Sabtu (07/ 09/ 2019) Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) XIII 2019 dengan tema Terobosan Generasi Milenial Menghadapi Tantangan di Era Ekonomi Digital yang diselenggarakan di ruang Aula Utara.

Pada acara kali ini, Dr. Sahabudin Sidiq, MA selaku ketua program studi Ekonomi Pembangunan program sarjana mewakili Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D selaku dekan FE UII berkesempatan untuk memberikan sambutan pada acara ini. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa LKTIN sendiri adalah kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh HMJIE guna memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri para partisipan yang berasal dari berbagai sekolah menengah di  Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Indonesia berada di tahun dimana negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir. Namun, pertumbuhan industri e-commerce yang merupakan bagian dari ekonomi digital justru semakin pesat di saat laju ekonomi tanah air mengalami perlambatan. Hal ini semakin membuat fakta bahwa ekonomi digital mempunyai kontribusi besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Di sisi lain menciptakan lapangan pekerjaan menjadi problematika era digital masa kini. Tantangan menciptakan lapangan pekerjaan ini tentunya mempunyai kaitan yang erat dengan tujuan acara LKTIN yang diselenggarakan oleh FE UII, “ penerus bangsa patut membuka lapangan pekerjaan dan dengan LKTI, peserta diharapkan bisa berproses dalam menciptakan hal tersebut dari hal-hal kecil yaitu melalui terobosan-terobosan yang  mereka temukan” tutur Ladrip Renaldo selaku ketua OC acara LKTIN.

Lomba karya tulis ini diikuti oleh finalis dan guru pembimbingnya dari berbagai SMA/sederajat, diantaranya adalah SMTI A Yogyakarta, SMTI A Yogyakarta, SMKN 1 Godean, SMAN 2 Wonogiri, Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, MAN 2 Sleman, SMKN 1 Jetis. Setiap sekolah tersebut terdiri dari 1-2 grup yang lolos dalam seleksi sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, FE UII menyertakan beberapa dosen pembimbing, diantaranya adalah Aminuddin Anwar, S. E., M. Sc, Lak Lak Nazhat El Hasanah, S. E., M. Si, dan Rindang Nuri Isnaini Nugrohowati, M. E. K. Untuk rundown acaranya, semua grup akan ditempatkan di ruang karantina kemudian akan dipanggil ke ruang presentasi sesuai urutannya.

Finalis LKTIN diberikan 3 sesi presentasi dengan batas waktu 10 menit untuk masing-masing sesinya. Penilaian presentasi LKTIN sendiri dilakukan oleh dosen FE UII yang sangat berkompeten dalam bidang tersebut yaitu Prastowo S. E., M. Ec. Dev, Dra. Ari Rudatin, M. Si, Andriyastuti Suratma, S. E., M. M. Presentasi memiliki bobot nilai yang lebih tinggi daripada naskah karena juri lebih memperhatikan seberapa jauh pemahaman peserta terhadap terobosan yang ditemukan dengan mempertimbangkan segala aspek produk. Pada sesi presentasi, guru pembimbing tidak diizinkan untuk memasuki ruangan.

Harapan dari acara LKTIN ini adalah para peserta sebagai bagian dari generasi milenial bisa mengimplementasikan produk temuan mereka selain menjadi alternatif baru dalam berbagai bidang juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang membantu menyelesaikan problematika di era digital masa kini. (ERF/HLL)

Jumat (06/ 09/ 2019) Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan workshop Islamic entrepreneurship 4.0 dengan tema Build a Healthy Business Ecosystem yang diselenggarakan di ruang P 1/2. Pembicara pada acara kali ini adalah M. Hafidullah selaku business strategic director PT. RWE Digital Agency, Dr. Dra. Dessy Isfianadewi, M.M. selaku dosen magister manajemen UII, Dr. Endy Gunanto Marsasi, M.M. selaku dosen magister manajemen UII, dan Dr. D. Agus Hardjito, M.Si selaku kaprodi magister manajemen UII. 

Pengusaha yang perkembangan bisnisnya baik biasanya memiliki model bisnis yang efektif dan efisien dalam menjangkau target pasar yang diincarnya. Model bisnis adalah penjelasan dari strategi yang menyangkut berbagai aspek dalam bisnis tersebut menjadi satu kesatuan strategi yang utuh untuk menghasilkan keuntungan. Berbeda halnya dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mayoritas UMKM masih beroperasi tanpa adanya model bisnis. Model bisnis yang dibahas dalam workshop kali ini adalah Business Model Canvas (BMC). BMC merupakan suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan. 

