Sabtu (9/10), Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII) menyapa Ibu Kota dalam acara Alumni Gathering yang diselenggarakan di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Pusat. FE UII mengambil inisiatif untuk memperkuat hubungan dengan para alumninya melalui forum ini guna mengembangkan jaringan untuk meningkatkan peran para alumni terhadap almamater dan masyarakat secara umum.

“Kegiatan ini merupakan salah satu program untuk membangun kampus, sehingga kami mengambil tema Tumbuh Bersama Alumni”, ungkap Jaka Sriyana selaku Dekan FE UII saat membuka acara pagi ini. 

“Ke depan nasib kampus akan sangat bergantung bukan hanya dengan dosen namun dengan alumni”, tambahnya.

Hal ini dilakukan untuk mendukung peran alumni di masing-masing institusi serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan FE UII secara berkelanjutan. “Acara ini sebagai ajang tukar menukar informasi dan peluang, karena alumni adalah sumber kekuatan universitas, sumber informasi, dan sumber ilmu pengetahuan.” tutur Halim Alamsyah sebagai ketua DPW IKA FE UII DKI Jakarta

 Selain untuk memupuk rasa kekeluargaan antara FE UII dengan alumni, dalam acara ini FE UII juga merilis buku Alumni Menginspirasi: Kumpulan Kisah Inspiratif Alumni Fakultas Ekonomi UII. Hal ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menginspirasi kawula muda serta masyarakat luas tentang kisah perjalanan Alumni FE UII yang inspiratif.

Dengan sinergi yang terjalin antara pengelola Fakultas Ekonomi UII dengan para alumninya, harapannya mampu mewujudkan visi yang diamanahkan oleh para pendiri UII, yakni menebar manfaat bagi umat dan seluruh alam melalui keunggulan dan risalah Islamiyah. (DYH)

Majang Palupi, BBA., MBA., salah satu dosen Internasional Program di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), berhasil meraih nilai dengan predikat sangat memuaskan, pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi FE UII pada Selasa (5/11), di Gedung Ace Partadiredja, Fakultas Ekonomi UII.

Demikian disampaikan Rektor UII Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D selaku ketua sidang. Dewan penguji yang hadir antara lain Prof. Dr. Siswoyo Haryono, M.M., M.Ed., Dr. Wisnu Prajogo, S.E., MBA., Arif Hartono, S.E., M.HRM., Ph.D., Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si., Drs. John Suprihanto, M.M., Ph.D., dan Dr. Zainal Mustafa, EQ., M.M.

Dalam disertasinya yang berjudul “Studi Komperhensif Konsep Keadilan Organisasional dan Religiusitas pada Perilaku Menyimpang Organisasional: Komitmen Afektif dan Komitmen Continuance sebagai Variabel Intervening”, Majang Palupi menyampaikan bahwa penelitian yang ia lakukan atas dasar pertimbangan isu teoritis dan isu fenomena.

Isu teoritis nampak pada keprihatinannya dalam hal studi organisasi yang belakangan ini hanya berkutat pada perilaku organisasional yang cenderung ke arah positif. Hasil eksplorasi yang dilakukannya, menunjukkan bahwa dalam dunia kerja, penelitian tentang ‘apa yang seharusnya’ lebih banyak dibandingkan ‘bagaimana sebenarnya’. Sementara penelitian terkait dengan perilaku negatif masih sangat jarang dilakukan.

Selanjutnya, isu fenomena yang menjadi dasar penelitiannya, menyebutkan bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan di suatu organisasi sangat beragam. Hal tersebut tampak dari data yang menunjukka bahwa dalam rentan waktu lima tahun, yakni antara tahun 1995 sampai tahun 2000 telah terjadi pemogokan kerja sebanyak 1.326 kali, bagi karyawan kerah biru (buruh).

Perilaku menyimpang yang juga menjadi sorotan nasional saat ini adalah terkait dengan tindakan korupsi, yang umumnya dilakukan pada lima skema yaitu: pengadaan barang dan jasa, penyuapan, penyalahgunaan anggaran, pengumpulan dan pemberian lisensi yang tidak sah.

