Pada era industri 4.0 saat ini, banyak pekerjaan yang dilakukan oleh manusia kian fungsinya telah digantikan oleh robot atau komputer. Sebagai seorang akuntan kita harus tau bagaimana cara mempersiapkan diri dalam menghadapi hal tersebut. “Karena ilmu akuntansi itu kan clerical, nah kita harus bisa memposisikan diri sebagai akuntan di industrI 4.0 ini”. tutur Maulidyati Aisyah, S.E., M.Com(Adv). Untuk membuka wawasan mahasiswa yang nantinya juga akan terjun dalam dunia kerja dan semakin mengetahui akan peluang yang mereka miliki, dan jenis pekerjaan apa yang bisa mereka ambil, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan kuliah umum yang bertajuk “Bekerja di Era Digital – SAP Konsultan” (22/6). Kegiatan ini ditujukan kepada para mahasiswa yang kini tengah mengambil mata kuliah Sistem Aplikasi ERP – SAP.

Adanya perkembangan teknologi dapat memberikan kemudahan dan membantu dalam melakukan berbagai sektor kegiatan. Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa manfaat teknologi dapat membantu aktivitas manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Teknologi sudah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan karena dapat membantu mempermudah proses kerja yang terjadi di kehidupan sehari-hari, baik dari hal kecil hingga pada hal yang kompleks. Tidak hanya memudahkan kehidupan manusia, teknologi juga dapat membantu dalam menunjang suatu bisnis perusahaan.

Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang dapat diterapkan oleh perusahaan guna mendukung proses bisnis yang dijalankan. ERP bertujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi  perusahaan ke pusat penyimpanan data agar dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan.

Astrian Meitasari, S.E, selaku SAP FICO Consultant di PT. Surya Citra Televisi yang juga merupakan pembicara dalam acara kuliah umum kali ini mengatakan bahwa “Walaupun saat ini telah banyak aktivitas yang digantikan oleh robot namun ilmu Akuntansi dan IT tetap membutuhkan tenaga manusia dalam proses pengendaliannya”. Sehingga untuk menghadapi hal tersebut kita harus bisa menjalankan dan menguasai teknologi yang ada. Tidak berhenti sampai disitu, sebagai seorang akuntan dituntut untuk tetap meng-upgrade kemampuan yang telah dimiliki. Hal ini tak lain karena bekerja di era yang serba digital ini akan membuat persaingan semakin ketat, lapangan kerja pun kian waktu telah digantikan dengan teknologi. Sehingga di perlukan skill yang memumpuni untuk dapat mengendalikan hal tersebut.

Dengan adanya kuliah umum ini, program studi akuntansi berharap mahasiswa akuntansi yang memiliki passion di ERP (SAP) mereka bisa menekuni itu sehingga mereka memiliki skill kompetensi yang memadai, agar setelah lulus dari bangku perkuliahan mereka tau apa yang harus mereka lakukan dan mengetahu kemana arah tujuan mereka. (SAL/ERF)

Sabtu (22/6) bertempat di Aula Tengah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Program Studi Akuntansi menyelenggarakan Pembekalan Alumni.  Beberapa pembicara pada acara tersebut Atrin Meitasari, SE, merupakan alumni program Studi Akuntansi yang berkarir dibidang IT dan akuntan khususnya SAP ERP dan Annisaa Miranty Nurendra, M.Psi, dosen program Studi Psikologi FPSB UII sekaligus Asesor di pusat Psikologi terapan UII.

Atrin Meitasari, SE., merupakan alumni program studi Akuntansi yang expert pada bidang  SAP, yang memulai mengenal SAP ERP melalui UII. Dimulai dengan menjadi asisten dosen ERP, beliau belajar ERP dan memenangkan SAP top ten ERP. Sambil belajar tepat pada Agustus 2008 beliau diterima bekerja pada PT. Elnusa Tbk. salah satu dari anak perusahaan Pertamina yang bergerak dibidang minyak dan gas. Berbekal ilmu ERP saat kuliah, beliau berpesan kepada alumni untuk mencintai pekerjaan dimasa depan nanti agar dapat mengembangkan diri sesuai passion, percaya atau tidak jika kita tidak mencintai pekerjaan dan hanya mementingkan gaji maka karir kedepan akan tertinggal.

Saat ini beliau masih bekerja di bidang SAP ERP di perusahaan SCTV dalam dunia media Meitasari.  Merasa tertantang dan ingin melakukan hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, rasa ingin tahu yang tinggi, dan ingin mengembangkan pengalaman dalam bidang IT dan akuntan yang sebelumnya pernah didapatkan. Meitasari berpesan fresh graduate diharapkan memiliki soft skill untuk memiliki nilai lebih diterima pada suatu perusahaan.

