IESC IESC (Islamic Economics Study Club) merupakan salah satu kelompok studi yang berada dibawah naungan Divisi Kajian Strategi (Kastrat) Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FE UII yang dibentuk pada tanggal 10 Juni 2005. Setelah 3 tahun lalu sempat vakum, IESC bangkit kembali pada tahun 2015 ini dan tepatnya Jumat, tanggal 10 Juni 2015 merupakan milad yang ke 11. Pada milad tersebut, IESC memperingati dengan mengadakan Forum Silaturahmi yang dihadiri oleh para anggota aktif dan alumni – alumninya, yang diselenggarakan di Kampus FE UII.

Acara yang dilaksanakan pada hari Selasa (9/6) tersebut bertujuan sebagai renungan setelah 11 tahun berdirinya IESC dan harapan-harapan kedepan agar IESC lebih baik lagi. Presiden IESC periode ini merasa puas dengan terselenggaranya acara tersebut, “saya merasa bangga karena baru tahun ini milad IESC dirayakan semeriah ini”, ungkap Heti selaku Presiden periode ini. Acara ini merupakan awal dari program – program yang akan dilaksanakan IESC tahun ini.

Dengan visi misi “Dakwah, Ukhuwah, dan Ilmiah” saat ini IESC akan lebih mengembangkan pada bidang ilmiah, setelah periode yang lalu berhasil mengembangkan karakternya dibidang ukhuwah. Di hari jadinya yang ke 11 ini , IESC memilih tema perenungan. Perenungan tersebut merupakan salah satu cara untuk mendukung pengembangan para anggota IESC dengan mengajak untuk merenungkan apa saja yang sudah terjadi selama periode yang lalu dan ditanamkan rasa rendah hati agar tidak merasa puas dan terlena dengan pencapaian-pencapaian IESC sebelumnya, namun merenungkan apa saja kekurangan-kekurangan yang ada agar bisa diperbaiki untuk periode yang akan datang dan mengembangkan yang sudah baik.

Alumni yang diundang pun turut memberikan masukan dan ilmu untuk pengembangan IESC kedepannya . Acara ini dibuka oleh Arif Adi Prayoga selaku Presiden IESC Periode 2014/2015 yang memberikan sambutannya “jangan anggap ultah itu berkurang umur , tapi ini tidak . Budaya intelek dan beribadah karena ekonomi islam. Fokus akademik dan Islam, jangan lepas budaya intelektual . Budayakan budaya nulis , baca dan diskusi “ ujarnya . Dilanjutkan wejangan dari Fikri Farhan selaku tetua IESC dan pemotongan tumpeng oleh Presiden periode 2014/2015 dan diserahkan ke Presiden periode 2015/2016 Heti Nur Isnaeni dan dilanjutkan makan bersama oleh para tamu yang hadir.

Fast Track Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan kuliah umum (General Lecture) yang diwajibkan bagi mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2013 pada Kamis (28/5). Kuliah umum ini dibuka oleh Kepala Program Studi Akuntansi Dekar Urumsah, Drs., S.Si., M.Com.(SI)., Ph.D.,  dan dihadiri oleh pemateri dari the Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) Indonesia, Evi Steelyana W, S.E., Ak., M.M. Acara yang dilaksanakan di Aula Utara FE tersebut dimaksudkan untuk membantu calon akuntan lulusan UII dalam meraih tujuan karier dan mempersiapkan kompetisi di tingkat global.

Seluruh peserta dari mahasiswa Akuntansi memenuhi Aula Utara dengan antusias. Acara yang mengangkat tema “Fast Track to be Successful Accountant. Work Smart, Don’t Just Work Hard” ini diawali dengan sambutan oleh Dekar Urumsah dan dilanjutkan dengan presentasi dari pihak ACCA. ACCA berpusat di London yang memiliki cabang di berbagai negara, salah satunya bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia dan Ikatan Akuntan Publik Indonesia yang berpusat di Jakarta.