Praktik perilaku menyimpang organisasional lainnya, yang juga menjadi sorotan adalah yang terjadi pada dunia perbankan. Pada dunia perbankan syariah misalnya, perilaku menyimpang yang umum terjadi menurut Majang Palupi adalah tindakan penggelapan dan penipuan. Sementara pada lingkup Bank Perkreditan Rakyat (BPR), data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa penyebab utama hengkangnya BPR adalah fraud. Fraud diartikan sebagai tindakan penyimpangan yang sengaja dilakukan untuk memanipulasi pihak perbankan lain ataupun nasabah.

Majang Palupi menyebutkan bahwa perilaku menyimpang organisasional terjadi karena timbulnya persepsi ketidakadilan, bagi beberapa karyawan di dalam suatu organisasi atas kebijakan manajemen. Ketidakadilan yang terjadi biasanya pada penilaian kerja dan karir, rotasi jabatan, kompensasi dan lainnya.

Selain persepsi ketidakadilan, faktor lain yang juga berpengaruh dalam meningkatnya perilaku menyimpang adalah faktor subjektif individu, dalam hal ini tingkat religiusitas. Tingkat religiusitas karyawan yang rendah, umumnya cenderung melakukan perilaku menyimpang.

Penelitian dilakukan pada karyawan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) syariah di Yogyakarta, dengan pertimbangan antara lain karena BPR syariah merupakan bank yang didesain untuk mendukung industri kecil dan menengah, memiliki peran strategis dalam pengembangan kinerja UMKM di Yogyakarta, memiliki struktur lebih profesional dibanding usaha kecil, menengah lainnya, dan yang tidak kalah penting adalah BPR syariah menjadikan nilai-nila religiusitas sebagai dasar pengembangan SDM dalam menjalankan aktivitasnya.

Disebutkan Majang Palupi penelitiannya menemukan bahwa komitmen afektif berperan sebagai variabel intervening, hubungan antara variabel keadilan informasi dan perilaku menyimpang organisasional. Sehingga, organisasi perlu memperhatian komitmen afektif yang tertuang dalam keselarasan aspek visi, nilai-nilai, dan emosional antara organisasi dan karyawan.

Selanjutnya, keadilan distributif merupakan variabel anteseden yang berpegaruh signifikan terhadap perilaku menyimpang organisasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keadilan distributif yang dirasakan karyawan, maka akan semakin kecil perilaku menyimpang yang dilakukan.

Temuan berikutnya menyebutkan bahwa variabel religiusitas berpengaruh negatif secara signifikan pada perilaku menyimpang organisasional. Dengan demikian, disimpulkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, akan mengurangi potensi terjadinya perilaku menyimpang. Sebaliknya tingkat religiusitas yang rendah cenderung akan mendorong terjadinya perilaku menyimpang.

Majang Palupi juga menuturkan bahwa BPR syariah senantiasa berupaya meningkatkan kualitas SDM, dengan meningkatkan nilai-nilai religiusitas karyawan, agar sesuai dengan visi dan niali-nilai organisasi. Majang mengakui bahwa BPR syariah memiliki keunikan dibanding dengan bank konvensional lainnya. BPR syariah melalui program yang dijalankannya, selalu mengedepankan prinsip-prinsip syariah dan nilai religiusitas, sehingga nilai tersebut dapat diserap oleh setiap anggota.

Anggota organisasi juga menyadari bahwa segala sesuatu yang diterima dari organisasi telah diatur oleh Allah SWT. Dengan demikian, bekerja dianggap sebagai ibadah, sehingga memunculkan keikhlasan dalam diri anggota. Disela ujian terbuka, Majang Palupi menuturkan sangat lega telah melewati berbagai proses, selanjutnya ia akan lebih fokus pada catur dharma perguruan tinggi.

