Di zaman sekarang ini, memiliki ilmu pengetahuan saja tidak akan cukup untuk mampu bersaing dalam dunia kerja. Agar dapat menjadi pribadi yang lebih unggul dibandingkan orang lain maka kita tidak hanya dituntut  untuk memiliki kemampuan hard skill namun juga soft skill, utamanya dalam hal public speaking.

Beberapa orang seringkali menganggap bahwa public speaking merupakan hal yang sepele, namun sebenarnya untuk dapat berbicara didepan umum bukanlah satu perkara yang mudah. Diperlukan kemampuan dan juga teknik untuk dapat berkomunikasi didepan umum.

Untuk mempersiapkan mahasiswa agar siap diterjunkan ke dunia kerja, Program Diploma III (D3) Perbankan dan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) gelar International Public Speaking Class pada pada Rabu (16/10) . Kegiatan yang bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU) Dr. Sardjito UII ini mendatangkan Dr. Norshamsida Binti Razak, Managing Director and Trainer Gold Mind Solution dari Malaysia.

Diana Wijayanti SE, M.Si, Kepala Program Studi D3 Perbankan dan Keuangan dalam wawancara mengatakan bahwa, “Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa Diploma Perbankan dalam hal public speaking sehingga diharapkan mahasiswa memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dalam kancah global.”

“Kegiatan ini juga sangat terkait dengan proses pembelajaran yang ada di Diploma Perbankan yang menuntut mahasiswa dapat berkomunikasi dengan baik, guna untuk dapat memberikan service yang excellent bagi nasabah di dunia kerja.” jelas Diana. (ERF)

Workshop dan Expo mempunyai peran penting dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas selain dunia akademik yang mana keterampilan tersebut memainkan peran penting di masa depan. Hal ini menjadi penting, mengingat keterbatasan dalam praktik wawasan industri kreatif di dalam kelas. Kehadiran narasumber dari dunia industri kreatif diharapkan mampu membuka wawasan baru bagi mahasiswa untuk melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif.

Oleh karena itu, workshop dan Expo Kewirausahaan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tahunan Business Festival for Z Generations (BizFEz) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Workshop yang diadakan di Hall Tengah FE UII (14/10) ini  diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas mahasiswa dengan menghadirkan narasumber yang merupakan representasi dari dunia kreatif.

Workshop kali ini menjelaskan tentang pembuatan Tote Bag Painting atau cara melukis di tas jinjing. Terdapat 25 mahasiswa FE UII yang berpartisipasi dalam workshop ini. Workshop ini menghadirkan Fatma selaku praktisi Tote Bag Painting sekaligus mahasiswi FE UII yang mampu menginspirasi para peserta dalam kegiatan tersebut.

“Dalam memulai usaha diperlukan ketekunan, kesabaran, dan kejelian dalam melihat peluang yang ada. Kejelian terhadap melihat peluang ini dapat menjadikan kita lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk yang diminati pasar,” jelas Fatma. Sementara itu penting juga untuk memperbaiki niat dalam memulai usaha. Segala sesuatu harus dimulai dengan niat yang baik agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalani apa yang diniatkan.

“Untuk memaksimalkan kreativitas usaha yang ada selagi masih ada di bangku perkuliahan. Jangan sampai peluang yang begitu banyak ini nantinya terlewatkan begitu saja,” tambah Fatma.

Sedangkan expo yang diadakan di Lapangan Sorak FE UII (14-15/10) ini merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk menampilkan bisnisnya. Expo ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dengan menyediakan tempat untuk berjualan yang merupakan bisnis dari mahasiswa itu sendiri. Selain itu, dalam expo ini mahasiswa dapat menerapkan ilmunya di luar kelas. Terdapat 12 tenant food maupun non-food yang berpartisipasi dalam expo yang berasal dari mahasiswa FE UII.

Expo ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide ide baru dalam konteks bisnis di era digital guna menciptakan inovasi di masa depan. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong munculnya gerakan positif dan inovatif yang memberi manfaat positif kepada lingkungan. (ADN)

Era milenial, merupakan era dimana orang-orang akrab dengan dunia digital, terutama media sosial. Sudah tidak ada alasan lagi untuk sekarang berdiam diri, hanya menjadi penonton dan penikmat karya orang lain. Dengan berbagai kemudahan melalui media digital, bisa menciptakan sebuah inovasi baru yang kreatif.