Dalam sambutannya, Evi menyampaikan bahwa kompetensi nilai professional bisa didapatkan untuk menjadi value added sebagai professional di bidang akuntansi dan keuangan melalui ACCA, terutama dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan adanya kerjasama antara Prodi Akuntansi UII dengan ACCA Indonesia diharapkan dapat menjadikan mahasiswa Akuntansi UII mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk berkarir pada perusahaan di berbagai negara. ACCA menawarkan kemudahan dengan adanya gelar yang didapat sehingga mendapatkan pengakuan asing atas kompetensi serta SDM yang memiliki kesetaraan dengan SDM di luar negeri.

Jumlah professional dan di bidang keungan di Indonesia masih sangat rendah. Dengan adanya kerjasama ini, prodi Akuntansi tidak hanya menjadikan mahasiswanya sebagai akuntan dan professional keuangan tetapi juga memperkenalkan sekaligus mempermudah mahasiswanya dengan membuka jalan untuk dapat go international melalui ACCA. Dalam memaparkan materinya, Evi mengatakan bahwa “mahasiswa Akuntansi UII dapat Go Global Act Local. Artinya bahwa dengan lolos dalam ujian dari ACCA yang akan diadakan di Jogja, mahasiswa tersebut dapat melamar pekerjaan di perusahaan di berbagai negara karena memiliki kualifikasi yang diakui secara internasional. Dikatakan bahwa akan ada kelas untuk mendapatkan gelar Diploma in Business and Accounting yang dibuka di Yogyakarta.

Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia yang mempekerjakan ACCA members dan ACCA students di antaranya Unilever, P&G, Nestle, Oracle, HSBC, Barclays, Philips, Microsoft, Deutche Bank, Coca Cola, Chevron, IBM, Deloitte dan masih banyak lagi. ACCA juga bekerjasama dengan Oxford Brookes University di United Kingdom untuk gelar lanjutan yaitu Advanced Diploma Accounting and Business. Gelar berikutnya yaitu Bachelor of Science in Applied Accounting, Master in Professional Accountancy dari University of London, dan gelar ACCA.

IBC Berawal dari gebrakan industri di Inggris pada tahun 1997, kini tren industri kreatif telah banyak diadopsi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dengan komposisi jumlah penduduk usia muda sekitar 43 persen (sekitar 103 juta orang), Indonesia memiliki basis sumber daya manusia cukup besar bagi perkembangan industri kreatif. Melihat banyaknya potensi karya kreatif yang bermunculan di berbagai wilayah, termasuk di Yogyakarta, telah melahirkan banyak usaha skala kecil menengah dalam berbagai sektor seperti kuliner, kerajinan, periklanan, dan lainnya yang kini ikut berperan dalam menggerakkan perekonomian daerah dan nasional.

Minggu (31/05), Enterpreneur Community (EC) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia kembali menyelenggarakan Indonesian Bussiness Carnival (IBC) yang kini telah memasuki tahun ke-4. Acara yang berlangsung pada pukul 09.00 hingga 21.00 WIB ini mengusung tema “Market in Museum”, dimana tema yang diangkat tersebut diharapkan dapat menghadirkan suasana museum yang berbeda dari biasanya. IBC kali ini diramaikan dengan berbagai kegiatan seperti creative market, workshop, dan hiburan musik.

Creative Market IBC digelar di halaman utama Museum Benteng Vredeburg yang diikuti oleh 29 gerai industri kreatif dan 10 gerai kuliner. Berbagai produk hasil kreasi masyarakat Yogyakarta telah melalui proses seleksi untuk bisa mengisi gerai IBC, seperti Vakansi, Sampan Mimpi dan Chids. Pemilihan gerai produk kuliner juga disesuaikan dengan tren yang ada di masyarakat, seperti kue cubit, cotton pop, dan es pot.

