VCO Menjadi mahasiswa tidak sekedar hanya kuliah dan belajar di kampus, namun juga aktif mengembangkan kegiatan lain di luar kampus yang membawa manfaat. Setidaknya itulah yang diyakini oleh dua orang mahasiswa Fakultas Ekonomi UII, Farid Ramadhan Singgih dan Rita Purnamasari. Di samping kuliah, kedua mahasiswa ini juga aktif menggeluti dunia wirausaha dengan mengembangkan potensi masyarakat lokal di daerah Purworejo. Bisnis yang mereka jalankan tidak lain adalah pengembangan produk virgin coconut oil (VCO) yang mengusung brand “Sri”. Dalam proses produksi produk ini, mereka menjalin kemitraan dengan masyarakat Desa Sidorejo, Kabupaten Purworejo.

Berkat ketekunannya tersebut, belum lama ini keduanya berhasil menyabet penghargaan sebagai juara I dalam Lomba Teras Usaha Mahasiswa Kategori Sociopreneur regional Yogyakarta yang diadakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Kompas Gramedia. Proposal bisnis yang mereka ajukan berhasil lolos seleksi dari 66 proposal yang masuk ke panitia lomba dan menjadi finalis pada sesi final, 19 Oktober silam, sebelum meraih juara.

Atas kemenangan ini, keduanya mendapat hadiah senilai Rp 15 juta dan pendampingan selama 6 bulan. Keduanya juga didaulat untuk mewakili regional Yogya dalam kompetisi lanjutan di tingkat nasional.

Dikatakan oleh Rita Purnamasari, bahwa ide untuk mengembangkan bisnis VCO berawal dari keinginannya untuk menggarap potensi lokal di Purworejo. “Sewaktu menjalani program KKN di Sidorejo, saya melihat di desa itu banyak sumber daya buah kelapa yang melimpah. Oleh penduduk, kelapa biasanya hanya dijual mentah sehingga belum memiliki nilai tambah”, ujar mahasiswi yang aktif di lembaga pers mahasiswa itu.

Berawal dari itulah, ia kemudian terpantik untuk mengembangkan ide bisnis VCO yang dapat memberi nilai tambah bagi produk kelapa. Ide itu mendapat sambutan positif dari rekannya, Farid Ramadhan S. sehingga keduanya pun intens menggarap bisnis tersebut.

VCO2 Ditambahkan oleh Farid Ramadhan, yang terpenting dari ide bisnisnya adalah untuk mengajak keterlibatan masyarakat lokal. Hal ini memerlukan proses panjang di mana ia dan Rita harus intens memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang bagaimana mengolah produk kelapa menjadi VCO bernilai jual tinggi. Seiring berjalannya waktu, satu per satu anggota masyarakat yang menyadari potensi VCO pun mulai bergabung dengan mereka.

“Jadi tidak semata-mata mengejar profit namun bagaimana masyarakat desa menjadi berdaya dan memperoleh manfaat tambahan dari sumber daya lokal. Kami tidak ingin mereka hanya menjadi penonton”, kata mahasiswa yang berkecimpung dalam komunitas wirausaha FE UII ini.

Kini mereka bersama sebagian masyarakat Sidorejo sudah dapat memproduksi minyak VCO secara kontinyu. Minyak VCO berlabel “Sri” itu dikemas dalam botol-botol kecil yang menarik dan ada pula yang dikemas dalam bentuk gel. “Produk VCO kami jual di pasaran dengan harga Rp 35 ribu. Semoga ke depannya dapat semakin berkembang”, pungkas Farid.

sumber : www.uii.ac.id

KSPM Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (KSPM FE UII) kembali mengadakan KSPM Goes to School. Acara yang digelar pada hari Selasa (20/10) bertempat di MAN Yogyakarta 1 merupakan rangkain kegiatan KSPM Goes To School yang ketiga untuk tahun ini.  Seperti tahun sebelumnya, gelaran ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pasar modal untuk para siswa Sekolah Menengah Atas. “KSPM Goes to School itu acara dari Kelompok Studi Pasar Modal, itu mengedukasi anak anak SMA tentang bagaimana cara investasi, terus lembaga-lembaga apa yang terkait”, tutur Anggara selaku ketua panitia. KSPM turut pula menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI)  Yogyakarta serta CIMB Sekuritas sebagai pihak yang berkaitan dengan pasar modal sebagai pemateri. “Itu makannya kita gandeng OJK, OJK kan sebagai regulator di Indonesia untuk perusahaan-perusahaan jasa keuangan, terus Bursa Efek sebagai pasarnya”, tambah Anggara.

