Suatu kampus terbaik tidak bisa berdiri sendiri dengan membanggakan prestasi kampus maupun prestasi mahasiswanya di tingkat Nasional. Universitas Islam Indonesia (UII) bertekad untuk menjajaki dunia Internasional untuk terus meningkatkan kualitasnya. Sebagai bagian penting dari upaya untuk go international, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) terus mengupayakan kerjasama akademik dengan kampus di luar negeri. Tak heran, Prodi ini terus memperbanyak kerja sama dengan universitas terkemuka di luar negeri baik di Asia maupun antar-benua.

Suatu langkah awal yang tepat dilakukan Prodi Akuntansi dengan mempererat jaringan dengan Universitas di Asia Tenggara. Salah satunya yang baru-baru ini dilakukan adalah dengan International Islamic University Malaysia (IIUM). Info session diadakan untuk mengenalkan IIUM kepada mahasiswa Prodi Akuntansi. Acara ini berlangsung di Gedung P1/2 pada pukul 13.45 sampai dengan pukul 14.30. Dengan jumlah sekitar 90 peserta, acara ini mendapat respon positif dari peserta. Tidak sedikit peserta yang segan bertanya mengenai beasiswa maupun biaya hidup di Negeri Jiran itu.

IIUM adalah salah satu kampus terbaik di Malaysia. Di IIUM sendiri, nilai-nilai Islam sangat diterapkan dalam kehidupan kampus. Selain itu mereka menerapkan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan administrasi dengan bahasa inggris yang membuat kesan internasional semakin terasa. Dan juga, rujukan jurnal internasional, professor lulusan dari universitas terbaik di dunia, hingga lulusannya yang sering mendapatkan beasiswa untuk kuliah lanjut di kampus bergengsi dunia seperti Universitas Harvard , Oxford, dan Cambridge menjadi salah satu hal yang menonjol jika membahas tentang universitas ini.

Universitas ini berusaha mengintegrasikan Pengetahuan Islam dengan Ilmu Kemanusiaan. Ada dua kampus yang dimiliki, satu terletak di Kuala Lumpur dan kampus lain ada di Kuantan. Universitas ini didirikan pada tahun 1983 oleh Kerajaan Malaysia. Universitas ini beroperasi di bawah arahan Dewan Gubernur, dan kedelapan anggota dewan tersebut adalah perwakilan dari pemerintah dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Ada sekitar 14 Fakultas yang disediakan di kampus unik ini dengan kualitas yang tidak diragukan lagi. IIUM juga memiliki fasilitas seperti asrama, perpustakaan, kompleks olahraga, masjid, toko-toko dan kantin. Kehidupan di Negeri Malaysia sendiri tidak jauh berbeda dengan kehidupan di Indonesia, tak ayal banyak calon mahasiswa mahasiswi yang tertarik melanjutkan studi ke negara itu.

“Sebenarnya tujuan utama kami adalah kolaborasi, baik itu dosen, staf akademik, ataupun mahasiswa” tutur Yunice Karina Tumewang, S.E., M.Sc., salah satu dosen Prodi Akuntansi. Selanjutnya, titik terdekat Prodi Akuntansi dengan IIUM adalah penandatanganann MoU yang akan segera berlangsung. Dari MoU itu Prodi Akuntansi dengan IIUM dapat berkolaborasi dalam bidang riset serta berkolaborasi konferensi. Program pertukaran pelajar, kunjungan, dan kolaborasi lainnya merupakan harapan kedepan lainnya demi tercapainya kerjasama yang baik antara Prodi Akuntansi dengan IIUM. (DYH/SUN)

Pada hari Jumat (22/3) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia menggelar Forum Group Discussion (FGD) di ruang sidang FE UII pada pukul 14.00 WIB. FGD kali ini mempertemukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan FE UII yang bertajuk “Peran Strategis Ekosistem Keuangan Syariah dalam Mendukung Industri Halal”. FGD ini merupakan pertemuan grup riset sektor jasa keuangan syariah OJK dari Departemen Riset Sektor Jasa Keuangan dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) FE UII. Dalam FGD tersebut dihadiri oleh Darmansyah (Direktur), Setiawan Budi Utomo (Deputi Direktur) dan Primandanu Febriyan Aziz (Kepala Subbagian). Semua yang hadir pada FGD siang hari ini merupakan akademisi yang memiliki concern dengan ekonomi islam.

“Kegiatan ini merupakan suatu kesempatan yang baik sekali bagi Fakultas Ekonomi UII untuk berkontribusi dalam pengembangan riset ataupun kajian-kajian yang terkait dengan ekonomi islam,” ujar Jaka Sriyana selaku Dekan Fakultas Ekonomi UII dalam sambutannya.

