Kuatkan Profil Lulusan Wirausaha Prodi Manajemen FBE UII Adakan Kompetisi Business Model Canvas - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Saat ini, sebuah universitas diharapkan tidak hanya mampu menciptakan generasi peneliti yang handal, melainkan juga diharapkan mampu mencetak para pengusaha. Hal ini sejalan dengan visi Universitas Islam Indonesia yakni sebagai Entrepreneurial University, yang kemudian melahirkan sebuah program Entrepreneurial Learning Outcome (ELO) dari Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan yaitu Simpul Tumbuh UII. Program Studi Manajemen FBE UII (Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia) merupakan salah satu prodi yang berhasil meraih hibah yang didukung oleh konsorsium Erasmus+ GITA (University of Gloucestershire – Inggris; University of Innsbruck – Austria; Technology University of Dublin – Irlandia; Fachhochschule des Mittelstands University – Jerman) serta Asosiasi Akselerator Kewirausahaan Indonesia (AKSELWIRA) dan mewujudkan hibah tersebut dalam kompetisi Business Model Canvas (BMC) 2021, (25/6).

Banyaknya ide bisnis yang dimiliki oleh mahasiswa kini dapat dituangkan dalam kompetisi BMC tersebut. “Kompetisi Business Model Canvas (BMC) ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa Prodi Manajemen UII untuk mewujudkan ide bisnis. Di samping itu, kompetisi ini juga dapat dijadikan sebagai ajang validasi ide bisnis dari mahasiswa,” ujar Ketua Program Studi Manajemen, Anjar Priyono, SE., M.Sc., Ph.D.

Penyelenggaraan kompetisi Business Model Canvas yang didukung pula oleh Entrepreneurial Development Program (EDP) milik Prodi (Program Studi) Manajemen ini diikuti oleh puluhan tim bisnis dari seluruh mahasiswa lintas prodi di lingkungan UII. Terpilih tiga tim bisnis dari sepuluh finalis terbaik pada babak penjurian oleh beberapa dewan juri yang terdiri dari Bagus Panuntun, SE., MBA., CWM., CFP., CSA., CBC. (Deputi Direktur Inkubator Bisnis & Teknologi IBISMA UII), Muhammad Ilham, SE. (Founder & CEO Waktukita), dan Andriyastuti Suratman, S.E., M.M., CHRMP (Dosen Kewirausahaan Jurusan Manajemen UII). Ketiga tim bisnis pemenang kompetisi tersebut yakni ARTIKOS (Platform Digital untuk Design & Pengadaan Interior) yang dipimpin oleh Muhammad Irsyad al-Fikri sebagai Juara ke-1, MagnetZ Project (Platform Digital Pengembangan Bisnis B2B) yang di pimpin oleh Adelia Azka Sofia sebagai Juara ke-2, dan Selingan Foods (Bisnis Kuliner dan Coffee Shop) yang di pimpin oleh Gifari Rizki Putranto sebagai Juara ke-3.

Kompetisi Business Model Canvas sebagai salah satu jalan untuk mewujudkan visi Universitas Islam Indonesia sebagai Entrepreneurial University. Berkaitan dengan hal tersebut, FBE UII juga berharap nantinya kompetisi yang telah terselenggara tersebut menjadi salah satu cara untuk dapat mencetak profil lulusan wirausaha. (PIO/AMA).

Potensi dan Peran Aktif Bank Syariah Indonesia - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam perkembangan keuangan syariah. Namun, pandemi COVID-19 yang hingga kini belum berakhir memaksa kita untuk membuka mata tentang bagaimana dampak dan pengaruh pandemi pada perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Islamic Economics Study Club (IESC) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi  yang dilakukan secara daring via zoom dengan tema “Mengulik Arah Perkembangan Bank Syariah Indonesia”. Diskusi ini berlangsung pada hari Sabtu (16/06) dengan melaksanakan sesi pemaparan materi yang disampaikan oleh Faisal Basri, S.E., M.A.

