Pada hari ke-21 di bulan suci Ramadan tahun ini, tepatnya di hari Jumat (22/4), Pengurus dan Tenaga Kependidikan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mengadakan buka puasa bersama yang juga dilengkapi dengan tausiah sebelum berbuka puasa dan dikaji oleh Ustaz Kiki Fardiansyah Wijaya.

Acara berbuka puasa yang digelar di Hall Tengah Lantai 1 Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII dan dipandu oleh Nur Hamid Sutanto, S.Kom. sebagai Master of Ceremony, dihadiri juga oleh Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan serta Arief Rahman, S.E., S.IP., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan para dosen serta tamu undangan lainnya. Acara berbuka puasa dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Hidayatul Rahman, S.E., M.M. selaku dosen FBE UII. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D.

Pada acara ini Ustaz Kiki mengangkat tema “Makna dari Sehat Wal’afiat”. Terdapat sepuluh makna afiat, di antaranya lima di dunia dan lima di akhirat. Pada kesempatan kali ini, Ustaz Kiki menjelaskan apa saja lima makna afiat di dunia. Makna afiat pertama yaitu bertambahnya ilmu seseorang. Ustaz Kiki pun menambahkan, “Ada kalanya seseorang layak menyebut dirinya sehat wal’afiat jika senantiasa menambah ilmu serta wawasannya.” 

Kemudian Ustaz Kiki melanjutkan makna dari kata afiat yang kedua, yaitu bertambahnya amal ibadah. Beliau berkata bahwa jika kita menambah ilmu, maka tambahlah amal ibadah. Makna afiat yang ketiga yaitu bertambahnya sabar dalam diri kita. “Tanda yang paling gampang dilihat kesabarannya yaitu bagaimana respon kita terhadap masalah,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ustaz Kiki menambahkan perihal tingkatan kesabaran, “Ada tiga tingkatan dalam kesabaran, yaitu kita mudah berkeluh kesah dalam suatu masalah, maka masalah tersebut menjadi hukuman. Kemudian tingkatan kedua yaitu jika kita tidak berkeluh kesah dan tidak mengumbar masalah tersebut, maka itu akan menjadi penggugur dosa. Dan tingkatan ketiga yaitu jika masalah itu kita sikapi dengan ikhlas dan rida kepada Allah, maka masalah tersebut sudah meningkatkan derajat kita di hadapan Allah SWT.”

Selanjutnya makna afiat yang keempat yaitu bertambahnya rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kita tidak hanya semata-mata mengucapkan Alhamdulillah saja, tetapi harus kita sadari bahwa suatu kenikmatan asalnya dari Allah SWT. Dan makna afiat yang terakhir yaitu memperoleh rezeki yang halal. Beliau menjelaskan ada tiga ciri bahagia dalam bekerja, yaitu say, stay, dan strive. “Dalam bekerja diperlukan kesungguhan dan etos kerja yang semangat dalam bekerja, yang membuat pekerjaan menjadi bahagia dan berkah,” tuturnya. (NARD/SAR)

Sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial Mandala Finance terhadap dunia pendidikan, Mandala Finance menawarkan beasiswa “Mandala Scholarship Program” bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. Pada Kamis (21/4) Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan webinar yang bertema Cheat sheet for life dan sosialisasi mengenai Mandala Scholarship Program Tahun 2022.

Dalam penyampaian materi webinar yang bertemakan Cheat sheet for life,  Octavian selaku Narasumber mengungkapkan bahwa dalam hidup kita harus menjadi pemenang dalam setiap episode kehidupan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus mempunyai tujuan utama dan proaktif dalam hidup, keduanya saling menguatkan sehingga harus diawali dengan niat. “Niat merupakan bentuk pemrograman pikiran yang memampukan kita dalam menghadapi situasi yang luar biasa,” ujar Octavian.

Terkadang tidak disadari bahwa kita salah mengartikan apa itu tujuan bekerja, Octavian mengungkapkan bahwa kita juga harus bekerja  dengan passion, poin terpenting dari hal tersebut adalah jangan jadikan kebahagiaan sebagai tujuan bekerja, tetapi bekerjalah dengan kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut tentunya kita harus bersyukur dan menikmati proses yang kita lakukan sehingga akan terasa lebih meaningful. 