“Saya sangat lega karena masa studinya sudah selesai, sehingga saya akan lebih fokus ke jenjang berikutnya seperti penelitian, mengajar, keluarga terutama dan hal-hal yang mengarah pada catur dharma perguruan tinggi,” ujar Majang Palupi yang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pengupahan Kabupaten Kulon Progo. (D/RS)

Sumber : uii.ac.id

Cuaca sejuk dan berawan Sabtu pagi (2/11) mengiringi keberangkatan Tim ERP-SAP Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menuju Kota Magelang. Tujuan tim menuju kota Magelang adalah untuk melaksanakan kegiatan bertajuk Young thinker yang diinisiasi oleh Prodi Akuntansi FE UII. 

Young thinker adalah sebuah kegiatan yang bertujuan memberikan kontribusi terkait dengan perkembangan teknologi sehingga mempersiapkan generasi muda agar siap memasuki era baru di masa yang akan datang. Program Young thinker sendiri terdiri dari tiga bagian yakni coding untuk tingkat SD, data analysis untuk SMP, dan business games yang biasa diadakan untuk tingkat SMA. Pada kesempatan kali ini sekolah yang beruntung dapat bekerja sama dengan ERP-SAP Prodi Akuntansi FE UII adalah SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang (SMP Mutual).

Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB diawali oleh sambutan hangat yang diberikan Wasiun, S.Pd., M.PdI selaku kepala sekolah SMP Mutual dan dilanjutkan dengan sambutan dari Rifqi Muhammad S.E., S.H., M.Sc., SAS., Ph.D selaku perwakilan dari UII. 

Dalam sambutannya Rifqi menyampaikan “Acara Pelatihan Data Analytics Olympics Dashboard dilaksanakan dengan upaya tanggung jawab sosial di komunitas khususnya dalam bidang pendidikan. Tujuan lainnya adalah memberikan soft skill bagi para siswa di SMP Mutual sehingga kegiatan dapat dirasakan manfaatnya”. 

Kegiatan pelatihan dipandu oleh para asisten laboratorium dari ERP-SAP Prodi Akuntansi. Sebelum memasuki kegiatan inti para peserta kegiatan terlebih dahulu diperkenalkan mengenai data, analisis, dan pemanfaatannya karena data sangat penting untuk dipahami dan dipelajari sebagai dasar mengambil keputusan. Saat sesi games dilaksanakan terlihat para peserta sangat antusias untuk menyelesaikan games yang telah disiapkan oleh panitia. Antusias ini diakui oleh Ica, salah satu peserta pelatihan,  mengungkapkan bahwa melalui kegiatan Pelatihan Data Analytics Olympics Dashboard ia dapat belajar mengatur strategi, kekompakan tim dan mempelajari hal baru yang menarik. 

Direktur ERP Prodi Akuntansi Dra. Isti Rahayu M.Si., Ak. menyampaikan bahwa “Melalui kegiatan ini diharapkan lulusan dari FE UII khususnya prodi akuntansi akan memiliki literasi teknologi, literasi data, dan juga human literasi. Di sisi lain, diharapkan siswa juga menjadi lebih siap dan familiar serta dapat menyiapkan masa depan dengan lebih baik”. (DMR/MNZ)

 

Dalam menanggapi peluang dan tantangan era global di Revolusi Industri 4.0 tentu penting bagaimana kita senantiasa memperkuat komitmen untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan, mendorong kolaborasi internasional, serta  memfasilitasi dalam berbagi ide dan jejaring di bidang-bidang Akuntansi, Bisnis dan Ekonomi.

Rabu (23/10) bertempat di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta, Fakultas Ekonomi UII kembali mengadakan The 3rd UII-International Conference On Accounting, Business, And Economics (UII-ICABE) 2019.

