpinan, sangat dibutuhkan agar Indonesia dapat bersaing dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

“Perlu kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, daerah, sampai dengan kabupaten dengan seluruh lapisan masyarakat agar Indonesia dapat bersaing. Hadirnya Gubernur Sumatera Selatan pada kesempatan ini karena beliau termasuk salah satu pemimpin yang telah berhasil memajukan serta menciptakan perubahan di level daerah,” kata Harsoyo.

Harsoyo juga menyampaikan bahwa pencapaian Gubernur Alex Noerdin menjadi salah satu tolok ukur penting dalam penilaian keberhasilan implementasi otonomi daerah pascareformasi. “Kepemimpinan Alex Noerdin yang mendorong munculnya best-practice dalam pemerintahan menjadi aspek penting yang perlu diangkat dan dikaji dari perspektif akademik,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam materi kuliah umumnya Alex Noerdin memaparkan bahwa diantara karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin inovatif antara lain harus visioner, tegas, berani mengambil resiko, tanggung jawab (bahkan bersedia untuk tidak menjadi populer), dan aktif serta kreatif.

Alex Noerdin juga sempat menjelaskan tentang keberhasilan pencapaian pembangunan di Sumatera Selatan berikut rencana-rancana kedepannya. “Kami sedang melanjutkan pembangunan Jakabaring Sport City untuk menyambut Asian Games 2018, dimana didalamnya juga akan dibangun sirkuit Moto GP, Masjid Agung Sriwijaya, dan Islamic Center,” ungkapnya.

Mahasiswa dan peserta kuliah umum lainnya tampak antusias sekali mendengarkan pemaparan Gubernur Sumatera Selatan tersebut, apalagi ketika ditampilkan beberapa video perencanaan pembangunan seperti LRT, Masjid Agung Sriwijaya, KEK Tanjung Siapi-api, dan Sirkuit Moto GP. “Awalnya memang banyak yang tidak percaya kami akan bisa melakukan itu, tapi kami terus berusaha semaksimal mungkin, tentu dibarengi dengan dengan tekad yang kuat, sinergi yang baik, dan juga ridho dari Allah SWT,” pungkasnya.

Momentum kuliah umum ini menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian perayaan milad Universitas Islam Indonesia ke-73 yang pada tahun ini bertema ‘Meneguhkan Nilai Islam menuju Universitas yang Berdaya Saing Global’. Melalui Kuliah Umum ini, mahasiswa UII juga diharapkan untuk memperluas wawasan mengenai kepemimpinan serta dapat mengenal lebih dalam mengenai praktik penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya pemerintah daerah.

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar prosesi wisuda pada jenjang Doktor, Magister, Sarjana dan Ahli Madya untuk Periode IV Tahun Akademik (TA) 2015/2016 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir pada hari Sabtu (16/4). Wisuda pada hari ini diikuti oleh 642 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 11 orang dari Program Diploma (D3), 566 orang dari Program Strata Satu (S1), 62 orang wisudawan/wisudawati dari Program Magister dan 3 orang wisudawan/wisudawati dari Program Doktor. Dari jumlah tersebut, 245 orang berhasil meraih predikat cumlaude.

Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Program Strata Satu, dengan nilai sempurna 4.0 (Empat Koma Nol) berhasil diraih oleh Sella Fitri Anindita, mahasiswi Fakultas Ekonomi, Program Studi Ekonomi Pembangunan.

Sementara waktu studi tercepat dengan masa studi Tiga Tahun Empat Bulan berhasil diraih oleh Anisa Nur Hasanah, mahasiswi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Program Studi Psikologi. Sampai wisuda kali ini, alumni UII telah mencapai jumlah 80.928 orang.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya selain menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan, juga memberikan beberapa pesan penting. Di antaranya yaitu pentingnya para lulusan untuk selalu adaptif dengan dinamika dan tantangan yang akan dihadapi di lingkungan yang baru. Hal ini disampaikannya terkait dengan iklimpersaingan di dunia kerja yang semakin ketat.

Selain itu, ia juga berharap agar para alumni dapat mulai memberikan karya nyata di tengah masyarakat lewat pengabdian di bidang kerjanya masing-masing. “Tetap jagalah integritas serta jauhi perilaku korupsi dan penyalahgunaan narkoba. Ini adalah komitmen yang harus dipegang sebagai alumni UII”, pesannya.