Kegiatan workshop IBC dilaksanakan di ruang Diorama 3 Museum Benteng Vredeburg. Workshop ini menghadirkan dua narasumber yaitu Cethul dan Singgih Susilo Kartono. Cethul adalah seorang artisan kulit yang berasal dari Yogyakarta hingga saat ini membuat produk kerajinan kulit murni hasil kreasinya seorang sendiri, tanpa melibatkan seorang pun karyawan. Hasil karya Cethul telah dihargai jutaan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, kini produknya tidak hanya laku di pasar domestik tetapi telah merambah pasar global. Narasumber kedua, Singgih Susilo Kartono adalah seorang pembuat radio kayu dan kerajinan tangan. Pria yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah ini memproduksi radio yang bermerek Magno yang telah berhasil merebut berbagai penghargaan seperti lomba desain di Seattle, Amerika Serikat pada tahun 1997. Selain itu, radio ini juga memenangkan Good Design Award 2008 untuk kategori Innovation/Pioneering & Experimental Design di Jepang. Di Amerika Serikat, radio buatan Singgih dihargai pada kisaran harga 49-56 USD, di Jepang 17.500 Yen dan di Jerman 160-240 Euro, sedangkan di dalam negeri dijual pada harga 1,1-1,3 juta rupiah. Harga yang cukup tinggi ini dirasa pantas untuk Radio Magno yang banyak diminati sebagai benda koleksi.

Puncak acara IBC pada malam hari menampilkan hiburan musik dengan penampilan khusus dari The Beatles Mania Indonesia dan juga diramaikan oleh pengisi acara lainnya seperti Teater Coin, Bulldog Band, Bejo-Beatbox Jogja dan Violin Pro. Sejak awal dibuka hingga penutupan acara berlangsung dengan sangat meriah. Para pengunjung merasa sangat terhibur dan memberikan apresiasi yang positif untuk penyelenggaraan acara ini.

Blank News Peradaban Islam pada masa lalu memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang luar biasa. Bahkan menjadi salah satu pemegang hegemoni dunia pada saat itu, bersama Tiongkok dan India, yang dikenal sebagai Globalisasi Timur (Eeastern Globalization).Globalisasi Timur mulai menunjukkan tanda-tanda signifikan untuk hadir kembali pada kendali Tiongkok dan India. Hal ini bisa dilihat dari terbangunnya bank dunia baru yaitu Bank Investasi dan Infrastruktur (BII) dan ketegaran Tiongkok di Laut Cina Selatan. Hal ini membuat geram pesaing-pesaing mereka yang berasal dari hegemoni peradaban barat.

Hal tersebut disampaikan dalam acara Diskusi Bedah Buku “Ekonomi Politik Peradaban Islam Klasik” yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (PPs FE UII). Acara ini menghadirkan dosen Fakultas Ekonomi UII, Drs. Suwarsono Muhammad, MA, yang sekaligus merupakan penulis buku tersebut. Disampaikan oleh Suwarsono, bahwa buku ini mencoba mencari jawaban dari surutnya imperium Islam yang pernah berjaya, serta mencoba mencari indicator dan formula kejayaan: apa yang menjadikan peradaban Islam pernah bangkit, tumbuh, berkembang, dan meraih puncak kejayaan. Suwarsono mencoba meraba, berbagai ajaran Islam yang telah ada seperti sejarah dan “tafsir” yang dikenal selama ini “telah benar adanya”.

Bedah buku yang dilaksanakan di Aula Utara, Gedung Prof.Dr.Ace Partadiredja, Kampus FE UII (23/5)memilih topik ini atas dasar kekhawatiran adanya distorsi yang bisa terjadi terutama karena pengaruh kekuasaan politik. Suwarsono merasa ada begitu banyak penghalusan sejarah, sekalipun tidak sampai pada sepenuhnya penyembunyian fakta-fakta sejarah. Politik selalu mengintervensi penulisan sejarah, pada masa sekarang maupun yang telah lalu. Suwarsono menambahkan, adanya intervensi kebudayaan dari umat generasi awal yang meneruskan ajaran itu ke umat generasi berikutnya. Sedangkan, mungkin, umat generasi awal sudah tercampuri pemahamannya dengan kebudayaan. Seringkali amat sulit memisahkan mana elemen kebudayaan dan manakah yang benar-benar ajaran Islam. Buku ini bertujuan membuka tabir itu, walaupun tidak sepenuhnya terbuka lebar.