Melalui webinar ini, Octavian mengungkapkan bahwa kenali apa yang kita punya dan kenali kekuatan kita, ketika kita melakukan sesuatu maka roda hidup akan berjalan. Kalau roda terus bergulir maka kita akan mencapai garis finish, yaitu tujuan yang kita inginkan dan pastikan roda itu terus bergulir agar lebih cepat mencapai tujuan. 

Dilanjutkan dengan pemaparan video company profile PT Mandala Multifinance Tbk., Dinda dari Mandala Finance menjelaskan lebih detail terkait perjalanan transformasi Mandala di tahun 2021 yang tetap aktif meraih beberapa penghargaan, salah satunya ‘The Most Efficient Multifinance Go Public’ dari Bisnis Indonesia. “Kita ingin menjadi perusahaan pembiayaan terbaik secara finansial dengan orientasinya adalah kepada pelanggan dan mitra bisnis, yang pasti,” ungkap Dinda.

Kegiatan webinar dilanjutkan dengan penjelasan ‘Mandala Scholarship Program (MSP) 2022’ untuk mahasiswa/i jenjang S1 dan D4 yang akan menempuh semester 7-8 di kampus negeri maupun swasta. Disampaikan terkait jaminan berkarir peserta penerima beasiswa dengan mengikuti Program MMDP (Mandala Managerial Development Program) setelah lulus kuliah. “Teman-teman dari MSP akan melanjutkan ke MMDP, ini akan ikut kelas persiapan dan akan ada penempatan kerja 2 tahun di Mandala,” ujar Dinda. Dinda juga menambahkan informasi terkait pendaftaran beasiswa sebelum memasuki sesi tanya jawab.

Di akhir webinar, para peserta maupun MC sangat berterima kasih kepada pemateri dan penyelenggara webinar. Materi yang sangat bermanfaat untuk para pencari beasiswa telah disampaikan dalam webinar kurang lebih 120 menit menggunakan zoom. (SLS/NAH)

Mindset yang kurang tepat kerap kali menjadi salah satu faktor gagalnya seseorang dalam memulai bisnis. Sebab berawal dari seorang pegawai, mindset yang digunakan adalah mindset pegawai. Padahal dunia entrepreneurship sangat berbeda dengan dunia kerja. Mindset entrepreneur merupakan salah satu ukuran kekuatan seorang pengusaha dalam memegang kendali bisnis yang dijalaninya. Sejauh mana seorang pengusaha mampu mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya.

Seperti halnya yang disampaikan Riza Perdana Kusuma selaku Narasumber pada acara webinar BRIncubator Goes To Campus yang diselenggarakan pada Sabtu (16/4) dengan mengusung tema “Mengembangkan dan Memelihara Mindset Wirausaha Sejak Dini”, ia menuturkan bahwa, “Jiwa entrepreneur itu tidak hanya untuk mereka yang bekerja secara mandiri, tetapi dimanapun mereka berkarya termasuk di lembaga formal, jiwa entrepreneur itu juga harus dimunculkan.” 

Dalam penyampaian materinya, Riza mengungkapkan bahwa jiwa entrepreneurship itu tidak selalu harus kita punya modal, jiwa entrepreneurship itu harus dibangun karena kita butuh berkarya. Beragam cara dilakukan oleh banyak orang di dunia ini untuk menciptakan sejarah. Tugas utama kita adalah bagaimana kita sibuk dengan diri kita untuk find our greatness karena kejayaan itu hanya bisa kita lakukan oleh diri kita sendiri, bukan oleh orang lain dan tidak boleh tergantung pada orang lain.

Terkadang kita tidak sadar bahwa kita punya kemampuan, akan tetapi mendorong kemampuan itu untuk menjadi sesuatu yang besar yang kita bisa dapatkan itu ternyata susah. “Greatness itu tidak dibangun dengan sesuatu yang instan, greatness itu dibangun karena ketekunan,” ucap Riza menambahkan.

Entrepreneurship is highly risk but also can be highly rewarding. Untuk mendapatkan yang besar Anda juga harus rela dan siap kalau kehilangan sesuatu yang besar pula,” ujar Riza. Menjadi seorang entrepreneur itu harus kuat terhadap goncangan. Kadang-kadang seorang entrepreneur pun harus benar-benar bisa tahan dari cibiran, makian, dan ejekan dari lingkungannya. Tak lupa, Riza juga membagikan beberapa tips untuk menjadi seorang entrepreneur.