Sementara itu perwakilan alumni UII, Dr. H. Ridwan Mukti, MH yang kini menjabat sebagai Gubernur Bengkulu tampil memberikan orasi di hadapan wisudawan. Sosok yang dikenal memiliki segudang prestasi ini menceritakan berbagai pengalamannya ketikamasih kuliah di kampus UII.

“Dulu kampus UII masih serba terbatas fasilitasnya, sehingga saya sering berpindah-pindah kuliah di berbagai tempat, seperti salah satunya di Masjid Syuhada. Namun di tengah keterbatasan itu pun banyak alumninya yang sekarang menjadi orang-orang hebat. Oleh karena itu, dengan fasilitas yang seperti sekarang seharusnya alumni UII dapat jauh lebih hebat dari generasi sebelumnya”, katanya menyemangati.

Selain itu, ia juga menceritakan rahasia kesuksesan alumni UII di dunia kerja. Salah satunya alumni UII dikenal kompak dan solid. Mereka juga saling mengingatkan agar senantiasa berlaku jujur dan berintegritas sehingga terhindar dari perilaku koruptif. “Selama menjabat hampir setiap hari saya selalu diingatkan oleh senior saya, Pak Mahfud atau Pak Busyro agar menjadi pejabat yang amanah dan memiliki integritas. Inilah resep kesuksesan alumni UII”, kisahnya.

Investasi merupakan salah satu pilihan penggunaan uang dengan cara menyisihkan sebagian konsumsi masa sekarang untuk digunakan di masa mendatang. Dengan investasi, selain bisa berjaga-jaga di masa depan, seseorang juga bisa mendapatkan imbalan investasi yang berupa bermacam-macam skema. Salah satu cara investasi yang bisa dipilih adalah dengan menanamkan investasi di Pasar Modal.

Berkenaan dengan itu, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) hari ini (16/03) meresmikan Galeri Investasi sebagai sarana yang bisa digunakan oleh sivitas akedemika UII dalam rangka menanamkan investasi di Pasar Modal. Dalam rangkaian acara peresmian yang bertempat di Aula Utara Lantai 3 FE UII tersebut juga dilakukan penandatangan nota kesepakatan kerjasama antara pengelola Galeri Investasi diantaranya UII, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan PT. CIMB Securities.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo M.Sc. ketika memberikan sambutan menyampaikan bahwa peresmian galeri ini memiliki kontribusi positif bagi proses pendidikan di UII, dimana mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori saja mengenai pasar modal, namun bisa langsung dipraktekkan.

“Peresmian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal, perusahaan sekuritas maupun masyarakat umum secara luas”, pungkasnya.

Sementara itu Direktur BEI Hosea Nicky Hogan menambahkan bahwa sejak beberapa tahun yang lalu, skema kerjasama penyediaan Galeri Investasi (dulu bernama Pojok Bursa) mulai mengalami perubahan. “Sekarang kerjasama Galeri Investasi melibatkan 3 pihak yaitu BEI, Perguruan Tinggi, dan Perusahaan Sekuritas, perannya juga tidak hanya sebagai edukasi namun sudah masuk pada proses inklusi dan utilisasi pasar modal”, ungkapnya.

Lebih lanjut Presiden Direktur PT. CIMB Securities Harry Supoyo menyampaikan bahwa dengan peresmian ini UII bisa menjadi kontributor signifikan terhadap pendidikan di Indonesia dalam bidang literasi pasar modal. “Peran ini juga tidak lepas dari kelompok studi mahasiswa yang memberikan perhatian penuh pada perkembangan pasar modal di Indonesia, yaitu Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UII”, katanya.

Perkembangan Dunia Akuntansi forensik di dunia maupun di Indonesia berjalan dengan cepat. Kompleksitas permasalahan pun menjadi semakin tinggi seiring dengan berkembangnya aktivitas-aktivitas berbagai sektor ekonomi.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah terkait dengan kecurangan atau fraud. ” Nah, Akuntansi Forensik ini untuk membongkar kasus-kasus seperti misalnya korupsi yang masih menjadi persoalan besar di Indonesia.” Ungkap Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Harsoyo pada Seminar Akuntansi Forensik yang diselenggarakan Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII (PPs FE-UII), kamis 3 maret 2016 di Hotel Royal Ambarukmo.