Faisal Basri, S.E., M.A. menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 secara tidak langsung membuka kotak pandora bagi kita, memperlihatkan bagaimana sebenarnya struktur ekonomi Indonesia masih rapuh. Di era pandemi ini, setidaknya masyarakat Indonesia harus mampu untuk menciptakan value creation, yaitu bagaimana meramu berbagai karunia Allah swt. yang diberikan kepada kita agar menghasilkan barang dan jasa yang baru serta menciptakan inovasi dan pembaruan.

Sayangnya, hingga saat ini peranan bank syariah masih relatif sangat rendah. Per November 2020, aset total bank syariah sebesar Rp 592 triliun, sedangkan aset bank umum sebesar Rp 9.053 triliun. Pangsa aset bank syariah hanya sekitar 6,5 persen.

“Perbankan syariah itu menjunjung tinggi kegiatan produktif yang memberikan maslahat bagi rakyat banyak serta mengedepankan semangat pembaruan,” ucapnya.

Dari sisi positif, bank syariah memiliki keunggulan prinsip yang tak terelakkan. Bank syariah dikatakan lebih mengutamakan prospek suatu bisnis atau industri. Untuk mendukung hal tersebut, bank syariah membutuhkan analisis kredit yang memahami sektor-sektor bisnis yang nantinya menjadi prioritas. Lebih jauh, kemudian bank syariah juga akan memberikan bantuan teknis kepada debitur.

“Jadi, bank syariah bukan hanya sekedar memberikan pinjaman kepada debiturnya. Namun, bank syariah memberikan pendampingan khusus pada bisnisnya. Harapannya, debitur akan terpacu produktivitas dan tingkat daya saingnya sehingga mampu memberikan maslahat bagi umat.” sambung Faisal.

Profil unit bisnis di Indonesia pada 2018 mencatat, sektor mikro menjadi mayoritas dengan persentase 89%. Ironisnya, perbankan konvensional belum menyentuh sektor tersebut. 

“Bank konvensional cenderung menganggap unit bisnis skala mikro kurang bankable”, tutur Faisal. Menurutnya, hal ini mengindikasikan perbankan yang tidak sehat. 

“Pada dasarnya, perbankan adalah jantung ekonomi. Tugas perbankan adalah menyedot darah (dana) dari masyarakat, kemudian dipompanya kembali pada sekujur perekonomian.” (NFF/DHK)

Kemdikbud Membuka Peluang Melalui Kampus Merdeka Siapkah FBE UII Menyambutnya - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Semakin ketatnya persaingan di era sekarang ini, membuat pemerintah harus berusaha untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Salah satu cara yang digunakan untuk mengembangkan SDM adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud) mengeluarkan terobosan yang diharapkan akan mencetak SDM dan lulusan yang memiliki kualitas, yaitu Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Kemdikbud, Nadiem Makarim, dengan tujuan menghilangkan jarak antara perguruan tinggi dan industri. Setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta diwajibkan untuk membebaskan mahasiswanya untuk memilih mata kuliah yang berada di luar perguruan tinggi mereka sebanyak dua semester (setara dengan 40 sks) dan membebaskan mahasiswanya untuk mengambil sks di prodi yang berbeda dalam perguruan tinggi yang sama sebanyak satu semester (setara dengan 20 sks). Akan tetapi, kebijakan ini merupakan pilihan bagi mahasiswa, sehingga tidak diwajibkan untuk mengikuti Kurikulum Kampus Merdeka. Kebijakan ini diharapkan akan membuat mahasiswa menjadi lebih siap menghadapi dunia kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.

