IMG_9020 Edit

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi di tingkat Internasional. Kali ini datang dari Fakultas Ekonomi UII (FE UII) berhasil menjadi Juara II dalam acara 8th International ERPsim Competition. Dalam kompetisi ini tim dari Prodi Akuntansi yang terdiri dari Yukafi Kharisma (Akuntansi 2012), Farieza Rahman (Akuntansi 2012), Muhammad Reza Baihaque (Akuntansi 2012), dan Hendra Kusmartono (Akuntansi 2013), sukses menyisihkan peserta lain dari berbagai belahan dunia. Beberapa di antaranya berasal dari Swiss, China, dan Amerika Serikat.

Farieza mengatakan perjuangan tim mereka untuk meraih juara tidaklah mudah. Mereka sangat bersyukur karena prodi akuntansi sangat mendukung dan memfasilitasi mereka. Tim yang dimentori oleh Dra. Primanita Setyono, MBA,Ak,CA ini mengaku, mendapatkan simulasi permainan bersama tim lain dari UII dan sangat berguna bagi mereka dalam melatih guna membuat strategi untuk dapat bersaing di tingkat internasional.

Dalam kompetisi ini, model yang dilakukan adalah melakukan simulasi bisnis menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP) sistem. Mereka mengembangkan teori dan mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari pada bangku kuliah. Mereka juga membagi tugas kepada tiap anggota tim karena di kompetisi ini sangat membutuhkan kerjasama, komunikasi, dan saling percaya. “Reza bagian marketing, Kafi bagian produksi, Farieza bagian planner, dan saya bagian analisis.” Kata Hendra saat diwawancarai Sabtu (25/6).

Acara 8th International ERPsim Competition HEC MONTREAL 2016 merupakan sebuah kompetisi tahunan yang di gelar oleh HEC MONTREAL dan Tim FE UII sebagai wakil dari Indonesia yang maju untuk bertanding melawan sepuluh tim lainnya dalam kancah internasional yang diantaranya berasal dari Amerika Serikat, China, Yunani, Swiss, dan berbagai negara lainnya.

Menurut penuturan Farieza, pada kejuaraan 8th International ERPsim ini, Tim FE UII baru dapat menjuarai perlombaan ini setelah pada tahun 2012 sebagai juara dunia dan pada tahun ini Tim FE UII menduduki peringkat pertama dalam hal Net Income, namun untuk keseluruhan hal dari berbagai bidang Tim FE UII menduduki posisi Runner Up.

Dalam perlombaan ini, Tim FE UII merasa tantangan dalam perlombaan 8th International ERPsim ini adalah komunikasi dan kepercayaan dalam sebuah tim. Karena, menurutnya tanpa hal tersebut pekerjaan tim tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan. Dalam tim ini, tiap anggota diberikan jobdesk yang harus dikerjakan masing-masing anggota dan harus saling mempercayai pekerjaan dari masing-masing anggota tim, karena dalam perlombaan 8th International ERPsim ini diperlukan kepercayaan dalam pengambilan keputusan. Yang menjadikan tantangan Tim FE UII tertantang dalam hal ini adalah mengalahkan finalis yang telah menjuarai perlombaan ini selama dua tahun berturut-turut dan Tim FE UII berusaha untuk terus memantau strategi dari tim lawan.

Menurut Tim FE UII perlombaan 8th International ERPsim ini sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajan di tingkat perkuliahan, dikarenakan seluruh pembelajaran yang didapatkan dalam perkulihan diujikan dalam perlombaan ini. Sehingga, kita secara dapat mengaplikasikan secara layaknya di dunia nyata.

Harapan dari Tim FE UII untuk perlombaan ERPsim ini kedepannya adalah, semoga UII bisa menjadi juara dunia pada perlombaan ini pada tahun berikutnya. Menurut Farieza, meskipun belum banyak orang yang mengenal tentang dunia ERP, tetapi Indonesia patut untuk dipertimbangkan dunia internasional dalam bidang ERP dan beruntunglah menjadi Mahasiswa UII karena diperkenalkan dalam bidang ERP dan diajarkan oleh orang yang mahir dalam bidangnya.

