Semakin ketatnya persaingan di era sekarang ini, membuat pemerintah harus berusaha untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Salah satu cara yang digunakan untuk mengembangkan SDM adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud) mengeluarkan terobosan yang diharapkan akan mencetak SDM dan lulusan yang memiliki kualitas, yaitu Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Kemdikbud, Nadiem Makarim, dengan tujuan menghilangkan jarak antara perguruan tinggi dan industri. Setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta diwajibkan untuk membebaskan mahasiswanya untuk memilih mata kuliah yang berada di luar perguruan tinggi mereka sebanyak dua semester (setara dengan 40 sks) dan membebaskan mahasiswanya untuk mengambil sks di prodi yang berbeda dalam perguruan tinggi yang sama sebanyak satu semester (setara dengan 20 sks). Akan tetapi, kebijakan ini merupakan pilihan bagi mahasiswa, sehingga tidak diwajibkan untuk mengikuti Kurikulum Kampus Merdeka. Kebijakan ini diharapkan akan membuat mahasiswa menjadi lebih siap menghadapi dunia kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.

Kurikulum Kampus Merdeka Program Studi Manajemen FBE UII didesain sesuai dengan profil alumni yang ingin dicapai oleh Program Studi Manajemen, yaitu seorang wirausahawan, akademisi dan profesional. Dengan begitu, Kampus Merdeka diharapkan dapat menjembatani mahasiswa agar bisa link and match dengan profil alumni yang ingin dicapai. “Konsep ‘Merdeka’ yang diimplementasikan di Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII adalah merdeka yang bertanggung jawab dan berkonsep yang memiliki arahan dan tujuan akhir, sehingga lebih siap di masa depan nanti,” tutur Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D., pemateri pertama pada Sosialisasi Kurikulum Prodi Manajemen (18/06). 

Sejalan dengan cita-cita yang ingin diraih oleh Manajemen FBE UII, mahasiswa yang berkontribusi dalam program yang telah disediakan oleh Kampus Merdeka akan dijanjikan sebagai mahasiswa yang lebih matang dan mapan dalam hal eksekusi setelah lulus nantinya. Program yang dapat diikuti oleh mahasiswa seperti magang, dapat mendukung pencapaian individu yang mempunyai sifat pemimpin berperspektif global, wirausahawan berbakat, serta memiliki pemikiran yang stratejik dalam penyelesaian masalah. Magang yang diikuti oleh mahasiswa dapat dikonversikan sebagai pengganti mata kuliah atau tugas akhir dengan syarat telah disetujui oleh prodi maupun dosen pembimbing akademik (DPA). 

Siti Nur Syamsiah, Dra., MM., menjelaskan bahwa proses konversi nilai bagi mahasiswa yang akan mengambil program dari Kampus Merdeka tidak akan merugikan masing-masing individu baik dari segi SKS maupun IPK. Proses konversi nilai akan dilakukan secara sistem dan manual, sehingga diharapkan mahasiswa dapat menyiapkan transkrip nilai semester genap sebelum menjalani masa key-in semester genap. (ULF/HAN)

Saat ini, tren magang (internship) sedang naik daun di kalangan kawula muda, terutama mahasiswa. Internship sangat penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri agar kelak mampu beradaptasi di dunia karier. Namun, tidak semua universitas di Indonesia memperhatikan urgensi program internship bagi mahasiswanya. Para kaum muda sendiri juga kerap melewatkan program internship karena dianggap tidak terlalu perlu untuk dilakukan dan minimnya informasi yang sampai ke mereka.  

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan Webinar Goes To Society #1 dengan tema Level Up Your Career Game: Unleash Your Potential With Internship yang dilakukan secara daring via zoom. Webinar ini berlangsung pada hari Minggu (06/13) dengan sesi pemaparan materi oleh Muhammad Hafiz Malik selaku People and Culture Manager di Pameo. Pameo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang desain grafis dan menyediakan jasa desain, grafis, pengembangan situs web, dan layanan pemasaran digital. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2015 dan berlokasi di Yogyakarta. 

