IRMA RIMADHONA | Vice President-Risk Management Department
Irma Rimadhona Siregar adalah alumni Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Kehidupan masa kecil Irma dilaluinya di Medan sampai masa SMA, kemudian pindah ke Yogyakarta dan bekerja di Jakarta. Irma merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Perempuan tertua yang dilahirkan dari seorang ayah dan seorang ibu yang berdarah Medan bersuku Batak. Ia merupakan siswa berprestasi disekolah dan aktif dalam kegiatan non akademik seperti organisasi. Ketika SMP Irma mengikuti Pramuka dan Jambore Nasional, ia juga menjadi Sekretaris Umum di OSIS. Lalu ia ditunjuk sebagai utusan dari SMA yang mengikuti seleksi siswa teladan tingkat Kota Madya, kemudian berlanjut pada tingkat Provinsi dan hal ini membuatnya menerima kesempatan untuk maju ke tingkat Nasional. Pada seleksi tingkat Provinsi ia mendapat Juara 1 Se-Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan pengalaman masa kecil Irma ketika SMP mengikuti ekstrakurikuler teater dikampungnya.
Ayah Irma bekerja sebagai seorang bankir di BRI sedangkan Ibunya bekerja di Dinas Kesehatan Provinsi Medan sebagai Pegawai Negeri. Irma termasuk seseorang yang mampu menyeimbangkan waktu belajar dan bermainnya. Kesibukan orang tuanya menjadikan Irma terlatih mandiri sejak kecil untuk mengatur jadwal belajar, serta kesadaran atas tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Irma lebih senang belajar sambil mendengarkan musik, karena hal itu membuatnya semangat dalam belajar. Keinginan Irma dan keinginan orang tua untuk menjadi dokter, ketika SMP Irma melihat buku–buku psikologi yang dimiliki oleh ibunya dan sering membacanya. Sejak kecil Irma sudah terbiasa dalam membuat timeline untuk mencapai target yang telah ditentukannya. Pada awalnya Irma berminat untuk mengikut tes UNMPTN pada Program studi Kedokteran dan Psikologi, akibat nervous dalam menjawab soal belum berhasil untuk lolos. Kemudian pamannya merekomendasikan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Islam Indonesia yang merupakan perguruan tinggi Nasional tertua di Indonesia. Namun dikarenakan UII belum memiliki Program studi Kedokteran, pamannya merekomendasikan Irma untuk mengambil Program studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi UII. Dengan berbagai pertimbangan ia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi UII dan aktif dalam organisasi KOPMA FE UII.
Kebersamaan yang tidak dapat dilupakan oleh Irma selama ia berkuliah di FE UII. Kampus adalah rumah pertama yang dianggap oleh Irma. “Setiap diri kita itu adalah arsitek bagi diri kita sendiri”. Kalimat tersebut menjadi prinsip hidupnya. Sehingga pada saat pembuatan skripsipun ia sudah mulai merencanakan arah masa depannya. Pada saat itu Irma mulai mendata bank–bank yang ada di Indonesia dan mencatat alamat–alamat kantor pusat bank untuk dapat mengirimkan CV. Awal karirnya dimulai di Bursa Berjangka selama sebulan, kemudian Irma diterima di Bank Universal. Setelah itu, Irma melanjutkan karirnya di BII pada Department Risk Management atas pilihannya sendiri, karena ia berhasil menjadi The Best Trainee dan berhak memilih Department yang diinginkan. Pada saat itu Risk Management menjadi hal baru pada sektor perbankan di Indonesia dan Irma mulai tertarik bergabung dalam divisi tersebut selama 8 tahun.
Berkat sifat mandiri, performance orinted dan disiplin target yang dimilikinya, Irma berhasil menjadi Vice President-Risk Management Departement di PT Bank ICBC Indonesia. Dimana hal ini adalah puncak pencapaian karirnya di usia 38 tahun. PT Bank ICBC Indonesia merupakan bank kelima dari perjalanan karir Irma. Menurut Irma, pengaruh Almamater FE UII terhadap dirinya dinilai sangat berperan karena membantunya dalam mengimplementasikan keilmuannya dikampus. Selain itu, dosen serta teman–temannya dapat membantu dalam pembentukan karakter dan kepribadiannya.
Pesan Irma untuk mahasiswa FE UII teruslah berjuang, teruslah berkarya, teruslah berusaha agar menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang banyak dunia dan akhirat. Prinsip yang ditanamkan di dirinya yaitu siapa yang bersungguh–sungguh, berusaha Insya Allah akan memperoleh apa yang dia usahakan.
Siapa yang menanam ia akan menuai apa yang ia tanam dan siapa yang berusaha Insya Allah ia akan memperoleh kejayaannya. -Irma Rimadhona Siregar.