Program Kampus Merdeka yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem memberikan dampak bagi pemberlakuan kurikulum baru pada perguruan tinggi di Indonesia. Untuk meminimalisir kebingungan mahasiswa dalam melaksanakan Key In pada semester mendatang, Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan “Sosialisasi Key In Kurikulum Baru Tahun Akademik 2021/2022”. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa prodi Manajemen. (30/08)

Sosialiasi Key In pada tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan semester depan, FBE UII akan menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2021. Perubahan kurikulum ini membutuhkan penyesuaian baru. Dikurikulum ini, terdapat konversi pada mata kuliah sebelumnya yang disebabkan oleh perubahan mata kuliah wajib dan beberapa pemecahan mata kuliah.

“Sosialisasi ini penting bagi mahasiswa karena kita akan memberlakukan kurikulum baru dan kurikulum tersebut banyak melakukan perubahan-perubahan terhadap mata kuliah yang disajikan. Tidak hanya pada mata kuliah saja tetapi juga pada struktur dan jalur pengambilannya,” ujar Anjar Priyono.

Anjar juga menjelaskan mengenai tanggal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Key In yaitu perencanaan kuliah setiap awal semester dimana mahasiswa diwajibkan mengajukan rancana kuliah dengan memasukan data matak uliah yang akan ditempuh melalui gateway secara online. “Kurikulum baru menuntut kita menjadi apa diakhir nanti. Contohnya, apabila ingin mengambil jalur Manajer maka tugas akhirnya adalah magang dan membuat laporan tugas akhir yang kurang lebih seperti skripsi,” imbuhnya.

Jadwal Key In akan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 pukul 09.00-16.00 WIB. Bagi mahasiswa angkatan 2021, Key In akan dilakukan dengan paket yang telah ditentukan oleh prodi. Bagi para mahasiswa angkatan 2020, ada dampak mengenai konversi mata kuliah namun Key In sesuai dengan mata kuliah yang sudah ditentukan. Untuk mahasiswa angkatan 2019, ada beberapa mata kuliah yang dikonversi dan di semester ini mulai menentukan akan mengambil bentuk jalur akhir yang mana. Terakhir, bagi angkatan 2018 yang telah memenuhi SKS (Satuan Kredit Semester) maka hanya perlu mengambil Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan tugas akhir.

Nilai yang diperoleh oleh mahasiswa juga turut diperhatikan, “Apabila ada mahasiswa yang mendapatkan nilai C pada mata kuliah tertentu atau nilainya tidak lebih baik dari C maka diwajibkan untuk mengulang matakuliah  tersebut di semester 7,” ujar Anjar. Dengan sosialisasi ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami sistem Key In yang baru dan tidak kebingungan atau panik terhadap perubahan tersebut. (DIN/SAH)

Pelaksanaan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran, berkorelasi tinggi pada perkembangan perilaku masyarakat yang harus diperhatikan terutama pada bagaimana menjalankan nilai-nilai Islam dalam perilaku sehari-hari. Program Studi Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan acara workshop “Internalisasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran”. Workshop ini diadakan pada hari Sabtu (28/08) melalui zoom dengan sesi pemaparan materi oleh 3 pembicara yaitu, Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Sh.Ec., Dr. H. Masmin Afif, M.Ag, dan Dr. Sutarman, S.Pd., M. Hum. Dengan moderator acara oleh Agus Abdurrahman,Drs.,MM.

Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Sh.Ec. sebagai Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam UII, memaparkan materi dengan topik “Pandangan Filosofi dan Komprehensif mengenai nilai-nilai Islam yang Universal atau Rahmatan Lil’alamin”. Kholis menjelaskan materi apa, mengapa, dan bagaimana Islam Rahmatan Lil’alamin dapat mewarnai proses pembelajaran dan kehidupan bernegara. Terdapat langkah terkini yang ditempuh pemerintah yaitu buku dari Kementrian Agama yang berjudul “Moderasi Beragama” yang bisa dijadikan referensi dalam internalisasi nilai-nilai agama karena terdapat sisi konseptual, pengalaman empiris, dan juga strategi-strateginya. “Dalam menginternalisasikan nilai-nilai Islam rahmatan Lil’alamin itu dosen harus merepresentasikan muslim yang Rahmatan Lil’alamin,” ujar Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Sh.Ec.