Acara yang dibuka pada pukul 13.40 diawali dengan sambutan dari pihak Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) dan kepala sekolah MAN Yogyakarta 1 kemudian dilanjutkan presentasi dari masing-masing pemateri.  Selaku pemateri pertama, Yunian Asih perwakilan dari OJK mempresentasikan mengenai fungsi dan peran dari OJK . Yunian menuturkan beberapa fungsi dan peran dari lembaga yang merupakan hasil peleburan fungsi Bank Indonesia dan Kementrian Keuangan adalah untuk mengatur, mengawasi, dan melindungi lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Tak lupa juga turut terjadi interaksi tanya jawab disela-sela presentasi dari para siswa yang ingin tahu lebih jauh mengenai fungsi dan peran OJK.

Setelah perwakilan dari OJK selesai melakukan penjelasan mengenai fungsi dan peran OJK,  perwakilan dari BEI Yogyakarta Agnes Sindunita memulai presentasi. Presentasi dibuka dengan penuturan bahwa Asia beberapa tahun kedepan akan masuk kedalam jajaran teratas ekonomi dunia. Tak lupa ia menunjukan grafik yang menunjukan Indonesia akan menduduki posisi kelima negara dengan ekonomi terbaik beberapa tahun kedepan. “beberapa tahun kedepan Indonesia bisa menjadi seperti Amerika saat ini” tutur Agnes. Tak lupa pula ia menjelaskan mengenai pentingnya investasi, jenis-jenis investasi, dan bagaimana cara berinvestasi yang benar.

Para siswa dan siswi pun kemudian melontarkan pertanyaan pada sesi tanya jawab yang diberikan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul meliputi bagaimana cara berinvestasi yang baik, apa yang bisa dilakukan oleh siswa untuk berinvestasi. Hal tersebut pun langsung ditanggapi oleh narasumber sebelum akhirnya acara KSPM Goes to School berkahir.

Seperti diketahui, KSPM Goes to School merupakan acara tahunan yang diselenggarakan KSPM FE UII. Tahun ini mereka menargetkan sembilan Sekolah Mengah Atas yang berada di Yogyakarta. Hingga saat ini sudah ada tiga SMA yang didatangi oelh KSPM Goes to School, yaitu Muhammadiyah 1, SMA N 1 Yogyakarta, dan MAN 1 Yogyakarta. Acara ini kemudian akan dilaksanakan pada bulan November dan Januari untuk mengedukasi dan mengajak anak-anak SMA berinvestasi.

KKN Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berupaya menyisipkan nilai-nilai keislaman dalam setiap proses pendidikannya. Salah satunya yakni kegiatan pembekalan keagamaan yang diberikan kepada mahasiswa sebelum mengikuti program kuliah kerja nyata (KKN). Program KKN merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa untuk lebih dekat dengan masyarakat. Hal ini juga menjadi peluang untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan kepada masyarakat. Mahasiswa perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang agama dan ilmu-ilmunya. Oleh karenanya, pembekalan ilmu agama lewat pesantrenisasi dinilai sangat tepat untuk mencapai hal itu.

Sebagaimana disampaikan oleh Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc ketika memberikan arahan dalam acara pesantrenisasi pra-KKN. Acara yang berlangsung di Hall Fakultas Ekonomi UII pada Sabtu (17/10) ini diikuti oleh ratusan mahasiswa UII yang akan mengikuti KKN Semester Ganjil tahun akademik 2015/2016.

Disampaikan oleh Rektor bahwasanya kewajiban untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan pada dasarnya menjadi tugas segenap sivitas akademika UII. “Sampaikan yang baik dan benar menjadi tugas kita bersama. Tidak hanya dosen namun juga para mahasiswa sekalian”, ungkapnya.

