Haji Manajemen pengelolaan ibadah haji di Indonesia meskipun sudah lama dilaksanakan masih menyisakan berbagai macam persoalan, lamanya antrian keberangkatan ibadah haji, transparansi dana pengelolaan, regulasi yang belum memadai, serta carut marutnya pengelolaan ibadah haji di Arab Saudi. Permasalahan ini masih saja terus terjadi meskipun pemerintah sudah berusaha menyelesaikannya dengan berbagai cara.

Maka dari itu dalam rangka melihat dan mencari solusi permasalahan manajemen pengelolan ibadah haji, Pusat Penelitian dam Pengkajian ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Ekonomi (PPE) FE UII, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dan BRI Syariah hari ini (7/11) menyelenggarakan Seminar Nasional Ekonomi Haji ‘Tinjuan Nasional, Sosial, Manajemen, dan Ekonomi’.

Acara seminar nasional yang bertempat di Aula Utara Lantai 3 Gedung Prof. Ace Partadiredja FE UII tersebut mengundang pembicara Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., Drs. Suwarsono Muhammad (Dosen UII), drs. H. Nurrokhman, MA., (Kanwil Kemenag DIY), dan M. Yazid Affandi, S.Ag., M.Ag., (Dosen UIN Sunan Kalijaga). Selain pembicara tampak hadir pula Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Si., Dekan FE UII Dr. Drs. Dwipraptono Agus Hardjito, M.Si., dan Direktur P3EI Agus Widarjono, SE., MA., Ph.D.

Dalam sambutannya Harsoyo menyampaikan bahwa semangat masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji itu luar biasa, sehingga dengan adanya seminar ini diharapkan dapat menghasilkan solusi permasalahan pengelolaan ibadah haji. Solusi tersebut dapat disampaikan kepada pemerintah, untuk kemudian di follow up demi pengelolaan ibadah haji kedepan yang lebih baik.

Dalam kesempatan yang sama Anggito Abimanyu menjelaskan perihal pengelolaan ibadah haji di Indonesia yang memang banyak permasalahan, menurutnya penyelenggaraan ibadah haji saat ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan perhajian, mulai sistem daftar tunggu, perubahan lanskap haji di Arab Saudi, pembimbing haji dari pemerintah, dan juga pengelolaan keuangan.

“Sampai dengan kapanpun, penyelenggaraan ibadah haji kalau sistemnya masih seperti ini pasti semua orang yang mengurusinya bias jadi disalahkan, karena sistemnya juga salah”, ungkapnya.

Kesempatan berikutnya masing-masing pemateri menjelaskan perihal sejarah perhajian dari zaman Rosulullah SAW,  manajemen pengelolaan ibadah haji oleh Kemenag RI, dan aspek hukum Undang-undang haji di Indonesia.

Sumber : www.uii.ac.id

ICD Penyelenggaraan Job Fair Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai puncak rangkaian kegiatan Integrated Career Days 2015 tidak disia-siakan oleh para pencari kerja, baik yang berasal dari DI.Yogyakarta maupun dari wilayah lain. Hal tersebut tampak dari banyaknya pelamar kerja memadati tiap stand perusahaan yang menawarkan berbagai posisi pekerjaan.

Penyelenggaraan Job Fair UII diagendakan berlangsung selama dua hari, yakni 7-8 November 2015, di Auditorium Kahar Mudzakkir UII. Job Fair diselenggarakan sebagai bagian dari UII Integrated Career Days 2015, yakni sebuah pekan karir terpadu yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti Career Seminar, Career Mentoring, Career Counseling, On Campus Recruitment, Corporate Gathering, serta penyelenggaraan Job Fair.

Disampaikan Ketua Pelaksana UII Integrated Career Days 2015, Baziedy Aditya Darmawan, SE. MM., jumlah pendaftar Job Fair UII secara online sampai hari pertama penyelenggaraan mencapai hampir 2600 pendaftar. Bila melihat antusiasme pencari kerja yang daftar secara langsung,  tidak menutup kemungkinan jumlah pendaftar keseluruhan dapat menembus angka 5000.

Lebih lanjut dipaparkan Baziedy Aditya, Job Fair diikuti oleh 22 perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak di berbagai bidang industri, seperti perbankan, teknologi informasi, kosmetik, lembaga keuangan non bank, transportasi, retail, konstruksi, dan perusahaan manufaktur serta jasa lainnya guna menyerap lulusan dari berbagai program studi/jurusan.

