Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali mengadakan kegiatan tahunan, Business Festival for Z Generation (Bizfez) pada Senin (19/10). Bersamaan dengan situasi pandemi saat ini, Biztalk (Business Talk) mengambil tema “Peluang Bisnis dan Digital Marketing di Masa pandemi” yang diisi oleh dua narasumber yakni Nurtaqi Irzalia sebagai Brand Director of Looke, AVO Innovation & Technology dan Julian Roelivan, seorang Instagram Strategist Social Media Marketer.

“Acara ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bisnis dan ekonomi dengan harapan kedepannya mahasiswa bisa memberi inspirasi dan inovasi bisnis yang bermanfaat bagi mahasiswa lainnya,” ucap Siti Nursyamsiyah, Dra., MM. dalam sambutannya. 

Melihat situasi yang ada, Bizfez berhasil mengangkat tema yang menarik mengenai urgensi digital marketing. “Di masa pandemi seperti saat ini, digital marketing sangat dibutuhkan. Biztalk kali ini membahas mengenai strategi agar digital marketing dapat dijalankan dengan maksimal,” tutur Reza Febriansyah selaku panitia Bizfez 2020.

Model pemasaran konvensional saat ini telah bergeser menjadi pemasaran digital. Dengan digital marketing, seorang pebisnis dapat memanfaatkan berbagai macam media sosial yang ada untuk dapat lebih dekat dengan konsumen. “Ada empat tujuan digital marketing yaitu untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan target traffic, meningkatkan sales, serta meningkatkan brand awareness,” ujar Julian dalam pembahasannya.

Dalam digital marketing, diperlukan juga pemahaman terhadap customer, yang dengan demikian pebisnis dapat lebih mudah memengaruhi audiens untuk menjadi customer. Pemahaman terhadap customer bisa dimulai dari pengelompokkan berdasarkan demografi ataupun psikografi. Setelah itu, seorang pebisnis dapat menarik customer melalui sosial media yang tersedia seperti konten instagram ataupun website yang telah dioptimasi menggunakan Search Engine Optimization (SEO). 

Melengkapi penjelasan Julian mengenai digital marketing, Nurtaqi membuka pembicaraannya dengan menyampaikan pandangannya terkait seorang entrepreneur, “Seorang entrepreneur seharusnya dapat menciptakan ide dari sebuah pemikiran dan dapat dengan cepat mengeksekusi setiap peluang yang ada untuk dituangkan dalam bisnisnya”. Menurutnya, terdapat pula faktor utama yang memengaruhi pengambilan keputusan individu, yaitu faktor internal.

“Faktor internal berkaitan dengan mindset. Seorang entrepreneur harus memiliki mindset positif karena hal tersebut akan berpengaruh pada hasilnya. Selain itu, seorang pengusaha juga harus dapat berpikir cepat untuk memutuskan bagaimana tindakan yang harus dilakukan selanjutnya, sehingga dapat menghasilkan pola pikir yang efektif dan transformatif,” lanjutnya.

“Untuk adik-adik yang tertarik atau telah berkecimpung dalam dunia bisnis, jangan lelah untuk terus mengikuti update-an berita terkait dengan bisnis yang diminati dan jangan lelah untuk terus belajar,” tutupnya sembari memberi nasihat bagi mahasiswa FBE UII. (NAP/AMA)

Pembahasan mengenai solusi pemulihan ekonomi dalam pascapandemi terus berkembang, seiring dengan pergerakan sektor-sektor pendukung kekuatan ekonomi. Kondisi sosial dan ekonomi yang masih tidak pasti menuntut semua pihak untuk siap dengan segala perubahan yang mungkin terjadi pascapandemi. Kontingensi sosial dan ekonomi pada lingkup domestik maupun dampak dari situasi global di masa pandemi, telah memunculkan banyak spekulasi masa depan perekonomian tanah air. BUMN sebagai agen penggerak kekuatan ekonomi diharapkan mampu menjadi pionir dalam pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi. Inilah yang melatarbelakangi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan seri webinar bertajuk “Meet the Leaders #1dengan mengusung tema “Masa Depan BUMN Pascapandemi” (10/10). Kegiatan ini juga merupakan Kuliah Umum Penyambutan Mahasiswa Baru FBE UII untuk Tahun Akademik 2020/2021.

Kegiatan yang digelar secara daring ini, menghadirkan pembicara Direktur Utama PT. Adhi Karya (Persero) Tbk., Entus Asnawi Mukhson dan Managing Partner Havara Consulting, Ade Ahmad Rozi. Keduanya merupakan alumni FBE UII. Sementara bertindak sebagai pemberi pidato pembuka, Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Tohir.