Pada Sabtu (12/10) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia ( FE UII) mengadakan seminar Business Talk  bertajuk “Suarakan Kreasi Ciptakan Inovasi”, yang merupakan salah satu dari rangkaian acara “bizFEz”. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Utara FE UII ini mengdirkan Siti Mahdaria yang merupakan seorang Youtuber, Influencer, serta Content Creator dan juga Meika Hazim, Founder Coklat Ndalem. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat membuka wawasan serta memotivasi mahasiswa FE UII dalam berkreasi.

Siti Mahdaria mengatakan bahwa, profesi sebagai content creator adalah profesi yang mengharuskan untuk bisa menguasai berbagai macam skills. Content Creator juga bisa datang dari berbagai latar belakang dengan media tertentu yang dipilihnya. Ada yang blogger, youtuber,instagramer dan lain sebagainya. “Tergantung nyamannya berkarya di media yang mana,” tegas Siti.

Siti juga menambahkan, “kunci yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengelola konten digital adalah genuine atau jadi diri sendiri yang apa adanya dan mempunyai passion tentunya. Skill bisa dilatih, networking bisa dicari, jadi tidak perlu khawatir untuk memulai berkreasi.”

“Yang terpenting adalah terus berkarya dan berkreasi aja. Hal sekecil apapun merupakan sebuah karya, dan aku percaya semua orang bisa berkarya”, ucap Siti Mahdaria.

Senada dengan hal tersebut, Meika Hazim turut menceritakan awal mula ia memulai bisnisnya. “Awal mula saya berbisnis ini sejak selesai menempuh kuliah S2. Untuk mengawali bisnis Cokelat Ndalem ini saya hanya dengan modal yang sedikit. Karena waktu itu bisnis cokelat masih sangat jarang, sehingga sulit mencari bahan baku.”

Ia juga menceritakan pengalaman buruk dalam menjalani bisnis coklat ndalem. Dimana sebelum coklatnya laku di pasaran, ia juga sempat sempat ditolak oleh konsumen.

Meika Hazim mengatakan  bahwa, ia bersyukur karena hingga saat ini, inovasi bisnis coklatnya masih tetap eksis.

“Saya  sangat bersyukur, coklat ndalem bisa eksis hingga kini, Saya membuat coklat dengan inovasi unik yang berbeda dengan coklat lain, namun ternyata masih dapat diterima oleh masyarakat umum. Kuncinya kita harus memberikan target yang jelas sehingga memudahkan dalam melakukan promosi,” tegas Meika. (FNL)

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menerima penghargaan dalam Kategori Perak (Silver Winner) dan Kategori Marcomm Fakultas atas pengelolaan akun media sosial “fe_uii”, dalam ajang UII Social Media Awards 2019. Selain itu, masih di ajang yang sama, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekonomika FE UII juga memeperoleh dua penghargaan dalam Kategori Perunggu (Bronze Winner) dan kategori Lembaga Pers Mahasiswa. Penganugerahan yang digagas oleh Bidang Hubungan Masyarakat Universitas Islam Indonesia (Humas UII) ini berlangsung di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII (12/10).

UII Social Media Awards 2019 merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan oleh Humas UII yang bertujuan untuk membentuk citra positif UII di dalam kanal digital. Dalam sambutannya, Kepala Bidang Humas UII, Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan UII terhadap pengelola media sosial di lingkup Universitas Islam Indonesia. “Kegiatan ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada unit lembaga mahasiswa sebagai bentuk apresiasi kami, terhadap manajemen serta pengelolaan media sosial yang kemudian memberikan tujuan membentuk citra positif UII secara keseluruhan,” tuturnya.

Ajang UII Social Media Awards 2019 diikuti oleh 43 akun unit mahasiswa, yang terdiri atas lembaga mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa yang ada di lingkup Universitas Islam Indonesia. Proses penilaiannya pun berlangsung sejak tanggal 28 Juli hingga 30 September 2019. Adapun proses penjurian UII Social Media Awards 2019 dilakukan oleh Tim Humas UII dengan mempertimbangkan beberapa aspek di dalamnya, seperti, branding unit, konsistensi dan kreativitas, orisinalitas, produktivitas dan interaktivitas.

Turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut, Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. Ia menyampaikan bahwa dalam pengelolaan media sosial selain kreatifitas, hal lain yang perlu ditingkatkan adalah engagement. Bukan hanya sebatas jumlah pengikut, namun juga meliputi bagaimana respon pengguna lain terhadap konten kita dan adanya interaksi berupa komentar dari pengikut. Sosial media sendiri telah membantu UII dalam menciptakan dan menggerakkan citra positif UII di mata pengikutnya.

UII Social Media Awards 2019 secara keseluruhan menghadirkan 13 kategori,  diantaranya Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan program studi, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan komunitas, Marketing and Communications (Marcomm) fakultas, Lembaga Dakwah, most liked instagram post, highest followers growth, most aesthetic instagram feed, bronzer winner, silver winner, gold winner, dan platinum winner. (SAR/ ERF)

Jumat (11/10), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) gelar puncak acara Festival Ekonomi (Feskon) di gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini menghadirkan beberapa penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti International Progam Dance Club (IPDC) dan Musik FE UI. Serta turut mengundang juga para musisi lokal yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat seperti Felix dan Sal Priadi.

Zulfikar selaku ketua Organizing Committee mengatakan bahwa puncak Feskon kali ini merupakan  charity concert, yang mana hasil dari acara ini akan di alokasikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Ini adalah sebuah charity concert, yang mana hasil dari acara Feskon kali ini akan dialokasikan kepada orang yang membutuhkan melalui departemen sosial yang ada di LEM FE UII. Selain itu, feskon ini adalah dari mahasiswa untuk mahasiswa dan oleh mahasiswa, sehingga  harapannya mampu memperkenalkan FE UII untuk lebih dikenal oleh  khalayak umum,” tutur Zulfikar.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Feskon pada tahun ini lebih meluaskan silaturahmi antar mahasiswa tidak hanya di lingkup internal di Universitas, tetapi juga lingkup eksternal yaitu kampus sekitar yang ada di Yogyakarta. Diharapkan sebagai wadah untuk saling menjalin silaturahmi satu sama lain dan memperkenalkan event yang ada di Fakultas Ekonomi.

“Semoga dengan adanya Feskon dapat menjalin silaturahmi yang lebih luas sehingga dapat memperkenalkan Fakultas ekonomi tidak di lingkup Universitas tetapi juga di lingkup eksternal,” harap Zulfikar. (MNZ/MZD)

Kemajuan teknologi saat ini sudah semakin pesat. Dampak dari pesatnya perkembangan teknologi adalah adanya pembaharuan dalam aktivitas bisnis di sektor jasa keuangan terutama pada dunia digital yang juga disebut Identifikasi Kebutuhan Diklat  (IKD). Merespon hal tersebut, OJK yang bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi UII mengadakan seminar OJK Mengajar pada Jumat, (11/10). Kegiatan yang digelar di ruang Aula Utara FE UII ini menghadirkan narasumber yakni Dr. Wimboh Santoso SE, MSc, Ph.D selaku Ketua Dewan Komisioner OJK yang akan memberikan materi mengenai peran OJK dalam mendukung inovasi keuangan digital.

“OJK memiliki fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap  sektor jasa keuangan agar masyarakat merasa aman serta terlindungi ketika melakukan kegiatan pada sektor keuangan. Perkembangan sektor keuangan yang sudah sangat maju membawa tantangan kepada OJK untuk tidak hanya memastikan sektor jasa keuangan tumbuh secara stabil dan berkelanjutan,” tutur Wimboh.

“OJK juga berperan untuk memastikan agar masyarakat Indonesia melek keuangan serta memiliki akses kepada industri dan produk keuangan.” tambahnya.

Indonesia merupakan negara yang terbuka. Perdagangan internasional pun tentu tak dapat dihindari di era ini. Apa yang terjadi di belahan dunia seperti di Amerika, Inggris, China, Jepang pasti akan terefleksikan di Indonesia melalui jalur pasar keuangan. Contohnya, jika pasar di Amerika drop maka Indonesia juga akan terkena dampaknya, begitu pula sebaliknya. Hal itu karena ekonomi di Indonesia sudah terintegrasi dengan dunia global.

Teknologi yang berkembang dengan pesat pun mempengaruhi paradigma kita. Tentunya hal ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan benefits dan utility yang besar. Contoh kecil teknologi yang berdampak di kehidupan kita adalah bank. Kini bank sudah tidak perlu buka cabang karena semua telah memakai teknologi. Dalam hal ini, tentu OJK memiliki perannya sendiri. OJK memperbolehkan bank menggunakan agen, orang, nasabah yang diberi alat elektronik bernama Electronic Data Processing (EDP) sehingga bank tidak perlu branch manager.

Dampak lain dari perkembangan teknologi adalah berkembangnya fintech. Indonesia pun tidak kalah bersaing dengan negara lain. Kini Indonesia juga memiliki decacorn atau perusahaan startup yang memiliki valuasi setidaknya USD 10 miliar. Perusahaan decacord Indonesia seperti Gojek pun sudah merambah ke Filipina, Thailand, dan Malaysia.

“OJK sangat mendorong anak muda Indonesia untuk menggunakan Fintech. OJK juga memiliki kebijakan sendiri untuk memanfaatkan fintech. Jadi, silahkan bagi anak muda yang merasa kebijakan tersebut ada yang kurang pas maka akan kita ubah. Sehingga kebijakan OJK dapat melahirkan banyak fintech di Indonesia seperti TCash, E-Money, Peer to peer lending, Crowdfunding dan sebagainya,” jelas Wimboh. (ADN/AM)

Kehadiran revolusi industri 4.0 saat ini tidak bisa dihindari lagi. Keadaan ini memberikan tuntutan kepada generasi muda diseluruh dunia untuk melek teknologi dan siap dengan dunia bisnis digital.

Di era revolusi industri 4.0 perubahan lingkungan bisnis terjadi sangat cepat sehingga generasi muda dituntut menjadi pribadi yang lebih adaptif. Menanggapi hal tersebut Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan Business Simulation Games, dimana ini adalah salah satu dari rangkaian acara Business and Accounting Competition (BAC) .

BAC merupakan kompetisi di bidang bisnis dan akuntansi yang bertujuan untuk memperkenalkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat dengan dunia digital 4.0. BAC sendiri akan diselenggarakan pada tanggal 19-21 November 2019. Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu Business Simulation Games, Business Plan Competition, Business Vlog Competition, Mobile Photo Contest, dan  Talkshow.

Business Simulation Games yang diselenggarakan pada tanggal 10 – 11 Oktober 2019 ini merupakan sebuah kompetisi berupa simulasi bisnis berbasis teknologi yang dimainkan secara beregu. Kompetisi ini menuntut peserta untuk mengambil keputusan bisnis secara cepat dan tepat. Secara lebih detail, kompetisi ini akan membantu peserta untuk belajar mengenai fundamental ekonomi dan bisnis, manajemen operasional bisnis, Enterprise Resource Planning (ERP), dan Logistics and Supply Chain Management (SCM).

Terdapat 31 tim yang berpartisipasi dalam kompetisi Business Simulation Games yang berasal dari siswa-siswi SMA/sederajat disekitar Jawa Tengah. Harapannya dengan terselenggaranya BAC ini akan membuat anak muda lebih siap untuk masuk ke era industri 4.0 yang mana teknologi memainkan peran penting dalam setiap kegiatan. ( ERF / SHP)

Torehan prestasi kembali diraih oleh Tim ‘BuKuy’ dari Program Studi Manajemen UII. Tim ‘BuKuy’ terdiri dari Idznila Shabrina selaku Chief Excekutive Officier (CEO), Ery Dwi Pantari selaku Chief Operating Officier (COO), Hana Nafita Fella selaku Chief Financial Officier (CFO), dan Kunti Saptasari selaku Chief Markething Officier (CMO). Perstasi ini menjadi satu-satunya finalis dari Perguruan Tinggi di Yogyakarta pada kompetisi Ide Bisnis dan Inovasi Teknologi I3E 2019.

Tim ‘BuKuy’ yang dibimbing oleh Istyakara Muslichah S.E., MBA, berhasil meraih juara kedua pada kompetisi ini setelah mengalahkan sebelas finalis lainnya. Pameran startup Teknologi dan Inovasi Industri Anak Negeri ini berlangsung pada tanggal 3-6 Oktober 2019 di Hall B Jakarta Convention Center (JCC), dengan mengangkat tema “Startup Teknologi dan Inovasi Industri Meningkatkan Daya Saing Bangsa”.

‘BuKuy’ berdiri pada tahun 2018, sempat beberapa kali gagal mengikuti ajang kompetisi, namun hal itu tak membuat Idznila dan tim berhenti berusaha. ‘BuKuy’ merupakan sebuah platform berbasis online dimana terdapat aplikasi dan website yang harapannya dapat lebih memudahkan masyarakat, khususnya mahasiswa dalam pinjam-meminjam buku. ‘BuKuy’ dilengkapi dengan market place, dimana bisa melakukan sistem jual-beli buku bekas dan juga menyewa dengan sistem bagi hasil.

“Pihak kampus FE UII sangat mendukung langkah kami sejauh ini sejak dari Mentoring dan Evaluasi (Monev) penugasan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan cara memberikan dukungan penuh untuk tim kami dalam mengikuti setiap lomba-lomba startup, serta dukungan secara material,” ungkap Idznila.

Dalam kompetisi ini, Tim ‘BuKuy’ melalui berbagai tahap dimulai dari seleksi poster dan video. Dari 178 diambil 30 tim dengan poster terbaik untuk di dipamerkan di JCC. Selanjutnya, Juri memilih 12 finalis untuk presentasi. “Presentasi pertama kami berkompetisi melawan 11 universitas lain untuk diambil 6 terbaik untuk masuk final. Sistem penilaiannya menggunakan voting dari penonton dengan cara memindai QR code dan mengisi google form,” jelas Kunti.

Untuk bisa berhasil meraih juara 2 tidaklah mudah. Kunti menjelaskan persaingan sangat ketat dan terdapat kesulitan yang dihadapi oleh Tim. Mereka hanya diberikan waktu semalam untuk mengubah konsep presentasi mereka setelah mendapatkan saran dari juri.

Dalam presentasi kedua di final, dengan 6 finalis penilaian menggunakan sistem lelang atau bidding untuk investor. Selaku CMO, Kunti menjelaskan, “Tim kami mempunyai kunci yang dapat menarik penonton dan juri dengan cara menggunakan konsep presentasi yang berbeda dan unik. Kami menggunakan E-WOM (electronic Word of Mouth) dengan cara giveaway yang berhadiah saldo OVO. Langkah ini berhasil membuat presentasi kami lebih interaktif,” tuturnya.

“Kedepannya kami masih ingin memperbaiki sistem kami dengan menambahkan anggota dari Tim IT untuk mengembangkan sistem kami yang masih sederhana. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan investor untuk pendanaan. Dalam perlombaan ini, kami juga bersyukur karena ada salah satu juri ada yang tertarik untuk menginvestasikan dananya ke ‘BuKuy’. Sekarang masih dalam proses pengajuan proposal dan semoga berhasil,” tandas Idznila.

Idznila selaku CEO dari BuKuy berharap kedepannya banyak mahasiswa FE UII bisa mengharumkan nama UII dengan mengikuti berbagai lomba seperti ini. “Sebagai mahasiswa harus banyak bereksplorasi karena banyak sekali opportunity yang ada diluar sana yang tidak bisa didapatkan dari kampus. Kunci kesuksesan dari ‘BuKuy’ sendiri adalah menghargai waktu, banyak evaluasi dan sabar karena kesuksesan itu tidak bisa secara instan banyak perjuangan yang harus kami lalui untuk mencapai kesuksesan saat ini,” tutupnya. (SDI/VRS)

Rabu (09/10) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan General Lecture On Management Control System yang bertajuk “Costing And Pricing For Higher Education” di ruang Aula Utara FE UII. Kegiatan kali ini menghadirkan  Assoc,. Prof. Dr. Sofiah Md Auzair, Deputy Dean for Postgraduate Affairs dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) sebagai pembicaranya.

Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., CA., CMA selaku ketua Program Studi Akuntansi FE UII dalam sambutannya menyampaikan, “Kuliah umum kali ini bisa menambah wawasan terkait isu-isu mengenai akuntan pada revolusi industri 4.0.,” jelasnya.

Mahmudi menjelaskan bahwa di era yang semakin maju ini, peran akuntan tidak hanya dalam bidangnya, namun juga harus menguasai keterampilan lain yaitu mendesain proses bisnis dalam suatu sistem informasi akuntansi yang mendukung penyediaan informasi berbasis teknologi informasi untuk mendukung pengendalian manajemen.

Assoc,. Prof. Dr. Sofiah Md Auzair menyampaikan bahwa, “Sebagai seorang akuntan, ada beberapa hal yang perlu diberikan perhatian lebih dalam pengendalian biaya, yaitu perhitungan akuntabilitas secara benar melalui Activity Based Costing (ABC) sebagai metode untuk menentukan harga produk,” ujarnya.

Metode ABC meningkatkan biaya konvensional dengan membangun hubungan langsung antara kegiatan yang dilakukan dan outputnya. Hal ini tentunya membantu pengontrolan biaya karena harga produk yang dikeluarkan dapat lebih akurat. Beliau menekankan bahwa apa yang dibutuhkan tidak hanya planning tetapi juga bagaimana cara mengkomunikasikan dan mengevaluasi hal tersebut.

Sofiah berpesan, “Manajemen bukan tentang memangkas biaya tetapi tentang mengoptimalkan kinerja, dengan cara mengelolanya dengan benar.” (HLL/SFR)

Berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan hakiki yang dimiliki manusia. Semua yang kita lakukan dan ekspresikan pada dasarnya adalah bentuk komunikasi. Menurut penelitian setidaknya ada 7000 kata setiap harinya yang dikomunikasikan oleh manusia. Hidup akan terasa lebih mudah jika kita mempunyai komunikasi yang mumpuni.

Pada hari Minggu (6/10) Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FE UII menggelar Seminar Public Speaking yang bertajuk “Beranikan Dirimu Utarakan Suaramu”.  Kegiatan yang bertempat di Aula Utara FE UII ini menghadirkan dua pembicara yang mumpuni di bidangnya yakni Jaya Addin Linando, S.E., MBA selaku dosen manajemen FE UII dan Poppy Sofia Annisa, S.PSI., M.PSI., seorang spesialis psikolog.

“Jago bicara dapat membuat kaya raya, hidup bahagia dan lancar di kuliah. Pengalaman saya keliling Indonesia menjadi tahu bahwa orang sukses itu bukan dari kecerdasan atau kepintarannya saja tapi banyak orang sukses itu karena mereka pandai berbicara sehingga mampu menjelaskan apapun yang ada dalam pikirannya. Jadi salah satu jalan menuju sukses adalah kita pindai berbicara,” ungkap Addin.

Ia menambahkan bahwa “Jika kita mau menjadi seorang public speaker maka yang pertama kali kita pikirkan adalah kita ingin berbagi kepada orang lain, sehingga kita harus melupakan kepribadian yang introvert atau extrovert,” jelasnya.

Popy Sofia dalam penyampaian materinya membagi tips tentang bagaimana cara agar kita pandai public speaking sebagai mahasiswa.

“Di zaman sekarang sudah menjadi hal yang wajar jika dosen memberikan tugas dalam bentuk presentasi. Harapanya dapat melatih mahasiswa menyampaikan tugasnya dengan runtut dan jelas. Mahasiswa sebagai agen perubahan, dituntut untuk dapat memberikan informasi, ide dan gagasan yang menarik dan solutif didalam masyarakat. Selain itu untuk menghadapi dunia kerja, kemampuan publik speaking akan digunakan pada saat sesi wawancara kerja,” pungkas Poppy. (ADN/NFF)