Sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik dan tertua di Indonesia, Universitas Islam Indonesia sering menerima kunjungan dari berbagai universitas lain. Seperti Rabu (23/1) silam, berkunjung ke Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), menjadi salah satu agenda dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Musi Rawas, Lubuklinggau. Dengan maksud pengenalan serta diskusi bersama, acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan STIE Musi Rawas, beberapa dosen pembimbing, serta lebih dari 200 mahasiswa STIE Musi Rawas.

Acara dibuka dengan ucapan selamat datang dan pengenalan secara umum Universitas Islam Indonesia oleh Bapak Jaka Sriyana selaku Dekan Faklultas Ekonomi UII. Dalam sesi pembukaan tersebut, Bapak Supriyanto, Wakil Dekan STIE Musi Rawas juga mengutarakan rasa terimakasih serta pemaparan tujuan dari kunjungan tersebut. “Dari kunjungan ini, kami ingin belajar bersama Universitas Islam Indonesia dalam menumbuhkan serta mengasah keterampilan berwirausaha. Harapannya, mahasiswa kami dapat turut andil dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri serta terjaganya silaturahmi antara STIE Musi Rawas dengan Universitas Islam Indonesia,” tuturnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata sebagai simbol terjalinnya silaturahmi antara Fakultas Ekonomi UII dengan STIE Musi Rawas, serta sebagai kenang-kenangan kepada kedua pihak. Hal tersebut dimaksudkan agar silaturahmi yang terjalin semakin erat, sehingga mampu membawa pembangunan bersama yang lebih baik.

Puncak acara dari kunjungan mahasiswa STIE Musi Rawas yaitu, diskusi bersama yang dipandu Bapak Arief Rahman selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UII. Sesi ini merupakan pemaparan serta perbandingan program-program antar kedua universitas yang dibantu oleh Ketua Program Studi Manajemen Program Sarjana, Bapak Anjar Priyono dan Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana, Bapak Mahmudi. Dengan antusiame yang cukup baik dari peserta kunjungan, memberikan semangat terhadap kedua pihak dalam berbagi informasi dan kiat-kiat dalam membangun universitas yang lebih baik.

Pada sesi diskusi pertanyaan pun bermunculan, salah satunya yang dilontarkan oleh Diah, mahasiswa STIE Musi Rawas perihal dukungan terhadap prestasi mahasiswa serta beasiswa yang disediakan UII kepada mahasiswanya. Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Bapak Arief Rahman, bahwa di UII khususnya Fakultas Ekonomi besar karena mahasiswanya. Sehingga Fakultas Ekonomi UII memiliki skema penelitian bersama dosen dan mahasiswa yang menjadi unggulan dan terlibat aktif dalam mengikuti konferensi hingga menjadi jurnal penelitian internasional. Fakultas Ekonomi UII akan mendukung secara penuh mahasiswanya yang berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Sedangkan untuk sistem beasiswa, UII  memiliki dua jenis beasiswa yang disediakan, yaitu beasiswa yang disediakan oleh Dikti dan UII sendiri seperti beasiswa duafa serta hafiz Al-Quran. Selain itu, UII juga menyediakan beasiswa yang bekerjasama dengan beberapa instansi terkait.

Selain hal-hal tersebut, masih banyak topik yang diperbincangkan seperti, penerapan kurikulum di Fakultas Ekonomi UII, program penunjang prestasi mahasiswa, serta kiat-kiat dalam menumbuhkan serta mengasah minat berwirausaha bagi mahasiswa. Sesi diskusi berjalan dengan santai, sesekali para rombongan dan perwakilan FE UII saling melempar canda. Acara diskusi pun berakhir sesaat sebelum azan zuhur berkumandang dan ditutup dengan penyampaian ucapan terima kasih atas kesempatan diskusi serta transfer ilmu yang telah diselenggarakan. Didasari dengan kesadaran akan pentingnya membentuk jiwa berwirausaha, seluruh peserta diskusi berharap, dengan adanya kunjungan ini mampu memupuk silaturahmi antar kedua universitas sehingga keduanya mampu mencetak bibit-bibit unggul untuk Indonesia. (SAR)

Walaupun market share keuangan syariah Indonesia masih dibawah 10% dan dikatakan masih cukup lemah, Indonesia bisa dikatakan negara yang memiliki lembaga syariah yang cukup banyak. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ilmu ekonomi syariah.  Oleh karena itu perlu penanganan sistematis dan serius untuk mengembangkan keuangan syariah di Indonesia. Selain itu, Ekonomi syariah juga menjadi ladang amal saat kita berkontribusi mengembangkan ilmu yang telah hadir secara resmi lebih dari dua dasawarsa silam ini. Hal itulah yang disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UII Bidang Sumber Daya, Arief Rahman, SE., M.Com., Ph.D. ketika memberi sambutan saat acara Public Hearing yang bertemakan “Masterplan Ekonomi Syariah” di ruang P1/2 Fakultas Ekonomi UII.