Peneyelenggaraan UII Integrated Career Days 2015 seperti diutarakan Baziedy Aditya, Juga memiliki tujuan untuk mendorong para lulusan UII berkiprah dan memberikan kontribusi di masyarakat. UII dinilainya perlu meningkatkan potensi keterserapan para alumninya ke dalam dunia industri dengan memberikan berbagai bekal di luar perkuliahan dan juga memberikan akses yang lebih luas dalam meraih karir.

“Di sisi lain, UII juga berkomitmen memberikan kontribusi bagi permasalahan bangsa dalam konteks ketenagakerjaan, yakni untuk menekan angka pengangguran terdidik khususnya di DI. Yogyakarta dan sekitarnya,” ungkapnya.

Sumber : www.uii.ac.id

Terjalinnya hubungan baik antar institusi pendidikan merupakan suatu hal yang dapat mendukung optimalisasi perkembangan universitas, baik perkembangan didalam universitas maupun diluar universitas. Selain itu, hubungan baik antar institusi dapat membuka kesempatan universitas untuk melakukan kerjasama diberbagai bidang yang mendukung kemajuan universitas dalam akademik maupun non-akademik. Salah satu cara untuk menjaga hubungan antara universitas adalah dengan adanya kunjungan ke universitas partner dan melakukan sharing informasi terkait dengan perkembangan kampus. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menerima kunjungan dari dekan, dosen, dan  beberapa staff dari Universitas Balikpapan pada Rabu (4/11) di Ruang Sidang 1/1 Gedung Prof. Dr. Ace Partadireja FE UII.
Kunjungan ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar kurikulum, tax center, dan galeri investasi. Dalam sharing ini, Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si, dekan FE UII, menyampaikan beberapa informasi terkait perkembangan dan kurikulum yang digunakan FE UII.Lebih lagi, rombongan Universitas Balikpapan melanjutkandiksusi seputar tax center di ruang program studi akuntansi dan mengunjungi Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ada di Fakultas Ekonomi UII di Gedung Perputakaan lantai 3. Kunjungan ke Pojok BEI Fakultas Ekonomi UII ditujukan untuk melakukan sharing secara langsung terkait investasi dan kegiatan kegiatan terkait dengan pasar modal yang dilakukan oleh mahasiswayang bergabung di Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FE UII.
Dengan kunjungan tersebut diharapkan terjalin hubungan silaturahmi yang lebih erat antar FE UII dan Universitas Balikpapan. Sehingga, dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan cara saling bertukar informasi antar universitas.

2015.11.05. peserta training sap uii studi banding ke pt sari husada Peserta training SAP Universitas Islam Indonesia (UII) 2015 berkesempatan mengikuti studi banding ke PT Sari Husada Generasi Mahardika yang berlokasi di wilayah Klaten Jawa Tengah, Rabu (5/11). Studi banding dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman implementasi aplikasi SAP melalui diskusi dan melihat secara langsung penerapannya disalah satu perusahaan ternama yang bergerak di bidang industri pengolahan susu tersebut.

Para peserta training yakni tenaga kependidikan dari Devisi Keuangan, Umum dan Rumah Tangga di lingkungan UII diterima oleh master data and supply chain improvement PT Sari Husada Generasi Mahardika, Baruno Dewo Tirto. Dalam studi banding ini juga tampak hadir Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si., Direktur Keuangan dan Anggaran UII, Fitra Roman Cahaya, SE, M.Com, Ph.D. dan Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dra. Siti Nurul Ngaini, MM. dan ketua pelaksana training SAP UII, Noor Endah Cahyawati, SE, M.Si.

Disampaikan Dr. Nur Feriyanto, kunjungan dalam rangka studi banding yang dilakukan oleh UII ini pada dasarnya bukan kali pertama. Pada pelaksanaan kali ini diikuti oleh 95 orang peserta, bertujuan untuk belajar khususnya pada pembelajaran sistem SAP yang sudah diterapkan di PT Sari Husada Generasi Mahardika.