IMG_6205Pendampingan Agama Islam (PAI) merupakan suatu bentuk kegiatan dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) yang bertujuan untuk menyempurnakan pengetahuan mahasiswa akan kebutuhan rohaninya. Sehingga output mahasiswa akan memiliki karakter yang kuat terhadap ilmu agama, disamping kemampuan intelektualnya. Dalam rangka penutupan kegiatan PAI, panitia menyelenggarakan kuliah umum yang dilaksanakan di Masjid Al-Muqtashidin FE UII pada Minggu, (12/6). Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru angkatan 2015/2016 dari Program Studi Akuntansi, Ilmu Ekonomi dan Manajemen FE UII.

Acara tersebut dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran. Dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Dr. Drs. D. Agus Hardjito, Msi selaku Dekan FE UII. Turut hadir pada acara tersebut para dosen pembina PAI dan Kepala Program Studi (kaprodi) di FE UII. Dalam sambutannya, Agus Hardjito menyampaikan apresiasinya kepada fakultas yang telah memfasilitasi kegiatan PAI untuk mahasiswa baru FE UII, dan mengatakan bahwa kegiatan tersebut membantu mahasiswa dalam kaitannya pembentukan karakter. “Kegiatan mentoring ini dapat menjadi faktor penentu kesuksesan, karena di dalamnya terdapat sarana untuk melatih softskill dalam etika, disiplin, dan juga kepemimpinan”, tuturnya.

Agus Hardjito juga menegaskan bahwa penentu kesuksesan seseorang tidak hanya bergantung pada Indeks Prestasi (IP) yang bagus. Akan tetapi, yang lebih mempengaruhi kesuksesan adalah karakter dan kepribadian. Sehingga kegiatan PAI FE UII ini dinilai mampu untuk mendorong mahasiswa menuju kesuksesan secara intelektual dan kesuksesan menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Dalam kegiatan tersebut juga terdapat sesi pemberian penghargaan. Pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi fakultas kepada mahasiswa yang telah mengikuti program PAI dengan baik. Beberapa kategori untuk pemberian penghargaan, yaitu antara lain : Mentee Terbaik Ikhwan diraih oleh Iko Santoso sebagai peringkat I, disusul Muhammad Apriwan dan Bima Agustino. Mentee Terbaik Akhwat diraih oleh Silvia Ayuningsih sebagai peringkat I, disusul oleh Bazfa Azza dan Aulia Wulandari. Diumumkan pula pemenang Social Project Group terbaik yang diraih oleh kelompok yang dimentori oleh Farissa Rahma sebagai juara pertama dan disusul oleh kelompok yang dimentori oleh Mega Laksmita.

Penyampaian kajian oleh Drs. Imam Mujiono, M.Ag., sekaligus mengajak mahasiswa yang hadir untuk memiliki ‘believe’ yang tinggi terhadap diri mereka masing-masing. Imam Mujiono mengatakan, “semakin tinggi keyakinan yang dimiliki seseorang untuk sukses, maka kemungkinan itu akan mendorong seseorang untuk meraih sukses secepatnya.” Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa harus senantiasa menambah kadar keyakinan kepada Allah SWT untuk menunjukkan jalan menuju kesuksesan. Seperti yang tertulis dalam firman Allah SWT dalam Q.S. Hud : 6.

 Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi ini melainkan Allah lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpananya. Semuanya tertulis dalam kitab nyata (Lauh Mahfuzh).”

Dalam firman Allah SWT tersebut disampaikan tentang rezeki yang dijanjikan dan akan diberikan Allah SWT. Untuk dapat meraihnya, manusia harus yakin untuk mendapatkan rezeki itu. Kemudian ia akan berusaha untuk mencari tempat rezeki tersebut berada dengan mengoptimalkan usaha. Dalam proses pencarian rezeki harus selalu dilandasi dengan keyakinan terhadap kasih sayang Allah SWT, supaya manusia dapat memperoleh rezeki yang telah dijanjikan-Nya.  

“Faktor kesuksesan itu terdiri dari 30% ilmu dan 70% relationship. Dengan mentoring, mahasiswa dapat membina silaturahmi dengan teman-teman barunya dan juga dengan mentornya. PAI telah berhasil menghantarkan para mahasiswanya untuk memberi pijakan kesuksesan di kemudian hari dengan pemenuhan kebutuhan 70% relationship tersebut,” tutur Imam Mujiono, sekaligus menutup kuliah umum PAI tersebut. Dengan kegiatan pendampingan agama ini diharapkan mahasiswa baru angkatan 2015/2016 mempunyai bekal untuk menuju kesuksesan.