Ia menambahkan berbagai modus dan jenis fraud terus bermunculan di dunia dan telah menyebabkan banyak organisasi dan perusahaan besar mengalami kejatuhan. Terkait dengan ini kondisi ini Akuntansi Forensik menjadi bagian penting dari upaya dan mekanisme untuk mengatasi dan meminimalisir kasus fraud di masyarakat.

Namun demikian sifat ‘problem based dari ilmu Akuntansi Forensik memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan di lapangan. Kebutuhan tenaga tersebut cukup banyak karena persoalan yang muncul cukup banyak dan terus mengalami kemajuan dalam melakukan fraud.

Salah satu pembicara, Alexander Sianturi memaparkan bahwa aspek kompetensi teknologi yang harus dimiliki oleh para akuntan forensik terutama dalam pengungkapan kasus-kasus fraud, karena dengan menguasai teknologi baru dapat lebih cepat untuk mengungkap kasus-kasus fraud diberbagai sektor di Indonesia.

Hal ini sependapat dengan pembicara Hendi Yogi Prabowo, SE., M.ForAccy., Ph.d dalam memberikan ceramahnya, selain dengan teknologi seorang Akuntan Forensik juga harus mengetahui bagaimana mengetahui adanya fraud salah satunya melalui niat seseorang atau perusahaan, karena walaupun itu bertujuan baik tetap itu adalah sebuah kecurangan, seperti yang dialami oleh perusahaan TOSHIBA, yang menyembunyikan data keuangan sebenarnya selama beberapa tahun.

Sementara itu, dihadirkan juga Prof. Kathie Cooper dari University of Wollongong Australia salah seorang pionir pendidikan akuntansi forensik di Australia yang menjelaskan bagaimana mengelola sebuah program pendidikan akuntansi forensik yang baik agar dapat menghasilkan lulusan yang sangat baik agar dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan di lapangan.

Sebagai penutup acara, Dr. Zainal Mustafa EQ., MM menambahkkan agar kegiatan seminar akuntansi forensik ini dapat terus dilakukan setiap tahunnya, agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi banyak pihak, baik instansi, perusahaan maupun individhu.

Tokoh Agama (toga) perlu lebih banyak menyampaikan edukasi dan pencerahan dengan topik daging halal. Mengingat minat membeli daging halal dipengaruhi norma subjektif dan indikator paling besar pengaruhnya adalah para tokoh agama. Para tokoh agama merupakan referensi penting masyarakat untuk menentukan pilihan membeli daging halal. Untuk itu sudah saatnya pemerintah memberlakukan hukum wajib bagi pengusaha daging untuk memiliki sertifikat jaminan daging halal bukan sekedar sukarela seperti saat ini.

“Ini merupakan manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan bisnis,” tandas Promovendus Drs. Sumadi, M.Si ketika mempertahankan disertasi berjudul ‘Minat Beli Daging Halal’ di kampus UII Condongcatur, Rabu (17/2). Sumadi mempertahankan disertasi dengan promotor Prof. Dr. Tulus Haryono, Mek didampingi Drs. Anas Hidayat MBA., Ph.D dan Dr. Zainal Mustafa EQ., MM merupakan Doktor ke-31 Program Pascasarjana FE UII.

Selain itu menurutnya, konsumen muslim banyak percaya kepada penjual dalam mendapatkan daging halal. Sehingga untuk menghindari resiko dalam memilih, menurut ayah dari Adityo Galuh Laksono, ST dan Medha Mahoittama, Spt, konsumen memanfaatkan simbol-simbol sosial kemasyarakatan seperti penjual yang bergelar haji atau yang jika perempuan mengenakan kerudung.

“Sehingga perlu ada kolaborasi lebih meningkat antara pemerintah dengan lembaga pendidikan Islam untuk memberikan edukasi pada masyarakat dalam pengawasan praktik operasional pengadaan daging halal. Selain tentu saja kemudian hadirnya lembaga pemberi sertifikat halal di daerah. Dengan demikian akan mempermudah akses bagi pengusaha daging dalam memperoleh sertifikasi jaminan halal'” tambah suami Sri Prastiningsih SP.