Prof. Abdul Ghafar Ismail sebagai salah satu pembicara pada acara hari ini (26/12) sekaligus pakar ekonomi syariah internasional bertutur bahwa peningkatan jumlah populasi muslim dunia 1,84 Milyar pada tahun 2017. Hal ini merupakan kabar baik dalam meningkatkan sektor halal industri di dunia. Posisi Indonesia sendiri dalam penerapan ekonomi syariah global cukup potensial. Indonesia merupakan konsumen terbesar di dunia namun bukan produsen utama.

“Potensi Indonesia besar, namun baru konsumsinya saja yang besar”

Namun untuk menghadapi kenyataan itu, dari data yang ada, industri makanan dan minuman memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena Indonesia memiliki infrastruktur memadai serta nilai ekspor besar. Oleh karena itu, dalam masterplan sektor ini akan dijadikan sebagai prioritas. Namun ada empat sektor Industri halal lain yang dapat dikembangkan di Indonesia. Empat sektor itu adalah pariwisata, kosmetik dan obat-obatan serta tekstil.

Tak lupa, halal value chain juga penting dalam konteks ini. Tujuannya adalah untuk menaikkan peringkat Indonesia menjadi tiga besar. Ada beberapa strategi untuk mencapai target tersebut, yaitu konsolidasi pasar dalam negeri, memperkuat dan meningkatkan efektivitas institusi terkait halal industri serta meningkatkan jangkauan dan efektivitas. Itulah yang disampaikan oleh Muhammad Abdul Ghoni

Ada beberapa catatan masterplan yang dituturkan Achmad Tohirin, yaitu bukan hanya produk halal saja yang dikembangkan, nanum juga toyib. Selain itu berdasar riset yang telah dilakukan menunjukan bahwa pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah masih sangat rendah. Bahkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai riba, gharar dan maysir. Hal itu merupakan PR besar untuk menyosialisasikan tentang ekonomi syariah ke masyarakat sebelum memantapkan masterplan lima tahun mendatang. Selain itu tentang industry keuangan syariah sendiri, perkembangan perbankan dan keuangan syariah yang menuntut adanya terobosan baru dan perlunya tinjauan ulang atas bentuk keembagaan bank syariah. sebenarnya potensi yang kita punya dalam keuangan syariah cukup besar namunperlu adanya pembenahan kelembagaan dan pembenahan regulasi.

Industri halal akan menjadi master dalam perekonomian dunia dalam waktu dekat. Oleh karena itu hal ini menjadi tantangan kita untuk ikut ambil bagian dalam berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah. Ekonomi syariah memang memberi maslahah yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Harapan kedepannya, Kegiatan Public Hearing ini bukanlah satu-satunya kesempatan kita berkontribusi dalam megembangkan ekonomi syariah di Indonesia. Selain belajar, ekonomi syariah juga menjadi ladang amal yang sangat luas jika kita mengimplementasikannya dengan benar di kehidupan sehari-hari.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia, Universitas Islam Indonesia telah melahirkan alumni yang kini tersebar di berbagai jenjang karier dan bidang usaha, baik di tingkat nasional maupun internasional. Karier alumni yang kini menjadi tokoh nasional dan memegang posisi penting di dalam pemerintahan juga ikut meningkatkan nama baik alumni UII. Dalam bidang ilmu Manajemen misalnya, UII telah melahirkan banyak professional, akademisi maupun entrepreneur yang umumnya terkenal sebagai pakar dibidangnya.

Aspek integrasi memang memiliki kedudukan penting dalam langkah menuju arah yang lebih baik. Minggu, 23 Desember 2018, Jurusan Manajemen UII menyelenggarakan Temu Alumni dan Focus Group Discussion Alumni di FE UII. Dengan semanagat untuk saling menjalin silaturahmi yang mampu mewadahi aspirasi dan kontribusi,, para alumni terlihat antusias dalam mengikuti acara ini.

Acara Temu Alumni Jurusan Manajemen memang rutin dilaksanakan setiap tahun, bahkan ini adalah kali ketiga Temu Alumni digelar di tahun 2018. Sebelumnya, Temu Alumni telah dilaksankan pada awal dan pertengahan tahun 2018. Namun, ada yang berbeda dengan temu alumni kali ini. Acara ini bukan hanya temu kangen biasa melainkan ada FGD yang memberi variasi berbeda dipagi hari ini. FGD kali ini memiliki tujuan untuk me-review kurikulum yang akan diterapkan di Jurusan Manajemen sendiri. Dengan adanya FGD, alumni yang bertemu sudah didesain sedemikian rupa dari berbagai jenis profesi. Secara garis besar ada 3 profesi yang dicitakan dari Jurusan Manajemen UII, yaitu :

  1. Professional, dimana alumni bekerja di industri sebagai manajer maupun direktur
  2. Akademisi, peneliti dan staf konsultan
  3. Entrepreneur

Anjar Priyono selaku Kaprodi Manajemen saat diwawancarai bertutur bahwa temu alumni yang dihadiri dari berbagai angkatan dan profesi ini akan diminta review dan masukan mengenai kurikulum agar sesuai dengan kondisi lapangan terkini. Dengan jumlah yang sudah didesain kurang lebih enam puluh peserta, harapannya FGD ini efektif dan efisien. Pertimbangan jumlah enam puluh peserta karena jika terlalu sedikit peserta akan menghasilkan sedikit ide, namun dengan jumlah peserta yang terlalu banyak juga akan menyulitkan dalam membuat keputusan di akhir sesi FGD. Jangkauan alumninya juga dari berbagai penjuru Nusantara dan sengaja mengambil momen libur akhir tahun sehingga banyak alumni yang pulang maupun libur panjang di kota Gudeg ini.

