Behavior Modeling for Learning (BML) adalah acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi UII (FE UII) untuk menyambut para mahasiswa baru dari program Magister dan Doktor FE UII. Dalam acara yang bertempatkan di Gedung P Fakultas Ekonomi UII itu dibuka oleh Drs. H. Syafaruddin Alwi, M. S. sebagai pembicara. Tujuan dari rangkaian acara pertama ini adalah untuk mengenalkan rangkaian acara lainnya yang akan dilakukan  kepada para mahasiswa baru, kegiatan  ini diharapkan dapat menjadi pembekalan para mahasiswa baru selama menjalankan studi magister dan doktor di FE UII.

Pada pembukaan acara, pembicara menyarankan agar mahasiswa harus haus akan ilmu dan menyukai pembelajaran, baik tertulis, ataupun dalam forum seperti diskusi. Hal itu karena sesuai dengan tema acara tersebut yaitu, Menggapai Sarjana Ulil Albab menuju Rahmatan Lil ‘Alamin. Dengan membiasakan diri membaca dan belajar akan suatu hal, membuat pribadi menjadi lebih kritis dan diharapkan dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari. Lalu, dengan mendiskusikannya tentu ilmu tersebut dapat dibagikan sekaligus dipelajari bersama. Dalam hal ini, pembelajaran adalah poin penting karena pembelajaran menjadi awal untuk membantu masyarakat.

“Yang membedakan sarjana dengan ilmuan terletak pada representasi ilmu yang telah ia pelajari selama hidupnya dan dapat menerapkan ilmu tersebut untuk kemaslahatan umat, itulah yang menjadikan kita Rahmatan lil ‘alamin,” Ungkap Syafaruddin Alwi.

Dalam melakukan pembelajaran seperti membaca buku dan menumbuhkan rasa cinta terhadap ilmu, diharapkan mahasiswa baru dapat membuat konsep sehingga menjadikan mahasiswa menjadi manusia yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

Selanjutnya acara tersebut ditutup dengan memberikan arahan kepada mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri karena agenda BML selanjutnya akan dilaksanakan hari sabtu tepatnya pada tanggal 5 Oktober 2019 di Magelang. Salah satu rangkaian kegiatan selanjutnya adalah Outbond dimana kegiatan  tersebut bertujuan untuk melatih rasa kepemimpinan dan kekompakan para mahasiswa baru , kegiatan ini diagendakan akan selesai pada hari Minggu tanggal 6 Oktober 2019. (ASH/DMZ)

Perkembangan teknologi informasi dan kecenderungan perilaku pengguna internet dalam mengunggah data secara daring mendorong dunia bisnis dan ekonomi untuk memanfaatkan big data. Big Data adalah istilah yang menggambarkan kumpulan data dalam skala yang sangat besar dan tersedia secara kompleks. Banyaknya data yang dapat ditampung menjadikannya sulit untuk ditangani atau diproses apabila menggunakan manajemen basis data biasa atau aplikasi pemroses data manual. Big Data menjamin pemrosesan solusi data dengan varian baru maupun yang sudah ada untuk memberikan manfaat langsung bagi organisasi penggunanya.

Pemanfaatan big data secara optimal tentu harus didukung dengan kemampuan dalam menganalisis berbagai data yang tersedia. Untuk itulah, Program Studi Akuntansi Program Sarjana mengadakan Workshop Big Data guna membekali para dosen untuk menganalisis big data. Sebagai seorang akademisi, peningkatan kualitas pendidikan yang diajarkan diharapkan mampu selaras dengan perkembangan teknologi saat ini. Kemudahan dalam mengakses informasi menjadikan hadirnya berbagai peluang baik dalam dunia pendidikan hingga bisnis.

Menurut Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., pembekalan kompetensi analisa big data bagi para dosen ini sangat dibutuhkan guna mendukung riset-riset di bidang ekonomi dan bisnis.