Menurut Rektor, nuansa kekeluargaan yang terbangun pada saat KKN adalah peluang yang tepat untuk mengajak penduduk sekitar dalam mengamalkan kebaikan. Meski demikian, Rektor juga berpesan agar mahasiswa mengedepankan akhlak terpuji dan tetap menghormati tradisi lokal dalam menjalin interaksi.

“Masyarakat kita sangat beragam dan masing-masing punya tradisi keagamaan yang berbeda sehingga ketika menyampaikan suatu hal kebaikan juga harus dilandasi ilmu dan akhlak yang baik”, pesannya. Terlebih sebagai mahasiswa UII yang telah dikenal berasal dari kampus Islam.

Terakhir, Rektor berpesan agar mahasiswa UII dapat mengikuti kegiatan pesantrenisasi dengan baik hingga acara usai. “Anggaplah sebagai refreshing karena saya yakin saudara telah banyak mendapat suntikan ilmu agama selama menjadi mahasiswa UII”, pungkas Rektor.

Keberhasilan perguruan tinggi dalam menjalankan DPKA strategi komunikasi pemasaran yang terpadu akan membawa dampak baik bagi pembangunan citra merk dan reputasi yang unggul. Reputasi ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki perguruan tinggi, dan itu bisa dilakukan melalui optimalisasi pemasaran digital serta peningkatan personal branding universitas.

Berkaitan dengan hal itu, Direktorat Pemasaran, Kerjasama, dan Alumni (DPKA) UII selama dua hari ini (17-18/10) mengadakan Pendidikan dan Pelatihan kepada Mahasiswa Tim Pemasaran dan Komunikasi bertempat di Ruang Audiovisual Lantai 2 Perpustakaan Pusat UII yang kemudian dilanjutkan dengan Outbond di .

Acara hari pertama yang dikemas dengan tema “Optimalisasi pemasaran digital UII melalui strategi personal branding universitas” tersebut dihadiri oleh Direktur DPKA UII Hangga Fathana SIP., B.Int.St., MA., Kepala Divisi Promosi Sigit Pamungkas, SE., M.Com., Ketua Tim Pemasaran dan Komunikasi UII Arif Singa Purwaka, SE., MBA., dan seluruh tim mahasiswa pemasaran dan komunikasi UII.

Dalam sambutannya Hangga Fathana menyampaikan bahwa tujuan dari diadakannya pendidikan dan pelatihan ini adalah sebagai upaya UII untuk menanamkan pentingnya peran tim pemasaran dan komunikasi UII. “Tim Pemasaran dan Komunikasi, sebagai brand ambassador, memiliki peran penting dalam upaya untuk mengelola citra merk dan peningkatan reputasi UII” pungkasnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan seminar Komunikasi Efektif yang disampaikan oleh Ninda Nindiani, MA., yang dalam kapasitasnya sebagai trainer, broadcaster, dan profesional MC yang telah menekuni dunia public speaking lebih dari 20 tahun. Kemudian materi kedua adalah Social Media Marketing for Personal Branding yang dijelaskan oleh Yodhia Antariksa, M.Sc., selaku Founder dan CEO PT. Manajemen Kinerja Utama yang merupakan firma konsultan untuk corporate performance management.

Pada hari kedua, pendidikan dan pelatihan dilanjutkan dengan outbond yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa mengikuti proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kekompakan dan kerjasama tim. Adapun pelaksanaan kegiatan outbond tersebut adalah bertempat di Sambi, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

sumber : www.uii.ac.id

Bagi mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, untuk mengetahui jadwal ujian tengah semester ganjil pada tahun ajaran 2015/2016 dapat akses pada halaman dibawah ini berdasarkan jurusannya,

JADWAL UTS DISTRIBUSI GANJIL 15-16

Sebagai kampus tertua di Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) terus berupaya memperluas jaringan kerja sama dengan mitra didalam negeri maupun luar negeri yang merupakan upaya untuk meningatkan kualitas dan internasionalisasi pendidikan di Universitas Islam Indonesia.