Kurikulum Kampus Merdeka Program Studi Manajemen FBE UII didesain sesuai dengan profil alumni yang ingin dicapai oleh Program Studi Manajemen, yaitu seorang wirausahawan, akademisi dan profesional. Dengan begitu, Kampus Merdeka diharapkan dapat menjembatani mahasiswa agar bisa link and match dengan profil alumni yang ingin dicapai. “Konsep ‘Merdeka’ yang diimplementasikan di Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII adalah merdeka yang bertanggung jawab dan berkonsep yang memiliki arahan dan tujuan akhir, sehingga lebih siap di masa depan nanti,” tutur Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D., pemateri pertama pada Sosialisasi Kurikulum Prodi Manajemen (18/06). 

Sejalan dengan cita-cita yang ingin diraih oleh Manajemen FBE UII, mahasiswa yang berkontribusi dalam program yang telah disediakan oleh Kampus Merdeka akan dijanjikan sebagai mahasiswa yang lebih matang dan mapan dalam hal eksekusi setelah lulus nantinya. Program yang dapat diikuti oleh mahasiswa seperti magang, dapat mendukung pencapaian individu yang mempunyai sifat pemimpin berperspektif global, wirausahawan berbakat, serta memiliki pemikiran yang stratejik dalam penyelesaian masalah. Magang yang diikuti oleh mahasiswa dapat dikonversikan sebagai pengganti mata kuliah atau tugas akhir dengan syarat telah disetujui oleh prodi maupun dosen pembimbing akademik (DPA). 

Siti Nur Syamsiah, Dra., MM., menjelaskan bahwa proses konversi nilai bagi mahasiswa yang akan mengambil program dari Kampus Merdeka tidak akan merugikan masing-masing individu baik dari segi SKS maupun IPK. Proses konversi nilai akan dilakukan secara sistem dan manual, sehingga diharapkan mahasiswa dapat menyiapkan transkrip nilai semester genap sebelum menjalani masa key-in semester genap. (ULF/HAN)

Tingkatkan Peluang Karir Asah Potensi Mahasiswa melalui Magang - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Saat ini, tren magang (internship) sedang naik daun di kalangan kawula muda, terutama mahasiswa. Internship sangat penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri agar kelak mampu beradaptasi di dunia karier. Namun, tidak semua universitas di Indonesia memperhatikan urgensi program internship bagi mahasiswanya. Para kaum muda sendiri juga kerap melewatkan program internship karena dianggap tidak terlalu perlu untuk dilakukan dan minimnya informasi yang sampai ke mereka.  

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan Webinar Goes To Society #1 dengan tema Level Up Your Career Game: Unleash Your Potential With Internship yang dilakukan secara daring via zoom. Webinar ini berlangsung pada hari Minggu (06/13) dengan sesi pemaparan materi oleh Muhammad Hafiz Malik selaku People and Culture Manager di Pameo. Pameo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang desain grafis dan menyediakan jasa desain, grafis, pengembangan situs web, dan layanan pemasaran digital. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2015 dan berlokasi di Yogyakarta. 

Dalam paparannya, Muhammad Hafiz Malik menyampaikan pentingnya mengikuti internship sebelum terjun sepenuhnya ke dunia profesional. “Karena dengan adanya magang, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman kerja dan mengetahui kondisi kehidupan pekerjaan yang sesungguhnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperluas wawasan dan mempelajari persoalan masalah yang ada di perusahaan”, ujar Hafiz. Hal ini sejalan dengan pernyataan salah satu peserta webinar, Imam N. F. yang mengutarakan bahwa program internship ibarat geladi sebelum memasuki dunia kerja, sehingga tidak bisa disepelekan.