Meitasari memberikan pengalaman saat melamar. Pertama adalah proses Application and CV, alumni diharapkan melampirkan CV dengan foto dan informasi yang padat. Kedua, tes psikotes sesuai kepribadian agar pekerjaan dapat dilakukan dengan bakat dan minat pada kepribadian masing-masing. Tahap ketiga yaitu interview umum, dalam tahap ini akan dipertanyakan tentang skill yang dimiliki fresh graduate. Tahap keempat adalah tahap medical test, dan tahap terakhir jika diterima mendapatkan offering letter.

Selanjutnya sesi psikologi yang disampaikan oleh Annisaa Miranty Nurendra,M.Psi., yang merupakan dosen program Studi Psikologi FPSB UII. Beliau menyampaikan kepada alumni  bahwa dunia kerja merupakan “Welcome to the Jungle”  dimana dunia yang sesungguhnya sangat berbeda dengan dunia sekolah atau kuliah dimana seseorang dituntut untuk profesional. Pada saat pembekalan alumni, fresh graduate diharapkan dapat menemukan satu pekerjaaan yang dapat memberikan kenyamanan dan sebisa mungkin relevan dengan bidang studi yang dimiliki. Jika memang menemukan pekerjaan yang tidak linear dengan bidang studi, dapat mencoba lowongan terbuka untuk jurusan umum dan alumni dituntut untuk tidak terpaku dengan lamaran satu perusahaan dan sebisa mungkin mendaftar sebanyak mungkin untuk mencoba pada beberapa perusahaan.

Selanjutnya hampir sebagian besar fresh graduate muncul perasaan ketika mendapatkan pekerjaan apakah sesuai dengan passion atau tetap memilih komitmen karena tidak semua alumni mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, sehingga dapat dua kemungkinan apakah seseorang akan melakukan hal-hal yang dicintai atau akan berusaha mencintai pekerjaan yang akan dilakukan. Hal tersebut kembali kepada masing-masing individu. Annisaa menyarankan kepada alumni agar dapat mengenali diri supaya tidak salah pilih, dengan mengenali apa potensi diri sendiri dan memastikan potensi. Selanjutnya, aspek yang paling penting dalam memilih pekerjaan dapat berupa pertimbangan gaji, apakah sesuai dengan kemampuan dan tetap memperhatikan UMR. Selain itu, dalam memilih pekerjaan dapat mempertimbangkan lokasi kerja yang dekat dengan domisili. Jenjang karir sebaiknya sesuai dengan bidang studi sebelumnya ataupun dapat berbeda sesuai dengan kebijakan perusahaan dan apabila para alumni merasa bimbang dalam memilih karir, dapat mendiskusikan pilihan karir dengan orang yang dianggap ahli dan keluarga. (AF/FI)

Idulfitri tiba ketika umat Islam selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh. Ramadan tentu lebih dari sekadar latihan. Ramadan merupakan wadah memperbaiki diri, sekaligus waktu dilimpahkannya rahmat serta ampunan dari-Nya.

Saat bulan suci itu usai, umat muslim pasti merayakannya dengan penuh haru dan suka cita karena telah berhasil melaksanakan kewajiban-Nya. Harapannya dari bulan tersebut, semoga Allah menerima amal serta mengampuni dosa dan kita bisa dipertemukan  kembali di bulan Ramadhan tahun depan. Hal itu adalah harapan yang terlontar ketika Jaka Sriyana, S.E, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi UII (FE UII) memberikan sambutan dalam acara Silaturahim Syawalan dan Pamitan Haji FE UII (12/6). Selain itu, Jaka Sriyana juga mewakili Fakultas Ekonomi mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh civitas akademika FE UII.

Kegiatan Syawalan ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya sebagai sarana mempererat tali silaturahmi dan mempertemukan kembali keluarga besar  FE UII setelah libur lebaran. Acara di tahun ini memang diadakan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Acara yang biasa diadakan sekitar tiga minggu setelah idulfitri, kini diadakan tujuh hari setelah idulfitri. Hal itu terjadi karena padatnya jadwal perkuliahan dan agenda fakultas lainnya yang menanti setelah libur lebaran.

Acara yang bertempat di Hall Tengah FE UII ini dibuka dengan khidmat dengan pembacaan basmalah yang dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Hidayatul Rahman, SE, MM. Sambutan dari dekan dan sambutan perwakilan jamaah Haji FE UII juga turut membuka acara ini dengan baik. Dalam sambutan perwakilan jamaah Haji, Arif Hartono memohon maaf sebelum berangkat apabila selama berinteraksi dengan lingkungan FE UII ada hal yang kurang berkenan.

“Saya memohon doa restu untuk berangkat menunaikan ibadah, semoga tetap dalam keadaan sehat wal afiat sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan baik. Baik itu rukun, wajib, maupun sunahnya, dan pulang menjadi haji yang mabrur. Semoga keluarga yang berada di Indonesia tidak kurang suatu apapun serta tetap dalam lindungan Allah SWT sehingga para jamaah dapat beribadah haji dengan tenang.” Ucap Arif Hartono dalam sambutannya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pengajian dan doa bersama yang diisi oleh Ustaz Ananto Wibowo, Pengasuh dari Pondok Pesantren Usia Senja.