Bagi mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, untuk mengetahui jadwal ujian UAS Semester Genap pada tahun ajaran 2015/2016 dapat akses pada halaman dibawah ini berdasarkan jurusannya,

JADWAL UAS SEMESTER GENAP 2015-2016

IMG_8248Mengedepankan persoalan akademik dan Indeks Prestasi (IP) merupakan trend mahasiswa pada lingkungan kampus. Berbeda halnya ketika prestasi akademik dipadankan dengan prestasi lain yang menunjang kualitas diri. Banyak yang menilai bahwa mahasiswa yang mampu menyeimbangkan antara akademik dan non-akademik cenderung akan lebih sukses di dunia kerja.

Heti Nur Isnaini, mahasiswi yang sedang menempuh semester enam Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) ini menjadi salah satu mahasiswa yang mampu mempertahankan IPK dengan juga mencetak prestasi di luar kuliahnya. Heti terpilih sebagai mahasiswa berprestasi (Mawapres) mewakili FE UII untuk bersaing dengan fakultas lain dalam memperebutkan predikat Mawapres tingkat universitas. Tentu saja untuk menjadi Mawapres, sebelumnya ia telah bersaing dan mengalahkan sekian ratus mahasiswa FE UII dan berhasil menduduki posisi tersebut.

Mengapa Heti yang dipilih? Aktif di kegiatan mahasiswa dan beberapa kali pernah memenangkan perlombaan berbasis Essay dan karya tulis ilmiah. Karakternya yang selalu ingin mengetahui hal baru telah mengantarkannya untuk selalu berkembang dalam mengamati lingkungan sekitar. Yang mana hasilnya sering ia tuangkan ke dalam bentuk tulisan untuk nantinya akan berguna dalam penciptaan karya tulisnya.

Selain itu, Heti juga diamanahi sebagai president of Islamic Economic Study Club (IESC) FE UII. Merupakan suatu hal yang mengagumkan karena posisi pemimpin tersebut dijabat oleh seorang perempuan. Tidak hanya fokus pada kegiatan mahasiswa, ia berhasil mengharumkan nama FE UII dalam beberapa kompetisi dengan berhasil meraih Best Paper I Sub Tema Syariah dan Fiqh Muammalah dalam “The 15th SECOND FE UI” yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Terbukti Ia telah mengalahkan pesaingnya dari perguruan tinggi lainnya dan prestasinya tersebut telah membanggakan UII.

Disampaikan Heti bahwa ia menyukai menulis karya ilmiah sejak duduk di bangku SMA dengan mengikuti Karya Tulis Ilmiah Remaja (KIR). Heti menyampaikan, “hobi menulis menuntut saya agar terus menghasilkan karya yang inovatif dan juga memberikan keuntungan lain.” Heti menyampaikan bahwa sembari mengikuti lomba karya tulis, ia juga mendapatkan pengalaman jalan-jalan di berbagai wilayah Indonesia.

Prestasi demi prestasi telah ia dapatkan. Heti berhasil menyabet juara dua LKTI yang bertema “Masyarakat Ekonomi ASEAN” dalam MANIFEST Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) FE UII pada April 2016. Ia juga berhasil menjadi finalis SCSD Sharia Economic Learning Forum, “Pengoptimalan Sumber Daya yang Adil dan Seimbang untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia”, mengalahkan ratusan peserta yang dikirim menjadi perwakilan dalam ajang perlombaan Universitas Udayana pada Mei 2016.

Baginya, semua prestasi yang telah ia raih adalah hasil dari proses kegagalan sebelumnya. “Kesalahan adalah guru terbaik, tanpa mengetahui kesalahan apa yang telah diperbuat maka kita tidak bisa mengetahui apa yang benar” tuturnya. Keberhasilan prestasinya tak terlepas dari peran kampusnya. Ia mengakui bahwa untuk mendukung kegiatan Karya Tulis, fakultas memiliki peran yang besar dalam memfasilitasi prestasi mahasiswanya.