Melalui webinar ini, Riza mengungkapkan bahwa wirausaha itu bukanlah bakat, melainkan sebuah panggilan. Semua orang pasti memiliki kesempatan untuk bisa menjadi entrepreneur karena proses pembelajaran sangat terbuka di dunia saat ini. (AN/NKF)

Program studi Akuntansi kembali menggelar kuliah umum pada Sabtu (16/4) secara daring via Zoom dan juga live Youtube. Kuliah umum merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia, dengan tujuan memberikan bekal kepada mahasiswa akuntansi untuk mengembangkan ilmu yang sudah dipelajari.

Perkuliahan umum dimulai dengan kata sambutan oleh ketua prodi Akuntansi, yaitu Bapak Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA. “Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi mahasiswa UII untuk dapat berdiskusi dengan para senior yang juga sebagai praktisi di kelembagaan,” ujar Pak Mahmudi. Ketiga narasumber yang dihadirkan merupakan alumni Akuntansi UII, pemateri pertama yaitu Bapak Diwangkara, S.E., MMSI., Ak., CA. yang merupakan auditor BPK di Jakarta, lalu pemateri kedua yaitu Ibu Elleriz Aisha Khasandy dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemateri terakhir yaitu Bapak Rofiq Tri Hartanto dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP RI).

Pemateri pertama yaitu Bapak Diwangkara, beliau menjelaskan secara singkat mengenai BPK dan tugas BPK. Bapak Diwangkara menyebutkan bahwasanya, “Untuk memastikan bahwa keuangan negara dikelola dengan benar maka diperlukan akuntabilitas, maka dari itu audit diperlukan untuk menjamin bahwa penggunaan keuangan negara dilakukan dengan benar.” Beliau juga mengungkapkan bahwasanya pada awal bulan April seperti ini BPK sedang sibuk-sibuknya memeriksa laporan keuangan, karena total laporan keuangan yang harus mereka periksa mencapai 600.

Selanjutnya, pemateri kedua yaitu Ibu Elleriz Aisha Khasandy mengatakan bahwasanya beliau merasa bernostalgia ketika diundang menjadi pembicara di kampus. Ibu Elleriz menjelaskan secara singkat mengenai Otoritas Jasa Keuangan atau biasa disebut OJK. “OJK mengatur dan mengawasi industri keuangan, melihat industri keuangan yang melek perkembangan digital maka OJK pada akhir maret lalu merilis OJK Suptech Integrated Data Analytics (OSIDA) dalam rangka mengikuti perkembangan pasar agar dapat melihat data lebih luas,” tutur Ibu Elleriz.

Lalu materi terakhir disampaikan oleh Bapak Rofiq Tri Hartanto, ia menyampaikan bahwasanya tugas seorang auditor internal tidak hanya sebatas assurance activities, tetapi juga bertindak sebagai consulting activities. Bapak Rofiq Tri Hartanto juga menjelaskan mengenai perbedaan audit internal dengan audit eksternal. Di akhir sesi, Bapak Rofiq Tri Hartanto juga berbagi kisah mengenai suka duka menjadi auditor, beliau juga menyampaikan bahwasanya integritas merupakan kunci utama ketika kita menjadi auditor. Setelah para pemateri selesai menyampaikan materi, kuliah umum ditutup dengan sesi tanya jawab dan ada pembagian giveaway dari prodi Akuntansi untuk 5 orang yang bertanya secara cepat. (AB/ANF)

Bulan suci Ramadan menjadi bulan yang paling dinanti dan dirindukan oleh umat muslim di seluruh dunia. Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Ada banyak keutamaan yang dimiliki bulan suci Ramadan, salah satunya adalah bulan penuh pengampunan. 

Di bulan suci Ramadan, tepat pada Jumat (15/4) Program Studi Manajemen mengadakan buka puasa bersama serta kajian Islami dengan dosen Jurusan Manajemen. Acara pengajian ini, dibuka dengan Master of Ceremony yaitu Nur Hamid Sutanto, S.Kom. yang dihadiri Arief Rahman, S.E., S.I.P., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, kemudian dihadiri juga oleh Arif Hartono, S.E., MHRM., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Manajemen serta dosen lainnya.