Setelah sambutan dari Jaka Sriyana, acara yang kedua adalah sambutan dari Darmansyah selaku Direktur Sektor Jasa Keuangan Syariah. Menurut Darmansyah tujuan dalam melakukan FGD kali ini adalah untuk sekaligus melakukan kerja sama dalam topik riset yang sudah ditentukan, topik tersebut sudah menjadi pilihan yang sudah di diskusikan di dalam internal OJK. Oleh karena itu, tujuan inti FGD hari ini adalah untuk memantapkan dan menyamakan persepsi mengenai topik tersebut, agar riset-riset ini dapat digunakan sebagai kebijakan OJK di dalam bidang ekonomi islam, industri, jasa keuangan yang syariah ataupun untuk bahan publikasi.

FGD pada hari ini dipimpin oleh bapak Setiawan Budi Utomo selaku Deputi Direktur. Menurut (IFSB) Stability Report perkembangan industri keuangan syariah menunjukkan total aset keuangan syariah global pada akhir tahun 2017 USD 2.050,2 miliar. Aset keuangan syariah global akan mencapai USD 3,8 triliun di tahun 2023 dan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 7,7%. Total asset keuangan syariah Indonesia per Desember 2018 mencapai Rp. 1.289,6 triliun, (OJK 2018). Market share kita sudah mencapai 8,5% melebihi batas psychologist trap. Dari tahun 2014 sampai 2017 laju perkembangan industri halal global menunjukkan tren positif. Nilai pasar industri halal pada tahun 2003 diprediksi akan mencapai 3,007 triliun.

Perkembangan industri halal memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung pelaksanaan dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah ekosistem keuangan syariah yang holistik untuk dapat menunjang optimalisasi potensi industri halal yang dimiliki oleh Indonesia. Kolaborasi ekosistem keuangan syariah dan industri halal nasional pada saatnya akan mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dan keuangan Syariah dunia.

Terdapat tiga identifikasi masalah dalam riset tersebut, yaitu belum optimalnya pembiayaan dan layanan jasa keuangan syariah di sektor produktif, belum optimalnya sektor ekonomi halal yang digarap oleh industri jasa keuangan syariah dan sinergi terintegrasi yang belum optimal sebagai ekosistem yang holistik antara industri jasa keuangan syariah dengan lembaga-lembaga penunjang terkait lainnya melalui skema kemitraan dan aliansi strategis. Setelah pembicaraan mengenai ketiga identifikasi masalah tersebut, riset ini memiliki tujuan penelitian, yaitu dengan meningkatkan market base (pengguna) layanan jasa keuangan Syariah terutama sektor produktif (investasi dan/atau modal kerja). Layanan jasa keuangan akan dioptimalkan secara terintegrasi untuk sektor ekonomi dan industri halal yang memiliki potensi dan prospek yang besar. Yang terakhir adalah dengan mengembangkan model layanan keuangan Syariah secara terintegrasi dengan sektor keuangan social. (ARS/SM)

Sebagai Universitas Nasional Pertama di Indonesia yang telah berdiri selama 76 tahun membuat Universitas Islam Indonesia mendapat reputasi yang baik dan seringkali mendapat kepercayaan untuk kunjungan maupun studi banding dari berbagai sekolah dan institusi. Rabu pagi (13/3) rombongan SMA Prakarya Santi Asromo Majalengka melakukan kunjungan ke Universitas Islam Indonesia. Para siswa terlihat antusias saat memasuki Gedung Kuliah Umum. Rombongan kemudian disambut dengan hangat oleh Bapak Galang Prihardi Mahardika, S.Kom., M.Kom. selaku Kepala Divisi Promosi Universitas Islam Indonesia, dalam sambutannya Pak Galang menyampaikan “UII dan Santi Asromo memiliki kedekatan karna terlahir dari orang tua yang sama yakni KH. Abdul Chaliem” seperti yang diketahui, Yayasan KH. Abdul Chaliem Pondok Mufidah Santi Asromo didirikan oleh KH. Abdul Chaliem yang juga merupakan salah satu tokoh bangsa pendiri Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu, penyambutan tamu dari sekolah tersebut telah dipersiapkan sebaik-baiknya oleh Direktorat Pemasaran UII bersama Marketing and Communications FE UII.

Selanjutnya sambutan juga diberikan oleh Bapak Dulhabid, M. Pd selaku perwakilan dari SMA Prakarya Santi Asromo. Pak Dulhabid mengatakan bahwa kunjungan ini mampu memberi penjelasan kepada siswa dan siswi untuk lebih mengetahui program studi yang akan dipilih dan memberi arahan mengenai potensi yang dimiliki siswa. Kegiatan ini pun menjadi salah satu upaya bimbingan karir bagi para alumni yang diadakan setiap semester.