Dalam paparannya, Muhammad Hafiz Malik menyampaikan pentingnya mengikuti internship sebelum terjun sepenuhnya ke dunia profesional. “Karena dengan adanya magang, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman kerja dan mengetahui kondisi kehidupan pekerjaan yang sesungguhnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperluas wawasan dan mempelajari persoalan masalah yang ada di perusahaan”, ujar Hafiz. Hal ini sejalan dengan pernyataan salah satu peserta webinar, Imam N. F. yang mengutarakan bahwa program internship ibarat geladi sebelum memasuki dunia kerja, sehingga tidak bisa disepelekan.

Selain itu, Hafiz juga menerangkan beberapa tips untuk mengikuti magang. Diawali dengan menentukan tujuan kenapa kamu ingin mengikuti program magang tersebut, baik untuk menambah pengalaman ataupun mengasah skill profesional. Kedua, cari program magang yang sesuai dengan goal dan periksa apakah perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan yang kita mau. Ketiga, cari tahu apakah lokasi perusahaan tersebut dekat atau jauh dan sesuaikan dengan kemampuan kita. Terakhir, berapa lama durasi magang yang ingin dilakukan. Apakah hanya satu bulan atau tiga bulan, sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Sebagai penutup, Aufa Al Zhafir selaku moderator menyimpulkan, “Dalam dunia pekerjaan, hard skill, soft skill, tata krama, kepercayaan diri, networking dan rekomendasi menjadi hal yang penting, begitu pula dengan menampilkan CV yang menarik dan memenuhi kriteria. Berbagai pertimbangan ini menjadi penilaian penting saat mengajukan lamaran internship maupun melamar pekerjaan nantinya”. Maka dari itu, sebagai mahasiswa jangan sampai kita melewatkan program internship karena akan banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika kita mengikuti program ini. (SAH/PIO)

Tren dunia bisnis yang berkembang saat ini semakin masif dari segi persaingan antar pengusaha maupun pergeseran nilai yang dianut oleh beragam customer dalam pemenuhan kebutuhannya. Tren ini menuntut adanya competitive advantage terkait penciptaan nilai, adanya keterkaitan teknologi yang efektif dan efisien, produk yang ramah terhadap lingkungan, tercapainya kepuasan konsumen serta perlu upaya keras perusahaan untuk meningkatkan nilai relevansi agar senantiasa bertahan dan berkembang dalam proses bisnisnya.

Guna menguatkan bekal kewirausahaan pada mahasiswa, Program Studi Manajemen Program Sarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII Workshop Business Model Canvas (BMC) pada Jumat (28/5). Ketua Program Studi, Anjar Priyono SE., M.Si., Ph.D. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembentukan salah satu profil lulusan, yakni wirausahawan. “Workshop ini juga bertujuan untuk menguatkan bekal kewirausahaan kepada mahasiswa melalui pengenalan poin-poin penting yang harus dikenali dan dikendalikan di awal rintisan usaha yang akan mereka jalankan”, terang Anjar. Menurut Anjar, mahasiswa yang akan mendirikan perusahaan rintisan (start-up) perlu memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam mendesain model bisnis agar mendukung keberlangsungan usaha yang dirintisnya.

Salah satu pemateri yang juga merupakan pendiri dan pemilik NDJ Tenun & Batik, Nabila Nur Dwijayanti menyampaikan bahwa kesesuaian antara nilai produk dengan pasar sasaran, merupakan hal yang penting dalam bisnis. Pebisnis yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir ini mencontohkan bahwa usaha yang dijalankannya memiliki pasar sasaran yang sesuai dengan nilai produk yang ia tawarkan. “NDJ Tenun & Batik membidik kawula muda dengan misi mengenalkan budaya melalui kain batik sebagai produk fashion yang tidak hanya ditujukan untuk orang tua, atau hanya digunakan dalam acara-acara seremonial resmi. Namun, juga dengan leluasa dapat dikenakan oleh generasi muda dalam segala suasana”, jelas Nabila.