Dr. H. Masmin Afif, M.Ag. sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag DIY, menjelaskan Best Practice yang terdiri dari 3 hal yaitu Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Pendidikan yang tujuannya peserta didik tidak hanya dengan ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilannya, tetapi juga mengembangkan aspek moral. Kemudian Strategi dan Metode Internalisasi Nilai-Nilai Islam, dalam hal Pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Harapannya ilmu yang didapatkan tidak hanya berhenti dalam otak melainkan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, Implementasi Internalisasi Nilai-Nilai Islam di Madrasah adalah Pendidikan Islam sebagai bentuk eksistensi serta identitas kultur nilai-nilai keagamaan dalam Pendidikan formal di masa modern ini. Selain itu unsur penting yang terlibat antara lain Guru, Kepala Madrasah, dan Tenaga Kependidikan. “Unsur tersebut sangat mempengaruhi lingkungan Pendidikan untuk mendukung upaya internalisasi nilai-nilai islam,” ujar Agus Abdurrahman, Drs., MM.

Dilanjutkan oleh Dr. Sutarman, S.Pd., M. Hum dari prodi Pendidikan Agama Islam FAI UAD. Sutarman pernah melakukan penelitian terhadap implementasi nilai-nilai islam dalam rangka mengatasi adanya permasalahan di lingkungan masyarakat, khususnya remaja. Implementasi yang dapat dilakukan adalah seperti pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, sholat 5 waktu, sholat tahajud dan sholat dhuha, puasa senin kamis, tadarus, serta penggunaan medsos secara positif. Di akhir Beliau mengatakan, “Nilai praktik ajaran agama menghujam jauh kedalam jiwa siswa agar memiliki akhlakul karimah, lahir jiwa keagamaan linear dengan perilaku sehari-hari”. (YNZ/PIO)

Untuk membantu dan mengarahkan mahasiswa Program Studi Akuntansi dalam melaksanakan Key In, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan Sosialisasi Key In Semester Ganjil 2021/2022 untuk Program Studi Akuntansi. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom pada Jumat, 27 Agustus 2021 dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi. Mengingat adanya kebijakan Kampus Merdeka, Program Studi Akuntansi mulai mengimplementasikannya pada semester ganjil dan mempertimbangkan perubahan yang terjadi terkait penyesuaian kebijakan Kampus Merdeka dengan kurikulum.

Sekretaris Program Studi Sarjana Akuntansi FBE UII, Rifqi Muhammad SE. M.Sc. PhD, sebagai pembicara mengatakan, “Mulai semester ini, Program Studi Akuntansi dan Program Studi lainnya di Fakultas Bisnis dan Ekonomika harus melakukan proses penyesuaian terkait kurikulum baru sehingga ada beberapa perubahan yang dilakukan.” Terdapat perubahan nilai karena berubahnya jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) untuk Program Sarjana, baik jalur reguler, magang, maupun kewirausahaan. Tambahnya, beliau menginformasikan, “Untuk mahasiswa angkatan 2018 yang memilih jalur wirausaha disarankan untuk mengambil mata kuliah pilihan yang linier seperti Inovasi Produk, Pemasaran Digital, dan lainya. Sedangkan bagi mahasiswa angkatan 2019 dan 2020 yang berencana mengikuti jalur magang, tidak perlu mengambil Mata Kuliah Pilihan (MKP), tetapi kalian harus sudah menentukan perusahaan mana yang akan menjadi tempat magang atau bisa juga mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).”