Juga hadir dalam diskusi dan bedah buku ini yaitu Prof. Dr. Faisal Ismail, MA, guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang memberikan beberapa catatan penting yaitu bahwa kajian peradaban Islam klasik dari persepekstif sosial politik lebih melihat bagaimana sosok peradaban Islam klasik itu dibangun, ditumbuhkan, dikembangkan sehingga menjadi peradaban besar. Lazimnya, penjabaran seperti ini lebih mementingkan peranan, pergantian dan pengangkatan seorang khalifah. Masih perlunya kajian dan pembahasan yang menjelaskan tentang perkembangan dan pencapaian peradaban Islam klasik dari perspektif sosial ekonomi atau ekonomi politik. Faisal menambahkan poin penting dalam buku ini adalah pemaparan masa pra-Islam yang sudah identik dengan kemajuan, kebudayaan, dan perdaban kota karena menjadi pusat perdagangan, menjadi cikal bakal yang memberikan momentum historis semakin tinggi. Islam mengubah peradaban Arab pra-Islam tersebut menjadi peradaban yang berbasis tauhid. Inilah titik tolak yang ditemukan oleh Suwarsono Muhammad.

Buku “Ekonomi Politik Peradaban Islam Klasik” disusun dengan bahasa yang baik, bernas, dan mudah dipahami. Ide dan uraian yang disampaikan penulis mengalir secara sistematis, sehingga perlu diberikan apresiasi atas terbitnya buku ini. Ditambah kajiannya terfokus pada peradaban Islam klasik yang diulas dan dibahas dari perspektif ekonomi politik. Ini merupakan hasil karya dari salah satu akademisi senior FE UII yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2015.5.21. seminar beasiswa Minimnya informasi yang diperoleh mahasiswa menyebabkan tidak banyak yang mengetahui bahwa saat ini ada banyak lembaga yang menawarkan peluang memperoleh beasiswa studi mulai dari S1 hingga S3 bahkan Beasiswa Research baik di Perguruan Tinggi Dalam  Negeri maupun Perguruan Tinggi di Luar Negeri. Hal tersebut mendorong LPM EKONOMIKA UII menyelenggarakan Seminar Beasiswa dengan menghadirkan pembicara-pembicara berpengalaman baik sebagai penerima beasiswa maupun sebagai pengelola lembaga yang menawarkan beasiswa itu sendiri.

“Begitu banyak beasiswa saat ini, untuk memperolehnya juga tergolong mudah, berbeda kondisinya dengan tujuh tahun yang lalu karena masih sedikit yang memberikan beasiswa. Jadi rugi kalau tidak dapat beasiswa.” Demikian disampaikan Kepala Divisi Penyaluran Beasiswa LPDP Rumtini Suwarno saat memberikan penjelasan terkait Beasiswa LPDP di Geadung Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir.

Sebagaimana diketahui sejak didirikan pada tahun 2013, LPDP terus gencar dalam mensosialisasikan dan menawarkan peluang beasiswa kepada Putra-Putri terbaik Indonesia untuk studi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Berbagai macam beasiswa yang ditawarkan LPDP ialah Beasiswa Magister dan Doktor, Beasiswa Tesis dan Disertasi, Beasiswa Afirmasi, Beasiswa Spesialis Kedokteran, Presidential Scholarship.

Dijelaskan Rumtini, pemerintah menyadari dengan memberikan akses pendidikan melalui beasiswa akan melahirkan generasi muda yang produktif di masa yang akan datang. “Pada 2030 Indonesia akan memiliki bonus demografi, Indonesia akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif yang besar, oleh karena itu harus benar-benar dimanfaatkan, pemberian beasiswa diharapkan akan menghadirkan manusia yang berkualitas dan produktif.” Papar Rumtini.