Selain itu, Hafiz juga menerangkan beberapa tips untuk mengikuti magang. Diawali dengan menentukan tujuan kenapa kamu ingin mengikuti program magang tersebut, baik untuk menambah pengalaman ataupun mengasah skill profesional. Kedua, cari program magang yang sesuai dengan goal dan periksa apakah perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan yang kita mau. Ketiga, cari tahu apakah lokasi perusahaan tersebut dekat atau jauh dan sesuaikan dengan kemampuan kita. Terakhir, berapa lama durasi magang yang ingin dilakukan. Apakah hanya satu bulan atau tiga bulan, sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Sebagai penutup, Aufa Al Zhafir selaku moderator menyimpulkan, “Dalam dunia pekerjaan, hard skill, soft skill, tata krama, kepercayaan diri, networking dan rekomendasi menjadi hal yang penting, begitu pula dengan menampilkan CV yang menarik dan memenuhi kriteria. Berbagai pertimbangan ini menjadi penilaian penting saat mengajukan lamaran internship maupun melamar pekerjaan nantinya”. Maka dari itu, sebagai mahasiswa jangan sampai kita melewatkan program internship karena akan banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika kita mengikuti program ini. (SAH/PIO)

Workshop BMC Penguatan Bekal Kewirausahakan Mahasiswa 1 - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Tren dunia bisnis yang berkembang saat ini semakin masif dari segi persaingan antar pengusaha maupun pergeseran nilai yang dianut oleh beragam customer dalam pemenuhan kebutuhannya. Tren ini menuntut adanya competitive advantage terkait penciptaan nilai, adanya keterkaitan teknologi yang efektif dan efisien, produk yang ramah terhadap lingkungan, tercapainya kepuasan konsumen serta perlu upaya keras perusahaan untuk meningkatkan nilai relevansi agar senantiasa bertahan dan berkembang dalam proses bisnisnya.

Guna menguatkan bekal kewirausahaan pada mahasiswa, Program Studi Manajemen Program Sarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII Workshop Business Model Canvas (BMC) pada Jumat (28/5). Ketua Program Studi, Anjar Priyono SE., M.Si., Ph.D. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembentukan salah satu profil lulusan, yakni wirausahawan. “Workshop ini juga bertujuan untuk menguatkan bekal kewirausahaan kepada mahasiswa melalui pengenalan poin-poin penting yang harus dikenali dan dikendalikan di awal rintisan usaha yang akan mereka jalankan”, terang Anjar. Menurut Anjar, mahasiswa yang akan mendirikan perusahaan rintisan (start-up) perlu memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam mendesain model bisnis agar mendukung keberlangsungan usaha yang dirintisnya.

Salah satu pemateri yang juga merupakan pendiri dan pemilik NDJ Tenun & Batik, Nabila Nur Dwijayanti menyampaikan bahwa kesesuaian antara nilai produk dengan pasar sasaran, merupakan hal yang penting dalam bisnis. Pebisnis yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir ini mencontohkan bahwa usaha yang dijalankannya memiliki pasar sasaran yang sesuai dengan nilai produk yang ia tawarkan. “NDJ Tenun & Batik membidik kawula muda dengan misi mengenalkan budaya melalui kain batik sebagai produk fashion yang tidak hanya ditujukan untuk orang tua, atau hanya digunakan dalam acara-acara seremonial resmi. Namun, juga dengan leluasa dapat dikenakan oleh generasi muda dalam segala suasana”, jelas Nabila.

Hadir selaku pemateri kedua, Bagus Panuntun, SE., MBA., Dosen Jurusan Manajemen FBE UII menyampaikan pentingnya pemahaman sembilan blok BMC dalam membangun model bisnis. Menurut Bagus, usaha rintisan seringkali terkendala oleh sumber modal, sehingga pemilik usaha rintisan perlu membangun model bisnis yang menarik pasar agar mampu bertahan meski dengan modal yang terbatas. “Pebisnis pemula itu bisa jadi memiliki modal yang minim, oleh karenanya perlu memanfaatkan peluang dengan baik dan mendesain model bisnis yang mampu mengeksekusi peluang tersebut secara efektif dan efisien”, pungkasnya. (BZD)