Menurut Rifqi Muhammad, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dibuat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sedikit spekulatif, “Jangan berspekulasi bisa mengikuti program MBKM dan melepas Mata Kuliah Pilihan, sementara kalian tidak yakin bisa lolos. Karena semakin lama semakin kompetitif,” ungkapnya. Terkait mahasiswa yang mengikuti jalur magang dan wirausaha, akan ada pertemuan khusus yang nantinya diinformasikan di grup.

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia tidak menerapkan pra-key in. Tanggal tentatif key in adalah 1 September atau diundur sampai 10 September 2021, masih menunggu keputusan dari Universitas pada hari Senin, 30 Agustus  2021 nanti. Jika ingin mengetahui tutorial proses key in, bisa melihatnya di youtube Badan Sistem Informasi UII.

Rifqi juga menginformasikan bahwa mahasiswa Akuntansi FBE UII wajib mengikuti dan menyerahkan hasil Cambridge English Placement Test (CEPT) ke prodi, “Berapapun skornya yang penting kalian sudah mengikut CEPT. Sehingga prodi tau level kalian dan bisa mengambil kebijakan terkait mahasiswa yang belum memenuhi skor,” tambahnya. (MZH/AAM)

 

 

 

Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan “Sosialisasi Tugas Akhir” untuk membantu mahasiswa dalam menentukan bentuk tugas akhir yang sesuai dengan minat masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui platform media zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Manajemen. (26/08)

Dalam kegiatan ini terdapat tiga topik pembahasan pada sosialisasi tugas akhir yaitu Rancang Bangun Bisnis, Tugas Akhir Skripsi dan Tugas Akhir Magang. Sesi pertama diawali dengan penjelasan materi Rancang Bangun Bisnis (RBB) yang dibawakan oleh Bagus Panuntun, SE., MBA. Kemudian untuk sesi yang kedua penjelasan materi Tugas Akhir Skripsi dibawakan oleh Abdur Rafik., SE., M.Sc. dan sesi terakhir pemaparan materi Tugas Akhir Magang dibawakan oleh Istyakara Muslichah, SE., MBA.

Pada pemaparan materi Sosialisasi Tugas Akhir Rancang Bangun Bisnis, Bagus Panuntun menjelaskan, “Pada kurikulum 2021, di prodi Manajemen ada satu profil lulusan yaitu wirausaha mikro dan kecil, sehingga apabila teman-teman yang nanti ingin mengambil tugas akhir RBB harapannya dari prodi adalah teman-teman akan dapat berwirausaha mikro dan kecil.” Lebih lanjut, Bagus Panuntun juga menuturkan, “Pada kurikulum sebelumnya tugas akhir ditempuh hanya selama 6 bulan atau 1 semester tetapi dengan adanya kurikulum Kampus Merdeka maka masa tugas akhir bisa mencapai 4 semester.”

Pada sesi kedua materi Tugas Akhir Skripsi, Abdur Rafik menjelaskan tujuan dari skripsi agar melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi permasalahan dan menemukan jawaban atas masalah tersebut, lalu menuliskan rangkaian prosesnya secara sistematis dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. “Ada hal-hal tertentu yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan. Pertama yang perlu dilakukan yaitu pikirkan dan tentukan topik sejak awal, pilih topik yang menantang tapi realistis, kemudian  perbanyak membaca dan brainstorming, tentukan timeline personal dan jadikan acuan lalu konsultasikan kesulitan apapun ke dosen pembimbing. Dan yang jangan dilakukan yaitu jangan menunda-nunda menulis walaupun sedikit, jangan malas dan jangan datang ke dosen pembimbing hanya pada saat-saat kritis,” ujar Abdur Rafik