Ia pun berpesan agar para peserta tidak mudah menyerah dalam mengikuti seleksi beasiswa, “Jangan mudah menyerah, kalau gagal dicoba lagi, sampai saat ini LPDP telah memberikan beasiswa kepada sekitar 3500 orang baik studi di dalam negeri maupun di luar negeri.” Tegas Rumtini.

UII sebagai Perguruan Tinggi Nasional tertua yang juga memiliki cita-cita mendidik mahasiswa menjadi pemimpin bangsa terus mendorong agar semakin banyak kegiatan-kegiatan yang menyediakan berbagai informasi terkait beasiswa. Sebagaimana dijelaskan Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng.,yang merupakan Direktur Direktorat Pengambangan Bakat Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa (DPBMKM) UII. “UII memberikan dukungan penuh agar terlaksana kegiatan-kegiatan semacam ini agar semakin banyak mahasiswa UII yang meraih beasiswa.” Ujar Beni.

Dalam seminar yang diselenggarakan pada Kamis (21/5) tersebut, beberapa pembicara merupakan peraih beasiswa baik dari  LPDP, Australia Awards, dan juga Erasmus Plus yang sebelumnya bernama Erasmus Mundus.

Sumber : www.uii.ac.id

IAPI Profesi akuntan publik menjadi salah satu profesi yang cukup diminati, khususnya oleh para lulusan akuntansi. Kebutuhan yang tinggi terhadap tenaga profesional akuntan menyebabkan persaingan di dalam dunia kerja juga semakin ketat. Terlebih lagi, pasar bebas ASEAN nantinya akan membuka pasar bagi jasa akuntan di wilayah negara-negara ASEAN. Sementara itu, untuk mendapatkan sertifikasi certified public accountant (CPA), diperlukan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, mahasiswa dan para lulusan program studi Akuntansi perlu mempersiapkan diri untuk dapat memperoleh sertifikasi menjadi seorang akuntan publik.
Menanggapi hal tersebut, program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia bekerjasama dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Certified Public Accountant (CPA). Sosialisasi ini diselenggarakan di Aula Utara Gedung Prof. Dr. Ace Partidiredja, Kampus Fakultas Ekonomi UII pada hari Rabu (28/4) dan dihadiri oleh mahasiswa FE UII serta mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Sosialisasi ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi UII,  Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si. Dalam sambutannya Agus Hardjito menekankan tentang pentingnya kegiatan ini bagi para mahasiswa yang ingin berkarir sebagai akuntan publik. Terlebih lagi karena FE UII saat ini menjadi salah satu tempat ujian sertifikasi CPA di wilayah Yogyakarta.
Sosialisasi yang bertema Sosialisasi CPA dan New CPA Program 2015 ini menghadirkan narasumber Tarkosunaryo, MBA, CPA, yang saat ini menjabat sebagai Ketua IAPI. Tarkosunaryo menyampaikan berbagai informasi penting tentang CPA yang merupakan sertifikasi untuk profesi akuntan publik yang akan diberikan kepada calon akuntan publik setelah menjalani sebuah pelatihan dan ujian sertifikasi. “Sertifikasi tersebut juga merupakan tanda perizinan bagi seorang akuntan publik untuk dapat memberikan layanan jasa assurance”, paparnya. IAPI sebagai organisasi akuntan publik di Indonesia membantu para calon akuntan publik yang ingin menjalani ujian sertifikasi CPA.
Selain menyampaikan mengenai sertifikasi CPA, Tarkosunaryo juga berbagi strategi kepada para mahasiswa untuk menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. “AEC juga membuka peluang kepada para akuntan publik untuk berkesempatan kerja di negara-negara ASEAN, dan sebaliknya. Sehingga akuntan publik di Indonesia harus siap dan mampu bersaing,” tegasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Tarko mengatakan bahwa mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan teknis mereka tentang akuntansi, auditing, keuangan, dan bisnis sesuai dengan standar internasional.