Dalam pidato pembukanya, Erick Thohir mengajak seluruh pihak untuk optimis dalam menghadapi masa depan, sebagai bekal utama dalam memulihkan perekonomian Indonesia pascapandemi. “Kita semua perlu memandang pandemi Covid-19 ini dengan penuh tentunya harapan, tidak berlarut-larut dengan ratapan, dan berusaha cermat untuk bertahan, jelas Erick. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk BUMN untuk menyiapkan strategi guna berbenah dan bertumbuh pascapandemi ini. Tak lupa, Erick Thohir juga memberikan pesan kepada Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021 FBE UII untuk memanfaatkan kesempatan kuliah dengan baik guna menyiapkan masa depan. “Selamat, Anda telah menikmati privilege sebagai mahasiswa, untuk itu saya berpesan kepada Anda semua agar memanfaatkan privilege itu dengan mengembangkan dan menempa diri di kampus ini,” tuturnya.

Dalam pemaparannya, Entus Asnawi menyampaikan bahwa pandemi menyebabkan krisis ekonomi yang sudah berada di ujung tanduk, dan pada saat ini BUMN berperan sangat penting dalam menggerakkan perekonomian dalam aspek penyerapan pasar, tenaga kerja, dan juga sebagai mitra pada UMKM. “Adhi Karya kini menyiapkan skenario strategi guna mengantisipasi dampak yang akan terjadi akibat krisis yang terjadi” ungkap Entus. Menurutnya, strategi yang efektif dan efisien yang berbasis teknologi informasi akan menjadi kunci dalam menyiapkan pertumbuhan pascapandemi.

Alumnus FBE UII Tahun 1981 ini menambahkan bahwa adopsi tekonologi digital akan sangat berguna dalam melakukan inspeksi proyek secara virtual pun turut dilakukan. “Dengan memanfaatkan digitalisasi laporan, maka pekerjaan dapat dilakukan secara lebih efisien, khusus di sektor konstruksi, pemanfaatan building modeling (BIM) juga menjadi sebagai salah satu pemanfaatan teknologi yang sangat penting”, jelasnya.

Meski BUMN di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis, namun kontribusnya dalam penciptaan PDB di Indonesia masih tertinggal jika dibandingan dengan perusahaan milik negara lain. Ade Ahmad Rozi mengungkapkan bahwa pada tahun 2018, pengaruh kontribusi BUMN bagi indonesia masih 16%, sedangkan China 58%, dan Singapura 21% terhadap PDB negaranya. “BUMN memiliki peran vital dan strategis dalam pembangunan di Indonesia, sehingga diharapkan pascapandemi ini, BUMN dapat menjadi lebih lincah, lebih ramping, dan semakin cepat menangkap berbagai macam peluang yang ada dihadapan,” ujarnya.

Alumnus FBE UII Tahun 1990 ini berpendapat bahwa inovasi model bisnis merupakan salah satu strategi penting untuk disiapkan oleh BUMN dalam menyambut pemulihan ekonomi. “BUMN perlu mengidentifikasi seluruh proses bisnis yang ada, inovasi model bisnis yang tidak relevan patut untuk dihilangkan,” terang Ade. Selain itu, pengoptimalan teknologi informasi,  yang didukung oleh digital leadership dan pengembangan talenta juga penting bagi BUMN untuk mendukungnya dalam mencapai tujuan.

Dekan FBE UII, Prof. Jaka Sriyana, Ph.D. dalam sambutannya menekankan bahwa isu pemulihan ekonomi pascapandemi menjadi hal penting yang perlu dibahas. “Kita ketahui bersama bahwa hampir seluruh lini bisnis mengalami dampak pandemi, namun yang lebih penting dari itu adalah bagaimana industri menyiapkan strategi untuk menyambut pemulihan ekonomi pacsapandemi berakhir, termasuk BUMN yang merupakan agen penggerak ekonomi”, tuturnya. Jaka menyampaikan bahwa hal inilah yang menjadi latar belakang FBE UII menyediakan ruang bagi publik, untuk mendiskusikan hal tersebut melalui kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Rektor UII, Prof. Fathul Wahid menyebut empat literasi yang dibutuhkan untuk menjemput masa depan. Pertama, future literacy (literasi masa depan) memungkinkan manusia untuk mengimajinasikan masa depan dengan lebih baik sehingga ekspektasi dapat dikelola dengan baik juga. Kedua, keterampilan system thinking yang membuat kita mengetahui jalan mana yang akan dipilih. Ketiga, anticipation (antisipasi) yang berguna untuk memodifikasi perilaku supaya lebih siap dalam menjemput masa depan. Keempat, strategic foresight (tinjauan masa depan strategis) agar seseorang bisa mencari masa depan alternatif karena sifat masa depan tidak tunggal. “Dengan mengimajinasikan masa depan yang seperti itu, kita tidak terjebak dengan masa depan tunggal, tapi ada jalur masa depan lain yang bisa kita desain bersama,” ujar Fathul. (LIN/AAM)