IMG_1032Islamic Economics Study Club (IESC) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) merupakan kelompok belajar mahasiswa tentang Ekonomi Islam di FE UII. IESC menjadi forum bagi siapa saja yang ingin belajar tentang Ekonomi Islam yang sedang berkembang di perekonomian global. Dalam rangka mewadahi mahasiswa Indonesia untuk menciptakan inovasi dalam ilmu ekonomi Islam, IESC FE UII menyelenggarakan serangkaian acara yang terdiri dari Seminar dan Bedah Buku. Acara tersebut mengusung tema Sinergi Membangun Ekonomi Islam dalam Ilmu dan Inovasi, yang dilaksanakan pada Minggu (22/5).

Bentuk kegiatan yang disusun IESC FE UII antara lain call for paper, pengenalan ekonomi Islam kepada siswa-siswi SMA/MA atau sederajad se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah dalam bentuk call for essay, diskusi dan edukasi terkait proyeksi pertumbuhan keuangan syariah Indonesia tahun 2020 serta bahas tuntas bedah buku dengan tema Murabahah.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Utara FE UII tersebut diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. IESC mengundang tiga pembicara untuk mengenalkan Shariah Economics dengan lebih dalam yaitu M. Akhyar Adnan, Ph.D., MBA., Ak., CA. (Dosen dan Dewan Pakar IAEI), Drs. Ahmad Thohirin, M.A., Ph.D., (Dosen dan Peneliti Senior P3EI) dan Esti Binukaningsih (Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank 1&2 OJK Yogyakarta).

Disampaikan M. Akhyar Adnan, Ph.D., MBA., Ak., CA., dalam diskusi panel tentang adanya prediksi mengenai peningkatan ekonomi Islam oleh masyarakat Indonesia pada 2020-an. Selain diskusi panel, seminar tersebut juga membahas tuntas bedah buku Pembiayaan Murabahah terkait Esensi, Aplikasi, Akuntansi, Permasalahan dan Solusi. Bedah buku tersebut merupakan kali pertama bagi Drs. Sugeng Widodo, MM., sekaligus menjadi launching buku ketiganya. Bedah buku yang dilakukan lebih membuka sesi diskusi yang dipimpin oleh Drs. Sugeng Widodo, MM., yang sebelumnya pernah bekerja di Perbankan Konvensional selama 19 tahun. Disampaikan Drs. Sugeng Widodo, MM., “praktik Murabahah dalam ekonomi Islam sering mengalami penyimpangan dibandingkan praktik untuk akad lainnya, sehingga perlu adanya analisis mendalam dari berbagai macam pihak.”

Dengan adanya kepedulian dari berbagai pihak mengenai shariah ekonomi, diharapkan praktik-praktik yang diterapkan benar-benar dapat merepresentasikan shariah ekonomi yang sesuai dengan ilmu dan tuntunannya.

Bagi mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, untuk mengetahui jadwal ujian Pra-UAS Semester Genap pada tahun ajaran 2015/2016 dapat akses pada halaman dibawah ini berdasarkan jurusannya,

JADWAL PRA UAS SEMESTER GENAP 2015-2016

IMG_7392Sering kita jumpai bahwa kebanyakan mahasiswa lebih mengutamakan kegiatan kuliah dan berfokus untuk mengejar nilai Indeks Prestasi (IP). Mahasiswa kerap mengesampingkan nilai softskill, dimana hal tersebut juga penting dalam bekal nantinya pada dunia kerja yang semakin kompetitif. Namun berbeda pada sosok mahasiswi satu ini. Tidak banyak mahasiswa yang dapat menyeimbangkan antara kegiatan belajar dikampus dengan aktivitas internal ataupun eksternal kampus yang mana itu dapat membuat berkembang dalam bidang softskill setiap individu.

Nafisah Arinilhaq merupakan mahasiswa aktif angkatan 2013 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII). Ia yang biasa dipanggil dengan nama Nafisah ini tengah menempuh semester enam pada Progam Studi Manajemen FE UII  bidang konsentrasi pemasaran. Alasannya memilih pemasaran karena keinginannya untuk mengembangkan pemasaran produk-produk Indonesia yang dirasa masih kurang maksimal. Maka pada tahun 2016 ini ia mulai merintis “Youtuku”  pada progam Startup Business.