Acara yang bertempat di Hall Tengah Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII ini dibuka dengan khidmat disertai pembacaan basmalah yang dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Hidayatul Rahman, SE, M.M. selaku dosen FBE UII. Sambutan dari Arif Hartono juga turut membuka acara ini dengan baik. Kemudian acara selanjutnya adanya pembacaan doa yang dibawakan oleh K.H. Shalahudin Mansyur sekaligus doa untuk Almarhum Prof. Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Program Magister. 

Dalam kajian ini, dibawakan oleh K.H. Shalahudin dengan mengangkat tema “Harmonis Berkeluarga Metode Kanjeng Nabi”. Dimana dalam kajian ini K.H. Shalahudin menyampaikan bahwa, “Jikalau kamu selalu mensyukuri nikmat Allah SWT, maka bertambahlah nikmat yang diberikan. Seperti yang telah disebutkan dalam ayat suci Al-Quran surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi ‘wa idz ta adzdzana Rabbukum la-in syakartum la aziidannakum wa la- in kafartum inn’adzaabii lasyadiid‘.” Lebih lanjut K.H. Salahudin Mansyur menyampaikan terkait dalil tersebut, “Hendaklah engkau selalu bersyukur, rasa syukur paling sederhana dengan kata alhamdulillah,” ujar K.H. Shalahudin pada saat penyampaian kajian tersebut (15/4).

Bersyukur itu diucapkan dengan lisan dan disertai dengan hati bahwa nikmat ini pemberian dari Allah SWT. Pada kesempatan tersebut, K.H. Shalahudin juga menyampaikan perihal anjuran hidup bahagia berumah tangga. “Kehidupan rumah tangga itu dianjurkan agar selalu tenteram, damai, serta bahagia. Pasangan itu bukan saudara maupun kerabat, tetapi pasangan itu seseorang yang lebih akrab dari saudara dan kerabat,” pungkasnya. (PRH/EL)

Beasiswa IISMA (Indonesia International Student Mobility) kembali dibuka pada tahun ini untuk seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia. Sabtu (9/4) Prodi Akuntansi menyelenggarakan sosialisasi tentang tata cara mendapatkan beasiswa mobilitas internasional mahasiswa Indonesia. Berbagai persiapan dan persyaratan yang harus dikumpulkan menjadi pokok utama dalam pendaftaran, dengan harapan agar tahun ini peluang untuk menerima beasiswa IISMA 2022 lebih besar. Seperti yang dikatakan oleh Mahmudi, SE., M.Si., Ak. selaku Kaprodi Akuntansi Program Sarjana, “Harapannya ada banyak mahasiswa dari Prodi Akuntansi yang lolos beasiswa IISMA dan mudah-mudahan bisa mempersiapkan dengan sebaik-baiknya.” 

Informasi mengenai beasiswa IISMA disampaikan oleh Nihlah Ilhami sebagai Kepala Divisi Mobilitas Internasional mengatakan bahwa, “Persiapan untuk mendaftar beasiswa IISMA ini berbeda dari tahun yang sebelumnya, karena lebih ketat di persyaratan.” Universitas Islam Indonesia juga mengadakan seleksi internal untuk membantu para mahasiswa dalam mempersiapkan dokumen-dokumen yang harus dipenuhi agar bisa lolos sampai tahap pusat. Meskipun begitu, tetap ada mahasiswa yang masih gagal dalam seleksi sampai tahap pusat, karena mereka tidak memperhatikan mengenai materai. “Jika menggunakan e-materai, biasanya setelah diunggah bisa hilang, jadi untuk mengurangi kendala ini lebih baik menggunakan materai fisik saja,” tutur Nihlah. Selain itu Nihlah juga menambahkan, “Apapun dokumen yang di scan harus dikumpulkan dengan kualitas yang bagus.” 

Zaim Fathullah Rais, awardee IISMA University of Strathclyde menceritakan pengalamannya ketika menjalani program IISMA. Zaim mengulas mengenai proses pembelajaran dan mata kuliah yang ia ambil. “Dari beberapa mata kuliah yang saya ambil ada satu yang berkorelasi dengan jurusan kuliah saya di UII,” jelas Zaim. Dirinya juga membagikan tips agar dapat membantu seleksi program IISMA dengan baik. “Baca pelan-pelan requirement-nya kemudian dipahami maksudnya, lalu disiapkan berkas-berkas yang harus dikumpulkan,” tutur Zaim. 