Hadir selaku pemateri kedua, Bagus Panuntun, SE., MBA., Dosen Jurusan Manajemen FBE UII menyampaikan pentingnya pemahaman sembilan blok BMC dalam membangun model bisnis. Menurut Bagus, usaha rintisan seringkali terkendala oleh sumber modal, sehingga pemilik usaha rintisan perlu membangun model bisnis yang menarik pasar agar mampu bertahan meski dengan modal yang terbatas. “Pebisnis pemula itu bisa jadi memiliki modal yang minim, oleh karenanya perlu memanfaatkan peluang dengan baik dan mendesain model bisnis yang mampu mengeksekusi peluang tersebut secara efektif dan efisien”, pungkasnya. (BZD)

Halal Bihalal sering dimaknai bahwa saling memaafkan itu hanya dilakukan saat hari raya saja. Padahal, Islam sendiri mengajarkan kita untuk dapat saling memaafkan di setiap waktu. Hal tersebut dinyatakan oleh Ustaz Mohammad Bekti Hendrie Anto, S.E., M.Sc. dalam kegiatan Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Marketing and Communication Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (Marcomm FBE UII) pada Jumat (21/5). Dengan mengusung tema “Sucikan Hati, Kuatkan Silaturahmi”, turut hadir pula Baziedy Aditya Darmawan SE., MM. selaku Kepala Unit Hubungan Masyarakat FBE UII. “Pandemi yang terjadi hingga saat ini telah memisahkan jarak satu dengan yang lainnya. Sehingga pada momen yang bagus ini, semoga dapat mengantarkan kita pada silaturahmi yang semakin erat meskipun belum dapat bertemu secara langsung,” ucapnya.

Mencoba meluruskan argumennya kembali. Bekti menyatakan, “Padahal, Islam sendiri mengajarkan kita untuk dapat saling memaafkan di setiap waktu. Sedangkan hal yang paling relevan ketika telah selesai menjalankan ibadah di bulan Ramadan yakni seharusnya dapat mengevaluasi apakah tujuannya telah tercapai”.

Bekti lebih lanjut menjelaskan mengenai tujuan ibadah bulan Ramadan. “Inti ibadah di bulan Ramadan adalah puasa (shaum) yang memiliki tujuan untuk dapat membentuk manusia yang bertakwa (muttaqin). Manusia bertakwa itu adalah manusia yang menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Disaat bulan Syawal inilah yang merupakan awal dari pembuktian ketakwaan manusia yang dibentuk saat bulan Ramadan,” tutur Bekti. Adapun alasan mengapa kita sebagai umat Islam harus bertakwa itu karena memang merupakan sebuah konsekuensi apabila kita telah berikrar bahwa Allah Swt. merupakan satu-satunya Tuhan kita dan Nabi Muhammad saw adalah utusannya. Dengan inilah kalimat syahadat dapat bermakna dan diimplementasikan secara benar, sehingga ketakwaan tersebut dapat mengantarkan kita ke surga.

Selain itu, dikatakan juga bahwa di masa depan terdapat hal yang akan sulit dikendalikan. Hal ini disebut dengan VUCA (Vulnerability, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Kemudian, untuk menghadapi VUCA ini sangatlah diperlukan karakter, kompetensi, dan kolaborasi yang mana ketiga hal tersebut sudah pasti ada dalam diri orang-orang yang beriman. “Mulai dari aspek karakter, yakni orang-orang beriman pasti memiliki tujuan hidup yang jelas. Kemudian, aspek kompetensi. Untuk mengetahui bagaimana aspek kompetensi tersebut, kita dapat melihat Rasulullah saw yang memiliki keahlian sehingga dapat mengusai Jazirah Arab. Sedangkan aspek kolaborasi yakni dapat dilihat bahwa Islam sangat menyukai kebersamaan,” lanjutnya.