Temukan Makna Berarti di Bulan Syawal - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Halal Bihalal sering dimaknai bahwa saling memaafkan itu hanya dilakukan saat hari raya saja. Padahal, Islam sendiri mengajarkan kita untuk dapat saling memaafkan di setiap waktu. Hal tersebut dinyatakan oleh Ustaz Mohammad Bekti Hendrie Anto, S.E., M.Sc. dalam kegiatan Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Marketing and Communication Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (Marcomm FBE UII) pada Jumat (21/5). Dengan mengusung tema “Sucikan Hati, Kuatkan Silaturahmi”, turut hadir pula Baziedy Aditya Darmawan SE., MM. selaku Kepala Unit Hubungan Masyarakat FBE UII. “Pandemi yang terjadi hingga saat ini telah memisahkan jarak satu dengan yang lainnya. Sehingga pada momen yang bagus ini, semoga dapat mengantarkan kita pada silaturahmi yang semakin erat meskipun belum dapat bertemu secara langsung,” ucapnya.

Mencoba meluruskan argumennya kembali. Bekti menyatakan, “Padahal, Islam sendiri mengajarkan kita untuk dapat saling memaafkan di setiap waktu. Sedangkan hal yang paling relevan ketika telah selesai menjalankan ibadah di bulan Ramadan yakni seharusnya dapat mengevaluasi apakah tujuannya telah tercapai”.

Bekti lebih lanjut menjelaskan mengenai tujuan ibadah bulan Ramadan. “Inti ibadah di bulan Ramadan adalah puasa (shaum) yang memiliki tujuan untuk dapat membentuk manusia yang bertakwa (muttaqin). Manusia bertakwa itu adalah manusia yang menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Disaat bulan Syawal inilah yang merupakan awal dari pembuktian ketakwaan manusia yang dibentuk saat bulan Ramadan,” tutur Bekti. Adapun alasan mengapa kita sebagai umat Islam harus bertakwa itu karena memang merupakan sebuah konsekuensi apabila kita telah berikrar bahwa Allah Swt. merupakan satu-satunya Tuhan kita dan Nabi Muhammad saw adalah utusannya. Dengan inilah kalimat syahadat dapat bermakna dan diimplementasikan secara benar, sehingga ketakwaan tersebut dapat mengantarkan kita ke surga.

Selain itu, dikatakan juga bahwa di masa depan terdapat hal yang akan sulit dikendalikan. Hal ini disebut dengan VUCA (Vulnerability, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Kemudian, untuk menghadapi VUCA ini sangatlah diperlukan karakter, kompetensi, dan kolaborasi yang mana ketiga hal tersebut sudah pasti ada dalam diri orang-orang yang beriman. “Mulai dari aspek karakter, yakni orang-orang beriman pasti memiliki tujuan hidup yang jelas. Kemudian, aspek kompetensi. Untuk mengetahui bagaimana aspek kompetensi tersebut, kita dapat melihat Rasulullah saw yang memiliki keahlian sehingga dapat mengusai Jazirah Arab. Sedangkan aspek kolaborasi yakni dapat dilihat bahwa Islam sangat menyukai kebersamaan,” lanjutnya.

Nyatanya, ketika bulan Ramadan berakhir, itu bukanlah menjadi akhir juga bagi manusia untuk menggiatkan ibadahnya. Melainkan menjadi sebuah permulaan. “Jadi, makna dari bulan Syawal ini adalah menyiapkan kita untuk mencapai ketakwaan pada Allah Swt.,” pungkas Bekti menutup acara. (AMA)

Pengajian Syawalan FBE UII 1442 H - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Perumpamaan saudara semuslim bagaikan satu tubuh, jika ada satu bagian tubuh yang terluka, maka bagian lainnya turut merasakan nestapa. Hal tersebut telah tercantum dalam Hadits Bukhari dan Muslim, yang kemudian secara langsung dijabarkan oleh Ustaz Ransi Al Indragiri. “Seorang manusia dapat diakui sebagai saudara sesama muslim, yaitu apabila seseorang tersebut bersyahadat, melaksanakan salat, dan membayarkan zakat. Kendati seseorang tersebut malas, sekalipun melakukan ketiga hal tersebut namun masih mengakui, maka dia masih dapat kita akui sebagai sesama saudara muslim,” jelasnya mengawali tausiyah pada pengajian syawalan 1442 H yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada Rabu (19/5).

