,

Perspektif Ekonomi Islam Terhadap Era Revolusi Industri 4.0

Dewasa ini, pengembangan ekonomi Islam baik di dunia akademik maupun praktik sangat penting untuk menjadi perhatian. Ini juga terkait bagaimana mengembangkan pemikiran dan aplikasi sistem ekonomi Islam di Indonesia. Salah satu upaya dapat dilakukan yaitu dengan pewarnaan lingkungan kampus serta kurikulum dan penyelenggaraan acara-acara akademik seperti seminar atau workshop dengan nilai-nilai Islam. 

Kamis (25/7) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) melalui lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) mengadakan acara tahunan yang bertajuk The 2nd Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics (CIMAE) dengan tema “The Islamic Economics Role in Achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) in Industrial 4.0 Era”. 

Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D. selaku Dekan FE UII dalam sambutannya menyatakan harapan besar terkait pembangunan ekonomi Islam di Indonesia dan bagaimana potensi ekonomi Islam dapat diterapkan di sektor pendidikan terutama di perguruan tinggi.

Para peneliti, akademisi maupun mahasiswa yang tertarik di Islamic Management, Islamic Accounting, dan Islamic Economics dapat mempresentasikan dan mempublikasikan makalah penelitian mereka serta membangun jejaring di antara para sarjana Manajemen Islam, Akuntansi dan Ekonomi secara nasional dan internasional.

Kegiatan yang berlokasi di garden room Hotel Eastparc Yogyakarta ini menghadirkan empat pembicara yang mumpuni di bidangnya, yaitu Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D. (Director of Center of Strategic Studies at The National Board of Zakat (BAZNAS), the Republic of Indonesia, Dr. Luqyan Tamanni (Head of Division Sharia Financial Infrastructure Development at Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Dr. (Cand) Priyonggo Suseno (Senior Researcher at Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia, dan Greget Kalla Buana, M.Sc. (Islamic Finance Specialist, United Nations Development Programme (UNDP).

Berbagai perspektif di bidang ekonomi islam yang dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) sendiri dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.  Menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan seperti lingkungan, sosial, dan  ekonomi. 

Tujuan ekonomi Islam dalam beberapa sudut pandang yaitu tujuan filosofi yang terdiri dari Al-Falah (holistic prosperity) dan Maqasid al-Shariah dan tujuan operasional yang terdiri dari peningkatan iman, penciptaan maslahah, mencegah konsentrasi dari kekayaan, dan menghindari kegiatan berbahaya serta distribusi yang merata.

Empat konteks utama Ekonomi islam untuk SDGs di bawah revolusi industri 4.0 dengan menggunakan teori dari Maqashid Shariah, penyelarasan SDGs dengan Maqashid Shariah dan ekonomi islam, bagaimana revolusi industri 4.0 berdampak pada ekonomi islam, serta pendidikan dan penelitian pada ekonomi islam di bawah revolusi industri 4.0.

Hal yang penting untuk ditekankan juga pada aspek dampak. Dampak merupakan hal yang paling vital dan dirasakan langsung oleh masyarakat maupun lingkungan. Terutama dampak pada investasi yang merupakan penyebaran dana dengan tujuan untuk menghasilkan dampak sosial dan lingkungan serta pengembalian keuangan.

Ketua penyelenggara dari P3EI Heri Sudarsono, SE, M.Ec juga menyampaikan harapan agar acara-acara seperti ini tetap diselenggarakan. Mengingat bahwa ekonomi islam sangat potensial diterapkan di Indonesia dan memiliki dampak yang berkepanjangan bagi pembangunan ditengah-tengah revolusi industri 4.0. (ARS)