Selain Zaim, mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang mengikuti program IISMA adalah Syafira Nurulita yang berkesempatan untuk belajar di University of Granada, Spanyol. Syafira mengikuti program tersebut selama kurang lebih empat bulan dari bulan September 2021. Selama di sana Syafira tidak hanya belajar di kelas tetapi juga ada kegiatan di luar kelas. “Jadi, kami berkesempatan untuk belajar di luar kelas seperti jalan-jalan ke landmark yang ada di Granada contohnya Alhambra,” jelas Syafira. Tak kalah penting, Syafira juga memberikan tips dalam menghadapi tes wawancara. “Yang paling penting sih, be confident aja,” pungkasnya di akhir. (PIO/SM)

Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII kembali menggelar pembagian iftar di bulan Ramadan kali ini pada Selasa (5/4) dengan mengangkat tema “Ramadan Kaffah di Tengah Wabah”. Pembagian iftar di bulan Ramadan kali ini mengusung konsep yang berbeda dibandingkan dengan bulan Ramadan tahun lalu yang mana menggunakan konsep drive thru.

Pada Ramadan kali ini, Masjid Al Muqtashidin FBE UII mengusung sistem kupon. Latar belakang pembagian iftar menggunakan sistem tersebut karena seiring membaiknya kondisi pandemi saat ini. “Alasan kami menggunakan sistem ini kembali karena banyaknya dari jamaah yang kami temui menginginkan suasana buka bersama secara berkumpul karena merasakan kebersamaan yang sudah lama tidak dirasakan, maka dari itu kami menggunakan kembali sistem yang telah dilakukan sebelum pandemi, namun dengan berbagai inovasi,” ujar Pengarah Kegiatan, Aldy. “Walaupun sistem pembagian ini dilakukan secara berkumpul, kita juga harus memperhatikan pembatasan-pembatasan sosial yang masih diterapkan oleh kampus,” tambahnya. 

Berbicara mengenai target pembagian iftar, Aldy mengatakan terbuka untuk umum termasuk masyarakat umum dan khususnya sivitas FBE UII. Pembagian kupon sendiri dilakukan mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan kupon yang tersedia habis. “Metode yang kami pakai ini menggunakan konsep siapa cepat dia dapat serta dapat diambil saat pukul 16.00 WIB sampai habisnya kupon-kupon yang kami sediakan,” ujar Aldy.

Jumlah yang disediakan oleh pihak panitia pada tahun ini pun tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, hanya pada sistem pembagiannya saja yang berbeda. “Untuk rata-rata porsi per hari sekarang kami menyediakan 200-300 porsi dan itu sudah termasuk panitia dan orang-orang yang berperan mengurus kegiatan ini seperti satpam dan tukang parkir. Tidak lupa juga untuk pedagang kaki lima yang biasa berjualan di depan kampus kita kasih,” tambah Aldy. Sementara itu, untuk porsi yang disediakan sebelum pandemi dapat mencapai 500-1.000 porsi dalam sehari.

Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan tentunya akan dihadapkan oleh hambatan dan kesulitan, tidak terkecuali dalam kegiatan ini. Aldy mengatakan sejauh ini karena masih dalam lingkup sivitas yang menerapkan pembatasan, maka dalam memenuhi keinginan masyarakat atau jamaah yang besar panitia belum bisa memenuhi keinginan itu semua. “Sebagai langkah antisipasi maka kita umumkan ke masyarakat bahwa kita terbatas jumlahnya, jadi siapa yang datang terlebih dulu dia yang dapat,” tuturnya. Selaku panitia, Aldy menyampaikan harapannya agar dengan adanya kegiatan ini, kita bisa kembali berkumpul dan merasakan kebersamaan di bulan Ramadan kembali di saat kondisi pandemi yang mulai membaik. (MID/ARK)

Pada awal tahun 2022 tim mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia kembali menorehkan prestasi yang membanggakan dengan menjuarai Enterprise Resource Planning Simulation (ERPsim) International Competition Asia Pacific Japan 2022. Di tengah gelombang pandemi masih belum berakhir, tim mahasiswa UII, yaitu tim Antares, berhasil membawa pulang juara 1 pada kompetisi tahunan yang digelar oleh SAP University Alliance Asia Pacific Japan pada Jumat (01/04). 