Ustaz yang ramah dipanggil Ustaz Anan ini berceramah dengan sangat santai. Dalam ceramahnya ia menggunakan metode yang berbeda dengan ustaz pada umumya. Tak jarang ia melontarkan candaannya sehingga para peserta terhibur.

Ustaz Anan juga menghibur para peserta dengan suara merdunya. “Asalkan kita tetaplah ikhlas” itu adalah penggalan lagu yang dibawakan Ustaz Anan sebagai metode ceramahnya. Dalam lirik lagu tersebut tersirat pesan agar selalu ikhlas dalam menjalani kehidupan dan menerima segala ketentuannya.  Bisa saja ketika kita menderita penyakit fisik justru membawa kesembuhan jiwa dengan kita selalu mengingat Allah.

Selain itu Ustaz Anan juga meyanyikan lagu yang berjudul “Sementara”. Dalam lagu itu berpesan bahwa semua yang ada di dunia hanya sementara. Tak usah sedih karena kaya atau miskin, maupun sehat atau sakit, karena semuanya hanya sementara. Dengan adanya bulan Ramadan megingatkan kita untuk terus istiqomah dalam beribadah kepada Allah karena kita hanya sementara berada di dunia. Dunia memang diciptakan untuk manusia, namun manusia tidak diciptakan untuk dunia. Manusia diciptakan untuk akhirat. Semua makhluk pasti akan mati di dunia, sehingga kita harus beribadah yang lebih baik lagi untuk akhirat kelak. (AS/DYH)

Di era digital ini, perusahaan-perusahaan besar di dunia tentu menginginkan aktivitas bisnisnya semakin efektif dan efisien melalui implementasi E-Business, yakni pemanfaatan teknologi informasi dalam mengelola perusahaan. Salah satu praktik E-Business yang banyak  diterapkan oleh berbagai perusahaan di dunia adalah penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Melalui implementasi ERP, semua aktivitas bisnis suatu perusahaan akan lebih terintegrasi di tiap-tiap bidangnya, sehingga hal ini dapat menciptakan value dan efektivitas bagi banyak aspek di suatu perusahaan.

Untuk mendorong kesadaran dan minat mahasiswa terhadap bidang E-Business tersebut, Program Studi Manajemen Program Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia memasukkan ERP sebagai salah satu mata kuliah wajib. Melalui mata kuliah tersebut, mahasiswa diajarkan untuk memahami bagaimana mengelola suatu perusahaan menggunakan sistem yang mampu mengintegrasikan berbagai proses bisnis dalam perusahaan.

Menyadari pentingnya ERP sebagai nilai tambah bagi mahasiswa, tahun ini Program Studi Manajemen Program Sarjana, menyelenggarakan ERPSim Competition 2019. Kompetisi ini merupakan ajang untuk melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam simulasi mengelola bisnis secara terintegrasi menggunakan sistem ERP. Kompetisi ini diikuti oleh 20 tim yang masing-masing beranggotakan empat mahasiswa. Seluruh tim bersaing di babak final yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi UII (25/5) guna memenangkan total hadiah total Rp.3.000.000,-.

Istyakara Muslichah S.E., MBA. selaku Koordinator ERP mengatakan bahwa kompetisi ini dijalankan melalui beberapa tahapan. “Setiap tim wajib melalui tahapan pendaftaran, kemudian mengikuti technical meeting sebagai syarat untuk dapat mengikuti pelatihan”, terang Istyakara. Setelah mengikuti sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh panitia, para peserta juga dapat melakukan latihan secara mandiri. “Tahapan terakhir adalah babak final, dimana  setiap tim akan dinilai berdasarkan keuntungan yang diperoleh dan efisiensi yang dilakukan”,  tambahnya.

Menurut Istyakara, kompetisi ini juga melatih mahasiswa untuk bersaing saat mereka berkarier. “Dalam kompetisi ini, setiap tim dituntut untuk mampu bersaing dengan tim lainnya dengan menerapkan berbagai strategi bisnis yang telah direncanakan, sehingga kompetisi ini diharapkan mampu melatih dan memotivasi para peserta untuk memiliki daya saing ketika mereka berkarier di masa depan”, jelas Istyakara.

Kompetisi simulasi mengelola bisnis ini sendiri merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen Program Sarjana. “Diharapkan kedepannya kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan antusiasme yang lebih banyak lagi”, tutup Istyakara.