Pada awal menjadi mahasiswa baru, Nafisah terpilih menjadi mahasiswa teladan FE UII angkatan 2013. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, ia mulai mengikuti kegiatan organisasi dalam lingkup internal maupun eksternal kampus. Misalnya ia tergabung dalam  Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) EKONOMIKA. Adapun dalam lingkup eksternal, ia menjadi bagian dari organisasi Turun Tangan daerah Yogyakarta. Sampai saat ini, ia beberapa kali menjadi delegasi dalam berbagai acara seperti delegasi Broadcasting Camp, Yours radio yang didukung oleh UNESCO, kemudian tahun ini menjadi delegasi YOUTEX Symposium di Singapura dan Malaysia. Selain itu, Nafisah berhasil mendapatkan juara 3 dalam perlombaan kompetisi bisnis FE UII, dan juga menjadi semifinalis Nutrifood Leadership Award pada tahun 2015. Pada awal tahun 2016, Nafisah kembali mengukir prestasinya, yang mana ia menjuarai pada tingkat 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) pekan Manajemen “Manifest”, yang terakhir ia juga menjadi wisudawan pada progam“UII Menghafal Al-Quran”. Dengan capaian prestasi dan pengalaman yang cukup banyak, tidak menyurutkan niat Nafisah untuk terus berkembang dalam bidang organisasi saja, ia merupakan sosok perempuan yang suka mencoba hal yang baru. Hal itu dibuktikan dengan, kini Nafisah mengikuti program yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi UII yaitu menjadi Tim Pengabdian Masyarakat.

Meskipun ia disibukkan dengan berbagai aktivitas, namun tidak berpengaruh pada akademiknya. Sejauh ini ia masih mampu meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi. Ini membuktikkan bahwa ia menggunakan time management yang sangat baik sekali. Ia memiliki pedoman bahwa sesibuk apapun kegiatan diluar perkuliahan, kuliah tetap menjadi prioritas utama. Baginya, pendidikan adalah hal yang paling utama, dan tujuan ia kuliah adalah untuk menuntut ilmu. Maka semaksimal mungkin ia memprioritaskan pendidikannya untuk menjadi yang terbaik dalam bidang akademik. Beberapa masukan dari Nafisah agar dapat membagi waktunya adalah dengan menentukan skala prioritas, mengidentifikasi diri sendiri, travelling, social network, mencoba hal baru dan berani mengambil resiko serta jangan lupa untuk kewajiban sebagai seorang muslim yaitu shalat.

Perempuan cantik berdarah Sunda ini, memiliki prinsip hidup yang dikutip dari tokoh Cokroaminoto yaitu pemimpin adalah yang bisa menginspirasi, menggerakkan dan berkarya. Hal itu yang mendorong Nafisah agar bisa selalu menginspirasi setiap orang, menggerakkan orang lain dalam hal perbuatan yang baik serta memiliki karya yang dapat dikenang oleh orang lain.

Pada kenyataannya, dengan kepadatan aktivitas diluar kampus, Nafisah masih mampu untuk tetap fokus pada bidang akademiknya. Terbukti dengan hasil IP cumlaude setiap semesternya. Padahal dengan segudang aktivitas diluar kampus, sulit bagi sebagian orang untuk membagi waktunya namun Nafisah tetap menjalankan kewajiban kuliahnya berjalan beririrangan dengan kegiatan aktivitasnya diluar kampus. Menurut penuturan Nafisah, FE UII adalah tempat belajar yang mempunyai nilai tambah berupa lingkungan yang islami.

201.05.12 debrecenKerjasama antara Universitas Islam Indonesia (UII) dan University of Debrecen (UD) Hungaria telah lama terjalin, tepatnya dimulai sejak pertama kali delegasi UII berkunjung ke universitas tersebut pada Maret 2013 lalu. Satu tahun kemudian UD memberikan respon yang baik dengan membalas kunjungannya ke UII dengan delegasi dari Fakultas Hukum UD. Salah satu hasil kerjasamanya adalah pada September 2014, UII mengirimkan Dodik Setiawan Nur Heriyanto sebagai satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang mengambil program Ph.D., di universitas tersebut.

