Pada hari ke-21 di bulan suci Ramadan tahun ini, tepatnya di hari Jumat (22/4), Pengurus dan Tenaga Kependidikan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mengadakan buka puasa bersama yang juga dilengkapi dengan tausiah sebelum berbuka puasa dan dikaji oleh Ustaz Kiki Fardiansyah Wijaya.
Acara berbuka puasa yang digelar di Hall Tengah Lantai 1 Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII dan dipandu oleh Nur Hamid Sutanto, S.Kom. sebagai Master of Ceremony, dihadiri juga oleh Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan serta Arief Rahman, S.E., S.IP., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan para dosen serta tamu undangan lainnya. Acara berbuka puasa dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Hidayatul Rahman, S.E., M.M. selaku dosen FBE UII. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D.
Pada acara ini Ustaz Kiki mengangkat tema “Makna dari Sehat Wal’afiat”. Terdapat sepuluh makna afiat, di antaranya lima di dunia dan lima di akhirat. Pada kesempatan kali ini, Ustaz Kiki menjelaskan apa saja lima makna afiat di dunia. Makna afiat pertama yaitu bertambahnya ilmu seseorang. Ustaz Kiki pun menambahkan, “Ada kalanya seseorang layak menyebut dirinya sehat wal’afiat jika senantiasa menambah ilmu serta wawasannya.”
Kemudian Ustaz Kiki melanjutkan makna dari kata afiat yang kedua, yaitu bertambahnya amal ibadah. Beliau berkata bahwa jika kita menambah ilmu, maka tambahlah amal ibadah. Makna afiat yang ketiga yaitu bertambahnya sabar dalam diri kita. “Tanda yang paling gampang dilihat kesabarannya yaitu bagaimana respon kita terhadap masalah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ustaz Kiki menambahkan perihal tingkatan kesabaran, “Ada tiga tingkatan dalam kesabaran, yaitu kita mudah berkeluh kesah dalam suatu masalah, maka masalah tersebut menjadi hukuman. Kemudian tingkatan kedua yaitu jika kita tidak berkeluh kesah dan tidak mengumbar masalah tersebut, maka itu akan menjadi penggugur dosa. Dan tingkatan ketiga yaitu jika masalah itu kita sikapi dengan ikhlas dan rida kepada Allah, maka masalah tersebut sudah meningkatkan derajat kita di hadapan Allah SWT.”
Selanjutnya makna afiat yang keempat yaitu bertambahnya rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kita tidak hanya semata-mata mengucapkan Alhamdulillah saja, tetapi harus kita sadari bahwa suatu kenikmatan asalnya dari Allah SWT. Dan makna afiat yang terakhir yaitu memperoleh rezeki yang halal. Beliau menjelaskan ada tiga ciri bahagia dalam bekerja, yaitu say, stay, dan strive. “Dalam bekerja diperlukan kesungguhan dan etos kerja yang semangat dalam bekerja, yang membuat pekerjaan menjadi bahagia dan berkah,” tuturnya. (NARD/SAR)
You must be logged in to post a comment.