Menyambut era kenormalan baru, Program Studi Manajemen Program Magister Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menggelar The 8th National Conference on Applied Business yang bertajuk “Strategi Pemulihan UMKM dan Pendidikan Tinggi pada Era Kenormalan baru Selama Pandemi Covid-19”, Sabtu (3/10). Dengan menghadirkan tiga pembicara yakni Prof. Fathul Wahid, S. T.,M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII, Gancar Premananto dari Universitas Airlangga, dan Halim Alamsyah yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).

Dalam sambutannya, Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D mengatakan, “Konferensi ini diadakan untuk menyebarluaskan ilmu yang telah kita pelajari”.

“Pandemi Covid-19 telah memaksa Perguruan Tinggi dalam keadaan yang tidak nyaman. Salah satunya terjadi di Yogyakarta. Ketika mahasiswa pendatang pulang pulang kampung. Maka, dampak ekonomi lokal itulah yang sangat luar biasa,” tutur Fathul Wahid dalam sambutannya. Ia juga menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipikirkan demi masa yang akan datang, tidak hanya bidang ekonomi, namun juga pada Perguruan Tinggi.

Berbeda dengan penuturan Fathul, Gancar Premananto lebih membahas pada ranah bisnis. “Kalau kita ingin menjadi entrepreneur, maka belajar untuk menjadi suffer. Entrepreneur harus siap dalam menghadapi  tantangan luar biasa nantinya. Harus melakukan sustainable improvement”.

Dalam bidang ekonomi, salah satu hal yang perlu diselamatkan ialah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah). “Kita saat ini berhadapan dengan sesuatu yang kita tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Perbedaan ini terutama menyangkut pada masalah kematian. Di bidang ekonomi, hal ini berdampak pada kegiatan ekspor impor yang merupakan indikator ekonomi dunia, kini perlahan-lahan berhenti. Banyak perusahaan memberlakukan PHK (Putus Hubungan Kerja) dan investasi menurun tajam,” ungkap Halim Alamsyah. Menurutnya, sudah tidak ada harapan lagi bagi para pebisnis yang menjalankan usahanya untuk bertahan di tengah kondisi seperti ini. Maka, diperlukan langkah-langkah yang tepat mengingat UMKM merupakan salah satu harapan negara saat ini.

“Dengan menggunakan ekonomi digital, pasar tradisional dapat dihubungkan dengan e-commerce. Ini merupakan salah satu strategi pengembangan UMKM agar dapat naik kelas,” ujar Halim. Ia juga memaparkan bagaimana tahapan pengembangan UMKM secara rinci mulai dari korporatisasi UMKM berbasis klaster, dilanjutkan dengan penguatan kapasitas produksi dan usaha, SDM (Sumber Daya Alam), serta kapasitas pasar. Setelah dua tahapan itu terlewati, maka UMKM akan masuk ke tahap penguatan akses pembiayaan.

“Terapkan strategi Hybrid Market Driven dan Government Intervention untuk mendorong UMKM naik kelas. Dengan menggunakan program on boarding, UMKM menerapkan e-commerce dan e-payment yang sistematis dan terstruktur yang dapat menguatkan sinergi kebijakan nasional UMKM,” tutupnya. (AMA)

Sejumlah keputusan tentang pembelajaran new normal atau kebiasaan baru dari Kemendikbud tahun ajaran 2020/2021 mengakibatkan banyaknya perubahan yang menghasilkan banyak inovasi dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah inovasi mengenai gaya penyelenggaraan kegiatan pengenalan kampus atau yang biasa disebut dengan Masa Orientasi. Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia adalah salah satu fakultas yang menyelenggarakan rangkaian Orientasi Mahasiswa melalui daring dengan memanfaatkan kanal youtube

FBE UII MENYAPA merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian acara Orientasi Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021 yang menghadirkan Pimpinan Fakultas dan Pengelola Program Studi untuk lebih dekat dalam memberikan informasi tentang kefakultasan dan proses akademik kepada para orang tua dan para mahasiswa baru yang tersedia di kanal youtube FBE UII (24/9). FBE UII MENYAPA membahas mengenai empat informasi utama yaitu akademik, Program Studi Manajemen Program Sarjana, Program Studi Akuntansi Program Sarjana, dan Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana. 