(ARS/AR)

Minimnya kajian ilmiah maupun observasi aplikatif terkait mitigasi risiko pada industri financial technology berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kondisi industri financial technology yang terjadi saat ini. Seperti yang kita ketahui, industri financial technology semakin berkembang dan terjadi banyak perubahan di dalamnya. Sebagai contoh, kita bisa melihat semakin populernya layanan payments yang terbentuk melalui dompet digital atau uang elektronik. Ditambah lagi saat ini kita telah memasuki industri 4.0, dimana teknologi tidak bisa lagi dihindarkan baik dari bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

Dalam rangka menanggulangi risiko tersebut, Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan “National Conference on Accounting and Finance (NCAF)”. Konferensi nasional ini mengangkat topik “Mitigasi Risiko Fraud dalam Financial Technology di Era Industry 4.0” yang dihadiri oleh peserta yang berasal dari Pulau Jawa dan Bali di Aula Utara FE UII (18/5). Konferensi nasional ini menghadirkan dua pembicara dengan kapabilitas mumpuni di bidangnya, yaitu Stevanus Alexander, M.For.Accy., CPA., CFE dan  Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CFrA., CAMS.  

Selaku ketua panitia acara kali ini Fitra Roman Cahaya, S.E., M.Com., Ph.D, CSRS, CSRA menyampaikan, “NCAF ini dimaksudkan sebagai ikhtiar menyatukan gagasan terkait isu-isu kontemporer di bidang akuntansi dan keuangan serta mitigasi risiko yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan tersebut. harapannya dapat mengubahnya menjadi peluang strategis di era yang dinamis ini”. Dr. Jaka Sriyana, M.Si selaku dekan FE UII juga menyampaikan, dalam sambutannya “Etika pertama seorang akademisi ketika membuat kajian harus dipublikasikan. Sharing penelitian menjadi hal yang penting untuk menjadi wadah saling koreksi dan menjadi pembelajaran tidak hanya dari sisi substansi materi, tetapi juga sisi academic writing”.

Menurut Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CfrA, CAMS selaku dosen akuntansi FE UII, dalam sesi diskusi kali ini menyampaikan “Industri 4.0 tidak hanya teori atau wacana, namun telah benar-benar terjadi”. Terdapat data yang menyatakan persentase pengguna komputer di dunia sebesar 57% dan pengguna internet di Indonesia sebesar 55%.  Hal yang harus dipersiapkan dalam bidang forensic accounting untuk menghadapi industri 4.0 adalah pendidikan, pengalaman, dan sertifikasi. Tantangan yang dihadapi saat ini yaitu bagaimana memasukkan ilmu pengetahuan dalam teknologi. Selain itu teknologi merupakan kunci utama dalam investigasi fraud karena teknologi sangat mempermudah untuk melakukan investigasi fraud. Seorang forensic accounting perlu open minded karena harus dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan yang ada, selain itu harus membangun jaringan yang luas karena seorang forensic accounting tidak bisa bekerja sendirian.

Senada dengan hal tersebut, Stevanus Alexander, M.For.Accy., CPA., CFE. juga menyampaikan, “Saat ini data berkembang sangat pesat, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana cara untuk menganalisa data yang sangat banyak”. Sehingga mau tidak mau kita harus paham dengan adanya teknologi, karena jika kita tidak paham dengan hal tersebut kita tidak bisa menganalisis dan jika kita tidak menggunakan teknologi dalam menginvestigasi akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

“Seminar nasional NCAF ke depannya diharapkan dapat menjadi kegiatan rutin tiap semesternya sehingga budaya akademik semakin kuat terasa demi terciptanya pengembangan keilmuan akuntansi yang lebih baik di tahun-tahun yang akan datang”  harap Fitra untuk seminar tersebut. (AA/SHP)

Pada Kamis (9/5) Program Studi Akuntansi menyelenggarakan Kuliah Umum di Ruang P 1/2 , Gedung Ace Partadiredja, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Kuliah Umum kali ini bekerjasama dengan Bank Mandiri  yang bertajuk “Peran Perbankan Dalam Pengembangan E-Commerce Menghadapi Revolusi Bisnis Digital 4.0.” Beberapa ahli yang menjadi pembicara pada acara tersebut adalah Debian Panjadinata (Area Transaction and Funding Manager Bank Mandiri Area Yogyakarta), Santi Handayani (Transaction Banking Business Officer Bank Mandiri Area Yogyakarta).

Pada kesempatan tersebut, Debian menyampaikan bahwa kunci utama Revolusi Industri 4.0 terutama peran perbankan yang merupakan agent pengembangan bagi ekonomi dan agent of change bagi perubahan masyarakat Indonesia agar dapat berkompetisi dengan negara-negara lain yang telah lebih lama berkembang terutama dalam pengembangan E-Commerce.