Sesuai dengan tema yang diusung, penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan menegaskan pentingnya mengukuhkan iman dalam ikatan persaudaraan. Lebih lanjut, ketika seseorang telah mengucapkan syahadat, melakukan salat, dan juga membayar zakat, mereka telah layak kita sebut sebagai saudara sesama muslim. Tidak hanya itu, saudara sesama muslim itu bukan hanya status, melainkan juga menjadi tanggung jawab kita untuk bisa peduli terhadap apa yang menimpanya.

Ransi kemudian menjelaskan lebih lanjut terkait dengan status dan pengukuran keimanan sesama saudara muslim. “Bila kita ingin mengukur kadar iman seseorang, maka dapat dilihat dari seberapa care atau peduli kita terhadap saudara sesama muslim,” tutur Ustaz Ransi Al-Indragiri. Dijelaskan oleh Ustaz Ransi dalam buku Pandangan Hidup Muslim yang ditulis Prof. Dr. Buya Hamka,  bahwa orang yang benar imannya, amalannya, ilmunya, dan diterima di sisi Allah SWT, adalah orang yang dekat kepada persaudaraan. Ransi juga mengingatkan bahwa ada enam hak sesama muslim, yaitu memberi salam jika bertemu, membalas hamdalah setelah bersin dengan mengucapkan yarhamukallah, menghadiri undangan sebagai bentuk kepedulian, memberi nasihat ketika diminta, dan bertakziah kala saudara sesama muslim ada yang wafat.

Namun, dalam melakukan amal, perlu juga diketahui bahwa semua harus diniatkan dan dilakukan secara totalitas. “Allah tidak menerima yang setengah-setengah. Oleh karena itu, kita harus totalitas peduli dengan sesama, niscaya mereka juga akan totalitas dalam memberikan kepedulian terhadap kita,” pesan Ustaz Ransi di akhir tausiahnya.(AR/SAR)

DUIT Kunci Sukses Azizah Menyabet Gelar Mapres UII 2021 - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Terpilih sebagai mahasiswa berprestasi bukanlah hasil yang diraih melalui proses yang singkat. Memprioritaskan persoalan akademik, namun tetap mampu mengedepankan perihal non-akademik tentunya menjadi tantangan tersendiri. Kriteria tertentu yang harus dipenuhi untuk terpilih menjadi mahasiswa berprestasi dan proses seleksi yang ketat tentunya bukan hal yang mudah untuk dilalui. Mulai dari seleksi berkas, hingga presentasi di hadapan para juri. Demikian proses yang harus dilalui Nur Azizah dalam perjalanannya meraih predikat mahasiswa berprestasi.

Nur Azizah (20) yang akrab disapa Azizah merupakan mahasiswi semester enam yang sedang menempuh pendidikan sarjana di program studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Selain sibuk menjalani aktivitas perkuliahan, ia juga aktif menjalani organisasi dan terlibat dalam berbagai ajang perlombaan. Bahkan, tak jarang ia menjadi pemenang dalam berbagai kompetisi nasional berbasis essay dan karya tulis ilmiah. Karakternya yang tidak pernah bosan untuk belajar hal baru menjadikannya selalu berkembang dan gemar melakukan observasi lingkungan sekitar. Tak jarang, hasil observasi ini menjadi ide baru baginya dan ia tuangkan dalam bentuk tulisan untuk nantinya menjadi bahan penulisan karya ilmiah yang inovatif dan bermanfaat.