Prof. Dr. Jaka Sriyana, M.Si selaku Dekan FBE UII menjelaskan mengenai akreditasi dari sepuluh program studi yang ada di FBE UII, beliau mengatakan bahwa sembilan dari sepuluh program studi tersebut telah terakreditasi A dan hanya program diploma yang sedang diusahakan dalam proses akreditasi. Pada sesi ini, diuraikan pula fasilitas dan kegiatan pembelajaran keagamaan yang dipaparkan oleh wakil dekan.

Pada saat penyampaian informasi mengenai Program Studi Manajemen, Anjar Priyono, SE., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Manajemen Program Sarjana mengatakan bahwa terdapat keunikan pada prodi manajemen yang terletak pada nilai-nilai keislaman yang senantiasa di terapkan pada saat pembelajaran di kampus. “Ditempat kita itu memiliki nilai-nilai keislaman yang begitu kuat, sehingga pada waktu saudara nanti akan lulus dari prodi manajemen, itu akan memiliki karakter-karakter yang mature (dewasa), professional (profesional), wisdom (bijaksana), dan juga humble (sederhana) dan ini terbawa pada saat saudara nanti akan memasuki ke dunia kerja,” tukas beliau. 

Selanjutnya, Studium Generale yang dipandu oleh Aditya Pandu Wicaksono S.E., Ak., M.Ak. mengenai penjelasan Program Studi Akuntansi. Diawali dengan sambutan oleh Dr. Mahmudi, S.E., M,Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi, beliau mengatakan bahwa Prodi Akuntansi memiliki keunggulan-keunggulan seperti mendapat rekognisi internasional dan kurikulum prodi akuntansi sudah terverifikasi ACCA. Dengan tercapainya kurikulum ini, maka akan memudahkan mahasiswa Prodi Akuntansi FBE UII memperoleh sertifikasi profesi internasional. 

Dr. Sahabudin Sidiq, MA. Selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan mengatakan bahwa Prodi Ekonomi pembangunan sudah tersertifikasi Association of Southeast Asian National (ASEAN) University Network-Quality Assurance (AUN-QA) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas standar universitas di tingkat ASEAN. Beliau memaparkan visi Prodi Ekonomi Pembangunan memiliki komitmen untuk kesempurnaan risalah dan islamiah. (LIN/DH)

Dalam rangka memperkenalkan mahasiswa baru dengan situasi kampus, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan Semata (Semangat Ta’aruf) 2020 di hari ke-2, Rabu (23/9). Meskipun kegiatan dilaksanakan secara daring, Semata 2020 tetap berlangsung meriah dengan menghadirkan Grup Keroncong Lilik feat. Shaggy Dog.

Kegiatan dibuka oleh Ulfah Windria dan Lazauardi dengan gaya bicaranya yang santai sembari bercerita mengenai kehidupan kampus yang biasanya terjadi dalam situasi normal. Dilanjutkan dengan perkenalan lembaga kemahasiswaan yang telah disediakan oleh fakultas agar para mahasiswa dapat bersosialisasi dan mencari pengalaman. “Adik-adik yang ingin menyibukkan diri di sela-sela waktu kuliah tidak perlu bingung dan khawatir karena di FBE UII ini terdapat banyak lembaga dan kegiatan. Beberapa diantaranya yaitu ada DPM, LEM, KOPMA, HMJA, HMJM, HMJIE, EC, dan IESC,” ungkap Lazauardi.

Dimulai dari penjelasan mengenai DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) yang diwakili oleh Desri Asnita Nasution. “DPM merupakan lembaga tertinggi yang anggotanya terdiri dari perwakilan mahasiswa FBE UII. Salah satu fungsi lembaga DPM ini yaitu menampung aspirasi mahasiswa,” jelasnya.