pekan manajemen Peranan sumber daya manusia (SDM) tidak semata menjadi penggerak utama berjalannya proses bisnis di dalam sebuah perusahaan, melainkan juga menjadi aset penting bagi perusahaan. SDM, jika dilihat jangka panjang, merupakan bagian dari investasi bagi perusahaan. Hal ini menarik perhatian mahasiswa Program Studi Manajemen FE UII yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) Management Community untuk mengadakan acara Stadium General dengan mengangkat tema “Best Practice in Human Resources Management”. Penyelenggaraan kegiatan ini juga didukung oleh Program Studi Manajemen UII. Stadium General ini merupakan rangkaian acara dari kegiatan rutin tahunan MANIFEST (Management Annual Inaugural Festival) dari Management Community.
Kegiatan kuliah umum ini bertempat di Aula Utara FE UII pada Sabtu (17/04) dan dibuka oleh Ketua Prodi Manajemen, Dr. Drs. Sutrisno, MM. Peserta pada kegiatan ini adalah mahasiswa prodi manajemen, khususnya yang mengambil konsentrasi studi di bidang manajemen sumber daya manusia. Acara ini menghadirkan narasumber Bernadina Okti Adiyanti, S.Psi, P.Si, Human Resource Director, GoodYear dan dipandu oleh moderator, Drs. Arif Hartono, MHRM., Ph.D, dosen Prodi Manajemen.
Bernadina memaparkan tentang perkembangan manajemen SDM dari masa revolusi industri hingga saat ini. Dalam perkembangannya, dunia pengelolaan SDM telah mengalami perluasan fungsi pada tubuh perusahaan. “Saat ini HRM (human resource management –red) berlomba-lomba membangun SDM tidak hanya untuk menjadi pegawai biasa tetapi untuk menjadi talent yang dapat menggerakkan perusahaan”, ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa peranan manajemen SDM kini menjadi semakin penting terutama dalam memastikan keberhasilan pengelolaan perubahan yang dibutuhkan perusahaan, khususnya untuk mengelola bakat-bakat yang berpotensi memimpin perusahaan, agar tetap bertahan dan terus meningkatkan kinerjanya.
Diskusi dalam acara ini berlangsung komunikatif dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang antusias untuk mendapatkan cerita pengalaman dari narasumber sebagai praktisi profesional di bidang manajemen SDM. Dengan adanya acara ini diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai manajemen SDM dan mampu meningkatkan pemahamannya terkait teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan implementasi di dunia nyata.