Masalah terbesar kegagalan UMKM biasanya mengenai dana, namun terdapat alasan lain kegagalan UMKM adalah kurangnya keterampilan manajemen, sedikitnya penggunaan teknologi, strategi pemasaran yang belum optimal, dan kurangnya keterampilan teknis bisnis. Sedikitnya penggunaan teknologi disebabkan karena pelaku UMKM malah menganggap teknologi menyulitkan kegiatan operasional mereka sedangkan kurangnya keterampilan teknis bisnis disebabkan mayoritas UMKM tidak memikirkan visi dan misi perusahaan mereka asalkan mereka dapat keuntungan. Namun, Dessy selaku pembicara pada sesi kali ini menambahkan “Jangan pernah underestimate UMKM, walaupun titlenya UMKM bisa saja mereka merupakan leader di bisnisnya”

Menurut Dessy terdapat tiga hal yang harus dipahami yaitu apakah BMC mampu menjadi solusi terhadap permasalahan kegiatan bisnis, apakah BMC dapat digunakan untuk menganalisa kegiatan bisnis yang telah berjalan pada UMKM, dan apakah BMC dapat diimplementasikan pada kegiatan UMKM. Sebagai penutup Dessy menjelaskan “Seharusnya BMC bisa diterapkan di UMKM, hal tersebut bukan lah hal yang tidak mungkin asalkan semuanya dapat diidentifikasi dengan jelas”

Pada sesi kedua diisi oleh Muhammad Hafidullah yang menjelaskan mengenai digital marketing. Di awal sesi Hafidullah menyampaikan “Indonesia adalah negara yang unik seperti dikatakan koes plus tongkat kayu dan batu jadi tanaman sehingga apapun yang dilempar di Indonesia pasti tumbuh.” Pasar di Indonesia sangat lah besar, kalau dahulu mencari peluang sekarang saatnya membuat peluang, tambahnya lagi. 

Digital marketing adalah segala upaya pemasaran tentang mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada orang yang tepat melalui saluran yang tepat melalui media digital. Digital marketing memiliki tiga pilar yaitu pemasaran via internet, iklan digital, dan integrasi O2O (online to offline dan offline to online). Komponen digital marketing itu sendiri adalah auedience, content, context, dan medium. Tujuan dari digital marketing ada dua yaitu menghasilkan penjualan dan menangkap prospek. Banyak keuntungan yang bisa diambil dari digital marketing yaitu mendapatkan pendapatan yang lebih baik, targeting market menjadi lebih mudah, komunikasi dengan konsumen menjadi lebih mudah, brand image, dan business visibility

“Memahami konsumen merupakan hal dasar ketika berjualan “ tegas Hafidullah. Sehingga cara untuk memahami audience adalah memahami siapa yang ditargetkan oleh brand tersebut, tujuan dari brand tersebut, biasanya konsumen mengakses informasi brand tersebut dari mana, dan motivasi serta hambatan saat membeli produk. 

Dengan memahami pola hidup masyarakat di era digital seperti saat ini yang selalu menginginkan cara yang mudah dan cepat dalam melakukan sesuatu seperti berbelanja. Untuk itu pentingnya Digital Marketing dalam memfasilitasi para entrepreneur dalam mengenalkan produk mereka kepada masyarakat, Harapan kedepan para entrepreneur sadar akan betapa pentingnya memaksimalkan pemasaran produk melalui media digital seperti hal nya sosial media, platform jual beli online ataupun media internet lainya. (ASH/SHP)

Berkiprah di perusahaan multinasional global nampaknya kian menjadi norma yang lazim bagi para alumni UII. Berbekal pendidikan dan pengembangan karakter yang diperoleh selama di UII, mereka mampu menapaki jenjang karir tertinggi di luar negeri. Bahkan kiprah mereka pun mendapat pengakuan dari jurnal bisnis prestisius internasional.

Hal ini seperti dibuktikan oleh Syah Rizal Hamdallah. Alumni Prodi Manajemen International Program Fakultas Ekonomi UII tahun 1998 ini masuk dalam daftar penerima penghargaan “40 Under 40” yang dirilis oleh The Boston Business Journal (BBJ), Amerika Serikat pada tahun 2019. Penghargaan tersebut diberikan kepada 40 tokoh eksekutif muda berusia di bawah 40 tahun yang dinilai memberikan perubahan signifikan bagi masyarakat industri di negara bagian Massachusetts, AS.

Di usianya yang masih relatif muda, pada 2019 Syah Rizal menduduki posisi Global Chief Innovation Officer pada perusahaan Ocean Spray Cranberries, Inc, salah satu produsen jus buah cranberries dan grapefruit terbesar di Plymouth County, Massachusetts.

Melansir theshelbyreport.com, jabatan tersebut memberinya kewenangan dalam bidang inovasi, riset, pengembangan tim, dan perencaan produk baru yang akan dirilis perusahaan ke pasar.

Ke-empat puluh tokoh ini datang dari beragam latar belakang profesi, seperti dokter, eksekutif perusahaan, pengacara, pengusaha, dan pimpinan organisasi non-profit. Yang unik dalam penghargaan itu, nama Syah Rizal yang lulusan UII bersanding dengan nama tokoh-tokoh ternama lulusan kampus-kampus Ivy League yang dikenal bereputasi tinggi di jajaran kampus AS. Hal ini sekali lagi membuktikan lulusan UII tidak kalah bersaing dengan lulusan kampus-kampus global bergengsi. BBJ sendiri merupakan koran mingguan prestis yang banyak mengulas dunia bisnis yang berkantor di kota Boston.

Penerima penghargaan terdiri dari 21 pria dan 19 wanita yang diseleksi dari 420 nominasi. Penghargaan akan diserahkan pada 16 Oktober 2019 di The Grand Boston, Seaport. Kisah masing-masing penerima penghargaan juga akan dimuat dalam edisi spesial Boston Business Journal.