Acara non-formal ini dimulai dengan morning tea seraya berkangen ria menukas beberapa memori pengalaman masa-masa perkuliahan. Tak lupa, tidak sedikit alumni yang hadir juga mendokumentasikan momen spesial hari ini dengan foto bersama kawan lamanya. Acara dilanjutkan dengan Parallel Session untuk membahas kurikulum yang dikelompokan berdasar masing-masing profesi. Acara ini memang berlangsung satu hari, namun untuk proses review akan terus berlangsung dan akan tetap ada follow up di kesempatan lain. (AMH, AFM, DYH)

Memahami secara rinci tentang pendidikan jenjang perguruan tinggi merupakan hal yang penting bagi kalangan remaja khususnya SMA sederajat. Bagi mereka yang ingin melanjutkan penjelajahan ilmu di bangku kuliah tentu informasi tersebut sangat membantu. Hal-hal yang dapat dijadikan indikator suatu perguruan tinggi itu banyak diminati adalah akreditas. Menurut Pak Arif Rahman yang merupakan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Ekonomi UII, akreditas merupakan hal yang utama jika memilih perguruan tinggi karena akan berkaitan dengan karir setelah lulus nanti. Pria berkaca mata itu juga menerangkan bahwa dunia kerja akan cenderung memilih tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi berakreditasi minimal B. Hal tersebut karena tingkat kesulitan dan kurikulum yang digunakan oleh perguruan tinggi berakreditas B keatas tentu berbeda dengan dibawah akreditas B. Sehingga kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan juga memiliki kompetensi yang berbeda. Hal ini yang diyakini oleh para perusahaan yang membuka lowongan kerja.

Oleh karena itu, kedatangan siswa-siswi SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi dan SMK Negeri 1 Sambeng disambut baik oleh Fakultas Ekonomi UII. Kunjungan ini dilaksanakan dengan maksud mengatasi kegelisahan para siswa kelas dua belas memilih perguruan tinggi, fakultas, hingga jurusan. Antusiame dari peserta kunjungan sangat baik sehingga menumbuhkan semangat bagi pihak Fakultas Ekonomi untuk memberikan informasi-informasi terkait perguruan tinggi(11/10).

Sudah bukan menjadi persoalan yang tabu lagi jika calon mahasiswa menanyakan perihal SPP dan biaya kuliah lainnya. Menurut sebagian besar siswa, biaya menjadi salah satu alasan untuk memilih perguruan tinggi. Sedangkan, perguruan tinggi yang memiliki akreditas baik tidak sedikit yang memerlukan biaya yang banyak pula. Berbeda dengan perguruan tinggi lain, UII menerapkan sistem transparansi dalam pembiayaan pendidikan hingga lulus menjadi sarjana. Semua telah tertuang secara rinci dan spesifik dalam buku panduan penerimaan mahasiswa baru. Transparansi ini dilakukan agar calon mahasiswa mampu memepertimbangkan kelanjutan pendidikannya, sehingga segala jenis biaya telah dipersiapkan bahkan sebelum mulai mendaftar.

Mencari, meneliti, dan memilih perguruan tinggi bisa menjadi langkah awal penetuan nasib di masa depan. Hal ini dilakukan oleh para siswa itu hingga berkeliling jawa demi menentukan jalan sukses mereka. “Dengan kedatangan kami kesini, kami harap banyak informasi yang kami dapatkan secara langsung. Sehingga memberikan kemudahan juga bagi anak-anak kelas tiga ini untuk menentukan universitas mana yang akan mereka tuju. Juga di UII ini sebenrnya sudah banyak alumni kami.” Pangkas Pak Wagino S.Si M. Pd selaku Wakil Kepala Sekolah asal Bekasi yang memimpin kunjungan tersebut. Selain itu, Bapak Drs Matadi selaku Kaprodi Akuntansi dan Keuangan sekolah asal Lamongan itu menyampaikan bahwa mereka sangat berharap dengan kedatangan siswa-siswi mereka mendapatkan wawasan baru dan memahami lebih dalam lagi tentang perguruan tinggi.

Kunjungan ke Fakultas Ekonomi UII ini juga dapat menambah relasi antara universitas dengan sekolah-sekolah khususnya SMA. Tidak hanya dari Bekasi dan Lamongan tetapi kunjungan seperti ini juga sering dilakukan oleh banyak sekolah karena dianggap lebih efektif dalam memahami lebih dalam tentang suatu universitas. Proses ini juga sekaligus mampu mengedukasi tentang sejarah berdirinya UII, alumni-alumni yang menginspirasi, hingga program penerimaan mahasiswa baru yang menjadi informasi paling penting. Informasi-informasi tersebut diberikan oleh Pak Baziedy yang merupakan perwakilan dari tim promosi Fakultas Ekonomi. Disela-sela penyampaian materi ia mengatakan “Mencapai kesukseskan di masa muda sangat memungkinkan”, satu kalimat yang membuat beberapa siswa mengangguk paham.