Dr. Nur Feriyanto, berharap melalui kunjungan ini para peserta dapat memperoleh banyak tambahan ilmu, tidak hanya ilmu yang didapat dikelas saja, tetapi juga ilmu yang betul-betul telah dipraktikkan. “Sehingga nanti ketika kembali di UII dapat menerapkan sistem SAP lebih baik seperti bagaimana solusi-solusi penyelesaian masalah terkait sistem SAP yang telah diterapkan di PT Sari Husada Generasi Mahardika” paparnya.

Sementara disampaikan Baruno Dewo Tirto, saat menyambut rombongan UII, di perusahaannya sangat memperhatikan hal-hal berkenaan dengan safety. Siapapun seperti karyawan, kontraktor termasuk pengunjung yang berada diwilayahnya menurutnya akan menjadi tanggung jawab perusahaan. Hal ini dinilai penting karena bila terjadi suatu hal akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perhatian akan keselamatan juga tampak dari tersedianya petunjuk dan fasilat bila sewaktu-waktu terjadi bencana seperti gempa bumi maupun gunung meletus.

Setelah acara penyambutan, para peserta training mengikuti diskusi berkenaan dengan implemntasi SAP di PT Sari Husada Generasi Mahardika. Suasana diskusi berlangsung hidup dimana komunikasi terjalin dua arah, dimana para peserta tampak aktif menyampaikan pertanyaan. Setelah diskusi selesai para peserta diajak mengunjungi secara langsung proses produksi perusahaan.

2015.11.05. peserta training sap uii studi banding ke pt sari husada-(3)

Sumber : www.uii.ac.id

FGD Dalam rangka menyelaraskan standar pendidikan dan learning outcome sebagai standar minimum yang harus dicapai mahasiswa S1 khususnya Program Studi Manajemen, Forum manajemen Indonesia (FMI) koordinator wilayah (Korwil) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD). Acara yang dilaksanakan di Ruang P1/2 Gedung Prof. Dr. Ace Partadiredja Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, pada Kamis, 29 Oktober 2015 ini diikuti oleh Kepala Jurusan Universitas se- Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan anggota FMI, serta dihadiri oleh perwakilan FMI Korwil Jakarta dan wakil dari Dikti.

Penyampaian materi di sesi pertama disampaikan oleh Dr. BM. Purwanto, MBA dan Dr. Amin Wibowo, MBA , dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada serta Dr. M. Irhas Efendi, M.Si dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.  Ketiganya membahas tentang learning outcome dan standardisasi pendidikan. FGD learning outcome ini di moderatori oleh Dr. Zaenal Arifin, M.Si. “Profesionalisme adalah tindakan seseorang yang dilandasi oleh tujuan yang baik, oleh karena itu dalam Learning Outcome nanti diharapkan Mahasiswa mampu mempunyai integritas, profesionalitas, objektivitas, dan keadilan saat menerapkan ilmunya baik untuk dirinya sendiri maupun saat bermasyarakat”, papar Dr.BM. Purwanto.  Sedangkan sesi kedua adalah Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang learning outcome , dimana peserta dibagi  ke dalam tiga kelompok aspek, meliputi sikap dan keterampilan umum, keterampilan khusus, dan pengetahuan.

Dari FGD tersebut diperoleh rumusan dari masing-masing aspek misalnya dalam aspek sikap, mahasiswa diharapkan berani menanggung resiko dalam pengambilan keputusan, dalam aspek pengetahuan, mahasiswa mampu menguasai konsep dan aplikasi fungsi-fungsi organisasi, sedangkan pada aspek keterampilan umum, mahasiswa diharapkan mampu membangun kolaborasi positif dengan masyarakat nasional, internasional dalam organisasi dan bisnis. Kedepannya, rumusan dari hasil FGD ini digunakan untuk membuat standar capaian minimum yang harus dicapai oleh mahasiswa S1 prodi manajemen dimana standar tersebut berskala nasional.

SAP Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai salah satu kampus pertama di Indonesia yang concern akan penggunaan System Application and Product (SAP), kembali menggelar pelatihan  SAP dilingkungannya.

Seperti penyelenggaraan ditahun sebelumnya, kegiatan yang diselenggaran selama 4 hari, yakni tanggal 30 Oktober dan 4, 5, dan 7 November 2015 di Kampus Fakultas Ekonomi UII Condongcatur, para peserta juga akan diajak melihat secara langsung penggunaan SAP di perusahaan PT Sari Husada Generasi Mahardika. Peserta pelatihan yakni para tenaga kependidikan di devisi keuangan dan umum, serta sejumlah wakil dekan di lingkungan UII.