Rombongan yang terdiri dari 58 siswa serta lima orang pendamping telah tiba di Yogyakarta sejak dini hari, walaupun tiba sangat pagi tetapi tidak mengurangi antusias mereka untuk mendengarkan penyampaian materi selama sesi kunjungan berlangsung. Suasana nampak cair saat sesi pemaparan tentang profil Universitas Islam Indonesia disampaikan oleh Baziedy Aditya Darmawan, S.E., M.M. selaku Manager Marketing and Communications Fakultas Ekonomi UII. Selain itu, Pak Baziedy pun menyampaikan mengenai informasi penerimaan mahasiswa baru, beasiswa, dan biaya hidup di Yogyakarta. Sesekali penyampaian tersebut diselingi candaan bersama para siswa dan siswi dengan menebak nama dari tokoh-tokoh pendiri UII yang juga merupakan para pahlawan bangsa.

Pada saat sesi diskusi dibuka, para siswa terlihat bersemangat mempersiapkan pertanyan yang akan mereka utarakan, bahkan pihak guru dari SMA Prakarya Santi Asromo pun tidak mau kalah dengan ikut aktif bertanya. Pertanyaan yang diberikan  ialah seputar Universitas Islam Indonesia karna bagi pihak guru informasi ini sangat penting untuk bekal mereka menyampaikan kepada siswa dan wali murid. Layaknya siswa SMA yang bimbang melanjutkan pendidikan, tentu informasi seputar universitas adalah hal yang sangat dibutuhkan. Ketertarikan mereka jatuh pada kemampuan Universitas Islam Indonesia menyediakan program double degree untuk mahasiswanya.

Selain sebuah kegiatan yang informatif, bagi beberapa siswa kunjungan ini merupakan kunjungan yang menyenangkan dan berkesan. Mereka merasa beruntung dapat mengunjungi universitas swasta terbaik di Indonesia. Para siswa dapat secara langsung melihat fasilitas kampus hingga kemegahan bangunan yang dimiliki Universitas Islam Indonesia. Kesan positif juga diberikan oleh Tuti Handayani, S.Pd. selaku pembimbing, beliau menyampaikan bahwa kunjungan di Universitas Islam Indonesia adalah kunjungan terbaik yang pernah beliau rasakan. Kunjungan diakhiri dengan berkeliling lingkungan kampus untuk merasakan lebih dalam atmosfer belajar dan berkunjung ke Museum serta Candi Kimpulan yang menjadi ciri khas Universitas Islam Indonesia. Penyambutan ini akan terus dilaksanakan oleh tim Marketing and Communications UII karna merupakan bentuk sosialisasi secara langsung kepada calon mahasiswa baru.

Seiring berjalannya waktu, teknologi yang kita kenal setiap harinya mengalami kemajuan mulai dari aspek hubungan sosial hingga aspek keuangan. Dewasa ini, uang elektronik bukanlah hal yang tabu di mata masyrakat. Adanya E-Wallet menjadikan masyrakat mudah untuk melakukan transaksi jual-beli. Oleh sebab itu, Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia mengadakan kuliah umum mengenai Digital Finance and Investment for Millenials. Acara kuliah umum tersebut membahas mengenai kemajuan teknologi khususnya di bidang Financial Technology dan Investasi yang sangat cepat yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Acara tersebut di hadiri oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Uniersitas Islam Indonesia di ruang Aula Utara FE UII Senin, 18 Maret 2018.

Dalam sambutannya Arif Hartono, SE., MHRM., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Manajemen beliau memaparkan bahwa, “Saat ini mahasiswa di Indonesia harus lebih peka dengan adanya kemajuan teknologi khususnya di bagian Financial Technology”.  Hal ini dikarenakan Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0 dimana teknologi dan kreatifitas menjadi hal yang sangat penting bagi mahasiwa dalam membangun bangsa Indonesia dimasa yang akan datang. Beliau juga berharap kuliah umum ini dapat membuka wawasan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia terhadap kemajuan-kemajuan yang terjadi khususnya di bidang Financial Technology dan Investasi.

Menurut Arie Liyono selaku Chief Executive Officer CelenganID menyampaikan, “Banyak hal yang dapat mahasiswa pelajari dari berkembangnya teknologi di bidang keuangan, salah satunya adalah mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli tanpa harus menggunakan uang riil”.  Saat ini indonesia jauh tertinggal di banding dengan China dan India, dimana dua negara tersebut sudah peka akan perubahan yang terjadi di bagian Financial Technology. Di India masyarakat sudah terbiasa melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan E-Wallet, pedagang besar hingga pedagang kecil sudah menggunakan sistem tersebut untuk mempermudah pembeli melakukan pembayaran. Hal ini dikarenakan Perdana Mentri India berani menarik uang kertas dan koin yang beredar dimasyarakat hingga 80% guna menjadikan masyrakatnya peka akan perkembangan yang sedang terjadi di bidang Financial Technology. Beliau beranggapan apabila Indonesia tidak melakukan perubahan serta masyarakat yang belum peka terhadap kemajuan tersebut Indonesia akan tertinggal dari China dan India. Di Indonesia Financial Technology sudah mulai merambat di masyarakat, setidaknya ada lebih dari 8 startup dan 3 bank yang bergerak di bidang Financial Technology, dimana penggunanya mayoritas dari kaum milenial. Penggunaan financial technology ini lebih mudah dan juga efektif bagi kehidupan sehari-hari, hal ini dikarena kita tidak memerlukan membawa uang tunai dalam bertransaksi sehingga mengurangi resiko memegang uang.