“Saat ini, banyak keputusan yang diambil oleh dunia industri dalam mengelola bisnis yang menggunakan hasil pengolahan big data”, terang Mahmudi. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh dosen-dosen Jurusan Akuntansi, tetapi juga dosen-dosen Jurusan Manajemen dan Ilmu Ekonomi.

Antusiasme para dosen yang menjadi peserta dalam kegiatan ini dapat tergambarkan dari ketepatan waktu dimulainya acara ini. “Kami mengundang pula dosen dari Jurusan Akuntansi dan Manajemen agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas”, tambah Mahmudi.

Edi Winarko, M.Sc., Ph.D. yang merupakan pakar big data sekaligus pembicara dalam kegiatan ini menerangkan bahwa analisis big data dapat digunakan untuk banyak hal, terutama dalam merekomendasikan keputusan-keputusan penting dalam suatu fenomena.

“Analisis big data juga dapat digunakan untuk memprediksi suatu hasil dari fenomena yang terjadi, hal ini sangat penting guna mendukung keputusan-keputusan, termasuk dalam konteks bisnis dan ekonomi”, jelas Edi. Menurut Dosen Fakultas MIPA UGM tersebut, hasil analisis big data juga sangat bergantung dari kreativitas peneliti dalam merancang model analisis suatu data yang dimiliki.

Pemberian materi diawali dengan pengenalan aplikasi yang mampu menyediakan limpahan informasi yang lengkap. Penggunaan big data pada suatu kegiatan bisnis dapat dijadikan ancaman pula apabila tidak didorong dengan sistem pengendalian yang ketat. Oleh karena itu, para pengguna big data dituntut untuk memiliki pengetahuan analisis yang tinggi. Adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi para dosen dalam menganalisis big data dalam fenomena bisnis dan ekonomi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 1 Oktober 2019, di Mataram City International Convention Center, The Alana Hotel, Yogyakarta ini memberikan dampak yang signifikan karena diikuti workshop di sesi berikutnya. Workshop ini membuat para dosen mampu terjun langsung pada aplikasi yang telah disiapkan oleh pembicara serta mengakses data-data yang ingin diketahui. Selain itu, para dosen juga diajarkan untuk menginput informasi-informasi ke dalam data yang telah terintegrasi. Walaupun beberapa kali terjadi kendala dan kebingungan untuk beberapa dosen akan tetapi proses pembelajaran ini berjalan dengan baik hingga kegiatan ini selesai. (BZD/ADL)

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengedepankan pembelajaran bisnis dan ekonomi yang didukung dengan fasilitas pembelajaran berkelas dunia. Tidak hanya berfokus pada bidang akademik saja, FE UII terus membangun kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk terus berkembang dan mampu bersaing di kanca Internasional. Selain itu, FE UII juga telah mendapatkan pencapaian peringkat 17 perguruan tinggi non-vokasi terbaik di Indonesia versi Kemenristekdikti pada tahun 2019. Pencapaian ini tentunya akan memotivasi FE UII untuk terus unggul dalam menghadapi perubahan yang begitu dinamis.

Menanggapi hal tersebut, FE UII terus mengevaluasi hal yang sudah maupun yang sedang dijalani. Salah satu bentuk evaluasi FE UII adalah dengan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja). Hal ini diharapkan dapat menjadikan FE UII mampu menghadapi kondisi dan tantangan kedepan serta untuk membahas isu-isu penting.

Rakorja yang diselenggarakan pada hari Sabtu-Ahad, 28-29 September 2019 di Grand Dafam Rohan ini membahas tentang peningkatan kinerja akademik, digitalisasi pelayanan, dan rekognisi internasional guna peningkatan dan kemajuan FE UII dalam pembelajaran, pelayanan dan pengakuan internasional.

“Kegiatan ini bukan hanya sekedar kegiatan formal saja tapi, kegiatan ini memang harus dilakukan untuk menyusun setidaknya program-program satu tahun kedepan”, ungkap Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. selaku dekan FE UII  saat memberi sambutan.