Dikutip dari bizjournals.com, 40 under 40 adalah salah satu penghargaan paling prestisius yang diselenggarakan oleh BBJ. “Tahun ini penerimanya merupakan tokoh-tokoh terbaik dan paling bersinar di wilayah Massachusetts”, ungkap Carolyn Jones, market president and publisher BBJ.

Syah Rizal, anak bungsu dari lima bersaudara memang memiliki karir bisnis yang cemerlang. Tak lama setelah lulus dari UII, pria kelahiran Bogor inipada awalnya mengasah talenta di berbagai perusahaan regional, seperti Frisian Flag, Nestle, Abbot, dan Unilever.

Rizal menceritakan bahwa untuk berkompetisi dan bertahan di pasar global bukanlah hal yang mudah. Seperti menjalani “interview kerja” setiap hari. Menjadi orang yang smart tidak cukup, titik kritis dalam kompetensi global adalah memiliki kecerdasan emosional dan resiliensi (daya lenting).

Sebagai orang Indonesia dan seorang Muslim, ketika saya kecil saya diajarkan untuk bersikap baik pada semua orang, hormat terhadap keberagaman dan merangkul perbedaan. Dan dunia global sangat beragam, If we have only ‘one fits all’ mentality, it won’t work.

Karena waktu kita sepenuhnya dihabiskan untuk berurusan dengan orang-orang yang berbeda latar belakang, ras, gender, warna kulit, agama dan usia tentunya. Jika kamu punya cara pikir yang sempit, kamu akan kacau dan kesulitan. Namun, jika kamu open minded, pintu kesempatan akan terbuka lebar untukmu.

Saya telah mengalami kegagalan berulang kali sebelum mendapat apa yang saya punya saat ini. Segala usaha, tangisan, keringat sepertinya tidak akan cukup ditulis disini. Kegagalan, penolakan dan kekecewaanlah yang membentuk saya menjadi seperti sekarang.

Pesan Rizal kepada adik-adik mahasiswa UII untuk :

“Be prepared to knocked back in life and to fail. Embrace failures as it happens. Karena sebenarnya, kegagalan berarti kamu memiliki ruang besar untuk pertumbuhan dan peningkatan. Good luck for your journey. Stay focus”, pungkas Rizal.

Selanjutnya, karir di negeri Paman Sammulai dirintisnya pada tahun 2010 di perusahaan home product, S. C. Johnson. Tak butuh waktu lama, inovasi dan dedikasinya di perusahaan itu berbuah manis. Pada 2014, di usia 34 tahun ia telah didapuk sebagai Director Brand Management – International Market Pest Control SC Johnson. Kemudian, ia melabuhkan karirnya di Ocean Spray Cranberries, Inc.

 

Sumber: uii.ac.id

 

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat jelas berdampak secara signifikan terhadap peradaban manusia. Salah satu yang terkena dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini adalah perpustakaan. Kondisi perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa inovasi layanan perpustakaan mulai tumbuh berkembang secara refleksif terhadap lahirnya generasi milenial.

Kamis (29/08) Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan seminar nasional di Aula Utara Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia dengan tajuk “Serba-Serbi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Dominasi Pemustaka Generasi Milenial”. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cara perpustakaan beradaptasi keadaan generasi saat ini yaitu generasi milenial.

Dalam seminar ini, ada empat narasumber yang menyampaikan materi berbeda. Narasumber pertama adalah Ida Fajar Priyanto, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tema Digital Resources, Library Management, and the Millennial Users. Narasumber kedua adalah Umi Proboyekti, S.Kom., MLIS dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan tema Sistem Teknologi Informasi di Perpustakaan. Narasumber ketiga adalah Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si. dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Sunan Kalijaga) dengan tema Perpustakaan di Era Generasi Milenial. Narasumber terakhir adalah Anastasia Tri Susanti, S. Kom., MA. dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan tema Penempatan Pustakawan Berdasarkan Karakteristik Generasi.

Generasi milenial merupakan anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Generasi X. Perpustakaan perlu memulai untuk menyesuaikan keinginan dan kebutuhan para pembaca. Mulai dari sistem informasi perpustakaan hingga penambahan fitur-fitur perpustakaan. Generasi milenial cenderung memilih sesuatu yang mudah. Salah satu paradigma yang biasa pada generasi milenial adalah bahwa generasi milenial dapat mengakses informasi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja sehingga tidak perlu untuk datang ke perpustakaan.

Umi Proboyekti, S.Kom., menyampaikan bahwa teknologi informasi di perpustakaan fokus terhadap generasi Z. Generasi Z sendiri  adalah generasi yang menginginkan segala sesuatunya itu mudah. Salah satunya dengan adanya mobile library service. Mobile library service adalah layanan yang dapat diakses lewat perangkat bergerak dengan tujuan memudahkan pengguna perpustakaan mengakses informasi lewat perangkat bergerak tersebut atau yang sering kita sebut dengan gadget. Dengan cara ini, kunjungan pengguna secara virtual ke perpustakaan akan meningkat.