Nyatanya, ketika bulan Ramadan berakhir, itu bukanlah menjadi akhir juga bagi manusia untuk menggiatkan ibadahnya. Melainkan menjadi sebuah permulaan. “Jadi, makna dari bulan Syawal ini adalah menyiapkan kita untuk mencapai ketakwaan pada Allah Swt.,” pungkas Bekti menutup acara. (AMA)

Perumpamaan saudara semuslim bagaikan satu tubuh, jika ada satu bagian tubuh yang terluka, maka bagian lainnya turut merasakan nestapa. Hal tersebut telah tercantum dalam Hadits Bukhari dan Muslim, yang kemudian secara langsung dijabarkan oleh Ustaz Ransi Al Indragiri. “Seorang manusia dapat diakui sebagai saudara sesama muslim, yaitu apabila seseorang tersebut bersyahadat, melaksanakan salat, dan membayarkan zakat. Kendati seseorang tersebut malas, sekalipun melakukan ketiga hal tersebut namun masih mengakui, maka dia masih dapat kita akui sebagai sesama saudara muslim,” jelasnya mengawali tausiyah pada pengajian syawalan 1442 H yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada Rabu (19/5).

Sesuai dengan tema yang diusung, penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan menegaskan pentingnya mengukuhkan iman dalam ikatan persaudaraan. Lebih lanjut, ketika seseorang telah mengucapkan syahadat, melakukan salat, dan juga membayar zakat, mereka telah layak kita sebut sebagai saudara sesama muslim. Tidak hanya itu, saudara sesama muslim itu bukan hanya status, melainkan juga menjadi tanggung jawab kita untuk bisa peduli terhadap apa yang menimpanya.

Ransi kemudian menjelaskan lebih lanjut terkait dengan status dan pengukuran keimanan sesama saudara muslim. “Bila kita ingin mengukur kadar iman seseorang, maka dapat dilihat dari seberapa care atau peduli kita terhadap saudara sesama muslim,” tutur Ustaz Ransi Al-Indragiri. Dijelaskan oleh Ustaz Ransi dalam buku Pandangan Hidup Muslim yang ditulis Prof. Dr. Buya Hamka,  bahwa orang yang benar imannya, amalannya, ilmunya, dan diterima di sisi Allah SWT, adalah orang yang dekat kepada persaudaraan. Ransi juga mengingatkan bahwa ada enam hak sesama muslim, yaitu memberi salam jika bertemu, membalas hamdalah setelah bersin dengan mengucapkan yarhamukallah, menghadiri undangan sebagai bentuk kepedulian, memberi nasihat ketika diminta, dan bertakziah kala saudara sesama muslim ada yang wafat.

Namun, dalam melakukan amal, perlu juga diketahui bahwa semua harus diniatkan dan dilakukan secara totalitas. “Allah tidak menerima yang setengah-setengah. Oleh karena itu, kita harus totalitas peduli dengan sesama, niscaya mereka juga akan totalitas dalam memberikan kepedulian terhadap kita,” pesan Ustaz Ransi di akhir tausiahnya.(AR/SAR)

Terpilih sebagai mahasiswa berprestasi bukanlah hasil yang diraih melalui proses yang singkat. Memprioritaskan persoalan akademik, namun tetap mampu mengedepankan perihal non-akademik tentunya menjadi tantangan tersendiri. Kriteria tertentu yang harus dipenuhi untuk terpilih menjadi mahasiswa berprestasi dan proses seleksi yang ketat tentunya bukan hal yang mudah untuk dilalui. Mulai dari seleksi berkas, hingga presentasi di hadapan para juri. Demikian proses yang harus dilalui Nur Azizah dalam perjalanannya meraih predikat mahasiswa berprestasi.

Nur Azizah (20) yang akrab disapa Azizah merupakan mahasiswi semester enam yang sedang menempuh pendidikan sarjana di program studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Selain sibuk menjalani aktivitas perkuliahan, ia juga aktif menjalani organisasi dan terlibat dalam berbagai ajang perlombaan. Bahkan, tak jarang ia menjadi pemenang dalam berbagai kompetisi nasional berbasis essay dan karya tulis ilmiah. Karakternya yang tidak pernah bosan untuk belajar hal baru menjadikannya selalu berkembang dan gemar melakukan observasi lingkungan sekitar. Tak jarang, hasil observasi ini menjadi ide baru baginya dan ia tuangkan dalam bentuk tulisan untuk nantinya menjadi bahan penulisan karya ilmiah yang inovatif dan bermanfaat.

