Dipimpin Direktur Program, Wakil Program, staf dan Koordinator Program lainnya, memberikan bantuan dan pelatihan di Panti Asuhan Cipto Siswoyo Dusun Karangwuni, Turi, Sleman, hari Rabu 30 Desember 2015. Bantuan dan pelatihan ini diterima pengelola panti beserta perangkat desa yang mengelola panti asuhan Cipto Siswoyo.

Dalam Perkenalannya, Bapak Ismaji selaku pengelola mengatakan tidak semata-mata mendirikan panti asuhan ini untuk mencari untung, tetapi ingin berbagi pada anak-anak yang kondisinya kurang mampu, untuk itu ia menghibahkan rumahnya dijadikan panti asuhan yang sebagian masih dibangun dengan bantuan penduduk sekitar. Saat ini panti asuhan ini masih merawat 7 anak yang rata–rata masih mengenyam pendidikan Sekolah Dasar.

Hal senada juga disampaikan Dr. Zainal Mustafa EQ., MM dalam penyampaian pelatihannya bahwa panti asuhan merupakan organisasi sosial  seperti yang diamanatkan dalam Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 bahwa “Fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara” jadi bukan tanggung jawab Negara saja tapi merupakan masalah kita bersama yang harus diselesaikan bersama-sama. Kedepannya diharapkan panti asuhan dapat dikelola dengan manajemen yang baik dan benar baik dalam memberikan pendidikan Agama Islam, pendidikan akhlak dan membuang kebiasaan atau kepribadian  yang buruk bagi anak asuh hingga menentukan nasib dan masa depan para anak yatim.

Sebagai penutup acara Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII (PPs FE UII) memberikan bantuan bagi panti asuhan serta bantuan ke Masjid Al Fatah. Diharapkan kelak program pengabdian masyarakat ini dapat dilakukan setiap tahunnya.

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar prosesi wisuda pada jenjang Doktor, Magister, Sarjana dan Ahli Madya untuk Periode II Tahun Akademik (TA) 2015/2016 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir pada hari ini (19/12). Wisuda pada hari ini diikuti oleh 761 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 17 orang dari Program Diploma (D3), 638 orang dari Program Strata Satu (S1), 101 orang wisudawan/wisudawati dari Program Magister dan 5 orang wisudawan/wisudawati dari Program Doktor. Dari jumlah tersebut, 140 orang berhasil meraih predikat cumlaude.

Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Program Strata Satu, 3,96 (tiga koma sembilan puluh enam) berhasil diraih oleh Andy Tri Lesmana, mahasiswa Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen, yang juga berhasil menempuh waktu studi tercepat dengan masa studi tiga tahun tiga bulan. Sampai kelulusan kali ini, alumni UII telah mencapai jumlah 79.682 orang.

Turut hadir dalam pelaksanaan wisuda UII kali ini, Kordinator kopertis wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA., perwakilan dari Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII Dra. Yuliani Putri Sunardi, serta alumni UII Syafri Yuzal yang saat ini menjabat sebagai direktur PT. Aino Indonesia.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan kepada wisudawan/wisudawati bahwa tantangan kedepan di dunia kerja akan semakin tinggi, terlebih lagi karena implementasi MEA sudah siap di lakukan pada 31 Desember 2015 mendatang.

“Ada baiknya kita semua berpikir positif bahwa implementasi MEA 2015 itu bukan lah sebuah ancaman, sebaliknya jadikan itu sebagai peluang, memang benar tantangan dunia kerja akan semakin berat, tapi jangan lupa bahwa peluangnya juga menjadi semakin luas”, ungkapnya.

Sebelumnya Bambang Supriyadi juga menyinggung hal tersebut, kemudian selebihnya Beliau berpesan kepada wisudawan/wisudawati untuk mengembangkan potensi diri di dunia kerja seluas-luasnya, jangan hanya di Yogyakarta saja. Kalau sudah mendapatkan ilmu di Yogyakarta, maka manfaatkan ilmu tersebut untuk membangun daerahnya masing-masing agar pembangunan ekonomi Indonesia bisa dilakukan secara serentak dan menyeluruh.