Ia juga menambahkan bahwa, “Rakorja ini akan membahas isu-isu penting. FE UII harus melangkah lebih dari satu langkah untuk menciptakan keunggulan sesuai dengan visi misi FE UII”.

Tidak hanya itu, pada sambutannya Jaka juga mengumumkan tiga dosen terbaik dari masing-masing jurusan. Dosen terbaik dari jurusan Manajemen adalah Baziedy Aditya Darmawan, S.E., M.M. dari jurusan Akuntansi adalah Ataina Hudayati Dra., M.Si., Ph.D., Ak. serta dari jurusan Ilmu Ekonomi adalah Agus Widarjono Drs., M.A., Ph.D.(ARS/AFM)

Di zaman milenial ini terdapat berbagai tantangan emiten dan investor dalam menghadapi persaingan industri 4.0. Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan zaman yang memaksa pembaharuan dalam industri.

Menanggapi hal tersebut, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (MM FE UII)  mengadakan seminar nasional (19/9) mengenai tantangan emiten dan investor dalam menghadapi persaingan industri 4.0.

Kegiatan yang digelar di ruang Aula Utara FE UII dengan menghadirkan beberapa narasumber yakni Kunto Hendrapawoko selaku Senior Vice President Corporate Secretary PT ANTAM Tbk, Dr. D. Agus Harjito, M.Si selaku Direktur Program Studi MM FE UII, Patricia Marianne selaku Vice President Retail Analyst CGS_CIMB Sekuritas, serta Irvan Noor Riza selaku Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta.

Patricia Marianne  mengatakan bahwa saat ini pengetahuan masyarakat terkait revolusi industri 4.0 hanya sekedar sadar bahwa hal tersebut ada. Masyarakat belum begitu mengetahui bagaimana dampak yang akan ditimbulkan bagi industri 4.0 ini.

Senada dengan hal tersebut Irvan Noor Reza mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menggerakkan masyarakat untuk menabung saham. “Sekarang ini pemerintah telah mengampanyekan slogan “Yuk Nabung Saham”, dimana hasil dari menabung saham ini dapat memberikan keuntungan yang besar. Selain itu, masyarakat Indonesia yang menikmati keuntungan dari menabung saham juga akan meningkatkan investor dalam negeri sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia,” ungkapnya.

“Potensi Indonesia dalam hal pasar modal sangat besar karena Indonesia adalah negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi pada saat krisis global kemarin.” tambah Reza.  (SFR/DMZ)

Menyambut  Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 bidang kemahasiswaan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII) gelar workshop dan juga info session yang bertajuk Banggakan UII Dengan Karyamu. Acara yang berlangsung pada Jumat (20/09) ini turut menghadirkan pembicara yang mumpuni di bidangnya, seperti Arif Fajar Wibisono, SE. M.Sc. selaku Kepala Divisi Pembina Prestasi UII dan juga Idznila Sabrina yang merupakan ketua tim “BuKuy” peraih penghargaan favorit dalam PIMNAS ke-32. Acara yang dilaksanakan di ruang P1/2  FE UII ini ramai dihadiri oleh segenap mahasiswa-mahasiswi program studi manajemen, akuntansi dan juga ilmu ekonomi.

Dra. Siti Nursyamsiah, MM. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FE UII berharap di tahun 2020 nanti dapat kembali mencetak tim-tim yang dapat lolos pada PIMNAS ke-33 dan juga dapat meraih gelar juara.

“Pada tahun kemarin kita dapat mengunggah lebih dari 103 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Di tahun 2019 nanti, harapannya kita dapat kembali lebih banyak mengirimkan proposal PKM, sehingga kedepannya peluang untuk mahasiswa lolos PIMNAS bisa lebih banyak”, pungkasnya.

Nursyamsiah juga turut menambahkan bahwa workshop kali ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar menuju PIMNAS ke-33 sehingga dapat menambah semangat mahasiswa FE UII dalam menulis proposal PKM yang baik dan sesuai dengan standar dari RISTEKDIKTI (Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi). Mengingat yang menjadi standar utama dalam proposal PKM ini adalah segi penulisan.