Demikian disampaikan ketua pelaksana training SAP UII, Noor Endah Cahyawati, SE, M.Si. pada sesi pembukaan, Jum’at (30/10). Turut hadir dalam agenda ini, Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si., Direktur Monsoon Academy, Abdy Taminsyah, Direktur Keuangan dan Anggaran UII, Fitra Roman Cahaya, SE, M.Com, Ph.D. dan Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dra. Siti Nurul Ngaini, MM.

Rangkaian kegiatan seperti disampaikan Noor Endah Cahyawati, hari pertama para peserta akan diajak untuk belajar SAP melalui game Enterprise Resource Planning (ERP). Yakni sebuah  sistem yang membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Dilanjutkan pertemuan ke dua para peserta pelatihan akan diajak mengunjugi PT Sari Husada Generasi Mahardika yang berada di Klaten Jawa Tengah.

Lebih lanjut disampaikan Noor Endah Cahyawati, agenda pelatihan di hari ke tiga dan ke empat akan diisi dengan pelatihan SAP bagi para pemula dan ditutup dengan penjelasan evaluasi kesalahan pemeriksaan yang biasanya dilakukan melalui audit internal.

Dukungan disampaikan Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto , M.Si. akan diselenggarakannya pelatihan SAP ini. Menurutnya di UII kedepannya akan banyak dikembangkan pemanfaatan sistem SAP. Selain itu disampaikan Nur Feriyanto dalam pelatihan ini para peserta tidak hanya belajar teori tetapi juga studi banding langsung ke perusahaan yang menggunakan aplikasi SAP.

Sumber : www.uii.ac.id

fix1 Peran mahasiswa sebagai agent of change tidak hanya dituntut untuk belajar di bidang akademik, namun juga di bidang organisasi. Organisasi sebagai wadah mahasiswa mengasah kemampuan di luar akademik seperti kepemimpinan, public speaking, problem solving juga sebagai media pengembangan bakat dan kreativitas. Tak terkecuali di Fakultas Ekonomi yang juga menawarkan berbagai macam organisasi sebagai media untuk pengembangan softskill bagi para mahasiswanya.

Salah satu lembaga mahasiswa yang ada di Fakultas Ekonomi adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) melakukan pelantikan pada hari Selasa (27/10) dengan melantik sebanyak 18 orang untuk kepengurusan periode 2015/2016. Acara yang bertempat di Gedung P1/2, Fakultas Ekonomi tersebut dihadiri oleh perwakilan berbagai lembaga internal baik tingkat Fakultas. Dengan menerapkan sistem student government dalam lingkungan kelembagaan internal, DPM merupakan lembaga tertinggi yang membawahi seluruh lembaga internal di tingkat Fakultas. Lembaga yang bertugas mengawasi lembaga-lembaga internal di tingkat Fakultas ini memiliki tiga tugas dan fungsi yaitu fungsi Legislasi, Controlling dan Budgeting.

Maharditya Rozan terpilih sebagai Ketua DPM berharap dengan kuantitas pengurus yang lebih banyak mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada periode-periode sebelumnya. “Semoga teman-teman yang sudah terpilih juga bisa konsisten hingga akhir kepengurusan” tambah mahasiswa prodi Ilmu Ekonomi tersebut. Di sisi lain, Ketua Komisi 1, Iyal Afandi yang mengurusi bidang Kemahasiswaan, Keislaman dan Kelembagaan mengatakan sudah saatnya wakil mahasiswa dekat dengan mahasiswa. “Kami dari Komisi 1 memiliki semboyan harmony in diversity yaitu harmoni dalam perbedaan” imbuhnya.

fix

Penting bagi para pemuda khususnya mahasiswa dalam mengembangkan skill, pengetahuan, dan menambah wawasan mengenai global issues demi mendukung kesuksesan masa depan. Cara dan kesempatan ada di depan mata bagi para mahasiswa

 untuk mewujudkan hal tersebut. Mengikuti pertukan mahasiswa ke luar negeri salah satunya. Berbagai macam pertukaran mahasiswa yang ditawarkan, mulai dari pertukaran budaya atau pun sebagai duta perubahan terhadapat global environment. Selain untuk pengembangan diri, lebih lagi meningkatkan networking sampai tingkat internasional.