Sesi terakhir pada kegiatan ini yaitu Sosialisasi Tugas Akhir Magang. Tugas akhir ini ditunjukkan untuk mahasiswa yang ingin mengambil jalur Manajer. Kriteria Instansi Magang Tugas Akhir yaitu memiliki situasi kerja yang mendukung untuk membahas topik yang menjadi minat mahasiswa, kemudian instansi dapat berbentuk organisasi swasta yang berbadan hukum atau organisasi pemerintah minimal pada tingkat kabupaten/kotamadya. Mahasiswa harus menunjukkan bukti bahwa instansi atau perusahaan dalam UKM tertentu yang dituju membuka kesempatan magang bagi mahasiswa. (DEL/EL)

 

 

Untuk membantu menentukan kemana mahasiswa diharuskan untuk memilih peminatan terkait tugas akhir kuliah, Program Studi Manajemen Universitas Islam Indonesia mengadakan “Sosialisasi Peminatan Bagi Angkatan 2019”. ​​Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Manajemen angkatan 2019. (25/08).

Dalam sambutannya, Anjar Priyono menuturkan, “Peminatan yang terbaik adalah peminatan yang sesuai dengan minat mahasiswa.” Lebih lanjut, Anjar juga menegaskan untuk tidak ikut-ikutan dengan teman terkait pilihan peminatan karena keputusan masa depan ada di tangan sendiri.

Ada empat bidang ilmu peminatan yang ditawarkan yaitu ada Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen Operasi, Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Keuangan. Handrio Adhi Pradana menjelaskan terkait Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu ilmu yang yang berdiri sendiri, terdapat pendekatan soft dan hard Manajemen dan mengikuti dinamika eksternal. Handrio menambahkan beberapa konversi mata kuliah dan memaparkan beberapa dosen gugus SDM yang akan mengajar mata kuliah peminatan SDM.

Dilanjutkan oleh Baziedy Aditya Darmawan, selaku dosen gugus Manajemen Operasi menjelaskan bahwa Manajemen Operasi menawarkan mata kuliah yang berkaitan dengan aktivitas penciptaan nilai (value) yang ditujukan kepada pelanggan dalam bentuk produk dan melalui proses transformasi input menjadi output. Baziedy juga menjelaskan beberapa topik tugas akhir yang ditawarkan beserta dosen pembimbing yang dapat dilihat minat penelitiannya di uii.id/dosenfe. Beliau juga memaparkan beberapa peluang karir dan menyimpulkan bahwa Manajemen Operasi adalah inti dari bisnis dan jantung dari perusahaan yang berguna bagi proses bisnis dalam suatu organisasi.

Dalam pemaparan materi peminatan Manajemen Pemasaran, Hendy Mustiko Aji menjelaskan secara singkat tiga mata kuliah peminatan pemasaran yang wajib untuk diambil, yaitu Digital Marketing, Pemasaran Islami dan Business Process in Sales Order Management. Dengan adanya perubahan kurikulum baru, tugas akhir harus dipublikasikan sesuai dengan pilihan bentuk tugas akhir yaitu Rancangan Bangun Bisnis (RBB), laporan magang dan skripsi. Hendy menambahkan, “Apabila mahasiswa mengambil jalur skripsi, maka dalam menentukan topik mahasiswa wajib mengacu pada karya ilmiah dosen pembimbing yang dituju.”

Terkait peminatan Manajemen Keuangan, Katiya Nahda mengawali materi dengan menjelaskan kajian utama di bidang keuangan. Katiya menuturkan, “Terkait mata kuliah yang dapat mahasiswa dapatkan, dua diantaranya sudah dikonversi oleh prodi. Kemudian mahasiswa masih memiliki kesempatan untuk mengambil tiga mata kuliah peminatan wajib, diantaranya Digital Finance, Entrepreneurial Finance dan Business Process in Management Accounting.

Untuk menindaklanjuti permasalahan yang sekiranya akan muncul dalam proses pemilihan peminatan, Anjar Priyono memberikan pesan agar mahasiswa dapat melakukan konsultasi dengan prodi dan tidak mencari informasi ke teman-teman lainnya. Dengan sosialisasi ini diharapkan mahasiswa dapat memantapkan pilihan peminatan pada semester mendatang. (SAR/SLS)

Kesempatan Study Abroad dengan mitra universitas di luar negeri tidak hanya membuka pintu untuk menjelajahi dunia, tetapi juga untuk menjadi sumber belajar keterampilan hidup. Tidak heran jika belajar di luar negeri dianggap sangat bermanfaat baik untuk pengembangan pribadi maupun profesional. 