Pada kesempatan kali ini, FE UII optimis mengusung tema “Global Opportunities and Challenges in Industry Revolution 4.0: Never Ending Innovation”. UII-ICABE yang sudah ketiga kalinya diadakan kali ini menghadirkan 4 keynote speakers yang sangat mumpuni, seperti Prof. Phil Hancock dari University of Western Australia, Prof. Abdul Ghafar Ismail dari Kolej Pengajian Islam Johor, Prof. Hadri Kusuma dari UII, dan Dr. Halim Alamsyah dari Lembaga Penjaminan Simpanan.

Prof. Abdul Ghafar Ismail pada sesinya menyampaikan terkait ide-ide inovatif yang dapat secara efisien dihasilkan, dikembangkan, diuji dan pada akhirnya ditingkatkan untuk dampak pembangunan. 

“Meningkatkan inovasi dan akses ke keuangan Islam adalah bagian penting dari pertumbuhan pasar dan juga membuat hubungan yang erat antara keuangan Islam dan sektor riil. Selain itu, penting untuk Sang Pencipta tertanam dalam ekonomi sirkuler,” tandasnya.

Menurut Prof. Hadri Kusuma, suka atau tidak suka, revolusi industri 4.0 telah menciptakan dan membangun ekonomi informasi baru.

“Untuk mencapai keberhasilan dalam ekonomi informasi ini, tata kelola TI adalah aspek penting tata kelola perusahaan. Tata Kelola TI yang Baik membantu para pemimpin perusahaan dalam tanggung jawab mereka untuk memastikan bahwa sasaran TI selaras dengan tujuan bisnis, memberikan nilai, kinerjanya diukur, sumber dayanya dialokasikan dengan tepat, dan risikonya dikurangi,” tuturnya optimis.

Pentingnya tata kelola TI dengan penekanan bahwa praktik dalam organisasi besar tidak dapat digeneralisasi ke organisasi skala kecil dan menengah karena mereka memiliki lingkungan ekonomi, budaya, dan manajemen yang berbeda.

Seperti pernyataan yang dilontarkan oleh Prof. Phil Hancock pada saat sesi presentasi yang menyatakan bahwa “robot” tidak akan menerima pekerjaan kita.

“Perubahan teknologi semakin cepat, namun tingkat pengangguran di banyak negara relatif rendah. Dimana teknologi baru benar-benar berlaku, mereka umumnya menciptakan pekerjaan yang sama banyaknya dengan pekerjaan yang mereka matikan. Hanya saja yang mereka bunuh mudah terlihat, sedangkan yang mereka buat cenderung tidak terlihat,” tandasnya. 

Dari sekitar 200 makalah yang masuk dari berbagai negara seperti Jepang, Portugal, Sri Lanka, Cina, Irak, Malaysia, Thailand dan juga Indonesia nantinya akan langsung di-review secara objektif oleh reviewer dari beberapa negara.

UII-ICABE sendiri akan memilih 120 makalah terbaik untuk dipublikasikan di jurnal bereputasi. Tidak tanggung-tanggung, semua skema publikasi nantinya akan dikirimkan ke basis data indeks internasional utama demi memastikan artikel atau makalah memiliki visibilitas yang baik secara internasional. (ARS)

 

Pengembangan kurikulum merupakan salah satu proses perencanaan dan penyusunan yang dilakukan agar pendidikan yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional. Secara umum, kurikulum memiliki arti sebagai sistem terencana serta sebuah pengaturan yang mengatur isi dan bahan pengajaran yang menjadi pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Upaya pengembangan kurikulum perlu dilakukan mengingat sifatnya yang dinamis, selalu berubah, dan perlu untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan. Begitu pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan Akademik maka hal ini harus  dikembangkan dan disesuaikan.

Dalam rangka pengembangan kurikulum pada mata kuliah Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi UII mengadakan kegiatan workshop yang diselenggarakan di Ruang Sidang P1/2 Fakultas Ekonomi UII pada 16-17 Oktober 2019. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari Department of Accounting UII, ARI Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Yogyakarta. 