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menerima kunjungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou China pada hari Senin (13/10). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si, selaku Dekan FE UII beserta jajaran civitas akademisi UII dan Herbayu A. Noerlambang A.S sebagai perwakilan dari KJRI Guangzhou China. Pada pertemuan yang diadakan di Ruang Sidang Dekanat tersebut, Herbayu menyampaikan tujuan dan maksud kedatangannya membawa inisiasi untuk menjembatani kerja sama dibidang pendidikan antara Indonesia khususnya UII dengan Universitas yang berada di Guangzhou. Pasalnya, beberapa Universitas di Guangzho China memiliki Program Studi (Prodi) Bahasa Indonesia dan menawarkan beasiswa.

Pertemuan ini menghasilkan beberapa bentuk kerja sama yang ditawarkan oleh UII untuk mahasiswa diantaranya adalah Student Exchange dan Double Degree, seperti halnya kerja sama yang sudah terjalin dengan Australia dan Turki. UII berharap tidak hanya mahasiswa UII yang dapat menimba ilmu ke luar negeri namun begitu juga sebaliknya mahasiswa asing dapat belajar di UII. Hadirnya program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) menjadi salah satu program baru di UII yang dapat mendukung mahasiswa asing yang memiliki masalah bahasa untuk dapat belajar dengan nyaman di UII, BIPA UII mengadopsi metode yang sudah dipakai untuk pengajaran di beberapa Universitas lain di Indonesia. Selain itu, ada CILACS ( Center for International Language and Culture Studies) merupakan Pusat Pelatihan Bahasa dan Budaya dari UII yang mendukung kerja sama UII dengan mitra luar negeri.

Disamping itu, UII menawarkan Full Scholarship bagi Mahasiswa asing minoritas muslim yang ada diluar negeri untuk belajar di UII, seperti kerja sama yang sudah terjalin dengan beberapa Universitas di Thailand. Karena UII memiliki visi yaitu Rahmatan Lil’Alamin, sehingga tidak hanya mengabdi kepada Indonesia tetapi juga kepada saudara-saudara sesama muslim.

Badan Wakaf Dalam Islam, wakaf merupakan amalan utama di mana seorang muslim menyerahkan harta bendanya guna dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan umat. Seringkali harta yang diwakafkan identik dengan benda-benda yang berwujud, baik itu benda bergerak ataupun benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, bangunan, dan uang. Namun seiring dengan perkembangan zaman, definisi objek wakaf dapat pula menjangkau harta benda yang tidak berwujud. Salah satunya yakni hak kekayaan intelektual (HAKI).

Di masa sekarang, HAKI merupakan bentuk kekayaan tidak berwujud sebagai hasil pemikiran manusia. HAKI yang telah dipatenkan dapat mendatangkan manfaat finansial bagi pemiliknya. Oleh karena itu, seyogyanya HAKI pun dapat pula diusulkan masuk ke dalam objek wakaf. Sebab HAKI yang diwakafkan dapat mendatangkan manfaat bagi umat dan masyarakat, di samping juga memberi nilai ibadah bagi ahli wakaf.

Sebagaimana tergambar dalam seminar nasional “Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Objek Wakaf” yang berlangsung di Auditorium UII, Jalan Cik Di Tiro No. 1, Yogyakarta pada Selasa (13/10). Seminar diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UII. Tema seminar yang cukup menarik dan tergolong baru ini mengundang antusiasme yang tinggi dari peserta. Para peserta yang terdiri dari berbagai kalangan seperti akademisi, mahasiswa, birokrat, praktisi hukum, dan agamawan memadati ruang auditorium hingga penuh.

Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam perspektif Islam, ilmu yang sifatnya baru ataupun sebuah penemuan, jika memiliki nilai kemanfaatan bagi umat manusia, hendaknya disebarluaskan. Sebab hal itu juga akan memberi nilai lebih bagi si penemu di mana ini akan dinilai sebagai ibadah yang tidak terputus amalnya. Konsep semacam ini tentunya berbeda dengan sudut pandang Barat. HAKI dapat disebarluaskan namun dengan membayar royalti yang cukup tinggi bagi penemunya.