Melalui Webinar IP (International Program) bertajuk “Studying in East Asia: Study Abroad with International Program in Accounting UII”(23/08), Program Studi Akuntansi Program Internasional Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) berusaha mengenalkan lebih dalam tentang Program Internasional dan kerjasama yang dijalin oleh UII dengan berbagai universitas di luar negeri yang bertujuan memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mengikuti kuliah dual degree dan memberikan rekomendasi dengan program unggulan yang ditawarkan. 

Ketua Program Studi Akuntansi, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak, CMA, CA, dalam sambutannya mengatakan, “dengan adanya program dual degree diharapkan adanya value added ketika mahasiswa berkarir di masing-masing bidang dan memberikan insight yang besar,”.

Kegiatan yang digelar secara daring ini, menghadirkan empat pembicara yaitu Sekretaris Internasional Program Studi Akuntansi FBE UII, Ayu Chairina Laksmi, SE., M.App.Com., M. Res., Ph.D., Ak., CA; Kepala Divisi Mobilitas Internasional-Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII, Nihlah Ilhami; International RelationsSolBridge International School of Business, Rezia Usman; dan Program Coordinator at Indonesia Nanjing Xiaozhuang University (NXU) Office, M. Ridlwan. 

Sesuai dengan tema webinar kali ini, Ayu menegaskan,“Program Studi Akuntansi memiliki universitas partner di luar negeri, dua diantaranya, SolBridge International School of Business di Korea Selatan, dan Nanjing Xiaozhuang University di China”.

Selain itu, UII berkomitmen membantu mahasiswa untuk melakukan mobilitas internasional. Nihlah Ilhami menambahkan bahwa, “UII juga memiliki program degree dan non-degree dengan beberapa mitra di luar negeri,”. 

SolBridge International School of Business memiliki keunikan diantaranya adanya dukungan untuk mahasiswa yang dapat diandalkan yaitu writing center, psychological center, Career Development Center (CDC), dan berbagai pelatihan. 

Rezia menambahkan, “Pada saat pandemi dimulai hingga sekarang, dosen kami harus selalu masuk ke kampus. Para dosen dengan senang hati membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan karena mereka juga orang internasional yang mengerti susahnya menjadi mahasiswa internasional,”.

NXU juga tidak kalah mempunyai banyak prestasi diantaranya sebagai lembaga penelitian pendidikan East China Education Think Tank, Nanjing Education Think Tank, dan Nanjing Juvenile Mental Health Institute

Ridlwan menjelaskan, “Nanjing Xiaozhuang University memiliki basis pelatihan untuk IOS, Apple Center untuk Jiangsu Province yang hanya ada enam di China,”. 

Diharapkan dengan diadakannya Webinar IP ini, mahasiswa dapat memotivasi dirinya untuk mengikuti program dual degree dengan universitas mitra UII di luar negeri dan mempersiapkan persyaratannya lebih dini. (ARA/AD)

Pemberlakuan kebijakan program Kampus Merdeka yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makariem memberikan tonggak perubahan pada sistem pendidikan tinggi di negeri ini. Kebijakan tersebut diharapkan dapat membangun sistem pembelajaran yang optimal sehingga menghasilkan lulusan yang siap terjun di dunia kerja secara langsung. Akibat pemberlakuan kebijakan tersebut, proses sistem dalam aktivitas mahasiswa turut mengalami perubahan. Salah satunya yaitu bentuk Konversi Kurikulum yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk mengimplementasikan kurikulum 2021.