Konsep akuntansi Syariah sendiri berkembang seiring dengan adanya pertumbuhan berbagai Lembaga keuangan, perbankan, dan juga instrumen keuangan yang menerapkan sistem Syariah Islam. Prinsip utamanya yaitu adanya transaksi keuangan yang berupa penyimpanan maupun penyaluran dana yang tidak mengenal prinsip bunga. 

Pada proses pengembangan kurikulum Akuntansi Syariah perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya mengenai Landasan Filosofis Teori Akuntansi Syariah. Selaku narasumber yaitu, Drs. Arief Bachtiar, MSA, SAS mengemukakan bahwa idealnya, Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang dikembangkan bukan hanya dengan cara “tambal sulam” terhadap akuntansi konvensional, akan tetapi merupakan pengembangan filosofis terhadap nilai-nilai Al Qur’an yang diturunkan ke dalam pemikiran teoritis dan Teknik akuntansi. Oleh karena itu, secara substansial akuntansi Syariah bersifat humanis, emansipatoris, transendental, dan teologikal. Perkembangan Standar Akuntansi Syariah dalam perspektif Internasional dan Indonesia juga perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum tersebut. 

Rifqi Muhammad, MSc., Ph.D., SAS menjelaskan bahwa Akuntansi Syariah memiliki standar-standar yang harus dipenuhi. Dalam membuat standar akuntansi Syariah, sumbernya dapat berasal dari Al Qur’an yang menyebutkan prinsip-prinsip mengenai penjurnalan laporan keuangan dengan asas kejujuran, keadilan, serta kebenaran. 

Akuntansi Syariah bukan sebuah hal yang dibuat di Indonesia saja, melainkan juga digunakan diberbagai negara. Sehingga perlu standarisasi Internasional untuk melaksanakan akuntansi Syariah secara jelas. Oleh karena itu, dibuatlah standar yang dikeluarkan oleh organisasi Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) yang bahkan sudah diadopsi banyak bank serta lembaga otoritas keuangan di banyak negara. 

Hal lain yang menjadi perhatian yaitu berkenaan dengan model pengembangan Akuntansi Syariah yang harus berdasarkan prinsip-prinsip Islami, diantaranya etika bisnis dan manajerial yang harus berlandaskan kejujuran, kesepakatan antara dua belah pihak, social accountability, full disclosure, materiality & reliability

Assoc Prof. Dr. Nawal Kassim juga menambahkan mengenai konsep Shariah Governance di Lembaga Keuangan Syariah, dimana berfungsi untuk memastikan kepatuhan Syariah dalam keseluruhan aktivitas dan operasi perusahaan. Elemen penting yang membedakan dari tata kelola perusahaan pada umumnya adalah sejumlah pengaturan kelembagaan dan keorganisasian dalam bentuk Dewan Syariah Internal untuk memenuhi aspek kepatuhan Syariah pada seluruh aspek transaksi bisnis dan operasi Lembaga keuangan Syariah. 

Sebagai penutup acara, dilakukan perumusan mengenai pengembangan kurikulum Akuntansi Syariah serta pengembangan Riset Akuntansi Syariah. Sehingga diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi Syariah itu sendiri. (MSD)

Pentingnya suatu informasi mengenai perkembangan ekonomi di Indonesia merupakan hal mendasar dalam tumbuh kembangnya prospek ekonomi global setiap tahunnya. Pada Kamis (17/10) Fakultas Ekonomi UII gelar kuliah umum yang bertajuk Perkembangan Ekonomi Terkini dan Kebijakan Fiskal Indonesia. Acara yang bertempat di ruang Aula Utara FE UII kali ini turut menghadirkan pemateri yang mumpuni pada bidangnya yakni Iis Iskandar, Kepala Sub Bidang Non Primer Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI.

Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D, selaku Kepala Dekan Fakultas Ekonomi menyampaikan bahwasanya suatu perkembangan ekonomi di suatu negara dijadikan sebagai dasar kemakmuran rakyat di negara tersebut, selain itu munculnya ancaman fiskal di suatu negara akan berdampak pada kebijakan fiskal dan berbagai aspek dalam bidang ekonomi.