AIESEC(Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales) merupakan salah satu program pertukaran yang sudah diakui secara internasional dimana menyediakan kesempatan bagi para pemuda-pemuda dunia untuk peduli terhadap global issues. Ahmad Rezha Syaf, Organizing Citizen Committee President Global Citizen Program, menggandeng AIESEC UGM dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) Komisi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) dalam acara Global Citizen Winter Program (25/10) di Ruang Aula Utara Gedung Prof. Dr. Ace Partadiredja FE UII. Dalam diskusi ini dihadiri juga oleh Darynaufal Mulyaman, Brand and Creative Manager AIESEC UGM dan Farid Aflah, Direktur HMJA Komisi. Program yang terbentuk setelah Perang Dunia II (PD II) ini dibentuk untuk menjalin perdamaian dunia dan menunjukkan potensi manusia khusunya para pemuda, begitu pemaparan Naufal.

Program pertukaran yang berjalan selama 6-12 minggu ini memiliki berbagai macam projek isu yang ditawarkan diantaranya education, environment, health, cultural understanding, dan social entrepreneurship. Pengalaman Global Citizen Winter Program juga dirasakan oleh beberapa mahasiswa UII yang berbagi pengalaman mereka dalam diskusi, yaitu Bhayu Wijaya dan Nur Hayana. Mereka berkesempatan untuk melaksanakan education project di India dan Republik Ceko. Berbagai tahapan mulai dari interview hingga keberangkatan mereka tularkan sehingga para peserta memiliki gambaran terhadap program pertukaran tersebut. Hal yang tak kalah penting adalah menambah wawasan terhadap global issues dengan perbedaan budaya negara dan teman-teman dari berbagai negara lainnya. Berkesempatan hadir pula dua mahasiswa UGM, Kharizsa Imamara, pertukaran negara China dan Prima M Purwatama, pertukaran negara Bahrain.

Disampaikan pula harapan Rezha, mahasiswa Akuntansi IP FE UII, salah satu volunteer Global Citizen ke Republik Ceko. Mahasiswa UII harus memiliki pengalaman dan prestasi dikancah internasional. Hal ini bisa menjadi cikal bakal UII menuju world class university. Tambah lagi, UII bisa memiliki AIESEC sendiri yaitu AIESEC UII.

bakau Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan salah satu negara pemilik garis pantai terpanjang di dunia. Hal ini menyebabkan wilayah pesisir Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Pesisir di pantai-pantai Indonesia juga menjadi tumpuan sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Berbagai aktifitas perekonomian tertumpu di sana mulai dari pertanian lahan pasir, perikanan, tambak, hingga pariwisata.

Sayangnya, keberadaan wilayah pesisir kini semakin terancam dengan maraknya aktifitas degradasi lingkungan. Salah satunya yakni pembalakan liar dan penggundulan hutan bakau. Padahal keberadaan hutan bakau sangat vital bagi kelangsungan ekosistem. Rusaknya hutan bakau sama saja dengan mempercepat laju abrasi pantai dan menyempitnya wilayah produktif di pesisir pantai. Hal ini tentunya juga mengganggu aktifitas perekonomian penduduk.

Kondisi inilah yang mengundang simpati sekelompok mahasiswa UII yang peduli dengan kelestarian lingkungan pesisir. Empat orang mahasiswa UII yang diketuai oleh Adam Ikhya Al-Farokhi kemudian menggagas gerakan pelestarian hutan bakau di wilayah pesisir yang melibatkan anak-anak dan generasi muda. Gerakan bernama ONCOM (One Child One Mangrove) merupakan program pelestarian lingkungan berkelanjutan yang ingin menanamkan kecintaan pesisir pada anak-anak di wilayah itu. Program itu telah dilaksanakannya di Desa Poncosari, Srandakan, Bantul.

Sebagaimana dituturkan oleh Adam Ikhya Al-Farokhi, “Saya kira kalau gerakan penanaman mangrove mungkin sudah biasa dilaksanakan. Oleh karenanya gerakan kami juga menekankan upaya penanaman rasa cinta lingkungan pesisir bagi anak-anak di sana”, kata mahasiswa Teknik Lingkungan UII ini. Dalam melaksanakan gerakan itu ia juga melibatkan tiga orang rekannya yakni, Muhamad Nur Laili Dwi Kurniyanto, Citra Endah Nur Setyawati, dan Nur Amalia Pawestri. Adam Ikhya menilai di tangan anak-anak inilah kelak masa depan wilayah pesisir bertumpu. Sehingga diperlukan upaya penyadaran sejak dini untuk cinta lingkungan.