Dalam rangka memperluas kerjasama dengan fakultas lain, hari ini (12/05) UD melakukan kunjungan kembali ke UII diwakili oleh  Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UD Prof. Dr. Popp Jozsef, Ketua Institusi FEB UD Dr. Dajnoki Krisztina, Asisten Karoly Ihrig Doctoral School FEB UD Dr. Harangi-Rakos Monika, dan Wakil Ketua Asosiasi PhD dan DLA Hungaria dr. Komives Peter Miklos.

Kunjungan dari UD diterima langsung oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., bertempat di Ruang Sidang VIP Lantai 2 Rektorat UII Gedung GBPH Prabuningrat. Selin itu tampak pula hadir menyambut kunjungan diantaranya Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UII Dr. Drs. Dwipraptono Agus Hardjito, M.Si., Direktur International Program UII Ir. Wiryono Rahardjo, Ph.D., Direktur Direktorat Pemasaran Kerjasama dan Alumni (DPKA) UII Hangga Fathana, SIP., B.Int.St., MA., serta beberapa dosen dari FE UII.

Dalam sambutannya Harsoyo menyampaikan bahwa diharapkan dengan ditandatanganinya nota kesepakatan kerjasama ini, kolaborasi akademik antara UII dan UD bisa semakin luas, banyak skema kerjasama dengan fakultas yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Sementara itu pimpinan delegasi dari UD menyampaikan bahwa maksud kunjungan kali ini adalah untuk menjajaki peluang kerjasama dengan fakultas ekonomi UII, terutama berkaitan dengan kegiatan akademik, seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, join seminar, serta skema lainnya yang bisa dikembangkan. “Saat ini kami mempunyai 14 fakultas dengan jumlah total kurang lebih 30 ribu mahasiswa dimana 3.800 nya adalah mahasiswa internasional,” pungkasnya.

Sumber : uii.ac.id

2016.05.10.cindesKabupaten Sleman dikenal sebagai daerah utama penghasil buah salak berkualitas. Di musim panen, melimpahnya buah salak seringkali tidak semuanya terserap oleh pasar dan banyak di antaranya yang terlalu matang. Untuk menyiasati hal itu, salak kemudian diolah menjadi produk makanan bernama nata de salacca. Produk nata de salacca ini tidak hanya nikmat namun juga kaya serat pangan dan sehat dikonsumsi. Sayangnya, belum banyak masyarakat yang mengenal produk unggulan lokal ini sehingga konsumsinya pun masih sangat terbatas.

Melihat hal itu, timbul ide kreatif di benak sekelompok mahasiswa UII. Mereka terpantik untuk mengangkat citra produk nata de salacca asal Sleman agar lebih dikenal oleh masyarakat. Caranya yakni dengan mengkreasikan nata de salacca ke dalam produk minuman siap saji yang kini tengah menjadi tren di kalangan anak muda. Lewat cara ini mereka berharap mempopulerkan nata de salacca sembari belajar menjalankan bisnis sejak usia muda.

Sebagaimana disampaikan Farisa Rahma Himawati, salah seorang pencetus ide tersebut. Gadis yang berkuliah di jurusan Manajemen UII ini bercerita bahwa idenya dimulai dari ketertarikannya untuk mengangkat produk asal kota kelahirannya. “Jogja-kan (Sleman pada khususnya) terkenal dengan produk salak. Saat ini sudah banyak produk olahan salak, seperti nata. Namun kok seperti kurang diketahui oleh masyarakat”, ungkapnya. Padahal produk olahan salak seperti nata sangat membantu masyarakat karena turut mengangkat nilai jual salak.

Bersama teman-temannya, ia kemudian bertandang ke Dusun Domban, Tempel, Sleman yang selama ini menjadi salah satu sentra produksi nata de salacca. Dalam kunjungan itu, ia mendengar cerita penduduk setempat tentang tantangan memasarkan produk nata de salacca. Dari sinilah ia kemudian menggandeng salah seorang produsen nata de salacca di dusun tersebut.

“Untuk mengangkat nata de salacca, kami memiliki strategi dengan menciptakan produk minuman siap saji bernama CINDES yang merupakan kepanjangan dari Cocoa Nata de Salacca”, tambahnya. Ide tersebut dilatarbelakangi kepopuleran minuman siap saji di kalangan anak muda saat ini sehingga diharapkan dapat memancing rasa ingin tahu konsumen tentang nata de salacca.