Perpustakaan saat ini sebaiknya tidak terkesan terlalu kaku. Pemustaka dapat membuat hal-hal yang dapat menarik minat generasi milenial untuk datang ke perpustakaan. Diantaranya adalah dengan design interior perpustakaan serta sarana prasarana seperti meja, kursi maupun karpet yang mengedepankan nilai seni. Bahkan beberapa perpustakaan sudah ada yang menyediakan fasilitas tempat tidur dan jasa pijat untuk para pembaca. Kebijakan-kebijakan yang terlalu kaku juga dapat dirubah sesuai keadaan saat ini.

Sejalan dengan hal tersebut, Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si., menjelaskan bahwa “Ruang kerja digital itu adalah manusia sebagai  sentral yaitu aktor pengendali, adanya mobilitas yaitu ruang gerak yang tinggi dan layanan yang lebih prima serta sosial kemasyarakatan dengan desain sesuai kebutuhan manusia.”

Anastasia Tri Susanti, S. Kom., MA., juga menjelaskan pentingnya potensi setiap generasi. “Perpustakaan yang mampu memanfaatkan potensi setiap generasi yang bekerjasama akan lebih siap dalam menghadapi tantangan organisasi dan perpustakaan harus memastikan semua siap untuk lebih fleksibel terhadap perubahan.” ujarnya.

Perpustakaan hendaknya dapat memanfaatkan potensi setiap generasi, karena dengan adanya regenerasi yang berbeda dapat dijalin kerjasama agar lebih siap menghadapi segala tantangan dan perubahan. (AFM/NAP)

Dalam perkembangan akuntansi syariah di Indonesia, diperlukan adanya pengenalan dan pembelajaran lebih terkait bidang ilmu  itu. Menanggapi hal tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UII) bersama Universiti Teknologi MARA Malaysia mengadakan program summer course yang diadakan di Hotel Grand Dafam Rohan Jogja (19/07).

Summer course merupakan program pembelajaran kilat untuk mengisi waktu libur dengan lebih memperdalam tentang ilmu Akuntansi Syariah. Acara ini dihadiri oleh 31 peserta yang merupakan mahasiswa dari FE UII dan Universiti Teknologi MARA Malaysia. Summer course bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan  masyarakat terutama mahasiswa terhadap dasar ekonomi syariah hingga  akuntansi syariah. Adanya kegiatan ini juga mampu mengedukasi mahasiswa terkait penerapan standar syariah di masing-masing negara.

Dalam sambutannya, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., selaku Kepala Program Studi Sarjana Akuntansi mengatakan, “I think we can enhance our corporation in the future not just in educational areas, but also in another areas” “I hope you enjoy your day in Yogyakarta and I hope in several days you can enjoy Indonesian food and culture”. Dibalik acara summer course ini, timbul harapan untuk semakin mempererat hubungan kerjasama antara kedua universitas, tidak hanya pada sektor pendidikan namun juga pada sektor lainnya. Beliau juga berpesan agar mahasiswa dapat memanfaatkan kebersamaan mereka untuk saling belajar dan menambah relasi.

Summer Course merupakan suatu program kuliah yang diadakan agar mahasiswa dapat mengisi waktu produktif untuk mengenal tentang suatu topik. Kegiatan ini berjalan selama lima hari dan terdiri atas sebelas sesi topik pembahasan. Setelah rangkaian materi, peserta akan diujikan pada akhir sesi mengenai semua subjek perkuliahan yang telah diajarkan. Selain pembelajaran materi, peserta juga diberikan waktu berdiskusi untuk saling memadukan standar akuntansi syariah yang berbeda antar kedua negara. Tahapan ini mampu melatih daya analisis peserta dalam menemukan solusi dari berbagai kasus yang diberikan.

Program ini juga dapat meningkatkan eksistensi FE UII di kanca Internasional, pada pembukaan acara, ditampilkan video profil Universitas Islam Indonesia. Para peserta dari Universiti Teknologi MARA Malaysia dapat lebih mengenal kampus perjuangan ini dari video yang ditampilkan. Penyerahan tanda mata secara simbolik kepada masing-masing universitas menjadi pertanda dibukanya rangkaian kegiatan tersebut.

Topik pertama dibawakan oleh Pak Rifky Muhammad, SE., SH., M.Sc., Ph.D selaku dosen ahli dalam ekonomi syariah, dengan judul Islamic Financial System in Indonesia. Sebelum memulai pembelajaran pertamanya, beliau meminta para peserta agar dapat mengacak tempat duduk mereka agar mahasiswa dengan asal universitas berbeda dapat berinteraksi lebih. Salah satu hal yang dibahas yaitu tentang wakaf, serta ketentuan-ketentuan asset yang dapat diwakafkan. Dalam sesinya, beliau menyampaikan materi dasar untuk memperkenalkan apa itu ekonomi akuntasi syariah. Beliau juga sedikit menyinggung tentang adanya perbedaan standar yang dianut oleh Indonesia dan Malaysia. Standar akuntansi syariah yang dianut oleh Indonesia yaitu Standar Akuntansi Syariah (SAS) sedangkan standar akuntansi syariah yang dianut oleh Malaysia adalah Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI).