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar prosesi wisuda pada jenjang Doktor, Magister, Sarjana dan Ahli Madya untuk Periode III Tahun Akademik (TA) 2015/2016 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir pada hari ini (20/2). Wisuda pada hari ini diikuti oleh 513 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 2 orang dari Program Diploma (D3), 418 orang dari Program Strata Satu (S1), 88 orang wisudawan/wisudawati dari Program Magister dan 5 orang wisudawan/wisudawati dari Program Doktor. Dari jumlah tersebut, 104 orang berhasil meraih predikat cumlaude.

Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Program Strata Satu, dengan nilai sempurna 4.0 (Empat Koma Nol) berhasil diraih oleh Novitasari, mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Kimia. Ini menjadi catatan baru bagi prosesi wisuda kali ini sebab peraih IPK tertinggi seringkali diraih oleh mahasiswa dari bidang studi ilmu sosial.

Sementara waktu studi tercepat dengan masa studi Tiga Tahun Empat Bulan berhasil diraih oleh 11 orang sekaligus, yakni 4 orang dari Fakultas Hukum, 4 orang dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya dan 3 orang lainnya dari Fakultas Ekonomi. Sampai wisuda kali ini, alumni UII telah mencapai jumlah 80.196 orang.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya berpesan agar para lulusan senantiasa membekali diri dengan kompetensi dan berbagai skill. Meski pendidikan formal telah berhasil ditempuh namun kewajiban untuk terus belajar hendaknya menjadi sikap hidup yang terus diamalkan. Hal ini disampaikannya terkait dengan tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Terlebih implementasi MEA telah mulai dilakukan pada awal tahun ini.

Sementara itu perwakilan alumni UII, Urip Indra Hartawan mendapatkan kesempatan untuk memotivasi para wisudawan UII melalui penyampaian orasinya. Saat ini, alumnus Jurusan Teknik Informatika UII tersebut berkarir sebagai ahli networking di sebuah perusahaan IT Singapura, Signetique IT Pte Ltd.

“Sebagai alumni UII, saya merasakan manfaat yang begitu besar dalam perjalanan hidup saya. Tanpa disadari, sistem pendidikan di universitas ini telah mempersiapkan saya agar dapat beradaptasi dengan baik di dalam masyarakat”, katanya. Hal ini ia ceritakan terkait dengan pengalamannya pernah tinggal dan berkarir di Singapura yang notabene merupakan lingkungan non-muslim.

Selain itu, ia juga berpesan agar wisudawan memiliki semangat yang tinggi untuk mengejar cita-cita dan tidak mudah menyerah. Pria yang telah malang-melintang di dunia IT ini mengaku bahwa sebagai engineer, keberhasilan karirnya dibangun dengan kerja keras dan keyakinan. “Saya menjalani semua itu dengan penuh dedikasi dan tentunya terus berharap kepada Allah SWT untuk memudahkan segala urusan saya”, pungkasnya.

Inovasi merupakan suatu dilema bagi perusahaan, dapat menghasilkan hal yang menakjubkan namun sekaligus dapat mengakibatkan kerugian. Kemampuan memilih inovasi yang tepat adalah kunci sukses perusahaan dalam meraih keunggulan. Inovasi yang dapat dipilih oleh perusahaan sangat beragam jenisnya dan tergantung pada kemampuan perusahaan mengelola inovasinya.

Penelitian tentang inovasi sejatinya telah banyak dilakukan, namun lebih banyak menggunakan pendekatan parsial, belum banyak yang menggunakan pendekatan yang komprehensif, holistik atau menyeluruh. Adalah Trias Setiawati yang berhasil meraih gelar Doktor dari Universitas Islam Indonesia (UII) berkat penelitian desertasinya yang secara komprehensif membahas tentang inovasi dalam organisasi. Desertasi yang diberi judul Inovasi vs Regulasi; Studi Kasus Transisi Industri Jamu ke Industri Herbal di Indonesia berhasil ia pertahankan dihadapan para penguji dalam Ujian Terbuka Sidang Promosi Doktor Fakultas Ekonomi UII yang dipimpin oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., Senin (1/2).

Dalam penelitiannya, Trias mengungkap proses inovasi yang berlangsung di PT. Deltomed Laboratories. Menurutnya, kemampuan melakukan inovasi dalam mengelola bisnis jamu dan ikutannya secara modern akan menjadi kunci keunggulan perusahaan dalam bisnis produk kesehatan tersebut.

“Menurut LIPI (2010) untuk top ten Industri jamu tahun 2010 di Indonesia, Sido Muncul adalah rangking pertama, dan PT. Deltomed Laboratories (PT DL) adalah rangking ketujuh. Tapi keunggulan PT DL dalam mengelola usaha jamu masih dalam generasi kedua sementara lainnya sudah generasi ketiga dan keempat. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT DL memiliki suatu keunggulan yang berbeda dengan perusahaan lainnya.” Papar Trias.

Berdasarkan penelitian tersebut, Trias menyimpulkan bahwa inovasi organisasi adalah bahwa inovasi organisasi merupakan inovasi di tingkat organisasi yang dipicu oleh faktor eksternal dan internal. Sedangkan pendorong eksternal inovasi PT DL adalah mendayung di antara dua gelombang, industri farmasi sarat beban tapi menjanjikan,industri jamu dalam himpitan gelombang industri herbal. Sedangkan faktor internalnya adalah perubahan kepemimpinan perusahaan, perubahan intrastruktur organisasi, penguatan organisasi pembelajar, pengembangan manajemen pengetahuan dan pengelolaan manajemen SDM.

Proses inovasi meliputi enam tahap; pertama, ingin berlari seperti industri. Kedua, Semangat mengatur diri untuk berkompetisi. Proses ketiga, menaati regulasi dan bertekad menjadi pelopor transisi. Keempat, berkompetisi di industri herbal global. Kelima, berinvestasi teknologi untuk makin berdaya saing tinggi. Keenam, meneguhkan diri bertransisi untuk makin bernilai tinggi.

“Analisis menunjukkan bahwa inovasi yang dilakukan PT DL adalah pergulatan atas regulasi pemerintah (Adaptasi), dan sekaligus langkah bermutu untuk memenangkan persaingan.” Ujar Dosen FE UII sekaligus Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah tersebut.

Trias menyampaikan bahwa dari penelitian desertasinya tersebut dihasilkan empat tulisan ilmiah yang telah ia presentasikan di beberapa forum ilmiah, salah satunya ia presentasikan di Paris, Prancis.

Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga 2010 mencapai 7.824.623Ha. Perkebunan kelapa sawit paling paling banyak ada di Provinsi Riau dengan luas sekitar 1.612.382 hektar pada tahun dan bertambah menjadi 2.256.538 pada tahun 2011 (Rian Dalam Angka, 2012). Perkebunan ini tersebar di semua kabupaten maupun kota di Provinsi Riau, yang menunjukkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman primadona masyarakat di provinsi ini.

Demikian disampaikan Ir. Farida Hanum Hamzah, SP.,M.Si. saat mempresentasikan hasil penelitian disertasinya di hadapan promotor dan para penguji dalam Ujian Terbuka Sidang Promosi Doktor di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Kamis (14/1).

Farida menyampaikan, luas areal perkebunan yang terus bertambah menyebabkan meningkatnya kebutuhan terhadap tenaga kerja termasuk tenaga kerja dengan spesifikasi manajer. Jumlah manajer perkebunan kelapa sawit yang sangat terbatas telah menyebabkan adanya persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan manajer. Upaya untuk mendapatkan manajer bahkan sering dengan membajak manajer perusahaan perkebunan kelapa sawit lain.

“Pembajakan manajer terjadi karena perluasan kebun tidak diikuti dengan pertambahan sumber daya manusia terutama di level manajer. Sehingga ada gap yang sangat lebar antara supply dan demand level manajer perkebunan kelapa sawit. Fakta-fakta perpindahan ini dimungkinkan dan dipicu oleh perkembangan yang pesat dari adanya jaringan Teknologi Informasi dan komunikasi yang menembus daerah-daerah kantong perkebunan. Seorang manajer dengan mudah mendapatkan tawaran untuk mendapatkan jabatan atau gaji lebih tinggi dari perusahaan lain.” Jelas Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau tersebut.

fenomena perpindahan manajer menurutnya dipengaruhi oleh faktor internal yaitu dari dalam diri seorang manajer itu sendiri kemudian ditambah dengan faktor eksternal seperti rendahnya gaji, kurangnya kesempatan promosi ke jabatan yang lebih tinggi, dan faktor-faktor eksternal lainnya yang mengakibatkan para manajer lebih tertarik untuk pindah dari perusahaan yang ditempati ke perusahaan yang baru.