Senada dengan hal tersebut Susilawati selaku Associate Director Bareksa mengatakan, “Kaum milenial terutama mahasiswa juga perlu melakukan investasi sejak dini khususnya di Reksadana”. Berinvestasi di Reksadana sangatlah cocok bagi pemula, karena batas minimum dari investasi disini hanyalah sebesar Rp. 10.000,-. Banyak manfaat yang diperoleh apabila melakukan investasi sejak dini, mulai dari keuntungan finansial, pengalaman investasi, hingga menjaga aset yang dimiliki dapat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Susilawati juga menjelaskan, “Reksadana sangat lebih menguntungkan di bandingkan dengan tabungan bank”, hal ini dikarenakan pada reksadana tidak terdapat pajak serta potongan-potongan biaya lainnya.

Kuiah umum Digital Finance & Investment For Millenials ini diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa FE UII akan perkembangan yang terjadi di kehidupan sosial, khususnya di bidang Financial Technology  agar menjadi salah satu cara untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia. (ERF/AMH).

Pada hari Selasa, 12 Maret 2019 Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan kuliah umum yang bertajuk Peluang dan Tantangan Fintech di Era Digital Economy. Kuliah umum tersebut menghadirkan satu pembicara, yakni Budi Harto Saragih dari Head of Channel SME OVO. Acara pada hari ini diselenggarakan pada 10.00 WIB di Aula Utara Fakultas Ekonomi UII. Kuliah umum tersebut tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa Ilmu Ekonomi dari berbagai angkatan, tetapi juga dihadiri oleh beberapa Dosen dari Prodi Ilmu Ekonomi.

Setelah sambutan dari Sahabudin Sidiq, S.E, M.A. Acara yang kedua adalah pemaparan dari pembicara yang akan dibantu oleh Jannahar Saddam Ash Shidiqie, SEI, MEK selaku moderator pada kuliah umum hari ini. Materi pada kuliah umum ini adalah, apa itu Financial Technology? Secara singkat fintech adalah gabungan dari jasa keuangan dan teknologi.

Berbicara tentang perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini telah sampai pada era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada pola digital ekonomi. Sebelum memasuki era ini kita sudah melewati perkembangan teknologi yang dimulai pada tahun 1784 industri 1.0, tahun 1870 industri 2.0, tahun 1969 industri 3.0. Gambaran kecil dari industri 4.0 adalah kuliah dengan pembelajaran tidak bertemu secara langsung menggunakan teknologi digital (online) dengan pengembangan infrastruktur MOOC (Massive Open Online Course), teaching industry, dan e-library.

Mengapa fintech bisa semakin maju? Hal tersebut disebabkan karena populasi masyarakat Indonesia sebesar 262 juta, setengahnya melek internet. Masyarakat yang menggunakan sosial media hampir 40%, dan dalam satu hari tanpa sadar kita telah menggunakan handphone selama delapan jam dan membuka sosial media selama dua jam. Oleh karena itu, e-commerce kita naik cukup banyak, melalui sosial media yang banyak bermunculan iklan dan iklan tersebut yang mendorong e-commerce semakin naik.

Bill Gates (1994) “Banking is necessary, Banks are not…” artinya apa? Jika kita lihat di Indonesia dengan 262 juta penduduknya yang mempunyai rekening bank hanya 40%, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena akses untuk membuka rekening bank sangat susah. Bukan hanya itu, dalam peminjaman uang pun masyarakat mengalami kesusahan dalam bertransaksi dengan bank. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang beralih melakukan peminjaman melalui fintech.

Fintech itu tidak jauh dari payment dan lending, seperti yang kita ketahui e-commerce seperti Tokopedia sekarang tidak hanya menawarkan jual beli barang saja, tetapi mereka sekarang sudah masuk dalam dunia pinjam meminjam. Kelebihan fintech dari bank dalam proses pinjam meminjam adalah dari kelengkapan data yang dimiliki, fintech dapat memiliki data yang sangat lengkap bagi calon peminjam dibandingkan dengan bank. Oleh karena itu, pada saat ini peminjaman melalui bank telah kalah dengan peminjaman melalui fintech.