Sejalan dengan berbagai poin pembelajaran, diadakan sharing session antara FE UII dan Universiti Teknologi MARA Malaysia. Diselenggarakannya hal tersebut dapat diperoleh dua pandangan berbeda dalam menerapkan akuntansi syariah yang sesuai.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama antara kedua  universitas tidak hanya di sektor pendidikan namun juga di sektor penelitian, community service, dan Dakwah Islamiyah. Rangkaian acara ini juga mampu menambah pengetahuan masyarakat terutama mahasiswa tentang ekonomi akuntansi syariah. Selain itu, hal ini dapat mengevaluasi kekurangan standar akuntansi Negara dengan adanya komparasi standar akuntansi di negara lain. (NAK/ADL)

Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus merupakan kegiatan awal bagi setiap peserta didik dalam menempuh jenjang perguruan tinggi. Hal ini dilakukan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan mahasiswi baru mengenai lingkungan kampus.

Senin (19/08) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyambut cendekiawan muda pada jenjang Sarjana Tahun Akademik 2019/2020 dengan menggelar Semangat Ta’aruf (SEMATA). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mengusung tema “Membumikan Nilai-Nilai Ulil Albab Pada Diri Mahasiswa Melalui Semangat Intelektual profetik Sebagai Ikhtiar Menuju Masyarakat Madani” menjadikan acara ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan kampus bagi mahasiswa, namun juga menjadikan mahasiswa memiliki intelektual tinggi yang dibarengi dengan penanaman nilai-nilai ulil albab

SEMATA memiliki arti semangat yang tertanam dalam diri mahasiswa untuk mengenal hal-hal baru, rasa ingin tahu yang tinggi, untuk mengenal satu sama lain baik sesama mahasiswa baru dengan panitia, lembaga maupun lingkungan kampus.

Agung Prastyo selaku Ketua Organizing Committee (OC) SEMATA dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada seluruh Mahasiswa Baru FE UII di kampus perjuangan ini. “Inilah gerbang awal untuk teman-teman semua menjadi seseorang yang maha akan kesiswaannya, sekarang teman-teman memiliki tanggung jawab sebagai seorang pelajar juga tanggung jawab untuk menuju keberhasilan di masa yang akan datang”, jelasnya.

Selain itu Luthfi Agung Rizaldy selaku Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FE UII menyampaikan bahwa kampus adalah tempat untuk mencari nilai-nilai lain diluar kegiatan perkuliahan bahkan diluar kampus.“Ikutilah organisasi yang kalian minati, baik itu eksternal maupun internal kampus yang dapat menumbuhkan nalar kritis teman-teman sekalian. Beranilah menempa diri dengan proses, manfaatkan keberadaan kalian sebagai mahasiswa”, tambahnya.

Dr. Jaka Sriyana, S.E., M.Si selaku Dekan FE UII mewakili seluruh civitas akademika FE UII mengucapkan selamat datang dan bergabung  kepada 1147 cendekiawan muda di keluarga besar FE UII. Selain itu beliau juga turut mengajak kepada para mahasiswa baru untuk mulai giat belajar menjadi bagian dari FE UII.  “Yakinlah bahwa posisi anda status anda sebagi mahasiswa FE UII akan membantu anda didalam meraih masa depan yang lebih gemilang”, tuturnya.

Pembukaan SEMATA pada kali ini ditandai dengan pelepasan 100 Burung Merpati yang dilakukan oleh perwakilan peserta, panitia SEMATA dan juga jajaran FE UII . Hal ini dilakukan dalam rangka peduli iklim satwa dalam menyeimbangkan industri 4.0.

Untuk semakin membangkitkan semangat  dan menambah motivasi para mahasiswa baru, dalam kegiatan SEMATA kali ini turut menghadirkan Iqbal Himawan yang juga alumni FE UII sebagai pembicara. Beliau berbagi pengalaman terkait bagaimana kehidupan yang sesungguhnya setelah kita lulus dari tingkat universitas dan menghadapi dunia kerja. Untuk itu ia menghimbau agar kita selalu mencoba mengeksplor kemampuan diri meskipun gagal, karena nantinya kegagalan tersebut akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan siap menjadi pemimpin harapan bangsa.

Prosesi SEMATA kali ini ditutup dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)  yang bertajuk Inspiration Day yang dilaksanakan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII). CSR bertujuan agar mahasiswa dan mahasiswi FE UII dapat berbaur dengan masyarakat sekitar. Kegiatan ini berupa bersih-bersih masjid dan lingkungan sekitarnya, serta kegiatan bakti sosial yang diberikan kepada warga sekitar FE UII.

Dra. Siti Nursyamsiah, M.M. selaku Wakil Dekan 2 FE UII menyampaikan bahwa mahasiswa dan mahasiswi baru yang telah mengikuti kegiatan SEMATA diharapkan menjadi pribadi yang lebih kuat  selain itu juga memiliki soft skill yang baik serta mengantongi ilmu sebanyak-banyaknya supaya siap menjadi pemimpin di masa depan. “Kami berharap para mahasiswa dan mahasiswi baru menjadi pemimpin masa depan yang berhasil serta memiliki hard skill dan soft skill yang baik”, pungkasnya. (LTG/WEM/GAL)

Tidak hanya Idul Fitri, umat Islam memiliki hari besar lainnya yaitu Idul Adha atau juga sering disebut dengan Idul Qurban. Tentu kita semua paham bahwa hari tersebut merupakan hari besar yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Idul Adha ini merupakan wujud ketakwaan umat muslim kepada Allah Swt. sekaligus meneladani kisah Nabi Ibrahim as. Tidak sedikit masyarakat yang dengan sukarela turun tangan mengorbankan sebagian harta mereka untuk berpartisipasi pada hari Idul Adha ini.  