Tim mahasiswa UII terdiri dari 5 mahasiswa Program Studi Akuntansi, yaitu Humam Naufal Tsuraya, Javier Erlandaffa Satria Dwikamba, Bayu Aji Faundra Pratama, Saphira Pricilia Estuarine, dan Dyah Ayu Puspaningrum. Dengan dedikasi yang tinggi, tanggung jawab atas komitmen serta fokus pada tujuan yang membawa tim Antares berhasil menyabet juara pada ajang bergengsi. Ke depannya, tim ini berencana untuk melanjutkan langkah ke International ERPsim Competition di pertengahan Juni. 

Chemistry antar satu tim juga kunci yang penting, kita bisa punya komitmen masing-masing dan strategi yang bagus. Namun, jika antar anggota tidak bisa bekerja sama dan tidak nyambung satu sama lain juga susah. Oleh karena itu, kita bangun (chemistry) tidak hanya saat diskusi tim namun juga saat di kelas maupun seusai perkuliahan, justru itu yang membuat chemistry jadi semakin bagus,” tutur Saphira.

Lebih dari itu, Tim Antares turut mengungkapkan rasa bangganya karena telah berhasil membawa nama baik kampus dengan memperoleh hasil yang maksimal. Selama mengikuti kompetisi tersebut, mereka merasa bersyukur dan beruntung karena telah difasilitasi oleh pihak prodi sehingga mereka tidak perlu memikirkan perihal dana.

ERPsim merupakan sebuah game simulasi bisnis menggunakan ERP-SAP. Kompetisi tersebut diikuti oleh beberapa negara Asia Pasifik. “ERPsim menentukan harga, banyak produksi, banyak pemesanan barang, dan marketing yang digunakan,” papar Dyah.

Mewakili Tim Antares, Javier mengungkapkan bahwa rintangan terbesar yang dihadapi oleh tim adalah dalam mengendalikan ego. “Kebetulan saya di bagian sales, mungkin egonya yang harus dikendalikan. Kita tidak bisa menuntut pasar untuk jual harga tinggi, disitu kita terpaksa nurunin ego,” ucapnya. Lebih lanjut disampaikan oleh Humam, kendala lain yang dihadapi tim yaitu perihal komunikasi. “Masalah komunikasi, kalau offline sama online itu feel-nya berbeda, karena kita tidak mengetahui perasaan orang lain seperti apa kalau online,” ucapnya. Namun hal tersebut mampu diatasi oleh tim dengan membangun chemistry dan menjalin komunikasi yang baik.

Tim Antares berharap kedepannya untuk adik tingkat yang akan dan mau mengikuti kompetisi ini, agar jangan takut untuk mencoba dan belajar hal baru, juga jangan mudah menyerah. “Setiap orang itu ada rezekinya, yang pasti harus tetap latihan, konsisten, dan perkuat chemistry, itu penting,” ungkap Javier. (ADC/NP)

Pemulihan ekonomi di negara Indonesia tentu tidak lepas dengan adanya strategi pertumbuhan ekonomi dan juga pembangunan berkelanjutan. Berbicara mengenai hal tersebut, tentu akan tertuju pada upaya pembentukan modal serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan terpusat.

Saat ini, bagaimana nasib pemulihan ekonomi di Indonesia terlebih lagi pada masa pandemi seperti ini? Apakah perekonomian Indonesia semakin terpuruk? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, Program Internasional Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan International Business Sustainability Initiative 2022 dengan tema “Economic Recovery in Using Growth Strategies for Sustainable Development”. Acara ini juga dihadiri oleh dua dewan juri yaitu Abdul Hakim, S.E., M.Ec., Ph.D. sebagai Sekretaris dari International Development Economics Study Program dan Dr. Ozge Dinc Cavlak sebagai Dosen di Universitas Ankara Haci Bayram, Turkey. (24/3)

Sampah rumah tangga merupakan salah satu hal yang berdampak dalam proses pemulihan ekonomi. “Penggunaan plastik rumah tangga hingga saat ini sudah terhitung terlalu banyak dan hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air serta laut dan juga ancaman polusi,” tutur Nadhira dalam penyampaian diskusinya. Diketahui saat ini bahwa Covid-19 juga menjadi faktor dalam peningkatan sampah rumah tangga, karena dengan adanya aktivitas yang hampir seluruhnya dilakukan dari rumah atau biasa disebut dengan Work From Home tentu akan menjadi peningkatan tersendiri dalam segi sampah rumah tangga. “Oleh karena peningkatan jumlah sampah rumah tangga, maka yang harus dilakukan yaitu dengan mengolah sampah tersebut menjadi sesuatu hal yang lebih berguna dan juga sustainable, salah satunya yaitu dengan mengolah PET menjadi Polyester Fabric yang mana akan mengurangi CHS Emissions,” tambah Baiduri, anggota Tim 1 Call for Paper IBSI 2022. Dengan adanya pengelolaan sampah rumah tangga ini, nantinya juga akan mengurangi pembuangan sampah dan justru akan meningkatkan peningkatan permintaan barang olahan yang mana juga akan membantu meningkatkan ekonomi negara.