2015.04.15. pelayanan prima Di tengah persaingan global yang semakin ketat terlebih dengan akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka seluruh perguruan tinggi dituntut untuk terus berusaha memperbaiki diri agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain baik perguruan tinggi dalam negeri maupun perguruan tinggi dari luar negeri.
Dengan jumlah perguruan tinggi dalam negeri yang begitu banyak dan di tambah semakin gencarnya promosi perguruan tinggi asing yang masuk ke Indonesia, maka setiap perguruan tinggi baik PTN maupun PTS semuanya memiliki tantangan dan peluang yang sama. Kompetisi tidak lagi hanya ditentukan dari rekam jejak institusi melalui akreditasi maupun ragam prestasi lainnya.
Dijelaskan Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam arus globalisasi yang semakin tidak mengenal batas antarnegara, keunggulan dalam kompetisi saat ini setidaknya ditentukan oleh tiga hal: lebih cepat, lebih murah, lebih baik – faster, better, cheaper. “Kalau yang mahal lebih baik itu banyak, tapi kita berusaha dengan biaya yang lebih murah namun dapat memberika pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik.” Ujar Dr. Harsoyo.
Dr. Harsoyo melanjutkan bahwa kualitas pelayanan akan menentukan keberhasilan sebuah perguruan tinggi dalam bersaing, “Keunggulan dalam kompetisi antarperguruan tinggi ke depan juga akan ditentukan oleh kualitas layanan di luar kelas. Pelayanan di dalam kelas seperti kualitas mengajar seorang dosen sudah menjadi sebuah keharusan, dan di saat yang sama, kualitas pelayanan di luar kelas seperti layanan informasi akademik, layanan kemahasiswaan, dan layanan terkait lainnya semakin bermakna penting untuk menunjang pelayanan prima universitas.” Papar Dr. Harsoyo.
Pelayanan prima menurutnya harus diwujudkan oleh seluruh unit yang ada di UII dengan memperhatikan kebutuhan stake holder mulai dari internal kemudian kepada pihak ekternal dari waktu ke waktu. “Pelayanan prima bagi eksternal tidak mungkin dapat berhasil jika di kalangan internal UII saja pelayanan tersebut masih belum terlaksana dengan baik.” Tegas Dr. Harsoyo
Drs. H. Syafaruddin Alwi, M.S. yang merupakan Ketua Pembina Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII mengungkapkan bahwa faktor utama mengapa customer meninggalkan sebuah perusahaan atau lembaga adalah buruknya pelayanan perusahaan tersebut terhadap customer. “75% disebabkan oleh pelayanan yang buruk, 11% ketidakpuasan terhadap produk, 7% harga di tempat lain lebih murah, dan 7% sisanya faktor lain-lain.” Papar Drs. Syafar.
Ia menjelaskan bahwa setiap staf dan karyawan UII perlu memahami kunci-kunci penggerak perubahan sistem pelayanan di antaranya adalah perubahan lingkungan global, penggunaan teknologi informasi yang semakin luas dalam multi dimensi kegiatan masyarakat, perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan terbaik yang semakin tinggi, reaksi kritikal dan emosional dari pelanggan, serta derivasi dan konsekuensi dari visi organisasi.

Sumber : www.uii.ac.id

Salah satu tujuan berdirinya UII adalah untuk membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bermanfaat bagi masyarakat serta mampu menerapkan nilai-nilai Islam. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Fakultas Ekonomi UII secara konsisten selalu melaksanakan kegiatan Pendampingan Agama Islam (PAI) dalam beberapa tahun terakhir. Kegiatan PAI akan diikuti secara wajib oleh seluruh mahasiswa baru pada setiap tahunnya selama 1 semester dan terintegrasi dengan kurikulum. Selama mengikuti kegiatan PAI, mahasiswa akan didampingi oleh mentor untuk meningkatkan ilmu keIslaman, terutama ibadah dan akhlak.

UPLOAD2 Untuk membuka kegiatan PAI pada periode 2014-2015 ini, Fakultas Ekonomi UII mengadakan kuliah umum kepada seluruh peserta kegiatan PAI yang berlangsung pada Sabtu (28/3) di Hall Tengah FE UII. Menurut M. B. Hendrie Anto, S.E., M.Sc selaku ketua Tim PAI FE UII, PAI merupakan momentum penting bagi para mentor guna melatih kepercayaan diri dan mengajarkan ilmu agama yang mereka miliki kepada para mentee. “PAI juga merupakan salah satu cara untuk meneruskan tongkat estafet  dakwah di kampus FE UII”, tambahnya.

Turut hadir dalam acara ini, Dekan FE UII, Dr. D. Agus Hardjito, M.Si untuk memberi sambutan sekaligus membuka acara. Menurut Agus, kegiatan PAI merupakan bentuk keturutsertaan Fakultas dalam memberikan pembinaan keagamaan kepada mahasiswa-mahasiswi baru FE UII sebagai tanggungjawab dalam mencetak para cendekiawan muslim tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga ilmu agama. “Kegiatan PAI diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ilmu agama untuk memperbaiki akhlak serta meningkatkan kesadaran untuk selalu rajin beribadah”, terang Agus.