Minggu (11/8) Takmir Masjid Al Muqtashidin Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menggelar Salat Idul Adha yang dihadiri oleh sivitas akademik dan masyarakat sekitar.

Khatib Sholat Idul Adha pada kali ini dibersamai oleh Mohammad Bekti Hendrie Anto, S.E., M.Sc. Sedangkan imam sholat dibersamai oleh Hidayatur Rahman, S.E., M.M.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, Masjid Al Muqtashidin FE UII juga menyelenggarakan penyembelihan hewan Qurban. Hewan Qurban yang terkumpul kali ini total berjumlah enam belas ekor kambing. Namun, tidak semuanya disembelih ditempat, melainkan delapan ekor disembelih di FE UII dan delapan ekor lainnya dikirimkan ke masjid ataupun daerah yang lebih membutuhkan di Yogyakarta.

Idul Adha merupakan momen yang tepat untuk kita bersyukur. Ini sesuai dengan pernyataan Anto dalam khotbahnya yang menyatakan bahwa kita semua harus senantiasa meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah yang tiada terhingga. “Nikmat iman maupun islam, kesyukuran harus diwujudkan tidak hanya dalam kata-kata, namun wujudkan juga dalam perbuatan dengan menjalankan segala perintah Allah dan Rasulnya dengan kaffah”, terang Anto.

Perayaan Idul Adha berdekatan dengan perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tentu peristiwa ini bukan terjadi secara kebetulan. Namun, telah direncanakan oleh Allah agar menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Anto, pada hakekatnya, tauhid dan kemerdekaan adalah hal yang dekat. Dalam ajaran islam, keberkahan masyarakat didapatkan dari suatu bangsa yang bertakwa.

Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 96 Allah Swt. berfirman tentang hubungan antara ketakwaan dan kesejahteraan suatu negeri yang artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Firman Allah Swt. tersebut memberikan satu pemahaman jika suatu bangsa ingin mendapatkan keberkahan, syaratnya adalah iman dan takwa yang diwujudkan masyarakatnya dalam pembangunan. “Ketaatan kepada Allah, menegakkan salat, puasa, zikir, dan lain sebagainya, harus senantiasa dilakukan oleh masyarakat di semua sektor dalam rangka bersungguh-sungguh untuk mengelola bangsa ini”, tambah Anto.

Sebagai umat Islam, peringatan Idul Adha haruslah diwujudkan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kembali kepada Allah Swt. Menurut Anto, memperkuat keyakinan bahwa berkah Allah diturunkan bagi orang yang bertakwa dan beriman, mestinya tidak hanya diwujudkan dalam aktivitas beribadah, namun juga diwujudkan dalam aktivitas muamalah. “Ketakwaan dalam muamalah ini juga mengajarkan bagaimana kita berani mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan orang banyak, Insya Allah hal tersebut dapat mendorong kejayaan negeri ini yang sudah lama diidam-idamkan oleh pendiri bangsa maupun masyarakat Indonesia”, pungkasnya. (ARS)

Saat ini tujuh dari sepuluh millenial ingin merintis sebuah bisnis. Sebagian dari mereka yang ingin berbisnis dan membangun usaha merasa kurang percaya diri karena adaya kendala dari segi dana. Dengan adanya keresahan yang dimiliki millenial saat ini, Entrepeneur Community Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia mengadakan seminar melalui event Indonesian Business Carnival yang diselenggarakan di Aula Utara Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia pada hari Rabu, (7/8).

Seminar ini mengangkat tema tentang pentingnya pengaruh bank sentral terhadap industri–industri kreatif yang ada. Seminar ini dipaparkan oleh Manajer Bank Indonesia Regional Yogyakarta, Ibu Andi Adityaning Palupi yang disambut langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Bapak Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D.

Disamping tiga tugas pokok utama Bank Indonesia dalam bidang moneter, sistem keuangan, dan sistem pembayaran, Bank Indonesia memperkenalkan kebijakan baru kepada masyarakat luas dalam rangka membantu mengembangkan UMKM yang ada saat ini. Kebijakan yang Bank Indonesia perkenalkan ini termasuk dalam mendukung pencapaian tugas pokok Bank Indonesia di bidang moneter. Sasaran Bank Indonesia dalam melakukan kebijakan ini yaitu untuk berkontribusi nyata pada perekonomian Indonesia yang kuat, berimbang, berkelanjutan, dan inklusif. 