Kemudian disusul dengan penjelasan mengenai LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa), HMJIE (Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi), KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal), LDF JAM (Lembaga Dakwah Fakultas Jamaah Al Muqtashidin), MC (Management Community), IESC (Islamic Economics Study Club), dan KOPMA (Koperasi Mahasiswa). Selain itu, FBE UII juga memiliki Lembaga Pers Mahasiswa atau biasa disebut dengan LPM Ekonomika. “LPM Ekonomika berpegang pada tiga prinsip. Pertama, riset yang mendalam. Kedua, telaah teoritis. Ketiga, verifikasi. Dengan struktur kelembagaan yang terintegrasi, LPM Ekonomika memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) yang aktif dan kolektif guna mengembangkan budaya organisasi yang cair dan egaliter,” tutur Ikrar Arum selaku Pemimpin Redaksi LPM Ekonomika. 

FBE UII juga tidak hanya memfasilitasi mahasiswa dengan segudang lembaga ataupun organisasi, melainkan juga memfasilitasi mahasiswa dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) bidang olahraga dan juga musik. Beberapa diantaranya yakni UKM Badminton, UKM Musik, UKM Basket, dan UKM Taekwondo Kyorugi.

Acara Semata di hari ke-2 yang banyak membahas mengenai organisasi ataupun UKM yang ada di FBE UII ini juga sekaligus menutup kegiatan orientasi mahasiswa. “Tanggal 28 September kita sudah memulai perkuliahan lagi. Namun, karena kondisi seperti ini, maka masih harus dilakukan secara daring. Kita sangat berharap semua bisa bertemu dan dapat menjadi keluarga besar FBE UII yang merupakan kampus islami dan kampus perjuangan. Kita mendidik anda untuk menjadi pionir bangsa dan cendekiawan muslim. Mari kita tingkatkan semangat dan tekad. Terus belajar dan semoga Allah SWT meridhoi kita semua,” ujar Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D. dalam Closing Ceremony Semata 2020. (ARA/AMA)

Demi menyambut mahasiswa baru, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan Semata (Semangat Ta’aruf) 2020 yang mengangkat tema “Progresif, Kreatif, dan Inovatif” pada Senin, (21/9). Dimulai dengan upacara pembukaan yang dipandu oleh dua orang pembawa acara yakni Kala Okta dan Habib. Disusul dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Hidayat dan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Hymne UII. Kemudian, rangkaian acara pun dimeriahkan dengan adanya penampilan tarian daerah oleh Xaviera UII. Adapun sambutan dan pidato yang menghadirkan Dr. Halim Alamsyah S.E., serta pemukulan gong oleh Dr. Jaka Sriyana, SE., M. Si., Ph.D selaku Dekan FBE UII yang mengartikan bahwa Semata 2020 telah dibuka.

Dalam pidatonya mengenai bagaimana disrupsi memengaruhi dunia, Halim Alamsyah menyampaikan bahwa disrupsi saat ini telah terjadi dimanapun dan sulit untuk dihindari. “Dewasa ini, disrupsi yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh teknologi. Disrupsi juga tidak hanya sekedar barang, tetapi juga modal,” tuturnya. Namun, ada beberapa hal yang berpotensi bagi Indonesia untuk mengembangkan ekonominya di era disrupsi saat ini, “Salah satu alternatif untuk mendorong pembangunan ekonomi kita yaitu dengan menggunakan sistem ekonomi syariah. Oleh karena itu, untuk kedepannya kita harus memikirkan tentang bagaimana kita dapat menang dalam kompetisi global”.

Selanjutnya, Studium Generale dipandu oleh Katiya Nahda, S.E., M.Sc. dengan tema “Revolution and how to prepare it”. Diawali dengan sambutan oleh Anies baswedan selaku Gubernur Jakarta, “Selamat sekarang Anda telah menjadi Mahasiswa di FBE UII. Ini kesempatan anda untuk mengembangkan seluruh potensi diri. Tidak hanya kemampuan akademik, tetapi juga menjadi mahasiswa yang peduli untuk masyarakat dan bangsanya”.

Imam Subchan, seorang Senior Konsultan Bisnis yang menyampaikan gagasannya mengenai sebuah bisnis dalam pandangannya saat ini. “Bisnis itu kadang membuat kita menjadi serakah. Maka, nilai hidup akan menjadi penting. Harus memegang living value as a muslim”. Tidak hanya itu, dalam menjalankan sebuah bisnis pun harus sadar akan integritas.

“Yang namanya integritas, harus terus dilatih. Kalau sudah merasa yakin akan kepemilikan integritas tersebut, pastinya akan diuji terus,” ujar Imam. 

Beda halnya dengan pandangan seorang Bhima Yudhistira mengenai sebuah integritas, “Seseorang tidak akan diakui integritasnya sampai orang tersebut diberi sebuah jabatan. Apabila dapat menjalankan amanah dengan baik, maka baru dapat diakui bahwa orang tersebut memiliki integritas yang tinggi”. 