Sementara itu Syafri Yuzal mendapatkan kesempatan untuk menceritakan pengalamannya belajar di UII kepada wisudawan/wisudawati. Mulai dari awal keputusannya masuk UII, pengalaman selama proses belajar, organisasi yang diikuti, sampai dengan diterima kerja diperusahaan satu hari tepat sebelum wisuda.

“Fokuslah pada hidup kita sendiri, jangan pernah menginginkan kehidupan orang lain, karena yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Allah SWT begitu pula sebaliknya, rencanakan masa depan kita sendiri, percaya dengan apa yang kita sukai dan kuasai, lakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain”, pungkasnya

Persaingan yang sehat dalam dunia usaha merupakan sebuah keharusan, hanya dengan itu pelaku usaha bisa bebas keluar masuk industri atau pasar tanpa hambatan. Pada pasar dengan persaingan yang sehat konsumen akan diuntungkan, namun tidak merugikan pelaku usaha, sebaliknya pada pasar monopoli hanya akan menguntungkan pelaku usaha tetapi merugikan konsumen.

Dalam Islam, persaingan usaha ini sudah banyak dibahas dalam berbagai kajian, seperti ketika Rosulullah SAW tidak mau menetapkan harga kurma pada batas tertentu pada saat harga kurma sangat mahal. Tujuannya bagus yaitu untuk melindungi konsumen, namun hal itu menyalahi mekanisme pasar, dari situ menunjukkan bahwa Islam tidak memperbolehkan kartelisasi harga, harga sepenuhnya harus diserahkan kepada pasar.

Untuk mengkaji masalah itu lebih dalam, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) bekerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Republik Indonesia hari ini (01/12) menyelenggarakan Seminar Nasional Persaingan Usaha dalam Perspektif Islam bertempat di Ruang Audiovisual Perpustakaan Pusat UII.

Hadir sebagai pembicara diantaranya Dr. Halim Alamsyah, Dr. Muhammad Syarkawi Rauf, SE., M.Ec., Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail, Drs. Munrokhim Misanam, MA.Ec., Ph.D., Dr. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag., Prof. Dr. Jamal Othman., dan lain-lain.

Wakil Rektor II UII Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa Islam memang harus hadir dalam berbagai konteks kekinian, termasuk dalam persaingan usaha, agar tercapai persaingan yang sehat dan adil bagi semua pihak. Selebihnya Dekan FE UII Dr. Drs. Agus Hardjito, M.Si., menambahkan bahwa seminar nasional ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam hasanah keilmuan Islam termasuk mengenai persaingan usaha yang sehat.

Materi yang disampaikan diantaranya berkaitan dengan konsep dasar dan tujuan bisnis dalam Islam, mekanisme pasar dalam Islam, konsep dan praktek persaingan usaha dalam Islam, mekanisme pengawasan persaingan usaha, implikasi pengaturan, dan juga formulasi pengaturan persaingan usaha

Purwanto, S.Com.,MM. meraih gelar Doktornya di Universitas Islam Indonesia (UII) setelah berhasil mempertahankan penelitian desertasinya di hadapan para penguji yang dipimpin oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., Rabu (25/11) di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII.

Dalam desertasinya, Purwanto mengangkat topik tentang Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tata Kelola dan Krisis Terhadap Tunneling Pinjaman Berelasi. Penelitian Purwanto merupakan studi empiris yang di lakukan pada perusahaan-perusahaan dalam suatu kelompok bisnis dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dijelaskan Purwanto, Pinjaman Berelasi merupakan hal yang sering dilakukan dalam kelompok bisnis terutama dengan struktur kepemilikan piramida yang merupakan karakteristik perusahaan di Indonesia. Pinjaman Berelasi selain memberikan manfaat juga memberikan sejumlah resiko terhadap masalah keagenan, seperti dalam pengambilalihan hak pemegang saham minoritas melalui aktifitas tunneling.

Tunneling merupakan tranfer sumber daya dalam sebuah grup bisnis yang bertujuan untuk saling mensupport antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya dalam satu grup bisnis agar mampu bersaing.” Papar Purwanto.