Dasar hukum kebijakan pengembangan UMKM BI tercantum dalam Peraturan Dewan Gubernur (PDG) No. 19/13/PDG/2017, tanggal 19 Desember 2017 tentang Kebijakan Pengembangan UMKM BI. Pengembangan UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mendukung UMKM komoditas VF (Volatile Food) dalam rangka mengurangi tekanan inflasi komponen bergejolak (VF) dari sisi pasokan, mendorong UMKM berorientasi ekspor dan mndukung pariwisata dalam rangka mengurangi CAD, mendorong peningkatan akses keuangan, mendorong pengembangan UMKM Syariah, mendorong pemanfaatan tekonologi digital, dan mendorong keikutsertaan UMKM dalam pameran dan event internasional untuk akses pasar global

Sasaran kebijakan ini adalah agar Bank Indonesia berkontribusi nyata dalam perekonomian Indonesia yang kuat, berimbang, berkelanjutan dan inklusif. Hal ini direalisasikan oleh Bank Indonesia dengan memberikan beberapa kategori terhadap UMKM yang ada di Yogyakarta dan memetakan sesuai dengan profil UMKM tersebut. Hasil pengelompokan ini terbagi menjadi empat level, yaitu UMKM level satu yang berarti UMKM berpotensial, UMKM level dua yang berarti UMKM sukses, UMKM level tiga yang berarti UMKM sukses digital, dan UMKM level empat yang berarti  UMKM berpotensi melakukan perdagangan internasional dalam bentuk ekspor. Pemberian level ini dilakukan agar Bank Indonesia bisa lebih fokus dalam mengelompokkan UMKM yang akan didampingi kedepannya. Alasan lain dibuatnya kelompok level ini karena Bank Indonesia merasa apa yang sudah dilakukan sebelumnya ketika melakukan pendampingan kepada UMKM tanpa pengelompokan level yang tepat mengakibatkan kurang efisien dan efektif.

Bank Indonesia memberikan feedback terhadap UMKM yang telah bergabung bersama dengan memberikan wadah pameran setiap tahunnya yang diadakan oleh Bank Indonesia bertajuk ‘Karya Kreator Indonesia’ yang nantinya para pendiri UMKM akan dipertemukan dengan pembeli potensial, baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam pameran ini, UMKM juga diperkenalkan dengan adanya fasilitas E-Commerce, Perbankan dan lain-lain. Peserta pameran ini juga akan diikuti oleh UMKM lain yang berpotensial.

Harapan dari Bank Indonesia dengan adanya kebijakan baru tersebut bisa menggerakkan millennial untuk tidak takut lagi memulai bisnis karena adanya kendala dana. Bank Indonesia juga berharap bahwa banyaknya potensi masyarakat Indonesia untuk menciptakan produk lokal yang berkualitas tinggi dapat bersaing di pasar internasional dengan produk-produk negara lain. Dengan adanya produk lokal yang dihasilkan masyarakat lokal, para UMKM akan turut menyumbang kestabilan ekonomi melalui kegiatan ekspor. (MRG/ULF)

Publikasi jurnal ilmiah menjadi program penting bagi para akademisi. Hal ini didukung dengan keluarnya surat edaran dari Dirjen Dikti yang mewajibkan publikasi karya ilmiah untuk program S1/S2/S3, baik dalam jurnal online maupun jurnal cetak. Namun, dalam kenyataannya untuk membuat sebuah artikel yang layak untuk diterbitkan di jurnal bukanlah hal yang mudah. Untuk sekedar menembus jurnal nasional saja sangatlah sulit bila author tidak menguasai rule-nya, apalagi jurnal bereputasi Internasional seperti Scopus. Oleh karena itu, pelatihan penulisan artikel untuk scientific journal sangat diperlukan.

Senin (1/10) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan Coaching Clinic : Publication In Scopus Indexed Journals. Acara yang dihadiri oleh tiga belas perguruan tinggi ini ditunjukkan sebagai langkah awal pelatihan penulisan artikel untuk scientific journal. Dalam penyelenggaraannya, FE UII mendatangkan pembicara dari Universiti Teknologi MARA (UITM), Malaysia. Pada kesempatan kali ini Prof. Dr. Zuraidah Mohd Sanusi selaku Director Center of Leadership Development Universiti Teknologi MARA menyampaikan “Kami berharap Anda memiliki paper, jika Anda memiliki paper tentu saja segera selesaikan dan setelah itu keluarkan keraguan Anda kepada pelatih untuk berkonsultasi”. Sesuai arahan tersebut, peserta Coaching Clinic diminta untuk menulis artikel dengan didampingi satu coach untuk masing-masing grup yang terdiri dari empat sampai lima orang.

Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si, selaku moderator Coaching Clinic kali ini juga turut menyampaikan mengenai sulitnya mem-publish artikel ke dalam scientific journal bahkan, di kalangan para dosen sekalipun. Hal itu dikarenakan ketatnya seleksi kelayakan artikel itu sendiri. Di FE UII sendiri, terdapat 154 dosen dengan 142 artikel yang telah menembus scientific journal.

Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Zuraidah Mohd Sanusi turut menyampaikan poin-poin penting mengenai tips dan trik menulis scientific journal yang tepat. Poin yang paling mendasar adalah membangun kompetensi menulis dengan cara meningkatkan research knowledge, conceptual thinking, creativity, dan research ethics. Setelah menguasai beberapa hal tersebut, tinggal bagaimana author menuangkan, dan mengembangkan kemampuannya ke dalam scientific journal.