Perguruan tinggi merupakan gerbang lanjutan yang lebih kompleks dan mengerucut pada bidang keahlian tertentu. Oleh karena itu, memang sudah sepatutnya dalam mencari perguruan tinggi perlu banyak indikator-indikator pengukurnya, tergantung pada prioritas masing-masing individu. Walaupun pendidikan tidak hanya didapatkan di ruang kelas tetapi cara menggali potensi mahasiswa perlu dilakukan karena dunia kerja yang merupakan fase kehidupan yang sebenarnya tergantung pada apa yang mereka miliki saat ini. (ANA/SND)

Menghadapi dunia kerja bukanlah persoalan yang mudah, diperlukan adanya persiapan yang matang baik itu dari segi soft skill maupun hard skill. Kebutuhan akan pekerjaan merupakan kebutuhan dalam hal aktualisasi diri dan sebagai ajang untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik. Disamping itu, persaingan yang semakin ketat serta banyaknya job seeker semakin menambah angka pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia. Berdasarkan data dari BPS 2018, pengangguran di Indonesia pada Febuari 2018 mencapai 5,13% dengan jumlah pengangguran sebesar 6,87 juta orang. Ditambah lagi saat ini telah memasuki era industri 4.0 dimana sebagai seorang mahasiswa bukan saatnya untuk mencari pekerjaan tetapi membuat sebuah pekerjaan yang mengasah kreativitas mereka. Karena hal tersebut, Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia mengadakan Workshop Recruitment Preparation and Simulation. Dalam acara tersebut dibahas mengenai tips dan trick mengahadapi dunia pekerjaan serta hal apa saja yang diperlukan saat mencari pekerjaan. Acara tersebut dihadiri oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi di ruang Aula Utara FE UII Senin, 10 Desember 2018.

Baziedy Aditya Darmawan, S.E., M.M selaku moderator serta dosen prodi manajemen FE UII menuturkan bahwa adanya kuliah umum seperti ini merupakan suatu yang langka dan menjadi sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk mengetahui apa saja tantangan yang dihadapi di dunia pekerjaan, selain itu seorang diploma ataupun sarjana yang baru saja lulus masih buta akan dunia kerja, sehingga ini merupakan sebuah kesempatan yang bagus agar mahasiswa dapat terserap di dunia industri.

Dalam kesempatan tersebut, perusahaan yang membagikan pengalamannya terkait recruitment adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN). Seperti yang diketahui PLN adalah BUMN yang bergerak dibidang sumber daya listrik di seluruh Indonesia. Dimana PLN memiliki 11 anak perusahaan dan 56 unit instansi yang dibawahinya. Evi Supriani selaku wakil dari PLN mengatakan bahwa PLN merupakan perusahaan yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan. Selain sebagai BUMN Indonesia, PLN juga memberikan andil di bidang sosial yaitu fokus utama PLN adalah melistriki daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Selanjutnya Evi menjelaskan terkait proses rekruitmen PLN.

“Proses rekruitmen PLN saat ini dapat diakses melalui website online PLN, karena saat ini sudah berbasis teknologi sehingga lebih cepat dan mudah dalam pengiriman berkas pelamar” jelas Evi Supriani. Evi juga menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat rekruitmen adalah kesehatan jasmani dan rohani, keterampilan sosial seperti berkelakuan baik dan mudah beradaptasi, serta pintar dalam menanggapi isu-isu terkini. Terdapat 6 tahapan yang dilakukan PLN pada saat rekrutmen yaitu administrasi, akademik dan Bahasa Inggris, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Hanya sekitar 30% yang berhasil lolos pada saat tes psikotes, karena tes tesebut mengungkapkan kepribadian dari pelamar.

Senada dengan hal tersebut, Ratna Syifa’a Rachmahana S.Psi., M.Si selaku direktur PPT UII mengatakan bahwa adanya tes psikotes yaitu untuk melihat bagaimana seseorang bertindak secara tepat dan untuk mengukur potensi seseorang. Karena potensi seseorang belum tentu sejalan dengan prestasi dan potensi merupakan kemampuan yang orisinil bukan hasil dari belajar. Selain menjadi pribadi yang memiliki keterampilan sosial baik dan mudah beradaptasi, seorang mahasiswa maupun pelamar perlu mengetahui passionnya masing-masing. “Satu hal yang perlu diputuskan saat ini adalah what is your passion, temukan dahulu passionmu. Karena dalam dunia perkuliahan bagai berada di menara gading tetapi saat memasuki dunia kerja sudah memasuki hutan belantara” terang Ratna Syifa’a. Menurutnya passion itu penting karena hal tersebut yang menuntun seseorang untuk memilih dunia pekerjaan mana yang akan digeluti.