Mengingat bentuk konversi ini cukup asing di telinga mahasiswa, Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan “Sosialisasi Konversi Kurikulum 2021” untuk membantu mahasiswa memahami konversi kurikulum Kampus Merdeka. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Manajemen. (21/08)

“Dalam konversi kurikulum khususnya di Fakultas kita, secara proses tekniknya di lapangan telah terotomatisasi dengan sistem informasi yang cukup bagus sehingga proses konversi tersebut dapat dilakukan secara otomatis tetapi tidak seluruhnya. Oleh karena itu, dalam proses tersebut mahasiswa diharapkan tidak bingung dan khawatir. Saya yakin konversi kurikulum baru ini akan memberikan banyak manfaat bagi prodi maupun mahasiswa,” ujar Anjar Priyono sekaligus mengawali kegiatan sosialisasi kali ini.

Pada awal pemaparan materi sosialisasi, Suhartini menjelaskan, “Perubahan kurikulum dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan untuk meningkatkan link and match antara lulusan pendidikan perguruan tinggi dengan dunia kerja, baik dunia usaha maupun dunia industri sehingga lulusan perguruan tinggi bisa sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan industri.” Lebih lanjut, Suhartini juga menjelaskan secara singkat perbedaan pelaksanaan antara kurikulum 2016 dengan kurikulum 2021 meliputi publikasi yang memiliki bobot Satuan Kredit Semester (SKS) dan pemberlakuan Sistem Kredit Partisipasi (SKP) dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). 

Adanya beberapa perubahan dalam kurikulum tersebut, membuat konversi sangat dibutuhkan. Alurnya berupa mengkonversikan nilai dan jumlah SKS mata kuliah yang telah ditempuh dari kurikulum sebelumnya ke kurikulum baru. Suhartini menegaskan, “SKS dan IPK sebelum dan sesudah konversi akan relatif sama. Apabila terdapat perbedaan, maka akan diganti dengan mata kuliah yang belum ditempuh oleh mahasiswa dengan penyesuaian harkat IPK sesudah konversi.” Maka dari itu mahasiswa tidak perlu khawatir akan dirugikan dengan diterapkannya kurikulum baru ini.

Untuk menindaklanjuti permasalahan yang sekiranya akan muncul dalam proses konversi kurikulum, Siti Nursyamsiah menuturkan, “Jangan mencari informasi melalui sumber yang belum jelas kebenarannya. Lebih baik menghubungi prodi untuk mendapatkan kejelasan informasi yang dibutuhkan.” Dengan sosialisasi ini diharapkan mahasiswa dapat memahami proses konversi yang diterapkan pada kurikulum Kampus Merdeka pada semester mendatang. (NNS/HAN)

Walaupun pandemi Covid-19 sedang melanda saat ini, mahasiswa tingkat akhir tetap berkewajiban menyelesaikan tugas akhirnya dengan tepat waktu. Penyusunan skripsi harus direncanakan dengan matang. Para mahasiswa harus memunculkan motivasi yang tinggi mengingat kondisi yang mungkin kurang mendukung dalam menyusun tugas akhir secara optimal. 

Menjawab permasalahan tersebut dan untuk menanggulangi ketidak-tepatan waktu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan sesi Talkcounting#3 yang mengangkat tema “Skripsi: Lekas Mulai, Lekas Selesai” yang diselenggarakan secara daring via Zoom. Narasumber pada diskusi ini yaitu alumni Program Studi Akuntansi angkatan 2017, Dhiandra Rahmadani Yurmal dan Abiarditya Tyasaddie. (19/08)

Dhiandra dan Abiarditya mengenal bentuk dan tahapan proses skripsi sendiri berawal dari mata kuliah Metopel (Metodologi Penelitian) dimana mata kuliah ini mengajarkan mahasiswa dalam penulisan skripsi. Meskipun mata kuliah Metopel ini tidak jauh berbeda dari penulisan skripsi, kedua narasumber tetap membuat ulang topik untuk tugas akhir mereka. Hal ini dikarenakan topik yang mereka ambil saat Metopel masih belum sesuai dengan apa yang mereka inginkan saat skripsi. 