Sementara itu, Direktur Kerjasama dan Promosi Dirjend HAKI, Kementerian Hukum dan HAM RI, Parlagutan Lubis, SH, MH menyambut positif diadakannya seminar oleh FH UII. Menurutnya, meski Indonesia sebagai negara besar di ASEAN, namun perkembangan HAKI dinilainya masih butuh banyak perbaikan. Negara tetangga seperti Singapura yang wilayahnya kecil justru sangat produktif dalam pengembangan HAKI.

“Tantangan Indonesia semakin berat, apalagi seiring dengan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kesadaran masyarakat tentang HAKI perlu semakin ditingkatkan”, ujarnya. Ia berharap kalangan akademik di kampus juga berperan dalam mendorong kesadaran itu lewat seminar maupun sosialisasi.

Penandatanganan Nota Kesepahaman

Badan Wakaf2 Pada waktu yang bersamaan juga dilangsungkan penandatanganan memorandum of understanding di antara UII dan Dirjend HAKI, Kemenkumham RI. Kedua pihak sepakat untuk melakukan kerjasama, khususnya di bidang pengembangan HAKI. Kontribusi UII dalam kerjasama ini diarahkan sesuai dengan kapasitas UII sebagai lembaga pendidikan tinggi, yakni lewat aktifitas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

sumber: www.uii.ac.id

SINDO Ratusan mahasiswa UII nampak antusias memadati Auditorium Kahar Muzakkir, kampus terpadu UII sejak Kamis pagi (10/8). Para mahasiswa ini tertarik untuk mengikuti berbagai acara dalam SINDO Goes to Campus (SGTC) yang digelar oleh Koran SINDO bekerjasama dengan Direktorat Humas UII. SGTC yang pada kali ini mengangkat tema “Konvergensi Media di Era Digital” mampu menyedot animo peserta di sekitar kampus UII karena di dalamnya juga terdapat even coaching clinic presenter dan fotografi. Even tersebut mengajak peserta untuk menyelami dunia presenter televisi dan belajar fotografi jurnalistik. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika sebelum acara dimulai pun kuota pendaftaran telah terisi penuh.

Menanggapi acara ini, Wakil Rektor III UII, Dr. Abdul Jamil, SH, MH mengatakan bahwa di era digital seperti sekarang, kebutuhan masyarakat terhadap arus informasi sudah sangat tinggi. “Terlebih sekarang informasi dapat diakses dengan mudah lewat perangkat digital, seperti smartphone dan komputer jinjing sehingga mempengaruhi pola perilaku masyarakat”, ujarnya. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi bagaimana masyarakat dapat menyikapi perubahan ini dengan tepat.

Sementara Kepala Biro Koran SINDO DIY, Rio Saptono mengatakan digitalisasi informasi menghadirkan perubahan dan tantangan baru bagi media-media konvensional yang telah lama eksis. Menurutnya, dengan adanya era digital tidak lantas menyebabkan media konvensional, seperti koran dan radio lantas kehilangan pasar, namun menuntut adanya inovasi untuk terus bertahan.

SINDO 2

Direktur Humas UII, Karina Utami Dewi, S.IP., MA menuturkan bahwa pihaknya menyambut baik jalinan kerjasama yang ditawarkan SINDO Media lewat gelaran SGTC. “Kami tentu mendukung segala aktivitas positif yang diselenggarakan dalam rangka mengikuti perkembangan zaman”, katanya. Menurutnya, mahasiswa dan sivitas akademika kampus perlu lebih jauh mengenal tentang dunia m

Salah seorang pemateri seminar, Wakil Pemimpin Redaksi Koran SINDO, Dwi Sasongko optimis jika media cetak dapat terus bertahan di tengah era digital. “Selalu ada peluang untuk tetap eksis di tengah perubahan zaman asal kita terus berinovasi dan melakukan terobosan. Pertumbuhan internet bukan ancaman melainkan peluang untuk melakukan konvergensi”, jelasnya. Pada sesi akhir acara, 20 orang peserta terpilih berkesempatan mengikuti coaching clinic presenter bersama iNews TV.edia massa karena hal ini dekat dengan kehidupan manusia.

sumber : www.uii.ac.id

LEM UII Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) UII terus berbenah dalam melakukan regenerasi organisasi. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan melangsungkan pergantian kepengurusan dalam struktur organisasi. Upaya ini meski berlangsung secara rutin setiap tahun namun merupakan bagian penting yang dapat membawa semangat baru dalam berorganisasi.