Ia menjelaskan tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tunneling pinjaman berelasi pada perusahaan publik di Indonesia. Penelitian dilakukan di perusahaan selain bank dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian desertasi yang dilakukan Purwanto tersebut menunjukkan bukti empiris bahwa transaksi pinjaman dengan pihak berelasi adalah sarana untuk tunneling, meskipun kerangka regulasi telah banyak mengalami perbaikan sejak krisis keuangan Asia 1997. Struktur kepemilikan piramida dan kepemilikan keluarga tidak selalu buruk, namun temuan penelitiannya memberikan bukti risiko dari jenis kepemilikan tersebut.

Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang.Ini akan mempengaruhi banyak orang, terutama pekerja yang berkecimpung pada sektor keahlian khusus.

Hal ini diungkapkan oleh A.H.Mulyanto, Ph.D. dalam sambutannya sebagai pembicara di Kuliah Dosen Tamu yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Sabtu (21/11/2015). Pembicara yang menjabat sebagai Direktur PT. Emindo Energi Primer Indonesia, Grup PT. Energi Management Indonesia (Persero), turut juga hadir sebagai moderator Drs. Nursyabani, M.Si dan Dra. Nursyamsiah, MM.

A.H Mulyanto Ph.D menjelaskan bahwa Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.”Sehingga pada intinya, MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya.”

Untuk itu perlu adanya Standar ISO 9001:2015 dan ISO 50001:2011. ISO 9001:2015 bagaimana sistem manajemen harus dilakukan oleh suatu organisasi untuk bisa menjamin mutu produknya, baik barang (goods) maupun jasa (service), agar mutu produk tersebut sesuai dengan persyaratan pelanggan, atau persyaratan lain, maupun sesuai standard mutu yg telah ditetapkan organisasi yang berfokus pada manajemen atau pengelola mutu organisasi tersebut. Kepatuhan atau compliance inilah yang membedakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dengan model manajemen lainnya, organisasi tidak bisa bebas mengembangkan sendiri sistem manajemennya. Itulah sebabnya audit ISO 9001:2015 yang dilakukan oleh Badan Sertifikasi disebut juga dengan compliance audit atau audit kepatuhan. Sedangkan ISO 50001 dirancang untuk membantu perusahaan agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong efisiensi pada seluruh rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan) dan ISO 9001 (sistem manajemen mutu).

Kebangkitan China baik secara ekonomi maupun militer dalam beberapa tahun terakhir telah membuat dilema besar bagi sejumlah negara di kawasan asia pasifik. Sebagaimana tampak dari upaya agresif China di kawasan Laut China Timur dan Laut China Selatan melalui penguatan armada laut birunya. Begitu juga dengan perekonomian China yang semakin kuat,  dimana di tahun 2011 yang lalu GDP China berhasil melampaui Jepang.

Hal tersebut disampaikan Laksda Untung Suropati, saat menjadi pembicara pada studium generale bertema “Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana Universitas Islam Indonesia (UII) Semester Ganjil TA 2015/2016, di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito UII, Sabtu (31/10). Turut hadir dalam studium generale yang diiniasi oleh Direktorat Akademik UII ini, Rektor UII, Dr. Harsoyo, Wakil Rektor I UII, Dr-Ing Ilya Fajar maharika, Direktur Direktorat Akademik UII, Arief Rahman, Ph.D., Direktur Direktorat Pemasaran, Kerjasama dan Alumni UII Hangga Fathana, S.IP, B.Int.St, MA. dan Guru Besar Hukum Internasional UII, Prof. Jawahir Thontowi.

Dituturkan Laksda Untung Suropati, yang saat ini sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bid. Manajemen Nasional Lemhamnas RI, kebangkitan China menurutnya juga telah memunculkan dilema bagi Bangsa Indonesia. Di satu pihak, Indonesia ingin hubungan ekonomi yang lebih erat dengan China mengingat potensi untuk menjadikannya sebagai salah satu pasar terbesar bagi produk-produknya. Indonesia juga menginginkan invesitasi China dalam jumlah besar untuk memacu pembangunan, utamanya di bidang infrastruktur.