Azizah berhasil mengharumkan nama FBE UII dan menyabet juara satu dalam National Business Case Competition pada Oktober 2020. Ia juga berhasil meraih penghargaan Best Paper Award dari Southeast Asia Millennial Conference 2020 yang diorganisir oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Berbagai prestasi membanggakan ini tentunya tidak diraih melalui proses yang singkat. “Tentu saja tidak langsung menjadi juara, pernah kalah di kompetisi sebelumnya dan tidak menyerah, justru akhirnya belajar letak kesalahannya dimana. Kesalahan menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas selanjutnya,” tuturnya. Azizah juga menyampaikan bahwa selama mengikuti berbagai perlombaan karya tulis, keberhasilannya tak terlepas dari peran fakultas yang begitu mendukung prestasi mahasiswanya.

Berbagai prestasi yang didapatkan Azizah sedikit banyak dipengaruhi oleh dukungan dan doa dari orang tua dan teman-temannya. Lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dirinya hingga sekarang menjadi mahasiswa berprestasi. Menurut Azizah, selama masih di dunia perkuliahan kita harus memiliki semangat untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal diluar kampus, memilih teman dengan ambisi yang sama, serta menerapkan DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal). Kedepannya, ia akan lebih fokus ke tugas akhir dan mendapatkan sertifikasi agar nantinya setelah lulus ia dapat meniti karier yang sesuai dengan harapannya. (DWI/MZH)

Iftar Drive Thru Wujud Komitmen Masjid Al Muqtashidin FBE UII 1 - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh semua umat beragama Islam. Pasalnya, pada bulan ini segala amal kebaikan yang kita kerjakan akan dilipatgandakan. Namun, sayangnya di bulan yang mulia ini kita masih terjebak dalam wabah yang tak kunjung berakhir.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi memerangi Covid-19, tetapi angka kasus terjangkit masih tinggi. Terkait dengan fakta yang ada, pemerintah mengambil langkah serius untuk mengurangi kasus yang terjadi, salah satunya dengan pembatasan sosial melalui kampanye di rumah saja. Adanya imbauan tersebut justru tidak menghalangi niat untuk tetap produktif selama Ramadan. Di bulan mulia ini, kita dianjurkan untuk melakukan banyak amalan kebaikan agar memperoleh keutamaan. Seperti halnya kegiatan amal yang dilakukan oleh Masjid Al Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII).

Bermula dari keresahan seorang kakak tingkat akan kurangnya penjagaan protokol Covid-19 ketika melihat program pembagian takjil di banyak masjid yang masih dilakukan secara konvensional, sehingga dianggap kurang efektif. Saat itu juga, beliau terinspirasi untuk menerapkan metode baru pembagian takjil demi meminimalisir terjadinya kerumunan. Lalu, ditemukannya konsep yang memberi solusi atas permasalahan tersebut, yaitu konsep pembagian takjil secara drive thru. Konsep ini juga telah diterapkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, porsi takjil yang dibagikan panitia jauh lebih rendah dibandingkan porsi yang disediakan untuk tahun ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang memutuskan untuk pulang akibat pandemi yang tidak kunjung membaik.

Penyelenggaraan kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak internal maupun eksternal. Meskipun demikian, bukan berarti kegiatan ini berjalan tanpa kendala. “Kesulitan yang kita alami terletak pada pelaksanaan teknis di lapangan karena kita tidak bisa mengontrol kuota kendaraan yang masuk setiap harinya. Ketika kita memperkirakan hari ini akan ramai, eh rupanya justru menurun. Namun, Alhamdulillah kegiatan tetap berjalan dengan kondusif,” jelas Aldy Maulana Ibrahim, Koordinator Lapangan, Senin (19/4). Dalam kegiatan ini disediakan takjil dengan kuota sebesar 250 untuk masyarakat umum dan 75 untuk mahasiswa dengan bermodalkan dana dari donasi umum serta bantuan dari dosen-dosen setempat. Untuk perolehan SDM, Takmir Masjid Al Muqtashidin bekerja sama dengan LDF-JAM (Lembaga Dakwah Fakultas Jamaah Al Muqtashidin). Selain itu, mereka juga membuka open volunteer bagi mahasiswa FBE UII yang berdomisili Jogja untuk berpartisipasi dalam event Ramadan di setiap tahunnya.