Saat ini di Indonesia ada tiga lembaga yang berwenang mengatur fintech, yaitu Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo). Pemerintah Indonesia membuat peraturan mengenai fintech karena 60% GDP Indonesia datang dari UMKM, oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk membuat peraturan yang jelas dalam dunia fintech dan UMKM.

Tantangan bagi OVO sendiri adalah bukan dari cyber crime yang dapat terjadi pada dompet digital, melainkan money laundry yang sering terjadi apabila berkaitan dengan dompet digital dan harus kita ketahui bahwa kompetitor OVO, Gopay,  itu sendiri bukan perbankan melainkan uang tunai. (ARS/SM)

Kamis (14/03/2019) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan workshop bisnis digital dengan tema Business Model Canvas yang diselenggarakan di Aula Utara FE UII. Acara dibuka oleh Kepala Program Studi Manajemen FE UII Bapak Anjar Priyono, SE, M.Si., Ph.D. dan dimoderatori oleh Bapak Handrio Adhi Pradana, SE., M.Sc pada sesi pertama dan Ibu Erlita Ridanasti, S.E., M.M. pada sesi kedua. Sesi pertama disampaikan oleh Wildan Maulana alumni teknik informatika Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII selaku Founder Strat-Up Digital GIDICODE. Acara sesi kedua disampaikan oleh Muhammad Hafidullah, SH., M.A. selaku business strategic director PT. RWE Digital Agency.

Menjadi akademisi atau mengambil profesi lalu menjadi konsultan profesional? ataukah meraih peluang menjadi wirausahawan? dua hal tersebut adalah beberapa contoh profil lulusan yang diharapkan nantinya. Hal menarik yang saat ini banyak dibicarakan adalah menjadi seorang wirausahawan. Bagaimana sebuah bisnis dapat merubah segalanya menjadi lebih praktis dan inovatif. Ditambah lagi semakin majunya perkembangan teknologi dikombinasikan dengan bisnis yang kini kita kenal sebagai bisnis digital. Hampir 70% mahasiswa ketika lulus nanti ingin menjadi seorang wirausahawan, namun mereka tidak tahu bagaimana memulai sebuah bisnis, bisnis apa yang harus dibuat dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk memfasilitasi dan memberikan informasi kepada mahasiswa terkait bisnis khususnya bisnis digital dan bisnis model kanvas.

Terjun ke dalam sebuah bisnis memanglah menyimpang dari studi yang digeluti oleh alumni Teknik Informatika FTI UII, Wildan Maulana. Namun, dengan tekad yang kuat dan berkat bimbingan dari IBISMA UII membawanya pada kunci kesuksesan. Membangun bisnis start-up memang penuh perjuangan dan tidak mudah apalagi dalam hal permodalan. Perjalanan panjang dalam berjuang memperoleh hati investor akhirnya berbuah manis dan GIDICODE dapat didanai dan bahkan dilirik oleh investor asing. Kuncinya yaitu memiliki tim yang berkompeten, jeli melihat peluang pasar dan mau untuk terus belajar. Meski diluar sana banyak start-up yang gagal, hal ini tidak boleh menjadi penghambat kita untuk terus berkarya.

Dilanjutkan dengan sesi kedua oleh bapak Hafied , S.H., M.A., Business Strategic Director PT. RWE Digital Agency. Menurut beliau, untuk membangun sebuah bisnis, khususnya business model canvas diperlukan model bisnis yang dapat diterapkan oleh siapa saja.  Bisnis yang sehat maka keadaan finansialnya kuat dan baik.

Terjun ke dalam sebuah bisnis memanglah menyimpang dari studi yang digeluti oleh alumni Teknik Informatika FTI UII, Wildan Maulana. Namun, dengan tekad yang kuat dan berkat bimbingan dari IBISMA UII membawanya pada kunci kesuksesan. Membangun bisnis start-up memang penuh perjuangan dan tidak mudah apalagi dalam hal permodalan. Perjalanan panjang dalam berjuang memperoleh hati investor akhirnya berbuah manis dan GIDICODE dapat didanai dan bahkan dilirik oleh investor asing. Kuncinya yaitu memiliki tim yang berkompeten, jeli melihat peluang pasar dan mau untuk terus belajar. Meski diluar sana banyak start-up yang gagal, hal ini tidak boleh menjadi penghambat kita untuk terus berkarya.

Dilanjutkan dengan sesi kedua oleh bapak Hafied , S.H., M.A., Business Strategic Director PT. RWE Digital Agency. Menurut beliau, untuk membangun sebuah bisnis, khususnya business model canvas diperlukan model bisnis yang dapat diterapkan oleh siapa saja.  Bisnis yang sehat maka keadaan finansialnya kuat dan baik.