Namun di sisi lain, agresivitas China terutama di laut China Selatan menurut Untung Suropati juga membahayakan kepentingan luar negeri Indonesia yang menginginkan wilayah yang netral, damai, dan bebas dari intervensi kekuatan-kekuatan besar luar kawasan. Sikap agresivitas China ini menurutnya juga di khawatirkan akan membahayakan soliditas ASEAN.

Isu kebangkitan China menurut Untung Suropati juga akan bersinggunangan dengan tekad Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia ke depan. Menurutnya langkah pertama yang harus dilakukan adalah meredefinisi secara jelas dan tegas, apa yang sejatinya menjadi agenda nasional Indonesia di kawasan.  Salah satunya dapat dilakukan dengan menyusun grand strategy pembangungunan Poros Maritim Dunia. Indonesia pun perlu lebih tegas dalam mengimplementasikan kebijakan politik luar negrinya.

Lebih lanjut dipaparkan Untung Suropati, Indonesia menurutnya juga perlu menegaskan doktrin dan strategi pertahanan yang tepat sesuai tantangan dan dinamika perubahan zaman saat ini, seperti fenomena pergeseran pusat gravitasi politik dan ekonomi dari Trans Eropa menuju Asia Pasifik. “Inilah waktunya kita me-rethingking doktrin dan strategi pertahanan negara kita menjadi Strategic Foward Defense. Sebagai konsep geopolitik yang outward looking, kebijakan Poros Maritim Dunia mutlak memerlukan proyeksi kekuatan keluar,” terangnya.

Sementara disampaikan Dr. Harsoyo dalam sambutannya, tujuan dari diselenggarakannya studium generale adalah untuk membuka wawasan para mahasiswa Pascasarjana mengenai konsep Poros Maritim Dunia. Selain itu juga dengan harapan para mahasiswa Pascasarjana UII dapat memahami kesempatan dan tantangan di masa depan, sehingga dapat menyiapkan diri lebih professional dan kompeten di bidangnya.

Lembaga Semarang Growth Centre (SGC) mengalami transformasi tak terencana sehingga menjadi Balai Pengembangan dan Layanan Perguruan Tinggi (BPLPT – 2001) dan kemudian Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin – 2012). Meski proses dialektika transformasi organisasi semula adalah tidak terencana, setelah menjadi Polimarin perubahan organisasi menjadi perubahan kontinyu dan terencana.

Hal itu dikatakan promovendus Sri Tutie Rahayu dalam mempertahankan disertasi “Hegemoni Kekuasaan : Dialektika Transformasi Organisasi pada Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin)” di kampus Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII, Rabu (28/10). Sri Tutie merupakan Doktor ke-26 yang dihasilkan PPs FE UII dengan promotor Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono dan co promotor Drs. Achmad Sobirin, MBA., Ph.D., Ak dan Drs. Fathul Hilma, MA.,Ph.D. Adapun penguji dalam sidang adalah Dr. Zainal Mustafa EQ, MM, Drs. Sito Meiyanto, Ph.D dan Arif Hartono, SE., MHRM., Ph.D.

Dikatakan, perubahan organisasi merupakan kebutuhan nyata menghadapi persaingan yang semakin ketat. Saat ini, menurutnya adaptasi perusahaan menjadi perhatian. Pada Awalnya, jelas Sri Tutie, pendirian SGC bertujuan membantu perguruan tinggi swasta (PTS) di Kopertis wilayah VI dengan menyediakan fasilitas dan prasarana pembelajaran untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai salah satu kampus pertama di Indonesia yang concern akan penggunaan System Application and Product (SAP), kembali menggelar pelatihan  SAP dilingkungannya.

Seperti penyelenggaraan ditahun sebelumnya, kegiatan yang diselenggaran selama 4 hari, yakni tanggal 30 Oktober dan 4, 5, dan 7 November 2015 di Kampus Fakultas Ekonomi UII Condongcatur, para peserta juga akan diajak melihat secara langsung penggunaan SAP di perusahaan PT Sari Husada Generasi Mahardika. Peserta pelatihan yakni para tenaga kependidikan di devisi keuangan dan umum, serta sejumlah wakil dekan di lingkungan UII.