“Ketidakpastian dalam perekonomian global semakin tinggi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2019 menurun secara tajam” tutur Iis Iskandar. Hal tersebut didasari oleh data proyeksi IMF 2019. Beliau juga menuturkan bahwasanya penyebab dari peningkatan risiko perekonomian bersumber dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lambat dan perang dagang yang terjadi di Amerika Serikat – Tiongkok yang masih berlanjut hingga kini. Lalu dampak dari penurunan yang terjadi dalam aktivitas perekonomian global pada menurunnya prospek permintaan global dan rendahnya harga komoditas. 

Iskandar mengatakan pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,05% yang dapat dikatakan pertumbuhan negara Indonesia cukup stabil. Pertumbuhan tersebut didorong oleh sisi konsumsi Rumah Tangga. Namun, dalam konteks primer hingga tersier dapat dikatakan bahwa konteks tersier yang berisikan tentang perdagangan transportasi, infokom, jasa keuangan menjadi sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi tertinggi. Di sisi sektor produksi, masih sangat dibawah ekspektasi yang lambat sebesar 3,54% terutama di bidang industri, perdagangan, dan transportasi. 

Di Indonesia, terdapat pula realisasi penanaman modal yang tumbuh sebesar 13,7%. Sektor penanaman modal yang paling diminati adalah transportasi. “Banyak penanam modal di Indonesia tertarik menanam modal di bidang transportasi dikarenakan sikap masyarakat kita yang konsumtif dan menyukai travelling”, jelasnya.

Perkembangan ekonomi di Indonesia diharapkan dapat membuka wawasan bagi mahasiswa FE UII dan menyadari bahwa perkembangan di Indonesia cukup stabil dibandingkan negara lainnya. (ATE/MAQ)

Saat ini beasiswa ke luar negeri semakin banyak seiring dengan meningkatnya lulusan mahasiswa. Hal itu menjadi perhatian khusus bagi Universitas Islam Indonesia (UII) khususnya program studi Magister Akuntansi untuk mengadakan sosialisasi program Gelar Ganda yang bertempat di P1/2 Fakultas Ekonomi (FE) UII. Bekerjasama dengan The University of Western Australia (UWA), Akuntansi FE UII mengadakan sosialisasi Program Dual Degree antara Magister Akuntansi FE UII dan Master of Professional Accounting UWA. Acara ini diikuti oleh para civitas akademika mahasiswa sarjana maupun magister.

Dekar Urumsah Ph.D selaku Kaprodi Magister Akuntansi UII menyampaikan bahwa program ini dilaksanakan satu tahun di UII dan satu tahun di UWA. Secara keseluruhan, kerjasama ini dibentuk untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang mengenal beasiswa UWA, cerita kehidupan berkuliah di UWA, dan prospek kerja setelah lulus dari UWA.

 “Sosialisasi ini akan lebih memperdalam wawasan mahasiswa tentang mengenali persyaratan gelar ganda, tips dan triknya. Seluruh aspek itu diharapkan dapat diterapkan mahasiswa dalam mendaftar program ini”, ungkap Dekar.

 Selain itu professor Philip Hancock selaku Associate Dean UWA menambahkan “Dari sisi ranking, UWA memiliki rangking ke 86 di dunia versi QS World University Rankings 2020 dan telah terakreditasi EQUIS dan AACSB. Sedangkan dari sisi fasilitas, UWA memiliki fasilitas kelas dunia seperti Financial Markets Trading Room, dan mempunyai banyak peluang karir”.

 “UWA yang terletak di kota Perth memiliki banyak keuntungan bagi mahasiswa Indonesia seperti kota terdekat di Australia dari Indonesia, menggunakan waktu GMT +8 sama seperti Bali, ibu kota Australia yang paling terjangkau, 40 persen dikon untuk semua transportasi public bagi pelajar, terdapat sekolah gratis untuk mahasiswa S2 dan S3”, ujar Philip.