 

“Di perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mapan, untuk naik ke posisi lebih atas cenderung lebih sulit, sehingga banyak dari mereka yang memilih pindah keperusahaan-perusahaan baru yang masih berkembang sehingga ia mendapatkan gaji dan posisi yang lebih tinggi. Hal tersebut diperparah dengan tidak adanya ikatan kerja yang membatasi gerak seorang manajer sehingga tidak ada konsekuensi bagi manajer yang pindah.” Papar Farida.

Dalam suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit, kepindahan seorang manajer seringkali diikuti oleh bawahan-bawahannya, sehingga akan sangat merugikan perusahaan yang ditinggalkan. “Bahkan ada perusahaan perkebunan kelapa sawit yang manajernya pindah ke perusahaan lain kemudian bawahan-bawahannya juga ikut pindah sampai perusahaan tersebut bangkrut dan gulung tikar karena orang-orangnya pindah semua”. Ujar Farida.

Menurutnya, selama ini penelitian-penelitian hanya menyentuh manufacture dan lain-lainnya tidak ada yang masuk ke permasalahan yang lebih dalam yaitu fenomena turn over tersebut. “Saya berharap ada kajian lagi yang masuk ke dalam seperti ini, Jika penelitian ini tidak dilakukan maka fenomena turn over ini tidak akan terungkap, sebenarnya ini fenomena dahsyat. Oleh karena itu penelitian ini saya berharap bermanfaat bagi industri khususnya bagi Perguruan Tinggi untuk menghasilkan SDM perkebunan kelapa sawit yang berintegritas agar fenomena turn over tidak benyak terjadi.” Papar Farida.

Berkat penelitiannya tersebut Farida berhak menyandang gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Ia menjadi Doktor ke-29 yang dululuskan oleh Fakultas Ekonomi UII.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Madani Balikpapan Kalimantan Timur melakukan studi banding ke Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII, pada selasa 15 Desember 2015. Rombongan STIE Madani terdiri dari pengelola STIE termasuk Ketua Yayasan H. Abdul Wahab, didampingi pembantu ketua bidang kemahasiswaan H. Muhammad Amin Latief, ketua II bidang Keuangan ibu Marthatila serta karyawan dan keluarga.

Rombongan diterima oleh Direktur PPS FE UII, Dr. Zainal Mustofa El Qodri, MM., diruang Sidang MM Lt. 3 Gedung Prof. Ace Partadiredja, kampus FE UII, Condongcatur. Turut menyambut rombongan Sekretaris PPS FE UII, Dra. Erna Hidayah,  M.Si., Koordinator Program MM PPS FE UII, Dr. Zaenal Arifin, M.Si., Abdul Hakim, SE., M.Ec., Ph.D dan Drs. Achmad Tohirin, MA., Ph.D, serta Johan Arifin, SE., M.Si., Ph.D.

STIE Madani merupakan sekolah tinggi pertama sebagai Yayasan legal yang memiliki ijin di Balikpapan Kalimantan Timur. Dalam kunjungan ini STIE Madani ingin melihat lebih dekat tata kelola Pascasarjana FE UII serta menjalin kerjasama dengan Pascasarjan FE UII, mengingat bahwa persaingan perguruan tinggi semakin sulit. Menurut H. Muhammad Amin Latief bahwa kendala utama banyak mahasiswa lebih memilih belajar ke Samarinda dibanding Balikpapan. Untuk itu ke depannya diharapkan adanya kerjasama dibidang pemasaran dengan Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII untuk meningkatkan jumlah minat mahasiswa belajar di Balikpapan.

Menurut Dr. Zainal Mustafa EQ., MM, untuk mengatasi masalah yang dihadapi STIE Madani salah satunya dengan mengadakan pelatihan atau workshop, hal ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan STIE Madina kepada masyarakat luas, Kalimantan Timur khususnya. Selanjutnya Dr. Zainal Mustafa EQ., MM  juga memaparkan mengenai proses pengajuan akreditasi BAN PT yang dilakukan olehProgram Pascasarjana FE UII. Ditambahkan juga oleh Abdul Hakim, SE., M.Ec., Ph.D, informasi perkembanganProgram Doktor, serta beberapa informasi teknis yang terkait. Diskusi dan tanya jawab berlangsung sangat intensif dari kedua belah pihak dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Acara ditutup dengan bertukar cinderamata dan berfoto bersama.