Debian  juga menambahkan revolusi ke 4.0 ini merupakan dimana hampir semua aspek ekonomi berkaitan dengan internet dalam marketing dan mengakses seluruh informasi yang terkait. Misal pada negara maju, Australia telah menggunakan E-Commerce dalam kehidupan sehari-hari tanpa lagi memakai uang tunai secara langsung untuk bertransaksi. Kemajuan teknologi memang mengubah dunia, hampir semua aktivitas kehidupan menggunakan internet (internet of things), untuk meningkatkan kinerja pegawai (game vacations), kecerdasan buatan untuk meningkatkan penjualan dan pelayanan terhadap pelanggan (al and digital assistant), dapat mengakses ke segala tempat yang diinginkan tanpa batasan jangkauan (omni channel ) ,tanpa melalui pihak ketiga atau secara langsung dalam mengakses informasi (blockchain), memiliki data transaksi yang jelas sehingga dapat meningkatkan perekonomian suatu negara atau dapat sebaliknya (big data), hampir semua pekerjaan dikerjakan dengan bantuan teknologi software atau mesin robot (robotic process automation).

Dunia digital di Indonesia sendiri mulai berkembang pesat. Salah satu contohnya dari data yang paling diminati dunia digital yaitu E-Commerce untuk masyarakat Indonesia, pertama adalah online shop untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selanjutnya personal business, dan untuk media sosialnya sendiri paling banyak diakses masyarakat Indonesia pertama adalah Facebook sebanyak 62% , selanjutnya pada posisi kedua ada Instagram 35%, dan youtube sebanyak 3%. Sehingga menempati posisi ketiga dalam data most visited commercial context bagi masyarakat Indonesia.

E-Commerce sendiri merupakan aktivitas bisnis dengan perantara online platform yang memiliki kelebihan effective and efficient bagi pemula karena dengan mudah belajar dan mengerti cara berjualan melalui website atau toko online. Metode pembayaran yang sering dilakukan di dalam E-Commerce tidak hanya melalui transfer bank, kartu kredit, atau Cash on Delivery, tetapi juga melalui mobile wallet atau aplikasi mobile sejenisnya.  Salah satunya, Bank Mandiri yang telah bekerjasama dengan payment gateway yang telah memiliki lebih dari 23.000 cabang.

Selanjutnya, untuk dalam arus transaksi, E-Commerce sendiri memiliki prosedur dimana nasabah melakukan check-out pembayaran di website merchant, kemudian nasabah memilih metode pembayaran dengan kartu kredit dan memasukkan data pembayaran, Bank Mandiri melalui Payment Gateway mengirimkan data ke Interoperability (Visa/Master) ke Bank Issuing dan Bank Issuing mengirimkan OTP ke Nasabah, selanjutnya Nasabah input OTP di website Merchant Payment dan melalui Payment Gateway OTP di verifikasi dan diotorisasi oleh Issuing Bank, Bank Issuing mengirimkan approval transaksi ke Bank Mandiri selanjutnya Bank Mandiri menampilkan halaman konfirmasi pembayaran kepada nasabah

Debian juga menambahkan, “Sekarang adalah revolusi 4.0 dan sebentar lagi akan memasuki era revolusi 5.0. Dunia terus bergerak, dan masyarakat Indonesia juga harus bergerak untuk menghadapi perubahan dan merespon perubahan serta harus memiliki paradigma untuk selalu berfikir positif dalam memajukan perekonomian negara. Jadi jangan pernah menganggap perubahan revolusi industri sebagai bencana tetapi berfikirlah perubahan revolusi industri sebagai salah satu jalan bagi negara untuk lebih baik dalam segala aspek.” Mahasiswa terlihat antusias menyimak materi yang disampaikan. Kuliah Umum ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mempersiapkan mahasiswa dalam menggali potensi dalam era revolusi 4.0. (AI/AF)

Berbicara didepan khalayak adalah kegiatan yang sering ditemui di dunia perkuliahan. Namun, seringkali menemui banyak mahasiswa atau orang-orang disekitar kita yang belum lihai dan belum mengetahui bagaimana tata cara menjadi pembicara yang baik dan menarik. Bahkan mungkin kita merasakan hal tersebut pada diri kita sendiri.  Dalam berbicara didepan umum kita harus bisa menyesuaikan diri dengan audiences. Oleh karena itu, panitia dari acara kegiatan Manifest mengadakan acara seminar “Be an Inclusive Speaker” yang dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia pada tanggal 9 April 2019 tepatnya di Aula Utara gedung Ace Partadireja.