 Dekar berharap ada ketertarikan antara mahasiswa untuk mendaftar program ini. “Kami berharap nantinya program ini banyak diminati mahasiswa karena manfaatnya yang begitu banyak. Tersedia kesempatan mendapat Global Excellence Scholarship dari UWA dan beasiswa dari UII untuk 3 pendaftar pertama program Joint Degree”. (ADN/SHP)

Saat ini, ketersediaan akan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia sudah sangat memadai. Namun, hal tersebut tidak mengurung semangat para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri. Apalagi, kini sudah banyak sekali tawaran beasiswa yang ada di lingkungan kita. Selain dapat memperoleh banyak pengalaman selama berdomisili di negara tujuan studi, peserta juga akan meraih berbagai pengalaman belajar dan lingkungan hidup yang baru di kancah global sesuai keilmuannya.

Fakultas Ekonomi UII memfasilitasi kebutuhan mahasiswa akan informasi tersebut dengan menghadirkan pembicara yang bergelut di bidangnya yang direalisasikan dalam seminar “International Exposure”.

Seminar (17/10) yang bertempat di ruang P ½ dibuka oleh Bapak Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Manajemen, beliau menyampaikan beberapa hal terkait pentingnya melanjutkan studi, dan beberapa hal yang mesti menjadi perhatian oleh mahasiswa setelah lulus.

“Kalau saudara perhatikan itu, teman-teman yang baru saja lulus terlihat bersenang-senang di sosial media, mengunggah foto-foto kelulusannya di Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya. Ketahuilah saudara, bahwa kesenangan itu sebetulnya adalah fana. Kesenangan itu hanya akan bertahan sebentar, dan tanda tanya besar yang akan datang selanjutnya adalah, ‘so, what’s next?’ Maka dari itu, itulah yang akan menjadi perhatian pembicaraan kita pada hari ini, bagaimana supaya kesenangan itu tidak fana. Bagaimana langkah selanjutnya setelah lulus?” pungkasnya.

Beliau menambahkan, “Saudara, kesuksesan itu tidak bisa diraih dengan instan seperti saat anda mengambil foto kelulusan, tidak bisa disiapkan se-instan saat seperti ingin mengunggah foto di Instagram. Itulah mengapa saudara harus mempersiapkannya dari sekarang.” ucapnya.

Seusai menyampaikan sambutannya, Anjar mempersilakan pembicara pertama untuk menyampaikan materinya. Pembicara pertama yaitu Faneni Intan Hartika selaku CEO Inspira Solution. Di awal, beliau menyampaikan sekilas terkait Inspira Solution yang dinaungi, dan menjelaskan bahwa untuk belajar di luar negeri itu tidak sulit. Beliau juga menyampaikan bahwa penting bagi kita untuk mempersiapkan segalanya sejak dini.

Dilanjutkan oleh pembicara kedua, yaitu Siti Mahdaria yang juga merupakan alumni FE UII. Beliau menyampaikan pengalamannya selama mengenyam pendidikannya di luar negeri dan bagaimana ia bisa survive selama belajar di sana. Ia juga menceritakan beberapa kisah serunya hidup dan belajar di luar negeri.

Materi yang disampaikan kedua pembicara membuat peserta antusias dan semakin menambah wawasan mereka kaitannya dengan melanjutkan studi di luar negeri dan beragam beasiswa yang ada. Harapannya, peserta dapat mengambil manfaat dari seminar ini dan semakin bersemangat untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. (NFF/DHK)

Menerima kunjungan dari sekolah maupun Universitas merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII). Seperti halnya pada Senin  (14/10), FE UII kembali menerima kunjungan dari SMA Negeri 1 Muntilan. Adapun tujuan dan maksud dari kunjungan kali ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai pasar modal serta menambah wawasan tentang dunia perkuliahan pada 180 siswa dan 6 Guru yang ikut dalam kunjungan tersebut.