Di sisi lain, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga harus memerhatikan kondisi pengangguran yang semakin meningkat selama pandemi. “Dalam sebuah survei di United States, diketahui bahwa terdapat 6,5% peningkatan pengangguran di negara mereka. Diprediksikan sekitar 33 juta orang kehilangan pekerjaannya,” ujar Amalia, anggota Tim 1 Business Plan IBSI 2022. Oleh karena masalah tersebut, perlu adanya media digital yang dapat membantu dalam proses mengurangi pengangguran. “Future Job merupakan aplikasi mobile yang akan mengarahkan dan mengkoneksikan perusahaan dengan para mahasiswa dalam mencari program internship,” jelasnya. Dengan platform ini tentunya juga akan melatih para mahasiswa untuk nantinya dapat terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Pekerja yang terlatih itu juga akan berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran di suatu negara. (MAH/FSR)

Dalam rangka berdiskusi mengenai kehidupan ekonomi setelah pandemi Covid-19, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi internasional yang turut mengundang perwakilan-perwakilan dari Anadolu Üniversitesi, Ankara Hacı Bayram Veli Üniversitesi, Dicle University, Universitas Putra Malaysia, Universiti Sains Islam Malaysia, dan Mapúa University Intramuros dalam acara International Students Mobility dengan agenda General Lectures: “After COVID-19 Pandemics: What’s Next?” yang diadakan secara daring melalui zoom meeting pada hari Rabu (23/3).

Dalam diskusi ini menghadirkan pembicara yang merupakan Wakil Dekan Sumber Daya sekaligus Dosen Prodi Akuntansi FBE UII, Arief Rahman, S.E., S.I.P, M.Com., Ph.D. dengan topik “COVID-19: Impact on Accounting and Financial Reporting”.

Menurut Arief, dengan adanya pandemi Covid-19 ini kita diajari banyak hal, seperti, belajar dari ketidakpastian situasi dan kondisi, dorongan yang kuat untuk melakukan kolaborasi, mendigitalisasi negara, bisnis, dan masyarakat, mempromosikan cara kerja yang modern, serta urgensinya rencana yang berkesinambungan.

“Selama di masa pandemi, kita merasakan situasi yang layaknya seperti “roller coaster”. Kita sering menerima berita buruk dan sering pula kita menerima berita baik,” ujar Arief. “Di masa pandemi saat ini kita juga melihat beragamnya sektor yang terkena efek pandemi, baik di sektor pemerintah, perusahaan bisnis, UMKM, dan lain sebagainya,” tambahnya.

Kemudian Arief menegaskan bahwa perusahaan harus bisa menerapkan strategi efektif agar dapat bertahan di masa pandemi ini dan dituntut untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain. Saat ini perusahaan juga dipandang bukan hanya sebagai “benda mati”, namun dianggap sebagai “makhluk hidup” mengingat betapa pentingnya keberlangsungan jangka panjang bagi dunia bisnis.

“Dari pandemi, kita dapat belajar dan memahami betapa efektifnya kerja sama untuk bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan dan individu menjadi bagian penting dari momen ini dan kita harus melaksanakannya dengan persiapan yang matang dan terstruktur,” tutur Arief.

Proses digitalisasi saat ini terjadi sangat cepat dengan ditandai beberapa perubahan di berbagai aspek kehidupan, terutama di masa pandemi. Banyak orang yang tidak menghadiri forum di tempat dan lebih memilih daring. Seperti saat ini, kita sebagai mahasiswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring. Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan bisnis di Indonesia, banyak kantor yang tutup dan lebih memilih bertemu secara daring akibat dampak pandemi dan pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini membuktikan betapa cepatnya digitalisasi saat ini, apalagi di masa pandemi Covid-19. (SAR/MID)