Ditambahkan oleh Farisa, CINDES merupakan minuman dingin yang dibuat dengan cara mengkreasikan bubuk coklat dan nata de salacca. Rasa yang dihasilkan tentunya cukup unik karena pembeli akan menikmati legitnya rasa coklat serta dingin dan kenyalnya nata de salacca dalam satu minuman. Selain itu, minuman ini dijual dengan harga yang cukup terjangkau yakni seharga Rp 7.000-10.000 sesuai dengan sasaran mereka yang membidik pasar anak muda

Untuk pemasaran produknya, Farisa mengaku saat ini telah membuka kedai di depan kampus Fakultas Ekonomi UII, Condong Catur. Lewat kedai tersebut, ia berharap produknya mendapat tempat di kalangan mahasiswa dan pelajar SMA yang setiap harinya ramai lalu lalang di kawasan tersebut.

Sumber : www.uii.ac.id

menghadapi mea, kemandirian dan daya saing perlu disiapkan oleh umkDalam rangka hari lahir atau milad yang ke-73, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar seminar nasional dengan tema Membangun Kemandirian Bisnis dan Kesiapan Daya Saing UMK Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Seminar nasional yang digelar di Gedung Moh. Hatta Perpustakaan UII, Kamis (28/4), menghadirkan pembicara Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec (Guru Besar Fakultas Ekonomi UII), Prof. Dr. Ir. Hadi Karia Purwadaria, M.Sc (Tokoh Senior AIBI dan Bapak Inkubasi Bisnis Indonesia), dan Dr. Nurdiono, MM (Pengusaha dan Dosen UNILA).

Disampaikan, Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam sambutannya, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Akhir tahun 2015 yang lalu telah memunculkan presepsi meningkatnya tingkat persaingan di berbagai sektor. Salah satu diantaranya adalah tantangan dalam membangun kemandirian bisnis dan kesiapan daya saing pada dunia usaha, tak terkecuali pada sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Selain itu, dengan diberlakukannya MEA juga telah mmenciptakan peluang baru.

Namun demikian menurut Dr. Harsoyo, sejauh ini telah bermunculan wirausaha baru, tak terkecuali yang diinisiasi dari kalangan generasi muda. Fenomena generasi muda untuk memilih berwirausaha ketimbang menjadi karyawan ini telah membuka banyak pintu bisnis yang belum pernah dilihat sebelumnya. “Data Badan Ekonomi Kreatif menyebutkan jumlah yang tercatat ada 56 juta unit UMKM yang ada di Indonesia saat ini,” Dr. Harsoyo menuturkan.

Pada sesi seminar Prof. Edy Suandi Hamid selaku pembicara menyampaikan dalam materinya, persaingan bebas pada tenaga kerja berpotensi meningkatkan pengangguran di tanah air. Menurut Prof. Edy tanpa ada persaingan bebas di sumber daya manusia saja tingkat penggangguran di tanah air sudah relatif tinggi, termasuk tenaga terdidiknya yang saat ini sekitar 600 ribu tenaga lulusan diploma dan S-1 masuk kategori sebagai pengangguran terbuka.

Lebih lanjut dipaparkan Prof. Edy, dibukanya kran persaingan tenaga kerja dengan ASEAN lain, tanpa ada usaha yang terstruktur dilakukan pemerintah, perguruan tinggi, dan tenaga kerja itu sendiri, maka akan dapat mengancam pasar tenaga kerja Indonesia, yang dibanjiri tenaga kerja terdidik dan terlatih dari negar anggota ASEAN lainnya.

Sementara Prof. Hadi Karia Purwadaria dalam kesempatannya memberikan paparan tiga hal utama dalam menghadapi MEA. Yakni Identifikasi keuntungan dan tantangan menghadapi MEA, memahami konsep dan program MEA serta menghayati peran inkubator bisnis dalam mendorong dan mengembangkan UKM yang berdaya saing di kawasan ASEAN. Sedangkan Dr. Nurdiono, MM. menggarisbawahi bagaimana menemukan dan mengolah strategi dan inovasi sektor bisnis dalam menghadapi MEA. Pemahaman dan bagaimana langkah yang harus diambil untuk menjadi pengusaha sukses, pengalaman memulai dan bagaimana mengelola bisnis.

Sumber : www.uii.ac.id