Subagyo S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Muntilan juga mengutarakan rasa terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh FE UII kepada  SMA Negeri 1 Muntilan, “Dari kunjungan ini, kami ingin belajar bersama FE UII dalam menambah Informasi dan pemahaman tentang pasar modal. Harapannya, siswa kami dapat mengetahui lebih jauh mengenai informasi yang ada di Universitas Islam Indonesia,” tuturnya.

Abdur Rafik SE, M.Sc. selaku dosen di FE UII dalam kunjungan tersebut sebagai pemateri memaparkan lebih dalam mengenai pasar modal secara luas dan mendalam. “Banyak yang beranggapan bahwa untuk menjadi seorang investor haruslah orang yang sukses, memiliki banyak uang, padahal siapapun juga bisa menjadi seorang investor,” pungkas Rafik.

Ia juga menambahkan bahwa belajar pasar modal sejak bangku sekolah adalah hal positif untuk menambah pengetahuan yang luas dan bisa menjadi pilihan untuk menjadi seorang investor sejak dini. (MNZ)

Ibadah haji merupakan impian seluruh umat muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia.  Namun lebih dari 60% jamaah haji Indonesia tahun 2019 merupakan lanjut usia dan beresiko tinggi. Padahal ibadah haji memerlukan tenaga yang ekstra dengan kondisi fisik yang masih prima. Sehingga diperlukan perencanaan yang baik agar dapat menunaikan ibadah haji ketika masih muda. 

Menanggapi hal tersebut, pada Rabu (16/10) Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan bersama P3EI (Pusat Pengkajian Pengembangan Ekonomi Islam) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menggelar kuliah umum yang bertajuk “Ayo Haji Muda”. 

Kuliah Umum yang diselenggarakan di Aula Utara FE UII ini turut mendatangkan para penggiat Ekonomi Syariah sebagai pembicaranya seperti H.A Iskandar Zulkarnain dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Mohammad Bekti Hendrie Anto ,S.E., M.Sc., dosen FE UII, dan juga Ustadz Erick Yusuf. Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi FE UII ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada kaum milenial agar dapat menjalani ibadah haji di waktu muda.

H.A Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa memiliki kesehatan fisik merupakan suatu keniscayaan. “Kita berharap semua dapat menunaikan ibadah haji, berangkat di usia yang masih muda. Karena Haji itu tidak hanya istiqomah masalah fulus tapi juga istiqomah fisik.Untuk keberangkatan di beberapa tahun kedepan, haji di bulan Juli-Agustus, dimana kondisinya musim panas, hampir 50 derajat celcius, sehingga fisik adalah suatu keniscayaan.” tegasnya.

Rata-rata antrian nasional ibadah haji saat ini adalah 20 tahun sedangkan 75% pendaftar berusia diatas 40 tahun. Artinya ketika pada usia 40 tahun baru saja mendaftar, maka akan berangkat ibadah haji di usia 60 tahun. Jumlah rata-rata pendaftar setiap antriannya adalah 600.000, sedangkan kuota keberangkatan hanya 200.000, sehingga setiap antrian akan naik dua tahun.

“Untuk itu haji perlu direncanakan ketika masih muda dengan cara menabung sedikit demi sedikit. Haji bukan masalah pantas tidak pantas, milenial pun juga bisa, tapi tinggal ada kemauan atau tidak untuk merencanakan dan menjalankannya,” ucap Iskandar.

Senada dengan hal tersebut, Mohammad Bekti Hendrie Anto ,S.E., M.Sc. juga menyampaikan bahwa menunaikan ibadah haji di usia muda memiliki banyak sekali keistimewaan, seperti kewajiban segera terselesaikan, termotivasi menjadi sukses, ibadah terlaksana secara maksimal,  serta hidup islami lebih lama. 

“Salah satu tujuan kita menjalankan ibadah haji tentu bukan sekedar ibadah kita yang terlaksana, tapi salah satu yang menjadi penting adalah kita dapat mengambil hikmah-hikmah dalam ibadah haji tersebut,” pungkas Bekti. (ERF/ARS)