Selain itu, workshop ini juga mengajak para pesertanya untuk membuat business model canvas sendiri. Diberikan kertas masing-masing satu untuk menggambarkan bisnisnya dan mengemukakan hasilnya. Pembicara sangat interaktif terhadap peserta untuk mengajak berfikir kritis dan mengembangkan ide serta pikirannya mengenai bisnis.

Sejak rabu pagi, ruang Aula Utara Fakultas Ekonomi UII mulai dirombak menjadi layaknya hotel berbintang, sebab akan dilangsungkannya sebuah acara besar. Acara tersebut bertajuk Pelepasan Purnabakti kepada Ibu Dra.Sri Hardjanti, MM. Salah satu akademisi telah lama mengabdikan diri di Program Studi Manajemen UII. Wanita yang akrab disapa dengan panggilan Bu Djanti ini merupakan dosen senior Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UII. Beliau telah menyelesaikan masa baktinya mengajar selama 39 tahun, yakni sejak tahun 1980 hingga tahun 2019 ini. Kegiatan pelepasan tersebut dilaksanakan tepat pukul 13.00 WIB hari Rabu, 6 Maret 2019, acara tersebut berlangsung dengan suasana yang hangat penuh dengan kekeluargaan serta dihadiri oleh dosen-dosen dari Prodi Manajemen, mulai dari dosen junior hingga senior.

Sebelum kegiatan dilaksanakan, panitia telah mempersiapkan video yang menampilkan foto-foto kenangan Bu Djanti sejak ia mulai berkarya di FE UII. Foto-foto tersebut membuat Bu Djanti dan rekan sejawatnya kembali terkenang akan masa-masa mereka dulu. Setelah video selesai, acara dibuka dengan ucapan salam dari pembawa acara, yaitu Bapak Bagus Panuntun, S.E., M.B.A dan dilanjutkan sambutan oleh Bapak Arif Hartono, S.E., M.Ec., Ph.D. Ia menyampaikannya kesan dan pesannya kepada Bu Djanti, beliau mengatakan bahwa selama Bu Djanti mengajar, banyak sekali hal-hal dari sosok Bu Djanti yang tidak bisa dilupakan seperti sosok yang peduli kepada siapapun dan pandai dalam membangun persahabatan, sabar dan mengalah, serta selalu menghindari timbulnya konflik.

Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh dosen lainnya, yaitu Bapak Drs. Zulian Yamit M.Si. Beliau juga menyampaikan beberapa pesan untuk Ibu Djanti bahwa nantinya selepas pensiun mengajar di FE ini, untuk selalu merasa muda dan terus semangat bekerja dan berkarya. Di kesempatan tersebut beliau juga menuturkan rasa kekagumannya kepada sosok Bu Djanti yang selalu gigih dan memiliki komitmen yang kuat untuk selalu bekerja di FE UII walaupun diluar sana banyak sekali tawaran yang datang dan jauh lebih menggiurkan. Sehingga beberapa sifat yang dimiliki dari sosok Bu Djanti inilah yang harus dicontoh oleh dosen-dosen lainnya agar apa yang dicita-citakan oleh UII dapat terwujud melalui tenaga pengajarnya pula. Selanjutnya, sambutan akhir acara tersebut diisi oleh Ibu Dra. Budi Astuti., M.Si yang juga memberikan kesan dan pesannya, salah satunya mengatakan bahwa beliau adalah sosok yang humoris dan keibuan.

Sosok keibuan Bu Djanti ditandai dengan banyaknya mahasiswa yang terkenang atas ilmu yang telah ia berikan. Selain itu, pelajaran moral, sikap dan akhlak juga selalu Bu Djanti tekankan disetiap ia tatap muka dengan para mahasiswa. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan suatu bentuk penghargaan dari FE UII khususnya prodi Manajemen, untuk menghargai dan berterima kasih atas komitmen penuh yang diberikan Bu Djanti kepada Fakultas Ekonomi UII.

Puncak acara tersebut ditandai  dengan  hadirnya suami dari Ibu Djanti secara tiba-tiba, yaitu Bapak Santoso yang tidak diketahui sebelumnya oleh beliau. Perasaan haru mulai muncul ketika Bapak Santoso memberikan ucapan spesial untuk istri tercinta sembari diputarnya video pendek yang berisikan pesan dan kesan dari kerabat-kerabat dekat dan mahasiswa yang pernah diampu oleh beliau. Humoris, ramah, mudah bergaul, bijak dan penyabar adalah beberapa kata yang sering sekali dilontarkan dalam video tersebut karena memang terbukti beliau adalah sosok yang patut untuk diteladani. (FTM/AFM)

Masih tingginya angka pengangguran terdidik di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kurangnya skill yang dimiliki lulusan. Selain itu, kalangan industri juga berpendapat bahwa pengetahuan dan skill yang dimiliki lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja. Oleh karena itu, perlu usaha untuk menjembatani lulusan meningkatkan skill melalui pembelajaran alternatif. Permasalahan tersebut menginspirasi mahasiswa UII Jurusan Manajemen IP Fakultas Ekonomi 2015, Muhammad Yoga Izzani untuk menggagas ide E-learning mengenai pengembangan skill pada aplikasi Maxstream.