Pada tahun 2019, UII telah mendapat kehormatan menduduki peringkat ke-17 dari 2.141 perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Salah satu yang mendasari kenaikan peringkat ini adalah meningkatnya aktivitas kemahasiswaan.

Senada dengan hal tersebut, Arif Fajar Wibisono, SE. M.Sc. mengatakan bahwa PIMNAS merupakan program yang prestisius dalam kompetisi nasional mahasiswa.

“PIMNAS ini adalah program yang sangat prestisius. Karena hal ini merupakan  salah satu aktivitas yang memiliki bobot terbesar dalam pemeringkatan perguruan tinggi oleh RISTEDIKTI”, tuturnya. “Dalam PKM ini yang perlu digarisbawahi adalah pada kreativitasnya, nilai keunggulan yang menjadi poin utama disini yaitu kreativitas yang diciptakan oleh mahasiswa”, lanjutnya.

Arif juga menambahkan bahwa UII juga telah memfasilitasi mahasiswanya dalam pengurusan administrasi dan proses pendampingan penulisan proposal PKM hingga menuju PIMNAS, hal tersebut diwujudkan melalui website pkmcorner.uii.ac.id.

“Bagi seluruh mahasiswa sekarang ini tidak perlu khawatir, karena saat ini kita sudah memiliki fasilitas yang mempermudah anda dalam mengurus administrasi dan juga pendampingan menuju PKM hingga nanti ke PIMNAS. Anda sekalian dapat dengan mudah memperoleh segala bentuk informasi melaui website yang telah UII sediakan pkmcorner.uii.ac.id,” tegas Arif. (ERF/AR)

Semarak peringatan puncak Management Annual Inaugural Festival (MANIFEST) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) sukses mendatangkan ribuan pengunjung. Acara yang digelar pada Rabu (18/09) di gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini mempersembahkan beberapa musisi lokal yang memang tengah diidolakan oleh banyak masyarakat seperti Barasuara, Pamungkas, dan juga Skandal.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, puncak acara MANIFEST yang bertajuk inclusive society ini juga menambahkan expo berupa food dan non food dari para pengusaha lokal. Sheno Febri selaku ketua Organizing Committee Manifest ini berharap bahwa dengan ditambahkannya expo ini membuat para pengunjung menjadi lebih loyal dan juga mengenal produk-produk lokal. “Kami dari panitia sangat berharap dengan adanya expo ini bisa membuat pengunjung menjadi loyal kepada MANIFEST dan juga lebih mengenal produk-produk lokal baik itu food atau non food,” jelasnya.

Sheno juga mengatakan bahwa sebenarnya kegiatan ini diadakan tidak hanya membawa nama baik FE UII untuk lebih dikenal oleh  khalayak umum, namun juga dapat menambah pengalaman bagi para mahasiswa manajemen untuk berkarya menjadi seorang event organizer.

“Kegiatan ini memang diadakan untuk memperkenalkan nama FE UII di khalayak umum, naamun selain itu juga sebagai sarana bagi mahasiswa manajemen untuk menambah pengalaman membuat sebuah event,” pungkasnya. (SDI/ASD)

Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan negaranya. Sehingga saat ini pajak memiliki peran yang besar untuk sumber pendapatan negara.

Pada Senin  (16/09),  Program Studi Akuntasi  Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan seminar perpajakan yang membahas  arah kebijakan DJP dalam rangka tercapainya penerimaan segara, peran konsultan dalam sistem perpajakan di Indonesia serta peluang dan tantangan karir di bidang perpajakan.

Kegiatan yang digelar di Aula Utara FE UII ini menghadirkan pembicara yang memumpuni dibidangnya seperti Hersona Bangun selaku Hersona Tax Consultant, dan Yonipan Nur Yogananta, SE. M.B.A selaku Kepala Bidang Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP) D.I Yogyakarta.

Yonipan Nur Yogananta, SE. M.B.A mengatakan bahwa “Saat ini pajak sudah bisa mengelola 80% dari pendapatan negara, infrastruktur dan lainnya itu semua dari pajak”.