Dengan adanya workshop ini diharapkan mampu membuka mata mahasiswa terkait rekrutmen dalam dunia kerja dan bagaimana mempersiapkan tantangan yang akan dihadapi, serta memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya agar mampu bersaing dalam dunia kerja. (SHF/NFS)

Dewasa ini, tercatat semakin banyak generasi pencari kerja yang tersebar di Indonesia. Dengan adanya fakta tersebut menyebabkan para pemuda di usia produktif berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang sepadan dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuh. Mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan tentu memiliki rencana untuk berkiprah pada karir yang mereka impikan. Oleh karena itu, diperlukan adanya perencanaan karir yang matang, karena perencanaan karir adalah suatu hal penting yang harus disiapkan sedini mungkin oleh para mahasiswa.

Program studi manajemen berinsiatif untuk mengadakan kegiatan Workshop Career Planning and Counseling yang dilaksanakan pada 10 Desember 2018 di Aula Utara Fakultas Ekonomi UII yang diikuti oleh 150 peserta. Acara ini diharapkan dapat menjembatani mahasiswa untuk bisa mempersiapkan diri akan kompetensi yang dimiliki melalui pembekalan di kampus dengan kebutuhan yang ada di perusahaan. Acara ini dihadiri oleh dua pembicara yang memiliki latar belakang dari bidang sumber daya manusia dan psikolog yakni Ir. Mgs. Prima D. Putra, MBA yang merupakan Staf Utama Direktorat SDM dan Tata Kelola PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Ike Agustina, S. Psi., M.Psi dari Direktur Sumber Daya Manusia UII.

“Kampus harus menjadi tempat mahasiswa untuk berkembang, baik secara hard skill maupun soft skill” tutur Pak Prima membuka workshop tersebut. Kampus bukan hanya sekadar tempat untuk menuntut ilmu tetapi mengeksplorasi diri merupakan hal yang membuat seorang mahasiswa memiliki nilai lebih. Hasil eksplorasi diri ini yang akan mendorong mahasiswa untuk memperoleh pekerjaan. Dilema para pencari kerja kebanyakan dialami oleh para mahasiswa semester akhir karena tentu banyak yang telah memiliki tujuan yang jelas namun tidak sedikit juga mahasiswa mengalami kebingungan dalam memilih karir.

Dalam workshop tersebut dijelaskan adanya strategi yang harus dilakukan oleh para mahasiswa yaitu menetapkan strategi dengan adanya tujuan karir sesuai dengan minat dan bakat. Selain itu, banyak mencari informasi mampu membentuk cara pandang, sikap, dan keyakinan.

“Vision without action is merely a dream. Action without vision just passes the time. Vision with action can change the world!” (Joel A. Barker)

Hal yang dibutuhkan untuk pekerja muda selain pengalaman berorganisasi adalah selalu memiliki mimpi dan keinginan yang kuat untuk menwujudkannya, keinginan ini diwujudkan dalam bentuk aksi yang nyata. Tiga dasar yang dapat dipelajari pada Leadership Course in Australia yaitu pimpin dirimu, pimpin staf dan kolegamu, dan pimpin pemimpinmu. Jika ketiga dasar tersebut berintegrasi dalam satu aksi maka akan meningkatkan kualitas dari aksi yang dilakukan. Aksi tersebut akan berdampak pada kebiasaan individu sehingga kepemimpian itu dapat terbentuk.  Jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang individu akan berpengaruh pada prospek karirnya di masa depan.

Namun, saat ini masih sangat banyak mahasiswa atau masyarakat usia produktif yang belum bisa menentukan arah karirnya. Sehingga dengan adanya kegiatan workshop ini, mengenalkan para mahasiswa tentang konseling karir. Sesi konsultasi karir yang biasa dikenal dengan Career Counseling adalah sebuah layanan profesional yang akan membantu individu dalam proses untuk lebih mengenal dan memahami tentang dirinya sendiri. Dengan adanya program ini, setiap individu mampu mengenal lebih jauh dunia pekerjaan dalam rangka untuk menentukan pilihan karir, pendidikan yang akan ditempuh, dan keputusan hidup. Tidak hanya membahas mengenai perencanaan karir tetapi juga terdapat sesi konseling karir langsung oleh psikolog yang dibuka untuk 15 orang pendaftar saja. Antusiasme peserta workshop terlihat ketika sesi karir konseling itu ditawarkan.

“The professional help service that you need to know” kutipan awal materi terakhir yang dibawakan oleh Bu Ike yang membuka pandangan mahasiswa bahwa selalu ada harapan untuk mewujudkan cita-cita mereka menjadi seorang young worker. (ANA/DMR)

 

Mahasiswa merupakan agent of change, yang diharapkan dapat bertindak sebagai penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi dengan pertimbangan berbagai ilmu, gagasan, dan pengetahuan yang mereka miliki. Sehingga mahasiswa memiliki banyak aspirasi atau suatu keinginan yang kuat untuk kedepannya dapat merubah negaranya menjadi lebih baik lagi. Lembaga Pers Mahasiswa Ekonomika Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia  (LPM Ekonomika FE UII) hadir untuk menjadi salah satu media aspirasi dan inspirasi mahasiswa. Ekonomika FE UII telah berdiri selama 42 tahun dan telah banyak menampung aspirasi mahasiswa serta menjadi salah satu saksi jatuh bangunnya perekonomian Indonesia sejak Orde Baru hingga masa Reformasi.