“Saya tidak mengerjakan skripsi setiap hari, namun saya fokus melakukan skripsi saat tiga bulan pertama selama seharian,” jelas Abiarditya ketika ditanya terkait waktu dalam pengerjaan skripsi. “Saya juga tidak mengerjakan setiap hari, saya cenderung mengerjakannya ketika saya mood. Saat itulah saya bisa fokus mengerjakan,” imbuh Dhiandra.

Dalam penyusunan skripsi, selalu ada yang namanya bosan. “Jenuh pasti ada, disini saya menyisihkan satu hari dalam satu minggu untuk hari istirahat agar tidak bosan.” Ujar Dhiandra. Tidak jauh berbeda dari Dhiandra, Abiarditya juga menambahkan, “Sangat memungkinkan rasa bosan itu ada, tetapi balik lagi ke motivasi saya untuk mengembalikan semangat dalam menyelesaikan skripsi tersebut.” 

Ada banyak pengalaman positif yang dapat diambil selama proses penyelesaian skripsi seperti mendapatkan ilmu baru, memahami ilmu penulisan, dan masih banyak lagi. Pengalaman yang dialami oleh Dhiandra dan Abiarditya yaitu pada saat revisi skripsi. Meskipun revisi memang sulit, tetapi ia mencoba menggunakannya untuk meningkatkan kualitas diri. Begitu pula dengan Abiarditya, dengan melakukan revisi ia mendapatkan pandangan baru, insight baru dan mengambil sisi positif lainnya. 

Tips untuk mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi adalah banyak membaca buku yang berkualitas, mengatur waktu dengan baik, memilih jurnal yang sesuai dan mengerti paraphrase agar menghindari plagiarism. “Mau tidak mau skripsi harus diselesaikan dan menunda-nunda waktu bukan hal yang baik.” imbuh Dhiandra. Dalam pembahasan ini, Abiarditya turut menyampaikan, “Skripsi yang baik bukan skripsi yang cepat, tetapi skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.” (AFA/HELSI)

Seorang pemimpin yang tangguh, unggul secara kompetitif, serta mampu berkontribusi aktif untuk lingkungan tentu memerlukan persiapan. Melalui webinar bertajuk “International Program of Accounting: Preparing Digital Business Leaders, Program Studi Akuntansi Program Internasional Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) berusaha membekali mahasiswanya dengan segudang pengetahuan dan pengalaman. Webinar yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2021 ini dibersamai oleh Ayu Chairina Laksmi selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Program Internasional FBE UII,  Nihlah Ilhami selaku Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII,  Ir. Tina Purwono perwakilan dari Saxion University of Applied Sciences, Belanda, dan Fitria Arsianti perwakilan dari University of Queensland, Australia.

Ayu menegaskan Program Internasional UII sangat berperan dalam memfasilitasi mahasiswanya dalam kegiatan internasional yang bermanfaat di dunia kerja.

“Sesuai dengan tema hari ini, Preparing Digital Business Leaders, pada Program Studi Akuntansi juga menawarkan banyak mata kuliah dengan muatan teknologi, salah satunya ERP Application System – SAP,” tambah Ayu. 

Nihlah Ilhami menyampaikan bahwa UII berkomitmen membantu mahasiswa untuk melakukan mobilitas internasional. “Ada kesempatan mahasiswa untuk mengikuti mobilitas internasional bersama mitra luar negeri seperti Saxion University of Applied Sciences di Belanda dan University of Queensland di Australia. dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin global,” ucap Nihlah. 

Ir. Tina Purwono menjelaskan tentang kehidupan mahasiswa di Belanda. Tina juga menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi jika berminat  melanjutkan studi ke Belanda dan menawarkan berbagai macam kesempatan beasiswa yang bisa mahasiswa dapatkan.