Menurut Yoga, kebanyakan lulusan di Indonesia hanya mendapatkan ilmu teoritis di kampus saja, tanpa mempunyai skill khusus yang dibutuhkan di dunia kerja. “Lulusan di Indonesia kebanyakan tidak mempunyai skill khusus. Oleh karena itu, saya membuat ide E-learning pada aplikasi Maxstream untuk skill-skill yang dibutuhkan di dunia kerja. Contohnya seperti sertifikasi Digital Marketing, sertifikasi software adobe, dan lain-lain.” Jelasnya.

Melalui gagasan e-learning di aplikasi Maxstream, setiap orang dapat belajar skill-skill baru yang nantinya berguna di dunia kerja. Untuk belajar hanya diperlukan niat dan kesungguhan karena aplikasi dapat diakses dengan mudah di mana saja dan kapan saja.

Ia melanjutkan, para peserta E-learning diharapkan nantinya bisa menonton seluruh video pembelajaran kapanpun dan di manapun dari para profesional trainer dan di akhir episode pembelajaranya akan ada tes online untuk mendapatkan sertifikasi.

“Target marketnya sebenarnya bukan hanya para job seeker saja, tapi juga bisa digunakan untuk para lulusan yang ingin jadi pengusaha atau para pengejar beasiswa. Pastinya mereka juga membutuhkan spesifik skill yang belum mereka miliki.” Tambahnya.

Gagasan milik Yoga ini berhasil menghantarkannya sebagai Best Talent melalui ajang IndonesiaNext 2018 setelah mengalahkan lebih dari 17 ribu peserta lainnya di seluruh Indonesia. Setelah melakukan presentasi mengenai gagasannya tersebut, ia pun terpilih berkesempatan menuju Tokyo, Jepang bersama 10 pemenang lainnya untuk mengikuti short course di perguruan tinggi dan beberapa perusahaan ternama di sana pada bulan April mendatang.

IndonesiaNEXT merupakan program unggulan CSR Telkomsel berupa sertifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan mempersiapkan keahlian mahasiswa dalam menghadapi persaingan global yang lebih kompetitif. IndonesiaNEXT 2018 diisi dengan rangkaian acara berupa seminar yang memberikan inspirasi bagi para mahasiswa, pelatihan kompetensi, dan ditutup dengan program ujian sertifikasi tingkat nasional dan internasional.

Yoga juga menjelaskan begitu banyak kesan yang ia dapatkan selama mengikuti ajang IndonesiaNext 2018 seperti pengalaman pembelajaran, training, sertifikasi serta bertemu dengan orang-orang hebat lainnya dari berbagai universitas di Indonesia. Menurutnya hal itu tidak bisa ia dapatkan di bangku kuliah. Ke depannya, Ia berharap akan banyak mahasiswa UII yang bisa ikut program ini. (NIQ/ESP)

Sumber: uii.ac.id

International Program Dance Club Universitas Islam Indonesia (IPDC UII) berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam kompetisi tari tingkat dunia bertajuk International Folk Festival in Catalonia 2019. Kompetisi yang berlangsung di provinsi Catalunya, Spanyol pada tanggal 3 hingga 6 Februari 2019 ini diikuti oleh grup tari serta seniman dari berbagai belahan dunia.

Dalam kegiatan ini, IPDC UII menampilkan 2 tarian asal Aceh, tarian Ratoeh Jaroe dan kombinasi tarian antara Ratoeh Jaroe dengan Tarek Pukat. Tarian itu sendiri merupakan tarian yang memang difokuskan oleh IPDC UII.

Tak diragukan lagi, sejak 2016 International Program Dance Club (IPDC) memang sudah menorehkan tinta kemenangan di kancah internasional. Sejak saat itu, keikutsertaan IPDC pada kompetisi internasional sudah menjadi budaya bagi grup tari tradisional itu di setiap tahunnya. Tak pernah berpuas diri, kini IPDC kembali mengharumkan nama UII dan Indonesia dengan menyabet gelar tertinggi atau juara umum atas pertunjukan tari tradisional asal Aceh yaitu Ratoh Jaroe. Para delegasi dari Indonesia berhasil memukau para juri dan penonton acara tersebut.

Agustus 2018 merupakan awal pembentukkan tim. Dengan jumlah anggota sekitar 50 orang, dipilih 13 orang untuk mengikuti perlombaan. Persiapan yang terbilang sangat singkat itu membuat kerja keras, tetes keringat dan perjuangan nyata terbayarkan dengan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi IPDC.