Ketepatan pemilihan topik dalam penulisan scientific journal merupakan rule untuk membuat jurnal ilmiah yang ideal. Hal tersebut penting karena akan memberi pengaruh kepada respon pembaca, diantaranya dapat menimbulkan beberapa pertanyaan yaitu apakah paper itu menarik untuk dibaca dan apakah ada korelasi antara topik dengan isi yang disajikan. Sehingga untuk mendapatkan paper yang berkualitas, baiknya penulis dapat banyak membaca ulang dan mengevaluasi penelitian yang dibuat. 

Selain cara di atas, penulis juga dapat melakukan perbandingan dengan paper yang telah dibuat , hal tersebut akan membantu penulis untuk mendapatkan pengetahuan lebih tentang bahasa, dan cara merangkai kalimat pada paper. “Jangan lupa untuk memberikan data yang spesifik” tambah Prof. Dr. Zuraidah Mohd Sanusi.

Poin penting lainnya yang sering kurang diperhatikan dalam pembuatan artikel adalah cara merangkai kalimat dalam satu paragraf. Dimana banyak author yang masih membuat satu kalimat menjadi satu paragraf. 

Prof. Dr. Zuraidah Mohd Sanusi menyampaikan bahwa, “Dalam satu paragraf setidaknya berisi 4-5 kalimat, dimana setiap paragraf berasal dari satu ide”. Kalimat pertama dalam paragraf adalah kalimat topik, dilanjutkan kalimat penjelas. Author juga harus menambahkan argumen, bukti dari argumen yang diberikan, dan terakhir adalah mencermati korelasi antar kalimatnya. “Jangan selalu menyambung kalimat dengan kata ‘dan’, jika kalimat tersebut bisa dipisah, gunakan titik” pungkas beliau. 

Kegiatan Coaching Clinic ini diharapkan dapat mendobrak pengetahuan para akademisi dalam dunia  scientific journal. (HLL/NFF)

Dewasa ini, pengembangan ekonomi Islam baik di dunia akademik maupun praktik sangat penting untuk menjadi perhatian. Ini juga terkait bagaimana mengembangkan pemikiran dan aplikasi sistem ekonomi Islam di Indonesia. Salah satu upaya dapat dilakukan yaitu dengan pewarnaan lingkungan kampus serta kurikulum dan penyelenggaraan acara-acara akademik seperti seminar atau workshop dengan nilai-nilai Islam. 

Kamis (25/7) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) melalui lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) mengadakan acara tahunan yang bertajuk The 2nd Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics (CIMAE) dengan tema “The Islamic Economics Role in Achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) in Industrial 4.0 Era”. 

Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D. selaku Dekan FE UII dalam sambutannya menyatakan harapan besar terkait pembangunan ekonomi Islam di Indonesia dan bagaimana potensi ekonomi Islam dapat diterapkan di sektor pendidikan terutama di perguruan tinggi.

Para peneliti, akademisi maupun mahasiswa yang tertarik di Islamic Management, Islamic Accounting, dan Islamic Economics dapat mempresentasikan dan mempublikasikan makalah penelitian mereka serta membangun jejaring di antara para sarjana Manajemen Islam, Akuntansi dan Ekonomi secara nasional dan internasional.

Kegiatan yang berlokasi di garden room Hotel Eastparc Yogyakarta ini menghadirkan empat pembicara yang mumpuni di bidangnya, yaitu Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D. (Director of Center of Strategic Studies at The National Board of Zakat (BAZNAS), the Republic of Indonesia, Dr. Luqyan Tamanni (Head of Division Sharia Financial Infrastructure Development at Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Dr. (Cand) Priyonggo Suseno (Senior Researcher at Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia, dan Greget Kalla Buana, M.Sc. (Islamic Finance Specialist, United Nations Development Programme (UNDP).

Berbagai perspektif di bidang ekonomi islam yang dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) sendiri dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.  Menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan seperti lingkungan, sosial, dan  ekonomi. 

Tujuan ekonomi Islam dalam beberapa sudut pandang yaitu tujuan filosofi yang terdiri dari Al-Falah (holistic prosperity) dan Maqasid al-Shariah dan tujuan operasional yang terdiri dari peningkatan iman, penciptaan maslahah, mencegah konsentrasi dari kekayaan, dan menghindari kegiatan berbahaya serta distribusi yang merata.

Empat konteks utama Ekonomi islam untuk SDGs di bawah revolusi industri 4.0 dengan menggunakan teori dari Maqashid Shariah, penyelarasan SDGs dengan Maqashid Shariah dan ekonomi islam, bagaimana revolusi industri 4.0 berdampak pada ekonomi islam, serta pendidikan dan penelitian pada ekonomi islam di bawah revolusi industri 4.0.

Hal yang penting untuk ditekankan juga pada aspek dampak. Dampak merupakan hal yang paling vital dan dirasakan langsung oleh masyarakat maupun lingkungan. Terutama dampak pada investasi yang merupakan penyebaran dana dengan tujuan untuk menghasilkan dampak sosial dan lingkungan serta pengembalian keuangan.

Ketua penyelenggara dari P3EI Heri Sudarsono, SE, M.Ec juga menyampaikan harapan agar acara-acara seperti ini tetap diselenggarakan. Mengingat bahwa ekonomi islam sangat potensial diterapkan di Indonesia dan memiliki dampak yang berkepanjangan bagi pembangunan ditengah-tengah revolusi industri 4.0. (ARS)