Dalam merayakan hari berdirinya LPM Ekonomika FE UII diadakan lomba dan sharing fotografi yang mengusung tema “Human Interest: Bahagia itu Sederhana Ala Anak 90-an”. Diadakannya lomba fotografi, karena fotografi merupakan salah satu jenis seni yang saat ini sedang populer di kalangan anak muda dan fotografi menjadi salah satu aspek penting dalam suatu berita karena foto yang dihasilkan harus dapat menyampaikan suatu pesan melalui visualisasi dari sebuah peristiwa. Lomba ini diselenggarakan tidak hanya untuk mahasiswa FE UII namun juga untuk mahasiswa aktif se-Indonesia. Tanggapan diadakannya lomba fotografi ini sangat positif dapat dilihat dari banyaknya jumlah peserta yang mengikuti lomba tersebut.

Alur perlombaan fotografi diawali dengan tahapan pendaftaran dan pengumpulan karya pada tanggal 1-30 November 2018 kemudian diikuti dengan sesi penjurian pada tanggal 1-7 Desember 2018 dan sebagai penutupan yaitu sesi sharing dan pengumuman lomba pada tanggal 8 Desember 2018 yang diselenggarakan di Hall Tengah FE UII. Sesi sharing kali ini diisi oleh seorang fotografer professional yaitu Yosafat Y. Krishnanda. Pada sesi sharing Yosafat menjelaskan mengenai fotografi dan salah satu jenisnya yaitu human interest. Seperti yang telah kita ketahui fotografi memiliki arti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka terhadap cahaya. “Landasan dalam menciptakan sebuah karya fotografi ada empat yaitu pencahayaan, efek gerak, fokus dan ruang tajam komposisi” ucap Yosafat.

Banyak sekali jenis-jenis foto dalam fotografi yaitu jenis landscape, portrait, aerial, stage, wildlife, human interest, macro, food, dan masih banyak lagi. Namun saat ini jenis fotografi yang paling populer yaitu human interest karena memiliki banyak peminat dan tidak membosankan karena dalam human interest kita seperti “membekukan” waktu. Fotografi human interest adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya. Human interest merupakan bagian dari foto jurnalisme, foto dalam human interest menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya serta menggambarkan kehidupan masyarakat dengan perekonomian ke bawah atau di daerah pedalaman. Sesuai dengan namanya objek yang dipotret dalam human interest yaitu manusia.

Pada sesi sharing, Yosafat juga memberikan tips dan trick dalam pengambilan fotografi. Tips yang pertama yaitu jangan takut dengan orang, maksudnya yaitu ketika ingin memotret kita harus melakukan komunikasi dengan objek yang ingin kita potret. “Jangan biasakan mengambil foto tanpa izin dan setelah selesai langsung pergi begitu saja”, tutur Yosafat. Tips yang kedua yaitu belajar untuk menunggu momen dan tips yang terakhir yaitu ambil close-up objek tersebut. Yosafat juga berpesan untuk usahakan hasil dari foto human interest ini senatural mungkin dan mengatakan “Jika foto mu kurang bagus berarti kamu kurang dekat dengan objek”. (SHP)

Perkembangan Teknologi dan Informasi yang semakin pesat menuntut pelaku bisnis harus siap menghadapi tantangan. Munculnya istilah Industri 4.0 sudah tidak asing lagi di bidang keuangan dan akuntansi. Program Studi Magister Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan 1st National Conference on Accounting and Finance yang bertema “Tantangan Implementasi Keuangan Syariah di Era Revolusi Industri 4.0” yang dilaksanakan tanggal 8 Desember 2018 di Fakultas Ekonomi UII. Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., PhD. Dan Prof. Dr. Hadri Kusuma, MBA menjadi key note speaker atau pembicara utama dalam acara ini dan Drs. Arief Bachtiar, MSA sebagai moderator. Acara dimulai dengan sambutan dari Aditya Pandu Wicaksono, S.E. M.Ak., Ak selaku ketua acara dari 1st National Conference on Accounting and Finance dan dilanjutkan oleh Dr. Jaka Sriyana, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Sejumlah 101 peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi pada acara ini.  Konferensi ini nantinya akan diisi oleh 43 peserta yang datang dari seluruh penjuru negeri, yang secara teknis dibagi ke dalam 4 kelas dan 4 sesi presentasi dengan sistem paralel. Berbagai penelitian yang baik, edukatif, dan menarik akan disampaikan oleh para pemakalah. Dari beberapa penelitian itu akhirnya akan dipilih menjadi 2 best presenter dan 2 best paper, serta paper yang terpilih dari konferensi ini akan dimasukkan kedalam jurnal yang dikelola oleh Program Studi Akuntansi dimana pada saat ini Program Studi Akuntansi sudah mengelola dua jurnal dan jurnal yang dianggap baik akan tetap di review sesuai dengan prosedur yang ada.

Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., PhD sebagai key note speaker  membawakan judul Revolusi Industri 4.0 yang pada awalnya bermula pada tahun 2011 di Jerman, yang dimana revolusi industri sendiri menurut Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., PhD berkarakteristik disruptive technology, big data, dan artificial technology. Sedangkan, Prof. Dr. Hadri Kusuma yang merupakan salah satu key note speaker membawakan judul “Revolusi Indutri 4 Dan Profesi Akuntansi” sebagai materi yang dibawanya. Pada materi ini dijelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 merupakan Revolusi Industri yang ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, cloud computing, sistem big data, rekayasa genetika dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak (The Fourth Industrial Revolution by Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum). Namun Revolusi Industri sendiri memiliki beberapa ancaman diantaranya adalah secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1–1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025, karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist) dan diestimasi bahwa di masa yang akan datang 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini (US Department of Labor report). Selain memiliki ancaman, revolusi industri juga memiliki peluang seperti era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan jumlah tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025, serta terdapat potensi pengurangan emisi karbon sekitar 26 miliar metrik ton dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar), dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025 (World Economic Forum). Prof. Dr. Hadri Kusuma menyampaikan pada akhir materinya bahwa “Perubahan itu adalah sebuah keniscayaan. Manfaaatkan atau jadi korban adalah sebuah pilihan dan teknologi itu hanya alat seperti istilah a man behind the gun,  bahwa yang terpenting adalah siapa yang menggunakan alat tersebut.”

Bepergian ke luar negeri kini bukan menjadi hal yang sulit bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, pasalnya beberapa fakultas di UII memiliki dua program dalam pendidikannya yakni reguler dan International Program (IP). Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi UII yang bekerjasama dengan IP kali ini mengadakan info session yang berjudul International Student Mobility pada hari Jumat, 30 November 2018 di Aula Utara FE UII. Acara ini membahas terkait program gelar ganda (double degree) yang ditawarkan kepada mahasiswa FE UII. Seperti dilansir dari Ristekdikti, program kembaran atau gelar ganda (double degree) adalah penyelenggaraan kegiatan antar perguruan tinggi baik dalam negeri maupun melalui kerjasama antara perguruan tinggi di dalam negeri dengan perguruan tinggi di luar negeri, untuk melaksanakan suatu program studi secara bersama serta saling mengakui lulusannya. Sehingga mahasiswa yang mengikuti program ini nantinya akan mendapat dua gelar dari dua universitas yang berbeda. Acara ini diisi oleh Nihlah Ilhami selaku Manajer dari International Mobility UII, Diaswanto Rosyad selaku Presidium PPI Deventer City Netherlands 2017-2018, Fauzan Goldiano Putra sebagai Head of Global Talent & Entrepreneur Global Talent AIESEC Indonesia, dan Arif Singapurwoko sebagai moderator acara.

Pada awal sesi, Nihlah Ilhami memberikan pengetahuan dan informasi terkait cara yang bisa ditempuh mahasiswa FE UII untuk melanjutkan studi ke luar negeri dan meraih gelar ganda melalui berbagai program. Mahasiswa bisa memilih sendiri negara tujuan yang diinginkan baik di Asia hingga ke Eropa. Nihlah Ilhami menjelaskan negara Asia yang sering dipilih oleh mahasiswa adalah Malaysia, Jepang, Thailand, dan sebagainya. Sedangkan negara Eropa yang biasa dipilih oleh mahasiswa diantaranya adalah Jerman, Inggris, dan Perancis, umumnya mahasiswa enggan jika harus melanjutkan studi ke luar negeri dengan alasan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, namun Nihlah Ilhami menjelaskan bahwa banyak universitas di luar negeri yang memberikan beasiswa (scholarship) untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan adanya beasiswa ini, maka mahasiswa tidak perlu membayar uang kuliah bahkan beberapa universitas memberikan biaya hidup sehingga mahasiswa hanya perlu mengurus uang transport saja, namun tentunya beasiswa yang diberikan ini tidak semena-mena diberikan tetap ada persyaratan yang harus dipenuhi.

Pada sesi kedua disampaikan oleh Fauzan Goldiano Putra selaku utusan dari AISEC Indonesia. AISEC merupakan organisasi pemuda terbesar di dunia yang mecakup beberapa negara di belahan dunia. Menurut pria yang akrab di panggil Faldi ini, AISEC Indonesia merupakan wadah bagi pemuda-pemudi Indonesia untuk menemukan potensi diri serta mengembangkan kemampuan sebagai seorang pemimpin.  AISEC Indonesia menawarkan beberapa program kepada pemuda-pemudi khususnya mahasiswa yang ingin memiliki pengalaman di luar negeri, salah satu program AISEC Indonesia adalah Global Volunteer. Program ini menawarkan pemuda-pemudi menjadi relawan global dengan melakukan suatu langkah awal untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia. Senada dengan hal itu, Faldi juga mengatakan bahwa AISEC merupakan wadah untuk sharing knowledge dengan pemuda-pemudi di berbagai belahan dunia. Pada sesi terakhir di sampaikan oleh Diaswanto Rosyad selaku Presidium PPI Deventer City Netherlands 2017-2018. Di sesi ketiga ini beliau banyak bercerita mengenai budaya serta flow perkuliahan di Belanda yang sangat berbeda jauh dengan perkuliahan di Indonesia. Beliau juga menyampaikan apabila mahasiswa yang sedang exchange ke luar negeri harus bisa survive artinya bisa mengelola pengeluaran sebaik mungkin agar tidak boros dan bisa meraih nilai ujian yang bagus, karena sistem perkuliahan di Belanda terbilang lebih sulit dibanding sistem perkuliahan di indonesia.