Hari pertama rangkaian kegiatan lomba dimulai dengan gladi bersih lalu pada hari kedua, perlombaan sesungguhnya baru dimulai. Tim IPDC bersaing ketat dengan sembilan tim yang menampilkan budaya aslinya sendiri-sendiri. Tim IPDC yang berjumlah 13 penari dan tiga pemusik ini menunjukkan hasil latihannya dengan sangat indah. Gerakan tangan berpadu dengan dendangan musik terlihat begitu kompak dan sigap. Alhasil tarian tersebut memukau para juri dan penonton.

Pada hari itu juga pengumuman pemenang langsung diumumkan, IPDC dinobatkan sebagai pemegang juara umum. Haru dan bangga jelas meliputi hari bahagia tersebut. Hari ketiga dalam rangkaian acara diisi dengan field trip mengitari Spanyol dan pada hari keempat peserta dipersilahkan untuk check out.

Suka maupun duka jelas dirasakan dalam perlombaan kali ini. Duka dalam setiap tetes keringat saat latihan maupun lelah dan jenuh dengan tarian telah dirasakan oleh hampir semua penari. Namun dalam setiap perjuangan tidak akan ada hasil yang mengecewakan. Suka yang dirasakan jauh lebih besar dibanding duka yang dialami. Itu yang membuat para penari terus termotivasi dan terus bertahan dalam proses latihan yang tidak mudah.

“Semua itu lelah, namun semua itu nyata terbayar saat hal itu benar-benar tercapai”

Itulah hal yang dituturkan Zahra Chairani Bachtiar, mahasiswi Akuntansi Internasional Program 2016 yang juga merupakan anggota IPDC.

Dukungan terhadap tim IPDC juga diberikan oleh pihak kampus dan pihak fakultas. Baik dukungan materi maupun moral terus mengalir untuk menyokong IPDC dalam perlombaan kali ini. Terlebih dukungan moral dari fakultas yang begitu dirasakan. “Ketika kami down, dukungan dari fakultas sangat berperan penting. Kami selalu dipantau dan mendampingi oleh fakultas, mereka selalu ada buat kami ketika kami butuh support” jelas Zahra.

Harapan kedepannya IPDC tetap mengirimkan perwakilannya dalam kejuaraan internasional di setiap tahun. Selain itu mereka juga berharap untuk menjadi lebih baik sebelumnya dan mempertahankan Grand Prix sampai kedepannya. Selain itu mereka juga berharap agar UII tetap mendukung IPDC dalam setiap kegiatannya.

Memasuki usia genap ke-76, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, pengajian, serta pemerikasaan kesehatan di Desa Lembu Purwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (17/2). Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu bagian dari rangkaian acara Milad ke-76 UII, yang mengangkat tema Khidmat UII untuk Bangsa.

Dipilihnya Lembu Purwo sebagai lokasi kegiatan karena desa ini merupakan wilayah dari Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diampu oleh Dosen Pengawas Lapangan dari Fakultas Ekonomi UII. Tujuan utama dari kegiatan tersebut sebagai syiar agama Islam, memperkenalkan UII dan berbagi rezeki.

Kepala Desa Lembu Purwo, Bagus Wiranto menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sangat positif. Ceramah yang disampaikan mampu mengobati besarnya antusiasme masyarakat dalam menyambut kegiatan yang digelar.

Bagus Wiranto menambahkan, keberadaan mahasiswa KKN UII di desanya juga telah berpengaruh besar terhadap masyarakat. “Tidak hanya ilmu akademik, namun ilmu pertanian dan teknologi yang disampaikan mahasiswa KKN UII juga menambah wawasan bagi masyarakat,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Fakultas Ekonomi UII juga membagikan 250 paket sembako murah untuk warga setempat. Listya Endang Artiani selaku ketua panitia kegiatan berharap paket sembako murah dan layanan kesehatan yang diberikan Fakutas Ekonomi UII dapat membantu masyarakat sekitar.

Menurut Listya, “Beberapa Desa di Indonesia masih terdapat penduduk miskin dengan ketidakterjangkauan ekonomi dan layanan kesehatan, salah satunyna di Lembu Purwo ini. Sehingga penyediaan sembako murah dan layanan kesehatan gratis harapannya akan memberikan banyak manfaat.”

Bagus Wiranto berharap kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan lagi oleh FE UII dengan pengembangan program yang lebih banyak dan lebih baik . “Desa Lembu Purwo sangat berterima kasih, ke depannya pintu kerja sama akan selalu terbuka. Meski kegiatan ini sifatnya sederhana, namun kegiatan seperti inilah yang sangat ditunggu oleh masyarakat,” pungkasnya. (MNZ/MAR)