Azizah berhasil mengharumkan nama FBE UII dan menyabet juara satu dalam National Business Case Competition pada Oktober 2020. Ia juga berhasil meraih penghargaan Best Paper Award dari Southeast Asia Millennial Conference 2020 yang diorganisir oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Berbagai prestasi membanggakan ini tentunya tidak diraih melalui proses yang singkat. “Tentu saja tidak langsung menjadi juara, pernah kalah di kompetisi sebelumnya dan tidak menyerah, justru akhirnya belajar letak kesalahannya dimana. Kesalahan menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas selanjutnya,” tuturnya. Azizah juga menyampaikan bahwa selama mengikuti berbagai perlombaan karya tulis, keberhasilannya tak terlepas dari peran fakultas yang begitu mendukung prestasi mahasiswanya.

Berbagai prestasi yang didapatkan Azizah sedikit banyak dipengaruhi oleh dukungan dan doa dari orang tua dan teman-temannya. Lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dirinya hingga sekarang menjadi mahasiswa berprestasi. Menurut Azizah, selama masih di dunia perkuliahan kita harus memiliki semangat untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal diluar kampus, memilih teman dengan ambisi yang sama, serta menerapkan DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal). Kedepannya, ia akan lebih fokus ke tugas akhir dan mendapatkan sertifikasi agar nantinya setelah lulus ia dapat meniti karier yang sesuai dengan harapannya. (DWI/MZH)

Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh semua umat beragama Islam. Pasalnya, pada bulan ini segala amal kebaikan yang kita kerjakan akan dilipatgandakan. Namun, sayangnya di bulan yang mulia ini kita masih terjebak dalam wabah yang tak kunjung berakhir.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi memerangi Covid-19, tetapi angka kasus terjangkit masih tinggi. Terkait dengan fakta yang ada, pemerintah mengambil langkah serius untuk mengurangi kasus yang terjadi, salah satunya dengan pembatasan sosial melalui kampanye di rumah saja. Adanya imbauan tersebut justru tidak menghalangi niat untuk tetap produktif selama Ramadan. Di bulan mulia ini, kita dianjurkan untuk melakukan banyak amalan kebaikan agar memperoleh keutamaan. Seperti halnya kegiatan amal yang dilakukan oleh Masjid Al Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII).

Bermula dari keresahan seorang kakak tingkat akan kurangnya penjagaan protokol Covid-19 ketika melihat program pembagian takjil di banyak masjid yang masih dilakukan secara konvensional, sehingga dianggap kurang efektif. Saat itu juga, beliau terinspirasi untuk menerapkan metode baru pembagian takjil demi meminimalisir terjadinya kerumunan. Lalu, ditemukannya konsep yang memberi solusi atas permasalahan tersebut, yaitu konsep pembagian takjil secara drive thru. Konsep ini juga telah diterapkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, porsi takjil yang dibagikan panitia jauh lebih rendah dibandingkan porsi yang disediakan untuk tahun ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang memutuskan untuk pulang akibat pandemi yang tidak kunjung membaik.

Penyelenggaraan kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak internal maupun eksternal. Meskipun demikian, bukan berarti kegiatan ini berjalan tanpa kendala. “Kesulitan yang kita alami terletak pada pelaksanaan teknis di lapangan karena kita tidak bisa mengontrol kuota kendaraan yang masuk setiap harinya. Ketika kita memperkirakan hari ini akan ramai, eh rupanya justru menurun. Namun, Alhamdulillah kegiatan tetap berjalan dengan kondusif,” jelas Aldy Maulana Ibrahim, Koordinator Lapangan, Senin (19/4). Dalam kegiatan ini disediakan takjil dengan kuota sebesar 250 untuk masyarakat umum dan 75 untuk mahasiswa dengan bermodalkan dana dari donasi umum serta bantuan dari dosen-dosen setempat. Untuk perolehan SDM, Takmir Masjid Al Muqtashidin bekerja sama dengan LDF-JAM (Lembaga Dakwah Fakultas Jamaah Al Muqtashidin). Selain itu, mereka juga membuka open volunteer bagi mahasiswa FBE UII yang berdomisili Jogja untuk berpartisipasi dalam event Ramadan di setiap tahunnya.

Kegiatan pembagian takjil dengan konsep drive thru yang dilakukan oleh Masjid Al Muqtashidin FBE UII merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama, terutama selama masa pandemi di bulan Ramadan. Penerapan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung menjadi wujud komitmen Masjid Al Muqtashidin FBE UII agar pandemi segera berakhir dan keadaan kembali pulih. (YNZ/MID)

Perjuangan melawan kejahatan keuangan merupakan sebuah tindakan yang sangat penting. Kejahatan keuangan ini dapat melanda siapa pun mulai dari internasional, nasional, dan bahkan daerah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka beberapa pihak seperti lembaga keuangan, pembuat kebijakan, regulator, dan otoritas penegak hukum melakukan tindakan eksplorasi secara lebih mendalam.

Saat ini, keuangan gelap sudah menjadi perhatian yang sangat serius bagi banyak pihak seperti komunitas bisnis dan juga regulator, bahkan masyarakat umum. Setelah terjadinya krisis keuangan selama satu dekade lalu, berbagai macam cara telah dilakukan agar sistem keuangan menjadi lebih aman dan mudah diakses.

Tentu banyak permasalahan yang muncul dengan adanya kejahatan keuangan. Oleh karena itu, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerjasama dengan Accounting Research Institute (ARI) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan IAI Wilayah D.I Yogyakarta menyelenggarakan International Webinar on Forensic Audit dengan tema “Elevating Competencies of Enforcement Agents to Fight Financial Crimes”.

Webinar yang dilangsungkan pada hari Rabu (07/04) ini dibawakan oleh tiga pemateri yaitu Prof. Dr. Zuraidah Mohd-Sanusi selaku Professor on Financial Criminology Accounting Research Institute (ARI) UiTM Malaysia, Deni R. Tama selaku EY Indonesia Forensic & Integrity Service Partner dan Hendi Yogi Prabowo, SE., MFor.Accy., PhD., CFrA, CAMS selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik (PSAF) UII Yogyakarta.

Prof. Dr. Zuraidah Mohd-Sanusi selaku Professor on Financial Criminology Accounting Research Institute (ARI) UiTM Malaysia menyampaikan bahwa, “Resiko penggelapan uang akan berkurang apabila menyediakan program investigasi yang dilakukan penegak hukum”. Program investigasi yang dilakukan seperti halnya mengarah pada prosedur dan praktik investigasi yang konsisten agar penggelapan uang semakin berkurang.

Menurut Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CfrA, CAMS selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII Yogyakarta dalam sesi ini menyampaikan, “Terdapat data yang menyatakan fraud yang paling merugikan di Indonesia adalah korupsi dengan persentase sebesar 69,9% dengan urutan keduanya yaitu penyalahgunaan aset atau kekayaan negara dengan persentase 20,9%  dan di urutan ketiga adalah fraud pada laporan keuangan dengan persentase 9,2%”. Hal ini terjadi karena karyawan memiliki kesempatan mengakses sehingga terjadi fraud. “Perusahaan di berbagai industri saat ini mengalami kerugian pendapatan dan manipulasi keuangan akibat pandemi Covid-19 karena adanya tekanan dalam hal ekonomi,” ujarnya.

Adanya kelemahan internal dan normalisasi korupsi menjadi alasan kegiatan penggelapan uang. Pihak yang peduli anti-fraud seperti penegak hukum, pemerintah serta pendidikan dapat membantu untuk mengurangi fraud. Hendi Prabowo menambahkan, “Meningkatkan kinerja audit internal digunakan sebagai cara untuk pencegahan fraud agar perusahaan terkendali dengan baik”. (DH/AA)

Revolusi industri 4.0 saat ini memberikan dampak perubahan yang sangat signifikan di berbagai sektor kehidupan terlebih disaat pandemi. Saat ini, perilaku konsumen mengalami perubahan yang sangat drastis, dimana mayoritas akhirnya terbiasa melakukan berbagai aktivitas digital. Kondisi ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal khususnya bagi mereka yang bergerak dalam sektor ekonomi, terutama koperasi maupun pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Hal tersebut disampaikan Anis Saadah selaku Co-founder & CEO of Innocircle Board of ICCI dalam webinar bertajuk “Strategi menumbuhkan semangat dan kreativitas berwirausaha dengan digital marketing dalam perkoperasian” sebagai salah satu rangkaian acara Methamorfosa XXVI pada Sabtu (3/4).

Untuk bertahan di era digital ini, koperasi sejak tahun 2018 melakukan transformasi dengan menginisiasikan penggabungan start-up dan koperasi yang disebut dengan start-up coop. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mengubah koperasi yang dijalankan secara digital, namun juga bertujuan untuk melakukan efisiensi struktur biaya. Anis menilai, dengan kondisi saat ini, dimana orang-orang sudah sangat familiar dengan teknologi, start-up coop maupun start-up adalah hal yang paling rasional yang dapat dikembangkan.

Ketika membangun sebuah brand, marketing menjadi ujung tombak untuk menyampaikan value yang ditawarkan perusahaan kepada masyarakat. Marketing sendiri telah mengalami perubahan dengan mengikuti perubahan perilaku konsumen atas tren yang terjadi. 

Jeffry Jouw selaku Founder & CMO dari USS Feeds , Urban Sneaker Society dan Kick Avenue turut memaparkan bahwa pengguna sosial media akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga strategi marketing pun terus mengalami transformasi dan adaptasi. Digital marketing bukan suatu hal yang baru di era digital saat ini. Pemasaran secara digital merupakan angin segar bagi perusahaan untuk menggali dan menciptakan ide-ide kreatif. Saat ini, digital marketing dinilai sangat efektif dan lebih hemat dibandingkan dengan strategi pemasaran yang lalu. Salah satu keuntungan melakukan pemasaran secara digital adalah terciptanya lower cost bagi perusahaan.

Digital marketing pun tidak hanya digunakan untuk sekedar menjual produk, tetapi juga diiringi dengan konten yang memiliki story dan value atas produk tersebut, yang nantinya akan meningkatkan awareness dari masyarakat. Awareness inilah yang mampu menentukan tertarik atau tidaknya konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Pada akhir kesempatan, Jeffry membuat kesimpulan bahwa sosial media akan terus berubah setiap harinya, sehingga belajar terkait perkembangan sosial media perlu terus dilakukan agar digital marketing di dalam diri tetap melekat dan tidak tertinggal oleh tren yang ada. (ATE/SAR)

 

Universitas Islam Indonesia (UII) memasuki babak baru dalam merespon pandemi Covid-19. Sejumlah 1939 orang yang terdiri dari Dosen, Tenaga Kependidikan, serta Purna Tugas di lingkungan UII telah diberikan vaksin dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Kesehatan

Sejumlah 300 orang lansia yang berdomisili di sekitar kampus UII juga diberikan vaksin guna mendukung Dinas Kesehatan Sleman mencapai target pemberian vaksin lansia di wilayah D.I. Yogyakarta. Pelaksanaan vaksinasi massal yang melibatkan vaksinator dari dosen Fakultas Kedokteran UII, Rumah Sakit JIH dan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI ini diselenggarakan di di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, pada Selasa 30 Maret 2021.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier UII Dr. Zaenal Arifin, M.Si. mengemukakan, sebagai keluarga besar, UII sangat peduli dengan kesehatan bersama dan sekitar. Selain Dosen, Tenaga Kependidikan, serta Purna Tugas ada juga warga sekitar yang dilibatkan pada program vaksinasi. “Kita ingin berkontribusi sebagai universitas yang rahmatan lil alamin, jadi warga sekitar UII juga punya kesempatan untuk ikut dalam vaksin, dengan memenuhi ketentuan dan prasyarat dari Dinas Kesehatan Sleman,” tuturnya.

Aktivitas luring yang telah direncanakan nampaknya semakin nyata seusai program vaksinasi massal dilakukan. “Persiapan sudah kita mulai seperti rencana tahun 2021 yang ada di rencana kerja dan anggaran tahunan, kemungkinan kita akan buka semester depan beberapa yang semestinya memang luring atau diharuskan luring. Itu akan kita fasilitasi. Jadi secara fisik kita akan siapkan. Meskipun tidak mungkin luringnya seperti sebelum pandemi, mungkin kita akan coba dulu 20% yang memang wajib di sana,” jelas Zaenal Arifin.

Zaenal Arifin menegaskan, pembukaan aktivitas luring ini nantinya akan dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang sesuai standar. Hal ini untuk tetap menekan angka penyebaran virus Covid-19, meskipun sebagian dari civitas akademika UII telah mendapat vaksin. “Mungkin sedikit lebih aman karena mayoritas warga UII sudah divaksin, yang jadi masalah adalah mahasiswa yang belum divaksin, ini akan kita perhatikan dengan baik agar tidak menjadi masalah,” tandasnya.

Dekan Fakultas Kedokteran UII dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp.PK. (K) mengatakan meskipun mengikuti vaksinasi protokol kesehatan harus tetap memperhatikan 5M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menghindari kerumunan, dan Mengurangi bepergian. Menurut Linda Rosita, menghindari kerumunan pada saat pelaksanaan program vaksinasi UII sangat lah penting. “Poin ini harus ditegakkan karena potensi penularan bisa sangat tinggi pada lingkungan yang berkerumun,” tuturnya.

Linda Rosita menjelaskan, Program Vaksinasi UII diatur melalui lima meja secara berurutan. Pada meja pertama, penerima vaksin diukur suhu dan tensinya. Suhu yang diperbolehkan adalah 37,5͒C, dan tekanan darah 180/100. Selanjutnya penerima vaksin melakukan verifikasi data NIK di meja 2, kemudian pada meja 3 petugas kesehatan memberikan pertanyaan seputar riwayat kesehatan penerima vaksin. “Dalam tahap ini sangat memungkinkan untuk tidak melanjutkan ke proses selanjutnya karena tidak sesuai dengan standar penerima vaksin,” sebutnya.

Disampaikan oleh dr. Linda Rosita, ketika penerima dinyatakan layak, maka penerima vaksin diarahkan ke meja selanjutnya untuk dilakukan proses injeksi vaksin. Terakhir, penerima vaksin tidak langsung diperbolehkan pulang namun harus diobservasi selama 30 menit untuk melihat tanda-tanda setelah vaksin. “Apabila tanda vitalnya baik, maka penerima vaksin diperbolehkan pulang,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan dr. Linda Rosita, bahwa proses pasca vaksin akan berlangsung selama 2 minggu pertama. Penerima vaksin diwajibkan memperhatikan kondisi fisiknya selama kurung waktu tersebut. Apabila ada tanda-tanda reaksi vaksin yang mengganggu seperti; bengkak, kemerahan, pendarahan di area penyuntikan, muntah, diare, pingsan, kejang, sesak napas, demam tinggi lebih dari satu hari, pembesaran kelenjar di ketiak atau bagian tubuh lain, lemah otot, penurunan kesadaran, serta gejala lain yang sebelumnya tidak ada, maka penerima vaksin disarankan untuk dapat menghubungi fasilitas kesehatan terkait untuk dapat menyampaikan keluhannya.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UII dr. Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD. menambahkan, pada kasus-kasus penyakit kronis sebenarnya tetap boleh mendapatkan vaksin, selama saat hari H penerima vaksin dalam keadaan stabil dan tidak akut. Namun dr. Erlina Marfianti tetap menyarankan untuk berkonsultasi pada dokter yang biasa menangani nya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar penerima vaksin dapat memastikan dirinya layak divaksin setelah mendapat persetujuan dari dokternya, “Kalau sudah biasa ke dokter lebih baik dikonsulkan dulu, karena dokternya yang tau perjalanan penyakitnya. Selain itu, bagi penderita alergi terhadap bahan-bahan kimia seperti obat-obatan, disarankan untuk dapat melaksanakan vaksinasi di fasilitas kesehatan,” jelasnya. (DIN/DHK) 

Sumber: uii.ac.id