Yang pasti saat ini, kita dituntut untuk memilki skill tertentu dalam menghadapi era revolusi. Salah satunya yaitu critical thinking. “Bukan skeptis, tetapi lebih kritis dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan gagasan apapun,” ungkap Senior Business Consultant tersebut. Tak lupa, dalam penutupannya Imam juga berpesan pada semua mahasiswa baru agar jangan pernah meninggalkan rutinitas membaca di setiap harinya. (AMA)

Berbicara mengenai aktivis, maka yang terlintas dalam benak kebanyakan orang yaitu mahasiswa yang turun ke jalan dan melakukan demonstrasi.  Lalu bagaimana kegiatan aktivis terkait dengan background keagamaan kita? Demi menjawab beberapa pertanyaan tersebut, dalam kegiatan SemaTalk 5.0 (Semata Talkshow) ini mengangkat tema “Mengenal Lebih Dekat: Aktivis Muslim” yang dibersamai oleh Muhammad Nabil, seorang Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia pada Sabtu, (19/9).

“Aktivisme yang sesungguhnya ialah aktivisme yang tak hanya dibicarakan, tapi dikerjakan,” tutur Nabil. Aktivisme juga memiliki banyak jenisnya, seperti aktivis dakwah, aktivis lingkungan, aktivis sosial, aktivis mahasiswa, dan berbagai macam lainnya. 

Ia juga menuturkan bahwa UII memiliki tokoh aktivis terkenal, yaitu Mahfud MD yang memiliki gagasan-gagasan luar biasa demi kemajuan Indonesia. “Banyak cara untuk bisa berkontribusi bagi bangsa dan kampus. Tidak harus turun ke jalan. Kegiatan tersebut bisa diganti dengan mengikuti konferensi, pengabdian masyarakat, ataupun mengajar di desa-desa terpencil demi kemajuan pendidikan,” ungkap Nabil.

Ketua LEM FBE UII ini juga mengingatkan kepada para mahasiswa baru, “Terserah almamater biru UII digunakan untuk apa. Tidak semuanya harus turun ke jalan. Tidak semuanya harus orasi. Juga tidak semuanya harus berpikir mengenai politik. Semua memiliki passion-nya masing-masing. Hal yang terpenting adalah dapat berkolaborasi sehingga tujuan dapat tercapai”.

“Terkait dengan aktivis muslim, mereka akan lebih berpihak pada nilai, ide, dan gagasan Islam yang dilandasi dengan Al-Qur’an dan hadis. Sebagai contohnya yaitu Pangeran Diponegoro dan Dewi Sartika,” jelas Nabil.

“Dahulu di pulau Jawa tersebar gerakan pembaruan Islam. Mereka melakukan muktamar sejak perang dunia pertama. Sejak itu mereka sadar bahwa pendidikan di Indonesia masih sangat buruk. Untuk itu mereka bertekad untuk membangun pendidikan yang baik. Singkat cerita, berdirilah Sekolah Tinggi Islam pada 27 Rajab 1364 Hijriah atau 8 Juli 1945 yang mana sekarang telah berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia. Tidak hanya sampai disitu, dahulunya UII memiliki dua lembaga kemahasiswaan yaitu Senat Mahasiswa Islam dan Himpunan Mahasiswa Islam,” lanjutnya.

Ia berpesan bahwa terdapat nilai-nilai yang harus dimiliki oleh kita sebagai aktivis muslim, yaitu menjadi insan Ulil Albab yang memiliki sifat Mu’abid (tekun beribadah), Mujahid (semangat dalam menebarkan kebaikan), Mujtahid (mampu menghasilkan gagasan), Mujadid (memperbarui lingkungan sekitar).

“Jadi temen-temen, kita tidak berguna apabila dalam kehidupan ini hanya memikirkan diri sendiri. Kita harus mulai memikirkan lingkungan sekitar, masa depan agama, dan dunia. Singkirkan kebodohan yang menjadikan kita buta atas masalah sekitar, tuli karena tidak mau ber-tabayyun, dan bisu karena tidak mau menyampaikan mana yang haq dan mana yang batil,” tutup Nabil dalam SemataTalk 5.0 ini. (AMA)

Kegiatan orientasi dan pengenalan kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) atau yang dikenal juga dengan Semangat Ta’aruf (Semata) mengadakan kegiatan SemaTalks 4.0 dengan tema “UII Alumni: How the  World Sees Us” yang diadakan secara online via live Youtube bersama salah satu alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia Bapak Restu Satriotomo, SE, MBA. 