Ia juga mengatakan bahwa DJP memiliki tugas berat dalam mengamankan penerimaan pajak negara. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengoptimalkan sistem penerimaan pajak negara dan mengamankan pajak negara.

Yunipan juga menambahkan bahwa saat ini, DJP dan badan perpajakan di Indonesia lainnya membutuhkan penyegaran dalam hal sumber daya manusia. Penyegaran tersebut memiliki tujuan menciptakan reformasi perpajakan dengan inovasi yang selalu diperbarui sejak tahun 1983. Reformasi perpajakan ini bertujuan untuk menjadi institusi perpajakan yang kuat, kredibel dan akuntabel untuk menghasilkan penerimaan negara yang optimal, termasuk sinergi yang optimal antar lembaga dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi.

Hersona Bangun mengatakan bahwa peluang karir dalam bidang konsultan pajak di Indonesia sangatlah besar. “Konsultan pajak di Indonesia totalnya adalah lima ribu orang untuk menangani 20.000.000 wajib pajak”, tuturnya.

Hersona mengatkan bahwa berkarir dibidang perpajakan juga memiliki tantangan tersediri. “Konsultan pajak harus menghadapi spekulasi pihak penyelenggara, dimana para konsultan akan ikut terlibat dalam kasus wajib pajak tidak membayar kewajiban pajak mereka. Nah ini yang menjadi tantangan jika berkarir dibidang pajak”, pungkasnya. (BIL/SRA)

Revolusi industri 4.0 saat ini memang tengah sangat berkembang, terutama di China dan juga Amerika. Tak terkecuali di Indonesia, yang juga mulai merasakan revolusi industri 4.0 ini. Fenomena tersebut memang perlu segera diwaspadai, mengingat perkembangan teknologi saat ini sungguh sangat pesat.

Hal ini menjadi sebuah topik pembahasan dalam studium general The need for growth mindset” pada Jumat (20/8) oleh  Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) yang bertempat di ruang P1/2. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Graduate Employability & Development Centre (GEDC) UII.

Assoc. Prof. Dr. Maran Marimuthu dari Department of Management and Humanities, Universiti Teknologi Petronas Malaysia, dalam penyampaian materinya menyampaikan bahwa dengan adanya revolusi industri 4.0 ini diharapkan mahasiswa semakin terbuka pemikirannya. “Saya berharap dengan adanya revolusi industri 4.0 ini mahasiswa dapat berfikir secara terbuka. Terbuka dengan pemikiran, satu sisi industri kondisinya sudah berubah atau industrial revolution, yang kedua dari sisi educational industry juga berubah dan harus siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0,” pungkasnya.

Ia pun menjelaskan bahwa terdapat sembilan elemen dalam revolusi industri yang harus kita ketahui. Hal yang menjadi fokus dalam pembahasan kali ini yaitu terkait AI (Artificial Intelligence) dan juga big data.

Dengan hadirnya AI ini kedepannya industri akan didominasi oleh robot. Pekerjaan-pekerjaan yang sekarang ini masih dikerjakan oleh manusia, nantinya akan digantikan oleh robot. Meskipun penerapan teknologi tersebut diperkirakan masuk ke Indonesia masih terbilang cukup lama, namun industri 4.0 ini akan terus berjalan.

Maran menyimpulkan bahwa dari revolusi teknologi industri 4.0 ini dapat diambil berbagai analisis seperti bisnis analisis dan konsumen analisis yang selanjutnya akan menjadi solusi bagi perusahaan.

“Mahasiswa saat ini harus open minded agar siap menghadapi revolusi teknologi industri 4.0. Kita itu mengetahui segalanya, namun nyatanya kita adalah bukan orang yang dibutuhkan oleh industri. Sehingga, disini kita perlu memiliki soft skill yang dibutuhkan oleh industri dan ini menjadi tugas untuk setiap kampus untuk menjembatani atau memberikan jalan agar mahasiswa benar benar siap diterjunkan di industri yang sebenarnya,” tegasnya. (NAP)

Acara tahunan dari salah satu study club Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), Entrepreneur Community (EC), hadir kembali. EC sebagai komunitas yang mewadahi ide-ide kreatif mahasiswa untuk berkembang dalam industri kreatif ini kembali menghadirkan Indonesian Business Carnival (IBC). Kegiatan yang berjalan selama tiga hari ini digelar di Gedung Olah Raga Amongraga, Yogyakarta.(13-15/9)

Pada acara pembukaan hari Jumat (13/9), Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FE UII menyampaikan apresiasi kepada para penyelenggara IBC, “Selamat kepada penyelenggara IBC dan juga EC yang telah menyelenggarakan acara yang bagus dan telah memberikan kesempatan bagi para mahasiswa.” tuturnya.

Acara IBC tahun ini merupakan gelaran yang ke-7 dan diselenggarakan dengan tiga rangkaian acara: Expo, Entertain, dan Workshop (lokakarya). Dengan tujuan utama yang ingin disasar yakni untuk mengangkat start up brand yang ada di Indonesia agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Juga untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap produk lokal.

Selama tiga hari penuh, 13, 14, 15 September 2019, IBC #7 menghadirkan 60 creative local tenants dari industri kreatif yang turut meramaikan expo, mulai dari tenant kuliner, non-kuliner, fashion, lifestyle, hingga food truck yang hadir dari wilayah Yogyakarta dan Semarang. Dan 20 diantaranya merupakan tenant yang dimiliki oleh mahasiswa FE UII sendiri. Kegiatan expo ini diadakan sebagai sarana untuk memperkenalkan berbagai produk unik dari Usaha Kecil Menengah (UKM) kreatif kepada para pengunjung. Berbagai produksi hasil kreasi masyarakat Yogyakarta sebelumnya telah melalui proses seleksi untuk bisa mengisi expo yang diadakan di acara IBC #7.

Acara yang mengusung tema “SWARA RUPA” ini juga turut disemarakkan oleh sederet bintang tamu: Praduga Tak Bersalah, Utpala Lakshya, Kala Project, Karsha, Astera, B.L.N.T.R, RFRNDS, Xaviera Unisi, Asaptebal, Kasino Brothers, Loca Polka, Define Soul, The Mega Hits, Dharma, Olski, dan The Panturas.

Selain itu, hadir pula lokakarya dari tiga narasumber yang memumpuni dalam bidangnya seperti Kena House, Speakless, dan Sony Wicaksana. Narasumber pertama, Kena House membahas tentang bagaimana cara menggunakan instastory secara maksimal dan memanfaatkannya untuk brand. Narasumber kedua, Speakless dengan kegiatannya membuat card holder sendiri. Serta narasumber ketiga, Sony Wicaksana yang membahas tentang ilustrasi digital.

Tak kalah serunya, Education Corner, yang merupakan kegiatan diskusi membahas hal-hal ringan yang berkaitan dengan tren, tips, dan gaya hidup dilaksanakan di hari ke-2 IBC #7 (14/9) dengan kegiatan menyablon kaos yang ditujukan untuk pengunjung yang berminat untuk belajar menyablon kaos secara gratis. Terlebih lagi hasil dari Education Corner ini boleh dibawa pulang, sebagai kenang-kenangan manis dari IBC #7.

Untuk pembeda dari tahun-tahun sebelumnya, IBC #7 ini mengundang salah satu komunitas motor CB dan Vespa yang ada di Yogyakarta untuk turut memeriahkan acara. Selain itu juga dengan mengadakan kegiatan yang dinamai “Social Project”. Kegiatan sosial pra-event ini dilakukan sebelum hari H IBC berlangsung, dengan mengunjungi Panti Asuhan Atap Langit Yogyakarta untuk berbagi kebahagiaan.

“Harapannya, semoga dengan adanya IBC dapat meningkatkan awareness dari masyarakat terhadap produk lokal yang ada dan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia.” tutur Tengger Pinandhito, selaku ketua Organizing Committee IBC #7 dalam wawancara. (SAL/ERF/IBS)

Dalam perkembangan ilmu yang relatif cepat, ilmuwan ataupun pelajar saat ini dihadapkan dengan tantangan untuk menjadi seorang yang tetap Rahmatan Lil Alamin maupun seorang Ulul Albab. Hal ini dikarenakan saat ini mulai maraknya ilmuwan yang terpaku terhadap ilmunya seolah-olah hanya mengejar dunia saja. Menghindari hal tersebut, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII mengadakan kuliah umum mengenai Studi Intensif Alquran dan Rahmatan Lil Alamin di ruang kuliah P1/2. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sentilan besar bagi mahasiswa baru Magister dan Doktor FE UII agar tidak hanya mengejar ilmu untuk dunia saja sedangkan untuk akhirat justru terlupakan.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, diisi oleh Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag selaku wakil ketua Majelis Ulama Indonesia yang memaparkan materi mengenai Ulul Albab itu sendiri dan Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., P.Si. yang memaparkan materi mengenai Intelektual Profetik & Islamisasi Ilmu sebagai Wujud Islam Rahmatan Lil Alamin.

Ulul Albab disebut juga sebagai cendikiawan atau intelektual lainnnya dan disebutkan dalam Alquran sebanyak 16 kali. Menurut Prof. Dr.  Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag, Ulul Albab berkata bahwasanya Ulu berarti orang-orang yang memiliki dan albab adalah bentuk jamak dari lubb yang berarti intisari, bagian terbaik atau terpenting dari sesuatu, atau berarti juga akal dan hati dan cara untuk menelusuri siapa sajakah yang dinamakan Ulul Albab dan bagaimana Ulul Albab dipandang dalam Alquran adalah dengan cara menelusuri ayat-ayat mengenai Ulul Albab sebanyak 16 kali yang disebutkan di dalam Alquran. Salah satunya tertuang dalam Surah Al-Baqarah ayat 179 yang mengenai Qisas yang bahwasanya pembunuhan menurut Islam tergantung alat yang digunakan dan disebutkan pula untuk karakterisitik Ulul Albab sendiri dalam ayat ini adalah seseorang yang bisa memahami hukum Qisas bukan hanya sekadar membalas dendam terkait masalah pembunuhan. “Seseorang bisa dikatakan Ulul Albab ketika orang itu selalu mengerjakan ibadah sehari-hari,” pangkas beliau. Disebutkan pula pada Surah Ali-Imran ayat 190-194 dan beliau berpendapat bahwasanya Ulul Albab memadukan antara pikir dan zikir yang dimana pikir terdapat pada intelektualnya sedangkan zikir terdapat pada hatinya.

Setelah menyelesaikan materi yang pertama, dilanjutkan dengan materi kedua mengenai Intelektual Profetik & Islamisasi Ilmu sebagai Wujud Islam Rahmatan Lil Alamin yang dipaparkan oleh Sus Budiharto. Di dalam materinya, beliau berpendapat bahwasanya rahmat merupakan paduan dari rahman dan rahim yang terdapat pada Surah Al-Anbiya ayat 197. Beliau berpendapat di dalam islamisasi ilmu terdapat masalah utama berupa pemisahan antara pendidikan mengenai ekonomi dan keislaman itu sendiri. “Pendidikan tentang ekonomi dan keislaman itu sendiri jangan dipisahkan, harus digabungkan yang menjadi ekonomi Islam. Seperti saya yang mengubah sistem transfer gaji saya ke bank syariah,” tutur beliau. Dalam islamisasi ilmu, diperlukannya beberapa hal utama yaitu menguasai ilmu pengetahuan itu sendiri dan menguasai Islam. Umat Islam harus mengembangkan sistem pendidikan yang integratif sesuai dengan Alquran dan diperlukannya intelektual yang mumpuni untuk mengembangkan sistem pendidikan tersebut. (ATE/ DYH/ MNZ)