Dengan ini LEM UII dapat terus membawa nilai-nilai aktivisme dalam kampus UII yang dikenal sebagai kampus perjuangan. Seperti nampak dalam pelantikan Pengurus LEM UII Periode 2015-2016 yang diadakan di Auditorium Kahar Muzakkir, kampus terpadu UII pada Jum’at sore (2/10). Kepengurusan LEM diserahterimakan oleh Ketua LEM UII 2014-2015, Edi Subagyo kepada Ketua LEM UII 2015-2016, Dhimas Panji Wira Atmaja. Dhimas merupakan mahasiswa UII jurusan Ekonomi Islam yang berasal dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Wakil Rektor III UII, Dr. Abdul Jamil, SH, MH dalam sambutannya menekankan bahwa LEM merupakan organisasi kemahasiswaan yang merepresentasikan semangat UII sebagai kampus perjuangan sekaligus pemersatu lembaga kemahasiswaan lainnya.

“Aktif di lembaga bukan sekedar untuk meningkatkan eksistensi, tapi bagaimana berlatih mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang baik bagi bangsa ini di masa depan”, terang Abdul Jamil.

Selain itu, ia juga berpesan agar para anggota kepengurusan LEM yang baru dapat bekerja dengan hati nurani yang membawa makna kepedulian terhadap permasalahan sosial di dalam masyarakat. “LEM lahir adalah untuk berjuang bagi bangsa ini. Peran saudara tentunya sangat ditunggu oleh masyarakat sehingga harus belajar untuk peka terhadap situasi sosial di masyarakat”, pungkasnya.

sumber: www.uii.ac.id

foto artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) merupakan forum kajian ilmiah yang memberi kesempatan bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk mempresentasikan hasil penelitian terbaiknya di bidang akuntansi. Kegiatan tahunan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sejak tahun 1997 yang dilaksanakan di Yogyakarta, dan pada tahun-tahun selanjutnya diselenggarakan secara bergantian oleh Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.

SNA XVIII dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU) di Medan pada tanggal (16-19/09). Kegiatan ilmiah ini dihadiri oleh 39 narasumber, 108 pemakalah dan para audience. Beberapa peserta SNA XVIII merupakan mahasiswa dan dosen dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) yang diwakili oleh Hanif F. Rahadian (mahasiswa), Laila Tiffani (mahasiswa), Eke Ayu (mahasiswa), Muamar Nur Kholid (dosen), dan Muqodim, Drs. MBA, Ak., CA. (dosen). Salah satu pemakalah yaitu Hanif F. Rahadian membahas tugas akhirnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengumpulan data business intelegence.

Selain paparan hasil penelitian akuntansi dari para pemakalah, dalam kegiatan SNA XVIII yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan ASEAN ECONOMIC COMUNITY (AEC) terhadap Profesi Akuntan di Indonesia” juga dilaksanakan kuliah umum bersama narasumber terdiri dari 39 orang pakar, praktisi dan regulator. Tujuannya untuk memberikan pandangan tentang kesiapan profesi akuntan di Indonesia untuk menghadapi era AEC.

Kegiatan SNA diharapkan selain mendorong para peneliti untuk selalu melakukan penelitian yang berkualitas, juga membuka kesempatan bagi para peserta untuk mengikuti perkembangan keilmuan terkini di bidang akuntansi. Kegiatan SNA juga dapat memperluas jaringan kerjasama antar berbagai perguruan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri. Disamping itu, dalam kegiatan tersebut akan terjadi komunikasi ilmiah, bisnis dan budaya secara nasional dan internasional yang tentunya mempunyai dampak ekonomi bagi masyarakat Indonesia.