Restu Satriotomo menjelaskan bahwa, mahasiswa harus selalu haus akan ilmu dan kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya, “Jangan sampai adik-adik membatasi kemampuan adik-adik sendiri. Sebenarnya UII menjadi tempat untuk menutup segala kekurangan itu”. Restu Satriotomo yang merupakan mahasiswa Program Studi Manajemen angkatan 2000 memiliki semangat yang tinggi untuk kuliah di luar negeri meski tantangan yang harus dihadapi sangatlah berat. Restu Satriotomo menjelaskan bahwa dia menjalani ujian TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sampai tujuh kali. Tetapi tidak pernah merasa gagal dan tetap terus mencoba sampai akhirnya diterima di Cleveland States University, USA.

Banker yang juga merupakan pianis ini menceritakan tapak tilasnya mencapai cita-citanya. Restu menyampaikan, “Wajar bila kita cenderung lambat dalam mempelajari bahasa asing, tetapi karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang fleksibel, maka jika ada keinginan yang kuat untuk mempelajari bahasa asing maka kita pasti bisa”.

Pada saat Restu berkuliah di FBE UII, ia sangat tertarik di bidang saham sehingga bergabung dalam anggota Pojok BEI (Bursa Efek Indonesia) adalah langkah awalnya untuk mengejar passion-nya. Salah satu ilmu investasi yang masih ia terapkan hingga saat ini yaitu value investing yang merupakan ilmu investasi jangka panjang.

Restu memberikan tips untuk para mahasiswa baru menentukan cita-cita mereka sejak semester pertama, karena pada saat lulus, kebimbangan akan karir selanjutnya pasti terjadi. Sembari menunggu pengumuman kelulusannya di USA, ia magang di BNI Securities untuk mendapatkan berbagai ilmu finance. Setelah ia diterima menjadi mahasiswa MBA (Master of Business Administration) di Cleveland States, perjuangannya masih belum berakhir karena kemampuan bahasa inggrisnya yang belum sesuai dengan standar universitas tersebut, serta tingginya biaya hidup di Negeri Paman Sam juga menuntutnya untuk mencari pekerjaan tambahan. 

Pengalaman mengelilingi benua dari Amerika hingga Eropa ini, membuat Restu tidak hanya mempelajari ilmu teoritis dan akademik dari negara-negara yang pernah ia singgahi. Dalam salah satu kalimatnya ia menerangkan, “Pola pikir kita karena exchange knowledge akhirnya otomatis terbawa. Tidak lagi narrow minded, tetapi mulai open minded yang tidak secara teori lagi tapi by experiences, ini bermanfaat dalam bisnis internasional karena setiap kita bernegosiasi bisnis kita harus tahu pendekatan culturenya seperti apa”.

Investasi merupakan kegiatan ekonomi yang sangat menjanjikan di masa pandemi ini. Demi memaksimalkan kesempatan investasi tersebut, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan kegiatan orientasi dan pengenalan kampus yang disebut dengan Semangat Ta’aruf (Semata) 2020 hari ketiga secara daring melalui platform siaran langsung YouTube berupa talkshow bertema “Investasi sebagai Solusi Finansial Anak Muda” bersama Ketua Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), Rahim Hardiarto dan seorang anggota KSPM yakni Afiq Kamal Rizki, serta diikuti lebih dari 500 peserta.  

Dengan diadakannya talkshow bertemakan investasi, diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa baru untuk memulai melakukan investasi. Riset mahasiswa FBE UII membuktikan bahwa hingga saat ini hanya 5% mahasiswa FBE UII yang melakukan investasi. 

Anggota KSPM FBE UII, Afiq menyampaikan bahwa investasi dan menabung merupakan tindakan dalam menyisihkan beberapa bagian dari pemasukan untuk disimpan. Dengan melakukan investasi, maka dapat memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Afiq menyebut investasi adalah menabung yang bisa memberikan keuntungan. Dengan melakukan investasi, maka dapat melawan inflasi karena bukan tidak mungkin, setiap tahunnya harga barang yang diinvestasikan akan terus meningkat. Ia lantas mengingatkan bahwa investasi juga tidak selalu memberikan keuntungan, artinya tetap ada resiko yang harus diterima. Menurut Afiq, tujuan investasi atau keuntungan lainnya yang tidak kalah penting ialah untuk pendidikan, menikah, anak, keluarga, dan untuk masa tua. Sehingga sebaiknya jangan menunda untuk melakukan investasi.