Info Session ini diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa FE UII bahwa menempuh pendidikan tidak hanya di dalam negeri saja tetapi dapat di lakukan hingga ke berbagai belahan dunia. Sudah seharusnya mahasiswa mengambil peran yang penting sebagai agent of changes dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar menjadi individu yang berguna bagi masyarakat, negara serta agama.

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, Indonesia dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan sistem perekonomian berbasis Syariat Islam. Berdasarkan data dari Global Islamic Economic Indicator 2017, perkembangan ekonomi syariah Indonesia berada di urutan ke-10 dunia. Menanggapi hal tersebut Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia mengadakan Conference on Islamic: Management, Accounting, and Economics. Pada konferensi tersebut dibahas mengenai perkembangan dari Lembaga keuangan Islam di Indonesia yang memiliki visi keumatan. Acara tersebut dihadiri oleh para mahasiswa FE UII dan peserta paper konferensi Islam di ruang kuliah P1/2 (28/11). Conference on Islamic ini bertujuan sebagai wadah untuk mengasah kepekaan masyarakat terkait perkembangan ekonomi syariah di Indonesia utamanya mahasiswa sebagai agent of change.

Menurut Dr. Jaka Sriyana, SE.,M.Si selaku dekan FE UII menuturkan bahwa “P3EI merupakan pusat pengkajian ekonomi Islam yang berdiri sejak tahun 1992 dan lembaga yang pertama kali mengadakan seminar terkait ekonomi Islam pertama di Indonesia hingga saat ini”.

Perkembangan ekonomi Islam tidaklah berjalan dengan mudah, sekitar 5-6% keberadaan Bank Syariah di Indonesia yang sampai saat ini masih terus melakukan peningkatan mutu dan pelayanan. Selain itu adanya bisnis syariah juga tak luput dari perkembangan ekonomi di Indonesia, karena hal tersebut Dr. Imam Teguh Saptono selaku pembicara pertama mengatakan bahwa “Dalam menjalankan bisnis Islam harus Fillah dan Lillah sehingga tidak akan merisaukan untung dan rugi”. Beliau juga menjelaskan bahwa menjadi pebisnis syariah harus memliki konsep celestialpreneur yaitu sebagai seorang pebisnis perlu beriman untuk menjadi dermawan, dimana saat ini konsep yang dianut adalah socioprener yaitu seorang pebisnis tidak perlu beriman untuk menjadi dermawan. Selain itu konsep social CSR semata-mata hanya untuk keuntungan perusahaan sendiri.

Salah satu bukti dari perkembang ekonomi Islam adalah berdirinya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) di berbagai daerah di pelosok Indonesia. Kehadiran BMT sebagai cara untuk mendapatkan modal tanpa melakukan riba. Pada kesempatan tersebut, BMT yang menjadi contoh adalah BMT UGT Sidogiri, Pasuruan. Menurut KH. Abdul Majid Umar selaku pengamat keuangan BMT Sidogiri mengatakan ”BMT Sidogiri berdiri karena keresahan masyarakat akan modal yang dipinjam dari rentenir yang merajalela dan harus mengembalikannya dengan bunga”. BMT ini selain sebagai Lembaga keuangan mikro juga sebagai koperasi bagi masyarakat disekitar yang menjual berbagai produk halal. Hingga saat ini eksistensi dari koperasi BMT tersebut telah tersebar sebanyak 157 unit di Jawa timur, beberapa di Jawa tengah, dan Luar Jawa. Konsep dari BMT ini adalah melakukan simpanan dan pinjaman kepada masyarakat dimana pada akhir periode masa tabungan akan dibagikan kembali kepada masyarakat tetapi terdapat infak. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa konsep penting yang dianut BMT Sidogiri adalah konsep barokah dalam Islam dengan keyakinan riba diharamkan dan menyuburkan sedekah.

Senada dengan hal tersebut, Ahmad Tohirin, Ph. D juga menjelaskan bahwa BMT merupakan salah satu Lembaga keuangan syariah yang ideal dimana mensejahterakan nasabahnya. Lebih lanjut beliau juga memberikan edukasi mengenai deposan bank Islam dan perbankan syariah, dimana bagi hasil yang dibagikan bank syariah berupa profit sharing. Pendirian dari Bank syariah sendiri harus berupa Perseroan Terbuka (PT), hal tersebut sesuai dengan hukum yang telah berlaku di Indonesia. Perkembangan dari perbankan syariah dianggap penting karena Bank syariah berupaya untuk mengimplementasikan kontrak-kontrak fiqih muamalah dalam Islam.

Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics ini diharapkan mampu mengasah kepekaan dan pengetahuan masyarakat khususnya mahasiswa tentang perkembangan ekonomi Islam di Indonesia. Selain itu, juga menjadi edukasi supaya masyarakat menggunakan Bank Syariah dan mulai meninggalkan Lembaga keuangan yang menganut sistem riba. (SHF/FJR).