Seminar ini membahas tentang bagaimana cara menjadi pembicara dengan tata cara yang baik. Selain itu, acara ini juga membahas tentang bagaimana cara menjadi pembicara dengan memahami sudut pandang orang lain, berpikir inklusif, dan memposisikan diri sebagai audience. Beberapa ahli yang menjadi pembicara pada acara tersebut adalah Stefanus Firman Adi Saputra yang merupakan presenter dari Redjo Buntung Radio Announcer dan RBTV. Pembicara kedua yaitu Alit Jevi Prabangkoro yang kerap disapa “Alit Jabang Bayi” merupakan Master of Ceremony berpengalaman yang sering mengisi acara-acara di Kota Yogyakarta. Acara ini dibuka oleh Bapak Jaka Sriyana SE.,M.Si.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Pembicara pada sesi pertama diisi oleh Firman Putra, beliau mengatakan bahwa terdapat dua alasan mengapa generasi muda harus kuliah. Alasan pertama adalah kuliah sebagai modal awal pijakan masa depan. Lalu yang kedua, untuk memasuki dunia kerja serta bermasyarakat. Kedua alasan ini berhubungan dengan mengapa generasi muda harus memiliki ilmu untuk berbicara di depan umum. Beliau menjelaskan makna dari kata ‘inklusif’ yang secara singkat berarti berusaha berbicara di depan umum menggunakan sudut pandang dari penonton, karena dalam berbicara  harus bisa menyesuaikan peran terhadap lawan bicara. Ia juga menjelaskan mengenai ‘Grooming Communication’ yang berarti penampilan seseorang yang terjaga dan selalu rapi secara keseluruhan, dimulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Di akhir sesinya, ia mengatakan kalimat motivasi yang isinya, “Ada satu hal yang tidak dapat ditoleransi, yaitu waktu.” Maka dari itu kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Kemudian pembicara sesi kedua diisi oleh Alit Jabang Bayi, beliau menyampaikan bahwa sebelum berbicara di depan umum, pembicara harus memahami dengan baik apa yang terjadi di masa kini, sesuai dengan tema yang akan disampaikan. Lalu, beliau juga memberikan tips bagaimana cara pembicara mengatasi kejenuhan audiences dengan menerapkan Ice Breaking sederhana. Ia juga mengatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berbicara di depan umum. Alit juga berpesan bahwa menjadi pembicara harus tampil total dan tidak boleh terlalu spesifik dalam mendeskripsikan sesuatu karena hal tersebut dapat membuat audiences jenuh. Kita juga dapat menggunakan teknik “Tiru dan modifikasi” dengan cara mencari inspirasi melalui sosial media, namun kita tetap harus memodifikasi gaya tersebut agar kita memiliki ciri khas. Dalam menyampaikan candaan, tidak boleh menyinggung perasaan dengan salah satunya tidak membahas fisik. Penyampaian candaan sebaiknya harus mengetahui lawan bicara agar candaan dapat tersampaikan dengan baik. Di akhir sesi, Alit menambahkan prinsip ‘eat before show’ untuk menjaga kesehatan kita sebagai pembicara. Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan yang diserahkan oleh Bapak Bagus Panuntun, SE., MBA selaku dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (NRL/ABD).

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan hilangnya batas-batas, internasionalisasi merupakan suatu keniscayaan. Fenomena internasionalisasi terjadi pada berbagai sektor di dunia,  termasuk di dunia pendidikan tinggi. Internasionalisasi merupakan ruh dari akreditasi internasional yang ingin dicapai oleh sebuah program studi atau fakultas. Akreditasi internasional sendiri diyakini mampu menjadi penggerak perubahan dan perbaikan yang berkelanjutan bagi program studi. Demikianlah topik yang dibahas dalam Lokakarya Internasionalisasi Program Studi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiryono, DEA, Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi UII (2/5).

Lokakarya yang diselenggarakan sebagai rangkaian dari implementasi Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) tersebut merupakan forum untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan aktif para dosen Program Studi Manajemen dan seluruh pejabat struktural Fakultas Ekonomi UII dalam meraih akreditasi internasional ABEST21. ABEST21 merupakan sebuah lembaga internasional berpusat di Jepang yang bereputasi baik dalam memberikan akreditasi internasional bagi berbagai penyelenggara pendidikan tinggi di bidang bisnis dan ekonomi.

Ketua Program Studi Manajemen Program Sarjana, Anjar Priyono, Ph.D. mengatakan bahwa kegiatan Lokakarya ini merupakan bagian dari ikhtiar Program Studi Manajemen untuk mengajak para dosen secara bersama-sama untuk berkontribusi dalam meraih akreditasi internasional. “Melalui lokakarya ini, diharapkan para dosen memahami ruang lingkup standar ABEST21 dan merumuskan  bagaimana transformasi standar ABEST21 ke dalam sistem dan proses belajar mengajar  dalam rangka memperoleh akreditasi internasional”, terang Anjar. Meski akreditasi internasional ABEST21 adalah hal yang harus diraih, namun Anjar berpendapat bahwa hal tersebut hanyalah sarana untuk perbaikan berkelanjutan dan bukanlah tujuan akhir. “Akreditasi internasional bukanlah usaha untuk mencapai garis finish, namun usaha untuk selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu”, jelasnya.

Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiryono, DEA. selaku narasumber yang juga merupakan Vice President ABEST21 menekankan pentingnya misi organisasi sebagai penggerak untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan sendiri menurut Sudarso merupakan keunikan dari akreditasi internasional ABEST21. “Kaizen atau perbaikan berkelanjutan merupakan kunci dalam mewujudkan misi organisasi, hal inilah yang menjadi keunikan dan membedakan ABEST21 dibandingkan dengan lembaga akreditasi internasional lainnya”, terang Sudarso.

Sudarso juga menekankan manfaat akreditasi internasional ABEST21 bagi program studi. Menurutnya, raihan akreditasi internasional ABEST21 dapat mendukung dan menjamin akreditasi BAN-PT. “Saat ini sedang diwacanakan bahwa program studi yang telah terakreditasi ABEST21, maka tidak perlu lagi diakreditasi oleh BAN-PT dengan syarat akreditasi sebelumnya telah berhasil meraih peringkat ‘A’ untuk mendaftar ABEST21”, jelasnya. Selain itu, raihan akreditasi internasional ABEST21 juga dapat membuka peluang untuk melakukan ekstensifikasi kerja sama dengan perguruan tinggi unggul lainnya yang telah terakreditasi ABEST21. “Beberapa perguruan tinggi unggul di luar negeri memiliki kecenderungan untuk hanya bekerja sama dengan perguruan tinggi yang telah terakreditasi internasional, sehingga raihan ABEST21akan memiliki dampak yang sangat strategis”, pungkasnya. (BAD/EM).

 

Acara seminar “Perekonomian Indonesia Pasca Pemilihan Presiden 2019” yang diselenggarakan oleh ISEI atau Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia pada 18 April 2019 di Gedung Ace Partadiredja, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Seminar ini membahas tentang prospek, tantangan, dunia usaha dan perekonomian pasca pemilihan presiden. Beberapa ahli yang menjadi pembicara pada acara tersebut adalah Sri Fitriani (Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY), Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D (Guru Besar FEB UGM & Penasehat ISEI Cabang Yogyakarta), Robby Kusumahatra (Pengusaha & Penasehat Kadin DIY) dan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M. Ec (Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi UII).

Selain menjadi kesempatan untuk mengenali kondisi perekonomian Indonesia pasca pemilihan presiden 2019, seminar ini juga dapat menambah wawasan mengenai ekonomi makro. Dalam paparan yang disampaikan oleh Sri Fitriani yang berjudul “Prospek dan Tantangan Kedepan: Perekonomian dan DIY” menjelaskan beberapa hal, seperti kondisi perekonomian 2019 diprediksi agak melambat, bio politikal menurun dan perekonomian DIY yang belum solid. Dalam paparannya, dijelaskan bahwa peningkatan jumlah konsumsi dan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D dalam paparannya yang berjudul “Transaksi Struktural Perekonomian dan Kebutuhan Modal Insani” menerangkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan 2016 sangat cepat, yaitu sebesar 5% dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga. Prof. Lincoln menjelaskan, walaupun ekspor turun dan impor naik, namun perkembangan domestik sangat baik. Domestic demand Indonesia adalah sebesar 55%, sedangkan Amerika dalam kondisi stabilnya yaitu 60%. Beliau juga menyatakan bahwa perkembangan dari sektor informasi dan komunikasi menempati tingkat perkembangan yang paling tinggi, yaitu sebesar 10,2%.

Materi ketiga bertema “Catatan Bisnis Pasca Pileg 2019”, materi ini disampaikan oleh Robby Kusumahatra. Dari beberapa poin yang disampaikan, ada dua hal penting yaitu terkait dengan pentingnya ekspor dan sumber daya manusia. Berkaitan dengan ekspor, Robby Kusumahatra yang memiliki pengalaman tentang kegiatan ekspor. Beliau menjelaskan tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh pengusaha-pengusaha di Indonesia adalah masalah sumber daya manusia, dikarenakan sumber daya manusia Indonesia menjadi faktor kompetensi yang kurang kompetitif.

Lalu yang terakhir adalah materi tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang disampaikan oleh Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M. Ec. Beliau menyampaikan UMKM ke depan ini akan didorong berbasiskan IT business. Hal tersebut didasarkan karena secara faktual bahwa perkembangan ekonomi dunia yang sudah mulai beralih kepada IT business. Namun menurut Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M. Ec, UMKM di Indonesia masih memiliki berbagai macam permasalahan. Diantaranya adalah desain produk dan packaging yang masih perlu diedukasi kepada pelaku bisnis oleh pelaku industri kreatif.