“Ketika memutuskan untuk melakukan investasi, maka silahkan pilih investasi yang sesuai dengan keinginan diri sendiri. Jangan sampai mengikuti atau dipengaruhi oleh keputusan orang lain,” kata Afiq.

Lebih lanjut, langkah awal yang dapat mengarahkan kita pada keputusan investasi yang tepat yaitu dengan memahami terlebih dahulu profil resiko dari investasi tersebut. Diantaranya terdapat beberapa istilah, yakni konservatif yang memiliki resiko minim, moderat berada di antara konservatif dan agresif, sedangkan agresif mencari keuntungan besar dengan resiko yang ada.

Di sisi lain, Rahim Hardianto selaku Head of KSPM FBE UII secara pribadi memilih melakukan investasi dengan penanaman saham. “Sebelum melakukan investasi, sebaiknya memang memahami profil resiko. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apakah keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kerugian yang didapatkan,” ujarnya. 

Rahim Hardianto berpesan, “Jika kalian ingin mendapatkan passive income ketika tua nanti, saya sarankan kalian untuk mulai investasi sejak kini,” ujarnya. “Ayo kita investasi dari sekarang! Karena dengan investasi kita tidak hanya membantu diri sendiri, namun juga membantu orang lain dan negara,” tutup Afiq. (SSL/ARA)

Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan yang tidak dapat dihindari. Namun, ternyata perubahan ini membawa banyak kebaikan untuk lebih preventif dan visioner dalam mempersiapkan masa depan. Organisasi memerlukan sosok pemimpin yang mampu mempertahankan perusahaan dengan keputusan terbaik.

Dengan adanya isu kepemimpinan masa depan ini, Selasa (17/09) Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan webinar yang bertajuk “Implementasi Kepemimpinan Efektif pada Era Virtual: Strategi Mengelola Sumber Daya Manusia pada Masa Pandemi Covid-19 (Future Leadership Theory in Digital Era)”.

Rumusan dan bangunan konseptual mengenai future leadership theory telah dijelaskan secara lengkap oleh Dr. Dra. Trias Setiawati, M.Si. Menurutnya, sosok pemimpin masa depan harus bisa menguasai banyak bidang seperti bisnis, media, dan teknologi. Selain itu, dibutuhkan pula pengikut yang memiliki jiwa yang sama dengan sang pemimpin agar keduanya dapat bekerja sama dengan baik. “Perlu dilakukan penelitian empiris dengan berbagai metode dan berbagai area agar dapat menemukan model kepemimpinan masa depan future leadership theory,” ujarnya. 

Shina Setia, S.Psi., M. Com. selaku narasumber mengatakan, “Yang kita butuhkan pada saat ini adalah Technology Leadership. Penguasaan teknologi merupakan kecakapan hidup (life skills) yang penting. Penguasaan teknologi merupakan peluang untuk pembangunan ekonomi dan persyaratan untuk dipekerjakan (employability)”.

Ia memaparkan empat permasalahan online learning di Indonesia, yaitu jaringan infrastruktur belum memadai, sinyal internet tidak stabil, dan tidak semua siswa memiliki digital tools pendukung untuk online learning. Kemudian, tidak semua guru dan siswa memahami teknologi, serta orang tua siswa juga menanggung beban ekonomi yang cukup berat, seperti pulsa internet, membeli perangkat untuk sekolah daring. Sehingga, menurutnya technology leadership ini adalah jawaban dari permasalahan-permasalahan tersebut. 

Herry Zudianto, S.E., Akt., M.M menjelaskan konsep kepemimpinan bahwa seorang pemimpin adalah orang yang bisa mempengaruhi dan memberikan inspirasi kepada lingkungan kita atau orang lain. Tugas pemimpin adalah seseorang yang dapat menggerakkan. “Seorang pemimpin harus mempunyai visi agar organisasinya dapat berjalan, mampu mendahului, dan meramal arti ilmiah, karena di dunia ini tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri,” ujarnya.

Beliau mengatakan, “Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengar yang baik dan dapat membaca lingkungan dari aspek sosial hingga ekonomi. Sampai nantinya kita bisa mendengar pemikiran dari orang-orang sekitar kita karena adanya komunikasi yang baik antara pemimpin dan masyarakat. Pemimpin harus peka terhadap perubahan dan aspirasi yang nantinya berdampak pada keberanian dalam mengambil keputusan terbaik. Dan yang terakhir, seorang pemimpin harus memiliki konsistensi, karena konsistensi berjalan beriringan dengan keteladanan”. (LIN/ARS)