Demikian disampaikan ketua pelaksana training SAP UII, Noor Endah Cahyawati, SE, M.Si. pada sesi pembukaan, Jum’at (30/10). Turut hadir dalam agenda ini, Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si., Direktur Monsoon Academy, Abdy Taminsyah, Direktur Keuangan dan Anggaran UII, Fitra Roman Cahaya, SE, M.Com, Ph.D. dan Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dra. Siti Nurul Ngaini, MM.

Rangkaian kegiatan seperti disampaikan Noor Endah Cahyawati, hari pertama para peserta akan diajak untuk belajar SAP melalui game Enterprise Resource Planning (ERP). Yakni sebuah  sistem yang membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Dilanjutkan pertemuan ke dua para peserta pelatihan akan diajak mengunjugi PT Sari Husada Generasi Mahardika yang berada di Klaten Jawa Tengah.

Lebih lanjut disampaikan Noor Endah Cahyawati, agenda pelatihan di hari ke tiga dan ke empat akan diisi dengan pelatihan SAP bagi para pemula dan ditutup dengan penjelasan evaluasi kesalahan pemeriksaan yang biasanya dilakukan melalui audit internal.

Dukungan disampaikan Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto , M.Si. akan diselenggarakannya pelatihan SAP ini. Menurutnya di UII kedepannya akan banyak dikembangkan pemanfaatan sistem SAP. Selain itu disampaikan Nur Feriyanto dalam pelatihan ini para peserta tidak hanya belajar teori tetapi juga studi banding langsung ke perusahaan yang menggunakan aplikasi SAP.

Dalam penyelenggaraan aktifitas akademik di kampus, adanya jaminan mutu atas layanan akademik perlu mendapat perhatian. Hal ini penting sebab kampus sebagai institusi pendidikan bergerak di bidang jasa yang melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Sebagai pengguna jasa, masyarakat tentunya berhak memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas dan terjamin mutunya.

Sejalan dengan itu, UII pun terus berupaya meningkatkan jaminan mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh unit-unit di lingkungannya. Unit-unit tersebut meliputi prodi S-1, diploma, program master, program doktor, laboratorium, dan pusat-pusat studi. Guna memastikan kesemua unit itu telah menerapkan sistem penjaminan mutu yang baik, audit mutu internal (AMI) dilaksanakan secara rutin oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII.

Sebagaimana tergambar dalam pembukaan AMI Kinerja Akademik yang berlangsung di Gedung Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII, Jum’at (30/10). Kegiatan ini diikuti oleh pimpinan dan kepala unit akademik di UII yang relevan dengan pelaksanaan audit tersebut.

Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam sambutan pengarahannya mengatakan bahwa pelaksanaan audit ini sangat penting untuk mengukur kinerja dari masing-masing unit akademik yang ada. “Audit jangan dianggap sebagai momok untuk mencari kesalahan. Namun hendaknya dimaknai sebagai upaya untuk mempertahankan yang sudah baik dan meningkatkan hal yang masih kurang baik”, ujarnya. Oleh karenanya, kerjasama di antara auditor dan auditee perlu terjalin dengan baik agar proses audit dapat berjalan maksimal.

Rektor juga mengingatkan tantangan persaingan yang semakin ketat di masa mendatang perlu disikapi dengan serius oleh semua pemimpin di unit akademik yang ada di UII. “Standar penjaminan mutu kita perlu semakin ditingkatkan agar mampu merespon tantangan global”, tambahnya.

Sementara Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si menjelaskan proses audit akan dilaksanakan oleh 49 auditor dengan jumlah unit yang diaudit sebanyak 162 unit. Untuk meningkatkan efektivitas audit, ia menerangkan proses audit hanya berlangsung 1 hari di masing-masing fakultas. “Selama 1 hari kami targetkan auditor mampu mengaudit 2 fakultas beserta unit-unit akademik yang ada di dalamnya sehingga waktunya akan lebih efektif”, katanya. BPM UII juga berencana menyelesaikan platform audit mutu internal yang mencerminkan kharakteristik UII sebagai lembaga pendidikan tinggi bernafaskan Islam.