Kegiatan pembagian takjil dengan konsep drive thru yang dilakukan oleh Masjid Al Muqtashidin FBE UII merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama, terutama selama masa pandemi di bulan Ramadan. Penerapan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung menjadi wujud komitmen Masjid Al Muqtashidin FBE UII agar pandemi segera berakhir dan keadaan kembali pulih. (YNZ/MID)

Cegah Kasus Kejahatan Keuangan Perusahaan Perlu Tingkatkan Audit Internal - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Perjuangan melawan kejahatan keuangan merupakan sebuah tindakan yang sangat penting. Kejahatan keuangan ini dapat melanda siapa pun mulai dari internasional, nasional, dan bahkan daerah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka beberapa pihak seperti lembaga keuangan, pembuat kebijakan, regulator, dan otoritas penegak hukum melakukan tindakan eksplorasi secara lebih mendalam.

Saat ini, keuangan gelap sudah menjadi perhatian yang sangat serius bagi banyak pihak seperti komunitas bisnis dan juga regulator, bahkan masyarakat umum. Setelah terjadinya krisis keuangan selama satu dekade lalu, berbagai macam cara telah dilakukan agar sistem keuangan menjadi lebih aman dan mudah diakses.

Tentu banyak permasalahan yang muncul dengan adanya kejahatan keuangan. Oleh karena itu, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerjasama dengan Accounting Research Institute (ARI) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan IAI Wilayah D.I Yogyakarta menyelenggarakan International Webinar on Forensic Audit dengan tema “Elevating Competencies of Enforcement Agents to Fight Financial Crimes”.

Webinar yang dilangsungkan pada hari Rabu (07/04) ini dibawakan oleh tiga pemateri yaitu Prof. Dr. Zuraidah Mohd-Sanusi selaku Professor on Financial Criminology Accounting Research Institute (ARI) UiTM Malaysia, Deni R. Tama selaku EY Indonesia Forensic & Integrity Service Partner dan Hendi Yogi Prabowo, SE., MFor.Accy., PhD., CFrA, CAMS selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik (PSAF) UII Yogyakarta.

Prof. Dr. Zuraidah Mohd-Sanusi selaku Professor on Financial Criminology Accounting Research Institute (ARI) UiTM Malaysia menyampaikan bahwa, “Resiko penggelapan uang akan berkurang apabila menyediakan program investigasi yang dilakukan penegak hukum”. Program investigasi yang dilakukan seperti halnya mengarah pada prosedur dan praktik investigasi yang konsisten agar penggelapan uang semakin berkurang.

Menurut Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CfrA, CAMS selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII Yogyakarta dalam sesi ini menyampaikan, “Terdapat data yang menyatakan fraud yang paling merugikan di Indonesia adalah korupsi dengan persentase sebesar 69,9% dengan urutan keduanya yaitu penyalahgunaan aset atau kekayaan negara dengan persentase 20,9%  dan di urutan ketiga adalah fraud pada laporan keuangan dengan persentase 9,2%”. Hal ini terjadi karena karyawan memiliki kesempatan mengakses sehingga terjadi fraud. “Perusahaan di berbagai industri saat ini mengalami kerugian pendapatan dan manipulasi keuangan akibat pandemi Covid-19 karena adanya tekanan dalam hal ekonomi,” ujarnya.

Adanya kelemahan internal dan normalisasi korupsi menjadi alasan kegiatan penggelapan uang. Pihak yang peduli anti-fraud seperti penegak hukum, pemerintah serta pendidikan dapat membantu untuk mengurangi fraud. Hendi Prabowo menambahkan, “Meningkatkan kinerja audit internal digunakan sebagai cara untuk pencegahan fraud agar perusahaan terkendali dengan baik”. (DH/AA)