Saxion University of Applied Sciences mencetak lulusannya untuk langsung siap bekerja. Para profesional hadir untuk memberikan case study dan kuliah tamu kepada mahasiswa dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau industri,” imbuh Tina.

Fitria perwakilan dari University of Queensland mengatakan, “selain akademik, tersedia juga layanan kerja dan karir gratis khusus untuk Mahasiswa Bisnis, Ekonomi dan Hukum dan lulusan baru bersama tim University of Queensland yang berdedikasi yang terdiri dari 10 spesialis Ketenagakerjaan dengan pengalaman industri dan rekrutmen yang luas di Australia dan luar negeri. Sehingga, mahasiswa dapat mendapatkan keuntungan dengan lebih siap menghadapi tantangan setelah lulus,”.

Diharapkan dengan diadakannya webinar IP ini, mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin bisnis digital serta mengetahui peranan akuntansi, terkhususnya Program Studi Akuntansi Program Internasional FBE UII untuk menciptakan seorang pemimpin yang ideal. (ARA/MRF)

Tidak sedikit lulusan sarjana akuntansi yang mengidamkan karier di perusahaan besar yang reputable secara internasional dan termasuk dalam jajaran big four company. Big Four Company merupakan empat Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdiri dari Deloitte, PwC, EY, dan KPMG. Keempat KAP ini biasa disebut sebagai worldwide company karena mempunyai partner lokal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Suatu perusahaan akuntan membutuhkan seorang auditor untuk melaporkan hasil keuangannya kepada client sehingga pasti memiliki tanggung jawab yang besar. Segala bentuk persiapan untuk bergabung di suatu perusahaan, khususnya Deloitte tidaklah mudah. 

Menanggapi tingginya animo mahasiswa dan alumni yang ingin berkarier di KAP Big Four, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia kembali mengadakan diskusi talkcounting alumni series episode #2  dengan mengusung tema “Menjadi Auditor di KAP Big Four” yang dilakukan secara daring via zoom. Diskusi ini berlangsung pada hari Kamis (09/12) dengan sesi pemaparan materi oleh Ikhsan Saputra, alumni Prodi Akuntansi UII Angkatan 2009 yang menduduki posisi manager di Deloitte Touche Tohmatsu LCC Indonesia. 

Ikhsan bergabung di Deloitte sejak Januari 2013. Saat ditanya mengenai level karier yang harus dilalui ketika bergabung di Deloitte, Ikhsan menjelaskan, “Di awal gabung itu ada training, kemudian associate 1 – associate 2 (staff level), senior 1 – senior 2 (senior level), assistant manager, manager 1 – manager 3, senior manager, director, kemudian partner”. Di posisinya saat ini sebagai manager, Ikhsan menerangkan bahwa ia bertugas sebagai mediator antara client dan partner serta berwenang dalam hal negotiation fee and staffing. 

Ikhsan juga menerangkan tahapan tes yang dahulu ia lalui ketika mengikuti proses recruitment di Deloitte. “Jadi awalnya itu daftar, kemudian berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes tertulis. Nah di tes tertulis ini waktu zaman saya dulu ada tiga, yaitu accounting, audit, dan bahasa inggris. Setelah dinyatakan lulus tes tertulis, dilanjutkan dengan tahap wawancara dan alhamdulilah diterima”,  tuturnya. Selain itu, ia juga menceritakan kisah perjalanannya ketika awal bergabung ke Deloitte. “Saya merasa waktu yang challenging itu ketika menjalani masa training. Di masa ini, diperlukan adaptasi dari transisi dunia perkuliahan ke dunia karier yang ternyata pressure nya jelas berbeda dan membutuhkan kemampuan resiliensi dari masing-masing individu”, ujarnya.

Sebagai penutup, Ikhsan Saputra juga menyampaikan bahwa profesi audit ini tidak bisa digantikan oleh sistem, karena untuk membaca Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) harus dari seorang yang benar-benar mengetahui bagaimana keadaan suatu perusahaan. (DWI/PIO)