Saat ini persaingan Perguruan Tinggi (PT) di tingkat nasional semakin ketat, akibat dari persaingan tersebut setiap PT berlomba-lomba untuk mempertahankan eksistensi. Sama hal nya dengan berbagai PT yang berada di Sumatera Utara. Keberhasilan suatu universitas sangat didukung oleh berbagai pihak di antaranya pimpinan, pegawai, staf pengajar dan juga mahasiswa itu sendiri.

Salah satu faktor penentu dari keberhasilan suatu universitas adalah pegawai. Hal ini disebabkan karena secara langsung mereka berinteraksi dengan para mahasiswa. Hubungan baik yang tercipta di antara kedua pihak akan membuat suasana kerja lebih nyaman dan kondusif, sehingga proses kegiatan operasional yang berlangsung dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut mendorong Safrida, SE.,M.Si., melakukan penelitian desertasi dengan topik yang membahas tentang stress kerja dan dampaknya pada kinerja tenaga kependidikan di seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Medan.

Saat mempertahankan desertasinya di hadapan Rektor UII dan Penguji dalam Ujian Terbuka Sidang Promosi Doktor di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu (28/10), Safrida, SE.,M.Si., mengungkapkan bahwa dari 18 Perguruan Tinggi Swasta yang diambil datanya, terdapat 10 perguruan tinggi yang tenaga kependidikannya mengalami stress kerja. “Lebih dari 50% dari perguruan tinggi yang diambil datanya, karyawannya mengalami stress kerja. Fenomena tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari gaji masih di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP), minimnya penghargaan bagi pegawai berprestasi, fasilitas kerja kurang memadai, dan jenjang karir yang tidak jelas.” Papar Safrida.

Selain itu, fenomena lainnya masih rendahnya kualitas kehidupan kerja pegawai, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengayaan kemampuan kerja, minimnya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri, penolakan perubahan budaya kerja, rendahnya kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi, dan masih banyaknya tenaga kependidikan yang merangkap jabatan. Faktor-faktor tersebut menjadi pemicu pegawai mengalami stress kerja yang kemudian membawa dampak negatif pada pekerjaannya.

Oleh karena itu, ia berharap hasil penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi perguruan tinggi di Medan khususnya perguruan tinggi swasta untuk memperbaiki kualitasnya dengan cara meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pegawainya.

“Para pimpinan perguruan tinggi khususnya di Medan sebaiknya lebih memperhatikan tenaga kependidikan karena secara administratif mereka memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas universitas. Tenaga kependidikan perlu diberdayakan semaksimal mungkin melalui pembagian tugas yang jelas, peningkatan kompensasi, peningkatan perencanaan karir melalui pelatihan-pelatihan yang mendukung tahap pekerjaan mereka.” Papar Safrida.

Ia melanjutkan, pimpinan perguruan tinggi juga perlu bersikap tegas terhadap tenaga kependidikan yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, tanpa melihat ada tidaknya ikatan persaudaraan. Hal tersebut mengacu fenomena dimana masih banyaknya tenaga kependidikan yang direkrut karena faktor hubungan kekeluargaan.

“Saat ini penelitian banyak dilakukan hanya kepada dosen namun mengabaikan tenaga kependidikan. Ini untuk mengubah cara pandang bahwa semua terintegrasi, sehingga mampu mewujudkan visi-misi perguruan tinggi. Dari tingkat kesulitan memang lebih sulit meneliti pegawai karena belum ada standar penilaiannya sebagaimana dosen.” Tegas Dosen di Universitas Islam Sumatera Utara tersebut.

Dengan keberhasilannya mempertahankan penelitian desertasinya, hal tersebut menghantarkannya meraih gelar Doktor di bidang ilmu ekonomi pada Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII. Ia menjadi Doktor ke-81 yang ujiannya dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia