Menyambut  Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 bidang kemahasiswaan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII) gelar workshop dan juga info session yang bertajuk Banggakan UII Dengan Karyamu. Acara yang berlangsung pada Jumat (20/09) ini turut menghadirkan pembicara yang mumpuni di bidangnya, seperti Arif Fajar Wibisono, SE. M.Sc. selaku Kepala Divisi Pembina Prestasi UII dan juga Idznila Sabrina yang merupakan ketua tim “BuKuy” peraih penghargaan favorit dalam PIMNAS ke-32. Acara yang dilaksanakan di ruang P1/2  FE UII ini ramai dihadiri oleh segenap mahasiswa-mahasiswi program studi manajemen, akuntansi dan juga ilmu ekonomi.

Dra. Siti Nursyamsiah, MM. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FE UII berharap di tahun 2020 nanti dapat kembali mencetak tim-tim yang dapat lolos pada PIMNAS ke-33 dan juga dapat meraih gelar juara.

“Pada tahun kemarin kita dapat mengunggah lebih dari 103 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Di tahun 2019 nanti, harapannya kita dapat kembali lebih banyak mengirimkan proposal PKM, sehingga kedepannya peluang untuk mahasiswa lolos PIMNAS bisa lebih banyak”, pungkasnya.

Nursyamsiah juga turut menambahkan bahwa workshop kali ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar menuju PIMNAS ke-33 sehingga dapat menambah semangat mahasiswa FE UII dalam menulis proposal PKM yang baik dan sesuai dengan standar dari RISTEKDIKTI (Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi). Mengingat yang menjadi standar utama dalam proposal PKM ini adalah segi penulisan.

Pada tahun 2019, UII telah mendapat kehormatan menduduki peringkat ke-17 dari 2.141 perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Salah satu yang mendasari kenaikan peringkat ini adalah meningkatnya aktivitas kemahasiswaan.

Senada dengan hal tersebut, Arif Fajar Wibisono, SE. M.Sc. mengatakan bahwa PIMNAS merupakan program yang prestisius dalam kompetisi nasional mahasiswa.

“PIMNAS ini adalah program yang sangat prestisius. Karena hal ini merupakan  salah satu aktivitas yang memiliki bobot terbesar dalam pemeringkatan perguruan tinggi oleh RISTEDIKTI”, tuturnya. “Dalam PKM ini yang perlu digarisbawahi adalah pada kreativitasnya, nilai keunggulan yang menjadi poin utama disini yaitu kreativitas yang diciptakan oleh mahasiswa”, lanjutnya.

Arif juga menambahkan bahwa UII juga telah memfasilitasi mahasiswanya dalam pengurusan administrasi dan proses pendampingan penulisan proposal PKM hingga menuju PIMNAS, hal tersebut diwujudkan melalui website pkmcorner.uii.ac.id.

“Bagi seluruh mahasiswa sekarang ini tidak perlu khawatir, karena saat ini kita sudah memiliki fasilitas yang mempermudah anda dalam mengurus administrasi dan juga pendampingan menuju PKM hingga nanti ke PIMNAS. Anda sekalian dapat dengan mudah memperoleh segala bentuk informasi melaui website yang telah UII sediakan pkmcorner.uii.ac.id,” tegas Arif. (ERF/AR)

Semarak peringatan puncak Management Annual Inaugural Festival (MANIFEST) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) sukses mendatangkan ribuan pengunjung. Acara yang digelar pada Rabu (18/09) di gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini mempersembahkan beberapa musisi lokal yang memang tengah diidolakan oleh banyak masyarakat seperti Barasuara, Pamungkas, dan juga Skandal.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, puncak acara MANIFEST yang bertajuk inclusive society ini juga menambahkan expo berupa food dan non food dari para pengusaha lokal. Sheno Febri selaku ketua Organizing Committee Manifest ini berharap bahwa dengan ditambahkannya expo ini membuat para pengunjung menjadi lebih loyal dan juga mengenal produk-produk lokal. “Kami dari panitia sangat berharap dengan adanya expo ini bisa membuat pengunjung menjadi loyal kepada MANIFEST dan juga lebih mengenal produk-produk lokal baik itu food atau non food,” jelasnya.

Sheno juga mengatakan bahwa sebenarnya kegiatan ini diadakan tidak hanya membawa nama baik FE UII untuk lebih dikenal oleh  khalayak umum, namun juga dapat menambah pengalaman bagi para mahasiswa manajemen untuk berkarya menjadi seorang event organizer.

“Kegiatan ini memang diadakan untuk memperkenalkan nama FE UII di khalayak umum, naamun selain itu juga sebagai sarana bagi mahasiswa manajemen untuk menambah pengalaman membuat sebuah event,” pungkasnya. (SDI/ASD)

Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan negaranya. Sehingga saat ini pajak memiliki peran yang besar untuk sumber pendapatan negara.

Pada Senin  (16/09),  Program Studi Akuntasi  Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan seminar perpajakan yang membahas  arah kebijakan DJP dalam rangka tercapainya penerimaan segara, peran konsultan dalam sistem perpajakan di Indonesia serta peluang dan tantangan karir di bidang perpajakan.

Kegiatan yang digelar di Aula Utara FE UII ini menghadirkan pembicara yang memumpuni dibidangnya seperti Hersona Bangun selaku Hersona Tax Consultant, dan Yonipan Nur Yogananta, SE. M.B.A selaku Kepala Bidang Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP) D.I Yogyakarta.

Yonipan Nur Yogananta, SE. M.B.A mengatakan bahwa “Saat ini pajak sudah bisa mengelola 80% dari pendapatan negara, infrastruktur dan lainnya itu semua dari pajak”.

Ia juga mengatakan bahwa DJP memiliki tugas berat dalam mengamankan penerimaan pajak negara. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengoptimalkan sistem penerimaan pajak negara dan mengamankan pajak negara.

Yunipan juga menambahkan bahwa saat ini, DJP dan badan perpajakan di Indonesia lainnya membutuhkan penyegaran dalam hal sumber daya manusia. Penyegaran tersebut memiliki tujuan menciptakan reformasi perpajakan dengan inovasi yang selalu diperbarui sejak tahun 1983. Reformasi perpajakan ini bertujuan untuk menjadi institusi perpajakan yang kuat, kredibel dan akuntabel untuk menghasilkan penerimaan negara yang optimal, termasuk sinergi yang optimal antar lembaga dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi.

Hersona Bangun mengatakan bahwa peluang karir dalam bidang konsultan pajak di Indonesia sangatlah besar. “Konsultan pajak di Indonesia totalnya adalah lima ribu orang untuk menangani 20.000.000 wajib pajak”, tuturnya.

Hersona mengatkan bahwa berkarir dibidang perpajakan juga memiliki tantangan tersediri. “Konsultan pajak harus menghadapi spekulasi pihak penyelenggara, dimana para konsultan akan ikut terlibat dalam kasus wajib pajak tidak membayar kewajiban pajak mereka. Nah ini yang menjadi tantangan jika berkarir dibidang pajak”, pungkasnya. (BIL/SRA)

Revolusi industri 4.0 saat ini memang tengah sangat berkembang, terutama di China dan juga Amerika. Tak terkecuali di Indonesia, yang juga mulai merasakan revolusi industri 4.0 ini. Fenomena tersebut memang perlu segera diwaspadai, mengingat perkembangan teknologi saat ini sungguh sangat pesat.

Hal ini menjadi sebuah topik pembahasan dalam studium general The need for growth mindset” pada Jumat (20/8) oleh  Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) yang bertempat di ruang P1/2. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Graduate Employability & Development Centre (GEDC) UII.

Assoc. Prof. Dr. Maran Marimuthu dari Department of Management and Humanities, Universiti Teknologi Petronas Malaysia, dalam penyampaian materinya menyampaikan bahwa dengan adanya revolusi industri 4.0 ini diharapkan mahasiswa semakin terbuka pemikirannya. “Saya berharap dengan adanya revolusi industri 4.0 ini mahasiswa dapat berfikir secara terbuka. Terbuka dengan pemikiran, satu sisi industri kondisinya sudah berubah atau industrial revolution, yang kedua dari sisi educational industry juga berubah dan harus siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0,” pungkasnya.

Ia pun menjelaskan bahwa terdapat sembilan elemen dalam revolusi industri yang harus kita ketahui. Hal yang menjadi fokus dalam pembahasan kali ini yaitu terkait AI (Artificial Intelligence) dan juga big data.

Dengan hadirnya AI ini kedepannya industri akan didominasi oleh robot. Pekerjaan-pekerjaan yang sekarang ini masih dikerjakan oleh manusia, nantinya akan digantikan oleh robot. Meskipun penerapan teknologi tersebut diperkirakan masuk ke Indonesia masih terbilang cukup lama, namun industri 4.0 ini akan terus berjalan.

Maran menyimpulkan bahwa dari revolusi teknologi industri 4.0 ini dapat diambil berbagai analisis seperti bisnis analisis dan konsumen analisis yang selanjutnya akan menjadi solusi bagi perusahaan.

“Mahasiswa saat ini harus open minded agar siap menghadapi revolusi teknologi industri 4.0. Kita itu mengetahui segalanya, namun nyatanya kita adalah bukan orang yang dibutuhkan oleh industri. Sehingga, disini kita perlu memiliki soft skill yang dibutuhkan oleh industri dan ini menjadi tugas untuk setiap kampus untuk menjembatani atau memberikan jalan agar mahasiswa benar benar siap diterjunkan di industri yang sebenarnya,” tegasnya. (NAP)

Acara tahunan dari salah satu study club Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), Entrepreneur Community (EC), hadir kembali. EC sebagai komunitas yang mewadahi ide-ide kreatif mahasiswa untuk berkembang dalam industri kreatif ini kembali menghadirkan Indonesian Business Carnival (IBC). Kegiatan yang berjalan selama tiga hari ini digelar di Gedung Olah Raga Amongraga, Yogyakarta.(13-15/9)

Pada acara pembukaan hari Jumat (13/9), Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FE UII menyampaikan apresiasi kepada para penyelenggara IBC, “Selamat kepada penyelenggara IBC dan juga EC yang telah menyelenggarakan acara yang bagus dan telah memberikan kesempatan bagi para mahasiswa.” tuturnya.

Acara IBC tahun ini merupakan gelaran yang ke-7 dan diselenggarakan dengan tiga rangkaian acara: Expo, Entertain, dan Workshop (lokakarya). Dengan tujuan utama yang ingin disasar yakni untuk mengangkat start up brand yang ada di Indonesia agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Juga untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap produk lokal.

Selama tiga hari penuh, 13, 14, 15 September 2019, IBC #7 menghadirkan 60 creative local tenants dari industri kreatif yang turut meramaikan expo, mulai dari tenant kuliner, non-kuliner, fashion, lifestyle, hingga food truck yang hadir dari wilayah Yogyakarta dan Semarang. Dan 20 diantaranya merupakan tenant yang dimiliki oleh mahasiswa FE UII sendiri. Kegiatan expo ini diadakan sebagai sarana untuk memperkenalkan berbagai produk unik dari Usaha Kecil Menengah (UKM) kreatif kepada para pengunjung. Berbagai produksi hasil kreasi masyarakat Yogyakarta sebelumnya telah melalui proses seleksi untuk bisa mengisi expo yang diadakan di acara IBC #7.

Acara yang mengusung tema “SWARA RUPA” ini juga turut disemarakkan oleh sederet bintang tamu: Praduga Tak Bersalah, Utpala Lakshya, Kala Project, Karsha, Astera, B.L.N.T.R, RFRNDS, Xaviera Unisi, Asaptebal, Kasino Brothers, Loca Polka, Define Soul, The Mega Hits, Dharma, Olski, dan The Panturas.

Selain itu, hadir pula lokakarya dari tiga narasumber yang memumpuni dalam bidangnya seperti Kena House, Speakless, dan Sony Wicaksana. Narasumber pertama, Kena House membahas tentang bagaimana cara menggunakan instastory secara maksimal dan memanfaatkannya untuk brand. Narasumber kedua, Speakless dengan kegiatannya membuat card holder sendiri. Serta narasumber ketiga, Sony Wicaksana yang membahas tentang ilustrasi digital.

Tak kalah serunya, Education Corner, yang merupakan kegiatan diskusi membahas hal-hal ringan yang berkaitan dengan tren, tips, dan gaya hidup dilaksanakan di hari ke-2 IBC #7 (14/9) dengan kegiatan menyablon kaos yang ditujukan untuk pengunjung yang berminat untuk belajar menyablon kaos secara gratis. Terlebih lagi hasil dari Education Corner ini boleh dibawa pulang, sebagai kenang-kenangan manis dari IBC #7.

Untuk pembeda dari tahun-tahun sebelumnya, IBC #7 ini mengundang salah satu komunitas motor CB dan Vespa yang ada di Yogyakarta untuk turut memeriahkan acara. Selain itu juga dengan mengadakan kegiatan yang dinamai “Social Project”. Kegiatan sosial pra-event ini dilakukan sebelum hari H IBC berlangsung, dengan mengunjungi Panti Asuhan Atap Langit Yogyakarta untuk berbagi kebahagiaan.

“Harapannya, semoga dengan adanya IBC dapat meningkatkan awareness dari masyarakat terhadap produk lokal yang ada dan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia.” tutur Tengger Pinandhito, selaku ketua Organizing Committee IBC #7 dalam wawancara. (SAL/ERF/IBS)

Dalam perkembangan ilmu yang relatif cepat, ilmuwan ataupun pelajar saat ini dihadapkan dengan tantangan untuk menjadi seorang yang tetap Rahmatan Lil Alamin maupun seorang Ulul Albab. Hal ini dikarenakan saat ini mulai maraknya ilmuwan yang terpaku terhadap ilmunya seolah-olah hanya mengejar dunia saja. Menghindari hal tersebut, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII mengadakan kuliah umum mengenai Studi Intensif Alquran dan Rahmatan Lil Alamin di ruang kuliah P1/2. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sentilan besar bagi mahasiswa baru Magister dan Doktor FE UII agar tidak hanya mengejar ilmu untuk dunia saja sedangkan untuk akhirat justru terlupakan.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, diisi oleh Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag selaku wakil ketua Majelis Ulama Indonesia yang memaparkan materi mengenai Ulul Albab itu sendiri dan Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., P.Si. yang memaparkan materi mengenai Intelektual Profetik & Islamisasi Ilmu sebagai Wujud Islam Rahmatan Lil Alamin.

Ulul Albab disebut juga sebagai cendikiawan atau intelektual lainnnya dan disebutkan dalam Alquran sebanyak 16 kali. Menurut Prof. Dr.  Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag, Ulul Albab berkata bahwasanya Ulu berarti orang-orang yang memiliki dan albab adalah bentuk jamak dari lubb yang berarti intisari, bagian terbaik atau terpenting dari sesuatu, atau berarti juga akal dan hati dan cara untuk menelusuri siapa sajakah yang dinamakan Ulul Albab dan bagaimana Ulul Albab dipandang dalam Alquran adalah dengan cara menelusuri ayat-ayat mengenai Ulul Albab sebanyak 16 kali yang disebutkan di dalam Alquran. Salah satunya tertuang dalam Surah Al-Baqarah ayat 179 yang mengenai Qisas yang bahwasanya pembunuhan menurut Islam tergantung alat yang digunakan dan disebutkan pula untuk karakterisitik Ulul Albab sendiri dalam ayat ini adalah seseorang yang bisa memahami hukum Qisas bukan hanya sekadar membalas dendam terkait masalah pembunuhan. “Seseorang bisa dikatakan Ulul Albab ketika orang itu selalu mengerjakan ibadah sehari-hari,” pangkas beliau. Disebutkan pula pada Surah Ali-Imran ayat 190-194 dan beliau berpendapat bahwasanya Ulul Albab memadukan antara pikir dan zikir yang dimana pikir terdapat pada intelektualnya sedangkan zikir terdapat pada hatinya.

Setelah menyelesaikan materi yang pertama, dilanjutkan dengan materi kedua mengenai Intelektual Profetik & Islamisasi Ilmu sebagai Wujud Islam Rahmatan Lil Alamin yang dipaparkan oleh Sus Budiharto. Di dalam materinya, beliau berpendapat bahwasanya rahmat merupakan paduan dari rahman dan rahim yang terdapat pada Surah Al-Anbiya ayat 197. Beliau berpendapat di dalam islamisasi ilmu terdapat masalah utama berupa pemisahan antara pendidikan mengenai ekonomi dan keislaman itu sendiri. “Pendidikan tentang ekonomi dan keislaman itu sendiri jangan dipisahkan, harus digabungkan yang menjadi ekonomi Islam. Seperti saya yang mengubah sistem transfer gaji saya ke bank syariah,” tutur beliau. Dalam islamisasi ilmu, diperlukannya beberapa hal utama yaitu menguasai ilmu pengetahuan itu sendiri dan menguasai Islam. Umat Islam harus mengembangkan sistem pendidikan yang integratif sesuai dengan Alquran dan diperlukannya intelektual yang mumpuni untuk mengembangkan sistem pendidikan tersebut. (ATE/ DYH/ MNZ)

Sabtu (07/ 09/ 2019) Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) XIII 2019 dengan tema Terobosan Generasi Milenial Menghadapi Tantangan di Era Ekonomi Digital yang diselenggarakan di ruang Aula Utara.

Pada acara kali ini, Dr. Sahabudin Sidiq, MA selaku ketua program studi Ekonomi Pembangunan program sarjana mewakili Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D selaku dekan FE UII berkesempatan untuk memberikan sambutan pada acara ini. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa LKTIN sendiri adalah kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh HMJIE guna memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri para partisipan yang berasal dari berbagai sekolah menengah di  Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Indonesia berada di tahun dimana negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir. Namun, pertumbuhan industri e-commerce yang merupakan bagian dari ekonomi digital justru semakin pesat di saat laju ekonomi tanah air mengalami perlambatan. Hal ini semakin membuat fakta bahwa ekonomi digital mempunyai kontribusi besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Di sisi lain menciptakan lapangan pekerjaan menjadi problematika era digital masa kini. Tantangan menciptakan lapangan pekerjaan ini tentunya mempunyai kaitan yang erat dengan tujuan acara LKTIN yang diselenggarakan oleh FE UII, “ penerus bangsa patut membuka lapangan pekerjaan dan dengan LKTI, peserta diharapkan bisa berproses dalam menciptakan hal tersebut dari hal-hal kecil yaitu melalui terobosan-terobosan yang  mereka temukan” tutur Ladrip Renaldo selaku ketua OC acara LKTIN.

Lomba karya tulis ini diikuti oleh finalis dan guru pembimbingnya dari berbagai SMA/sederajat, diantaranya adalah SMTI A Yogyakarta, SMTI A Yogyakarta, SMKN 1 Godean, SMAN 2 Wonogiri, Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, MAN 2 Sleman, SMKN 1 Jetis. Setiap sekolah tersebut terdiri dari 1-2 grup yang lolos dalam seleksi sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, FE UII menyertakan beberapa dosen pembimbing, diantaranya adalah Aminuddin Anwar, S. E., M. Sc, Lak Lak Nazhat El Hasanah, S. E., M. Si, dan Rindang Nuri Isnaini Nugrohowati, M. E. K. Untuk rundown acaranya, semua grup akan ditempatkan di ruang karantina kemudian akan dipanggil ke ruang presentasi sesuai urutannya.

Finalis LKTIN diberikan 3 sesi presentasi dengan batas waktu 10 menit untuk masing-masing sesinya. Penilaian presentasi LKTIN sendiri dilakukan oleh dosen FE UII yang sangat berkompeten dalam bidang tersebut yaitu Prastowo S. E., M. Ec. Dev, Dra. Ari Rudatin, M. Si, Andriyastuti Suratma, S. E., M. M. Presentasi memiliki bobot nilai yang lebih tinggi daripada naskah karena juri lebih memperhatikan seberapa jauh pemahaman peserta terhadap terobosan yang ditemukan dengan mempertimbangkan segala aspek produk. Pada sesi presentasi, guru pembimbing tidak diizinkan untuk memasuki ruangan.

Harapan dari acara LKTIN ini adalah para peserta sebagai bagian dari generasi milenial bisa mengimplementasikan produk temuan mereka selain menjadi alternatif baru dalam berbagai bidang juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang membantu menyelesaikan problematika di era digital masa kini. (ERF/HLL)

Jumat (06/ 09/ 2019) Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan workshop Islamic entrepreneurship 4.0 dengan tema Build a Healthy Business Ecosystem yang diselenggarakan di ruang P 1/2. Pembicara pada acara kali ini adalah M. Hafidullah selaku business strategic director PT. RWE Digital Agency, Dr. Dra. Dessy Isfianadewi, M.M. selaku dosen magister manajemen UII, Dr. Endy Gunanto Marsasi, M.M. selaku dosen magister manajemen UII, dan Dr. D. Agus Hardjito, M.Si selaku kaprodi magister manajemen UII. 

Pengusaha yang perkembangan bisnisnya baik biasanya memiliki model bisnis yang efektif dan efisien dalam menjangkau target pasar yang diincarnya. Model bisnis adalah penjelasan dari strategi yang menyangkut berbagai aspek dalam bisnis tersebut menjadi satu kesatuan strategi yang utuh untuk menghasilkan keuntungan. Berbeda halnya dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mayoritas UMKM masih beroperasi tanpa adanya model bisnis. Model bisnis yang dibahas dalam workshop kali ini adalah Business Model Canvas (BMC). BMC merupakan suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan. 

Masalah terbesar kegagalan UMKM biasanya mengenai dana, namun terdapat alasan lain kegagalan UMKM adalah kurangnya keterampilan manajemen, sedikitnya penggunaan teknologi, strategi pemasaran yang belum optimal, dan kurangnya keterampilan teknis bisnis. Sedikitnya penggunaan teknologi disebabkan karena pelaku UMKM malah menganggap teknologi menyulitkan kegiatan operasional mereka sedangkan kurangnya keterampilan teknis bisnis disebabkan mayoritas UMKM tidak memikirkan visi dan misi perusahaan mereka asalkan mereka dapat keuntungan. Namun, Dessy selaku pembicara pada sesi kali ini menambahkan “Jangan pernah underestimate UMKM, walaupun titlenya UMKM bisa saja mereka merupakan leader di bisnisnya”

Menurut Dessy terdapat tiga hal yang harus dipahami yaitu apakah BMC mampu menjadi solusi terhadap permasalahan kegiatan bisnis, apakah BMC dapat digunakan untuk menganalisa kegiatan bisnis yang telah berjalan pada UMKM, dan apakah BMC dapat diimplementasikan pada kegiatan UMKM. Sebagai penutup Dessy menjelaskan “Seharusnya BMC bisa diterapkan di UMKM, hal tersebut bukan lah hal yang tidak mungkin asalkan semuanya dapat diidentifikasi dengan jelas”

Pada sesi kedua diisi oleh Muhammad Hafidullah yang menjelaskan mengenai digital marketing. Di awal sesi Hafidullah menyampaikan “Indonesia adalah negara yang unik seperti dikatakan koes plus tongkat kayu dan batu jadi tanaman sehingga apapun yang dilempar di Indonesia pasti tumbuh.” Pasar di Indonesia sangat lah besar, kalau dahulu mencari peluang sekarang saatnya membuat peluang, tambahnya lagi. 

Digital marketing adalah segala upaya pemasaran tentang mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada orang yang tepat melalui saluran yang tepat melalui media digital. Digital marketing memiliki tiga pilar yaitu pemasaran via internet, iklan digital, dan integrasi O2O (online to offline dan offline to online). Komponen digital marketing itu sendiri adalah auedience, content, context, dan medium. Tujuan dari digital marketing ada dua yaitu menghasilkan penjualan dan menangkap prospek. Banyak keuntungan yang bisa diambil dari digital marketing yaitu mendapatkan pendapatan yang lebih baik, targeting market menjadi lebih mudah, komunikasi dengan konsumen menjadi lebih mudah, brand image, dan business visibility

“Memahami konsumen merupakan hal dasar ketika berjualan “ tegas Hafidullah. Sehingga cara untuk memahami audience adalah memahami siapa yang ditargetkan oleh brand tersebut, tujuan dari brand tersebut, biasanya konsumen mengakses informasi brand tersebut dari mana, dan motivasi serta hambatan saat membeli produk. 

Dengan memahami pola hidup masyarakat di era digital seperti saat ini yang selalu menginginkan cara yang mudah dan cepat dalam melakukan sesuatu seperti berbelanja. Untuk itu pentingnya Digital Marketing dalam memfasilitasi para entrepreneur dalam mengenalkan produk mereka kepada masyarakat, Harapan kedepan para entrepreneur sadar akan betapa pentingnya memaksimalkan pemasaran produk melalui media digital seperti hal nya sosial media, platform jual beli online ataupun media internet lainya. (ASH/SHP)

Berkiprah di perusahaan multinasional global nampaknya kian menjadi norma yang lazim bagi para alumni UII. Berbekal pendidikan dan pengembangan karakter yang diperoleh selama di UII, mereka mampu menapaki jenjang karir tertinggi di luar negeri. Bahkan kiprah mereka pun mendapat pengakuan dari jurnal bisnis prestisius internasional.

Hal ini seperti dibuktikan oleh Syah Rizal Hamdallah. Alumni Prodi Manajemen International Program Fakultas Ekonomi UII tahun 1998 ini masuk dalam daftar penerima penghargaan “40 Under 40” yang dirilis oleh The Boston Business Journal (BBJ), Amerika Serikat pada tahun 2019. Penghargaan tersebut diberikan kepada 40 tokoh eksekutif muda berusia di bawah 40 tahun yang dinilai memberikan perubahan signifikan bagi masyarakat industri di negara bagian Massachusetts, AS.

Di usianya yang masih relatif muda, pada 2019 Syah Rizal menduduki posisi Global Chief Innovation Officer pada perusahaan Ocean Spray Cranberries, Inc, salah satu produsen jus buah cranberries dan grapefruit terbesar di Plymouth County, Massachusetts.

Melansir theshelbyreport.com, jabatan tersebut memberinya kewenangan dalam bidang inovasi, riset, pengembangan tim, dan perencaan produk baru yang akan dirilis perusahaan ke pasar.

Ke-empat puluh tokoh ini datang dari beragam latar belakang profesi, seperti dokter, eksekutif perusahaan, pengacara, pengusaha, dan pimpinan organisasi non-profit. Yang unik dalam penghargaan itu, nama Syah Rizal yang lulusan UII bersanding dengan nama tokoh-tokoh ternama lulusan kampus-kampus Ivy League yang dikenal bereputasi tinggi di jajaran kampus AS. Hal ini sekali lagi membuktikan lulusan UII tidak kalah bersaing dengan lulusan kampus-kampus global bergengsi. BBJ sendiri merupakan koran mingguan prestis yang banyak mengulas dunia bisnis yang berkantor di kota Boston.

Penerima penghargaan terdiri dari 21 pria dan 19 wanita yang diseleksi dari 420 nominasi. Penghargaan akan diserahkan pada 16 Oktober 2019 di The Grand Boston, Seaport. Kisah masing-masing penerima penghargaan juga akan dimuat dalam edisi spesial Boston Business Journal.

Dikutip dari bizjournals.com, 40 under 40 adalah salah satu penghargaan paling prestisius yang diselenggarakan oleh BBJ. “Tahun ini penerimanya merupakan tokoh-tokoh terbaik dan paling bersinar di wilayah Massachusetts”, ungkap Carolyn Jones, market president and publisher BBJ.

Syah Rizal, anak bungsu dari lima bersaudara memang memiliki karir bisnis yang cemerlang. Tak lama setelah lulus dari UII, pria kelahiran Bogor inipada awalnya mengasah talenta di berbagai perusahaan regional, seperti Frisian Flag, Nestle, Abbot, dan Unilever.

Rizal menceritakan bahwa untuk berkompetisi dan bertahan di pasar global bukanlah hal yang mudah. Seperti menjalani “interview kerja” setiap hari. Menjadi orang yang smart tidak cukup, titik kritis dalam kompetensi global adalah memiliki kecerdasan emosional dan resiliensi (daya lenting).

Sebagai orang Indonesia dan seorang Muslim, ketika saya kecil saya diajarkan untuk bersikap baik pada semua orang, hormat terhadap keberagaman dan merangkul perbedaan. Dan dunia global sangat beragam, If we have only ‘one fits all’ mentality, it won’t work.

Karena waktu kita sepenuhnya dihabiskan untuk berurusan dengan orang-orang yang berbeda latar belakang, ras, gender, warna kulit, agama dan usia tentunya. Jika kamu punya cara pikir yang sempit, kamu akan kacau dan kesulitan. Namun, jika kamu open minded, pintu kesempatan akan terbuka lebar untukmu.

Saya telah mengalami kegagalan berulang kali sebelum mendapat apa yang saya punya saat ini. Segala usaha, tangisan, keringat sepertinya tidak akan cukup ditulis disini. Kegagalan, penolakan dan kekecewaanlah yang membentuk saya menjadi seperti sekarang.

Pesan Rizal kepada adik-adik mahasiswa UII untuk :

“Be prepared to knocked back in life and to fail. Embrace failures as it happens. Karena sebenarnya, kegagalan berarti kamu memiliki ruang besar untuk pertumbuhan dan peningkatan. Good luck for your journey. Stay focus”, pungkas Rizal.

Selanjutnya, karir di negeri Paman Sammulai dirintisnya pada tahun 2010 di perusahaan home product, S. C. Johnson. Tak butuh waktu lama, inovasi dan dedikasinya di perusahaan itu berbuah manis. Pada 2014, di usia 34 tahun ia telah didapuk sebagai Director Brand Management – International Market Pest Control SC Johnson. Kemudian, ia melabuhkan karirnya di Ocean Spray Cranberries, Inc.

 

Sumber: uii.ac.id

 

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat jelas berdampak secara signifikan terhadap peradaban manusia. Salah satu yang terkena dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini adalah perpustakaan. Kondisi perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa inovasi layanan perpustakaan mulai tumbuh berkembang secara refleksif terhadap lahirnya generasi milenial.

Kamis (29/08) Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan seminar nasional di Aula Utara Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia dengan tajuk “Serba-Serbi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Dominasi Pemustaka Generasi Milenial”. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cara perpustakaan beradaptasi keadaan generasi saat ini yaitu generasi milenial.

Dalam seminar ini, ada empat narasumber yang menyampaikan materi berbeda. Narasumber pertama adalah Ida Fajar Priyanto, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tema Digital Resources, Library Management, and the Millennial Users. Narasumber kedua adalah Umi Proboyekti, S.Kom., MLIS dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan tema Sistem Teknologi Informasi di Perpustakaan. Narasumber ketiga adalah Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si. dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Sunan Kalijaga) dengan tema Perpustakaan di Era Generasi Milenial. Narasumber terakhir adalah Anastasia Tri Susanti, S. Kom., MA. dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan tema Penempatan Pustakawan Berdasarkan Karakteristik Generasi.

Generasi milenial merupakan anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Generasi X. Perpustakaan perlu memulai untuk menyesuaikan keinginan dan kebutuhan para pembaca. Mulai dari sistem informasi perpustakaan hingga penambahan fitur-fitur perpustakaan. Generasi milenial cenderung memilih sesuatu yang mudah. Salah satu paradigma yang biasa pada generasi milenial adalah bahwa generasi milenial dapat mengakses informasi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja sehingga tidak perlu untuk datang ke perpustakaan.

Umi Proboyekti, S.Kom., menyampaikan bahwa teknologi informasi di perpustakaan fokus terhadap generasi Z. Generasi Z sendiri  adalah generasi yang menginginkan segala sesuatunya itu mudah. Salah satunya dengan adanya mobile library service. Mobile library service adalah layanan yang dapat diakses lewat perangkat bergerak dengan tujuan memudahkan pengguna perpustakaan mengakses informasi lewat perangkat bergerak tersebut atau yang sering kita sebut dengan gadget. Dengan cara ini, kunjungan pengguna secara virtual ke perpustakaan akan meningkat.

Perpustakaan saat ini sebaiknya tidak terkesan terlalu kaku. Pemustaka dapat membuat hal-hal yang dapat menarik minat generasi milenial untuk datang ke perpustakaan. Diantaranya adalah dengan design interior perpustakaan serta sarana prasarana seperti meja, kursi maupun karpet yang mengedepankan nilai seni. Bahkan beberapa perpustakaan sudah ada yang menyediakan fasilitas tempat tidur dan jasa pijat untuk para pembaca. Kebijakan-kebijakan yang terlalu kaku juga dapat dirubah sesuai keadaan saat ini.

Sejalan dengan hal tersebut, Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si., menjelaskan bahwa “Ruang kerja digital itu adalah manusia sebagai  sentral yaitu aktor pengendali, adanya mobilitas yaitu ruang gerak yang tinggi dan layanan yang lebih prima serta sosial kemasyarakatan dengan desain sesuai kebutuhan manusia.”

Anastasia Tri Susanti, S. Kom., MA., juga menjelaskan pentingnya potensi setiap generasi. “Perpustakaan yang mampu memanfaatkan potensi setiap generasi yang bekerjasama akan lebih siap dalam menghadapi tantangan organisasi dan perpustakaan harus memastikan semua siap untuk lebih fleksibel terhadap perubahan.” ujarnya.

Perpustakaan hendaknya dapat memanfaatkan potensi setiap generasi, karena dengan adanya regenerasi yang berbeda dapat dijalin kerjasama agar lebih siap menghadapi segala tantangan dan perubahan. (AFM/NAP)