Pada penghujung acara, terdapat enam kesimpulan yang dapat diambil dari materi-materi yang telah dipaparkan oleh masing-masing pembicara adalah pertama, perekonomian nasional menunjukkan tren positif walaupun ekspor sedikit menurun. Kedua, dalam waktu ke depan tingkat konsumsi, ekspor dan investasi harus menjadi prioritas dengan menggerakkan sektor pariwisata. Ketiga, dengan meningkatnya masyarakat golongan ekonomi menengah maka perekonomian yang berbasis konsumsi akan berkembang. Keempat, dibutuhkan modal sumber daya manusia yang berketerampilan dan modal sosial yang baik untuk mendukung investasi. Kelima, UMKM berbasis IT business harus dikembangkan dan menjadi pionir untuk mendorong roda perekonomian Indonesia, khususnya dalam industri kreatif. Keenam, peraturan atau regulasi agar mengikuti perkembangan dan irama dunia usaha. (ALS/AFM)

Sinar bahagia terpancar dari wajah keluarga besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) pada acara puncak perayaan Milad UII ke-76. Acara yang berlangsung pada hari Minggu (14/04) ini bertempat di kampus FE UII. Tidak hanya dosen, karyawan, beserta keluarga saja, warga sekitar juga turut serta dalam meramaikan acara “Jalan Sehat dan Santai” pada hari Minggu lalu.

Serangkaian acara telah dipersiapkan dengan matang oleh panitia dalam puncak perayaan Milad ke-76 kali ini. Dimulai dengan senam pagi yang dilanjutkan dengan jalan sehat, kemudian makan pagi bersama, dan ditutup dengan pembagian doorprize untuk peserta.

Acara dibuka dengan senam pagi, hal ini ditujukan untuk membakar semangat seluruh peserta. Seusai acara tersebut dilanjut dengan jalan sehat dan santai, yang dibuka oleh Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas Islam Indonesia. Jalan sehat dilakukan di area FE UII dengan jarak kurang lebih 2 km, para peserta melaksanakan makan pagi bersama di lapangan sorak FE UII, kemudian memasuki penutup acara dan yang pastinya sudah ditunggu-tunggu yaitu pembagian doorprize. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar dan ramai.

Dalam sambutannya pada pembukaan acara pembagian doorprize, Listya Endang Artiani, S.E., M.Si., selaku ketua panitia acara menyampaikan tujuan dari diadakannya jalan sehat dan santai di FE UII, yakni untuk menjaga tali silaturahmi antara dosen, karyawan, warga sekitar, beserta keluarga. Karena kesibukan yang dijalani masing-masing membuat dosen, karyawan, warga sekitar, beserta keluarga jarang untuk bisa bertemu dalam satu waktu yang sama. “Acara ini bisa dikatakan semacam quality time untuk kami”, ujarnya.

Sebelum pembagian doorprize dimulai, jajaran petinggi FE UII memberikan penghargaan kepada beberapa dosen dan karyawan yang dinilai berprestasi, hal ini ditujukan untuk membangun motivasi dosen dan karyawan lainnya agar tidak kalah semangat dalam bekerja. Kemudian dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba serta penyerahan hadiah kepada pemenang lomba dakwah online bagi mahasiswa dan karyawan FE UII. Selanjutnya masuk kepada acara inti yaitu pembagian doorprize dengan hadiah utama yaitu dua paket umroh untuk dosen dan karyawan. Disamping itu, panitia menyediakan hadiah doorprize lainnya berupa pendingin ruangan, TV LED, sepeda gunung, dan berbagai hadiah lainnya.

Berbagai harapan juga muncul dari para civitas akademika, karyawan, alumni bahkan perwakilan mahasiswa untuk UII kedepannya. Doa dan harapan untuk bisa menjadi lebih baik dari segi civitas akademik, mahasiswa, juga staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Dengan demikian Fakultas Ekonomi bisa meningkatkan prestasinya bahkan Universitas Islam Indonesia tentu memiliki harapan untuk dapat menjadi universitas yang terbaik.

Ketua panitia yang kerap disapa bu Listya yang juga merupakan alumni dari UII ini juga menyampaikan kesannya untuk acara milad UII, “Satu yang saya ingat di UII adalah menjaga kekeluargaan, jadi dengan acara seperti ini hampir tidak ada jarak antara pimpinan tertinggi di fakultas dengan karyawan dan keluarga. Jadi, cukup penting karena kesuksesan organisasi yang besar itu adalah organisasi yang dapat menyatu antara satu elemen dan elemen lainnya.” tuturnya.

Selain itu beliau juga menyampaikan harapan-harapannya pada usia UII yang ke-76 kedepan dengan adanya acara ini dapat menjaga kekeluargaan lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia diantara kesibukan-kesibukan yang ada dan acara ini harus tetap dilanjutkan setiap tahunnya. Kemudian, tidak hanya melibatkan dosen, karyawan, dan keluarga saja, mungkin juga dapat melibatkan pihak luar juga. Seperti saat ini kita masih melibatkan warga sekitar saja dan purna tugas saja, semoga kita masih bisa merangkul pihak yang lebih luas lagi.” (SAL/NAK)