Acara kuliah umum diisi oleh Ustadz Fadly Noor yang memaparkan materi dan sekaligus memberikan motivasi kepada para peserta. Menurut Fadly, terdapat 2 jenis motivasi yakni push atau dari luar diri sendiri dan pull atau visi dari dalam diri sendiri. Fadly menambahkan bahwa motivasi push adalah seluruh kejadian yang berasal dari luar diri sendiri, bisa berupa ancaman, keterdesakan, dan lain-lain, sedangkan motivasi yang lebih baik adalah motivasi pull yang berasal dari dalam diri sendiri yang keberadaanya akan terus terjaga. “Sebagai manusia kita harus punya visi untuk mendapatkan yang terbaik dan mendapatkan yang lebih baik lagi”, pungkas Fadly.

Usai kuliah umum, kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan antara mentor dengan mentee untuk menjalankan kegiatan mentoring selama PAI yang berisi penyampaian materi keIslaman, baca-tulis Al-Qur’an, dan materi ibadah lainnya. Mentoring akan dijadwalkan secara rutin sesuai kesepakatan mentor dan  mentee. Mentor PAI merupakan kakak-kakak angkatan dari para mahasiswa-mahasiswi baru. Kegiatan PAI diharapkan tidak hanya meningkatkan ilmu keIslaman melainkan juga mempererat silaturrahmi sesama mahasiswa FE UII.

 

2015.03.28.akuntan Semakin kompleksnya perkembangan kehidupan ekonomi memberikan peluang munculnya diversifikasi profesi untuk menjawab kebutuhan dan tantangan yang ada. Jika dulu profesi akuntan cenderung dipahami hanya memiliki peran terbatas dalam keuangan perusahaan, kini profesi tersebut memiliki cakupan peran yang lebih luas. Salah satunya adalah pengenalan profesi appraisal bagi para akuntan.

Profesi ini dinilai belum banyak dilirik oleh para akuntan Indonesia. Padahal dalam sistem ekonomi global khususnya di Amerika atau Eropa, profesi appraisal bagi akuntan termasuk dalam jajaran posisi penting yang banyak diminati. Hal ini dikarenakan profesi tersebut juga memiliki peran yang tak kalah penting dibanding akuntan untuk menilai aset atau keuangan perusahaan.

Demikian gambaran yang muncul dalam penyelenggaraan seminar bertajuk “Peluang dan Eksistensi Profesi Akuntan sebagai Appraisal dalam Implementasi Konvergensi IFRS 2015”. Seminar nasional yang digelar oleh mahasiswa Prodi Akuntansi UII ini menghadirkan pembicara level nasional yang relevan dengan isu tersebut. Bertempat di Ballroom Amarta, Hotel Melia Purosani pada Sabtu (28/3), para peserta diajak memahami tema yang diusung lewat paparan mendalam para pembicara.

Seminar dibuka dengan penyampaian materi oleh pembicara pertama, Rosita Uli Sinaga, SE, Ak, MM, CPA, CA yang mengangkat tema perkembangan konvergensi IFRS di Indonesia. Disampaikan Rosita Uli yang juga sebagai Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bahwa saat ini Indonesia tengah melakukan penyesuaian standar akuntansi keuangan dengan standar yang berlaku secara global. “Standar yang dikenal dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) semakin mendesak untuk diadopsi karena tuntutan perekonomian nasional yang semakin banyak bersinggungan dengan perekonomian global”, ujarnya.

Ditambahkan oleh bahwa implikasi adanya konvergensi IFRS tersebut juga berpengaruh pada penentuan konsep nilai wajar yang selama ini berlaku dalam PSAK. “Tantangan penggunaan nilai wajar yang sering kita hadapi, seperti kondisi pasar Indonesia yang relatif tidak liquid dan pemahaman konsep nilai wajar, serta kesiapan akuntan publik itu sendiri”, jelas wanita yang telah lama berkarir sebagai akuntan tersebut.

Diharapkan melalui penyelenggaraan seminar nasional ini, para mahasiswa akuntansi UII dapat lebih adaptif dan responsif dalam melihat tren perkembangan profesi akuntansi yang sangat beragam. Dengan demikian mereka dapat segera memanfaatkan peluang perubahan tersebut sehingga berhasil memenangkan kompetisi dan eksis dalam dunia lapangan kerja.