Ketika ditanya bagaimana ia menanamkan rasa cinta itu, Adam Ikhya menceritakan pihaknya telah merancang berbagai aktifitas edukasi tentang lingkungan yang menarik dan sesuai untuk anak-anak. “Kami memiliki tiga sub aktifitas, yang pertama yaitu kelas apresiasi mangrove yang mengajak anak-anak menghargai pentingnya hutan bakau. Konsepnya disampaikan seperti dongeng oleh tim kami”, sambungnya. Di samping itu, ada pula penayangan video tentang lingkungan dan games kreatif yang melatih imajinasi anak-anak. Harapannya lewat games dan cerita, anak-anak dapat lebih mengapresiasi lingkungannya.

Puncak dari kegiatan itu adalah mengajak anak-anak tersebut terjun langsung dengan menanam pohon mangrove di dekat desa tempat tinggalnya. “Satu anak menanam satu pohon mangrove. Setelahnya mereka mendapat sertifikat sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya. Alhamdulillah ada 1.000 bibit yang ditanam”, tutur Adam. Pasca penanaman, akan dilakukan monitoring dan evaluasi.

Untuk menyukseskan programnya itu, Adam mengaku mendapat dukungan dari banyak pihak. Selain yang utama dari warga desa setempat, ia juga disokong oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kemenpora RI. Bahkan pihaknya juga ditawari mengaplikasikan program serupa di wilayah Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta.

sumber : www.uii.ac.id

Pend. Standar Dalam menghadapi persaingan global, adanya sistem standardisasi dirasa sangat penting untuk dimiliki oleh Indonesia. Dengan adanya sistem standardisasi yang matang, produk industri dari dalam negeri akan dapat bersaing dengan produk dari negara lain. Di samping itu, standardisasi juga menjadi pelindung industri dalam negeri dari membanjirnya produk impor yang belum memenuhi standar nasional. Dengan demikian, standardisasi turut mendorong kesiapan suatu negara ketika akan berkompetisi di pasar global. Oleh karena itu, pendidikan standardisasi perlu dibudayakan dalam berbagai lini pendidikan di tanah air.

Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Pendidikan dan Promosi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Metrawinda Tunus di hadapan para peserta Training for Trainer Dosen Pengampu Standardisasi yang berlangsung di Gedung Rektorat UII, Senin (26/10). Acara ini merupakan realisasi kerjasama di antara BSN dan Badan Perencana UII. Puluhan dosen dari berbagai kampus di wilayah Jateng dan DIY menjadi peserta dalam acara tersebut.

Metrawinda menjelaskan bahwa Indonesia harus segera mengejar ketertinggalan di bidang standardisasi. Sebab dibanding negara tetangga peserta MEA lainnya, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, Indonesia termasuk yang paling tertinggal. “Lewat acara ini, kami ingin membekali para dosen tentang pendidikan standardisasi. Nantinya mohon ilmu ini dapat disebarluaskan kepada para mahasiswanya di kampus”, katanya. Kesadaran semua lapisan masyarakat perlu terus ditingkatkan agar Indonesia tidak menjadi negara pasar di era MEA.

Menurutnya, dalam dunia perdagangan internasional, standardisasi sangat menguntungkan bagi negara yang telah mapan menerapkannya. “Setidaknya ada tiga manfaat dari penerapan standardisasi, yakni meningkatkan efisiensi ekonomi, membatasi kegagalan pasar, dan mempromosikan perdagangan”, pungkasnya. Hal inilah yang menjadi perhatian BSN sebagai lembaga yang berwenang di bidang tersebut.

Sedangkan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam sambutannya pada pembukaan acara itu mengatakan bahwa upaya penyadaran akan pentingnya standardisasi menjadi semakin penting karena Indonesia akan segera masuk dalam pasar bebas ASEAN atau dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, UII siap mendukung upaya BSN dalam mendorong pendidikan standardisasi, khususnya di lingkungan perguruan tinggi.

sumber : www.uii.ac.id