Fenomena era revolusi industri 4.0 tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Saat ini, perkembangan teknologi sangatlah pesat, sehingga hal tersebut turut memberikan dampak perubahan di dalam lingkungan bisnis yang relatif pesat.

Untuk merespon fenomena tersebut Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan UII – Business and Accounting Competition 2019 (BAC). Acara kali ini mengambil tema Prepare Young Entrepreneur for Digital Revolution yang di laksanakan selama tiga hari pada 19-21 November 2019 di Kampus FE UII.

“Inti dari tujuan acara ini untuk membangun komunikasi dan menjelaskan serta menyampaikan informasi kepada para siswa terkait perkembangan ilmu akuntansi terkini,” ucap Jaka Sriyana selaku Dekan FE UII saat berlangsungnya konferensi pers, Rabu (20/11).

Saat ini berkembang isu seputar program studi akuntansi di khalayak ramai, World Economic Forum pernah menyampaikan beberapa karier yang akan hilang di era revolusi industri 4.0 ini dan salah satunya adalah akuntan.

“Kami menolak akan hal isu yang berkembang mengenai hilangnya karier akuntan di era revolusi industri 4.0. Ilmu akuntansi akan tetap relevan di era revolusi industri 4.0 ini, tetapi kami akan berevolusi, akuntansi itu tidak lagi pada hal yang sifatnya kritikal tetapi lebih banyak ke arah analisis data akuntansi dan keuangan,” pungkas Mahmudi, Ketua Program Studi Akuntansi.

BAC ini meliputi beberapa rangkaian kompetisi yaitu Business Simulation Games (BSG), yang diharapkan dapat melatih pembuatan keputusan bisnis yang cepat dan tepat serta memberikan pemahaman mengenai fundamental ekonomi dan bisnis, manajemen operasional bisnis, Enterprise Resource Planning (ERP), dan Logistics and Supply Chain Management (SCM). Selain itu, rangkaian acara lainnya yakni Business Plan Competition (BPC), Business Vlog Competition (BVC) dan juga Mobile Photo Contest  (MPC).

Puncak acara dilaksanakan di hari terakhir kegiatan, yakni 21 November 2019 di Aula Utara Fakultas Ekonomi UII.

Kegiatan diawali dengan TalkShow yang bertema ‘Accounting for Millenial Entrepreneurship’ maksud dari kegiatan ini adalah memberikan bekal bagi para peserta yang merupakan siswa SMA bahwa akuntansi tidak hanya seputar keuangan, tetapi banyak hal baru dari ilmu akuntansi yang berguna karier mereka kedepannya.

“Akuntansi kalo ngomongin perusahaan ya penting banget, karena yang namanya bahasa bisnis cuma satu, uang. Walaupun bisnis sosial, kalau tidak ada uangnya tidak akan jadi bisnis” ungkap Asep Bagja Priandana, salah satu pembicara pada pagi itu.

Senada dengan hal tersebut, Hervy Deviyanto, City Manager Grab Yogyakarta dan Central Java menyampaikan bahwa, ilmu-ilmu akuntansi utamanya dalam bidang analisis pasarlah yang telah mengantarkannya hingga dapat menduduki jabatannya saat ini.

Berkembangnya transportasi online dengan perilaku dan ketergantungan masyarakat dengan promo yang ditawarkan tentu membutuhkan ilmu akuntansi yang baik untuk menemukan solusinya.

Selanjutnya, Fitra Roman Cahaya, Dosen FE UII dalam penyampaian materinya turut menerangkan bahwa, berkembangnya zaman yang dikuasai oleh generasi milenial, menjadi seorang pengusaha merupakan salah satu bidang usaha yang banyak diminati.

Pemberian rangkaian materi ini membuka wawasan baru bagi peserta BAC, bahwa program studi Akuntansi memiliki berbagai prospek karier. Ilmu akuntansi akan sangat banyak mengambil peran dalam perkembangan ekonomi global. (SAL/SHP/ADL)

Setiap perguruan tinggi terutama PTIS (Perguruan Tinggi Islam Swasta) memiliki beberapa metode atau cara yang berbeda dalam mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam setiap mata kuliahnya. Beberapa metode yang berbeda dalam pengintegrasian tersebut  ternyata menimbulkan dampak yang berbeda pula pada masing-masing PTIS.

Jumat (22/11) Program Studi Magister Manajemen  Fakultas Ekonomi (MM FE) UII mengadakan “Workshop Integrasi Nilai-nilai Islam Dalam Mata Kuliah Program Magister Manajemen.” Selain itu kegiatan ini juga turut mengundang sejumlah dua belas perguruan tinggi yang nantinya akan ikut berdiskusi pada saat sharing session berlangsung.

“Maksud tujuan kami mengadakan acara ini adalah mendiskusikan bagaimana nilai islam ini diintegrasikan pada setiap mata kuliah yang ada, mudah-mudahan dengan adanya sharing session ini kita akan menemukan format yang bisa diterapkan di Magister Manajemen ini dan juga perguruan tinggi lainnya,” tutur Dwipraptono Agus Harjito.

Jaka Sriyana menyampaikan bahwa, “Kita memang harus mengintropeksi diri apakah kita mempelajari ilmu yang mendekatkan pada syariat-syariat islam atau justru menjauhkan, karena mengetahui etistimologi sebuah ilmu dimulai dari niat sampai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pembelajaran.” Sehingga penting untuk meninjau kembali mengenai ilmu yang diajarkan oleh para dosen mengenai syariat islam yang tertanam di dalamnya.

Seperti yang kita ketahui, ada beberapa mata kuliah yang memang sudah dikhususkan berbunyi islam seperti Kewirausahaan Syariah, Etika Bisnis Islam, dan lain-lain. Namun ada banyak mata kuliah yang dimasukkan nilai-nilai islam di masing-masing mata kuliah secara implisit.

Untuk mengintegrasikan nilai-nilai islam tersebut Hendy Mustiko Aji, SE.,M.Sc. selaku moderator memberikan beberapa poin luaran FGD supaya diskusi tersebut dapat menghasilkan langkah dan solusi terbaik antara lain mendapat pemahaman makna integrase dari setiap prodi PTIS, teknis integrasi di berbagai PTIS, cara dosen pengampu mata kuliah dalam pengajaran dan bagaimana integrasi nilai-nilai islam dapat diterjemahkan ke dalam kurikulum.

Dari hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa poin yang dapat menjawab isu-isu tersebut antara lain setiap perguruan tinggi memerlukan modul dan bahan ajar yang dapat menjadi acuan pada setiap pembelajaran, mengadakan aksesi syariah serta menghasilkan jurnal-jurnal syariah. (LTG)

Selasa (19/11) bertempat di Ruang Kelas II/6 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, telah diadakan “Pelatihan Penelitian Kualitatif” yang diisi oleh Dr. Eko Atmadji, M.Ec yang merupakan dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Program Magister, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Acara ini berlangsung selama dua jam mulai pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB dan acara gratis tanpa dipungut biaya.

“Pelatihan ini diadakan untuk memperkenalkan mahasiswa tentang pendekatan penelitian kualitatif yang mulai ditinggalkan karena kita selama ini terlalu terkagum-kagum dengan pendekatan kuantitatif seperti statistik, ekonometri dan lainnya.” Tutur Eko saat menjelaskan tujuan dari acara ini. “Tetapi sebetulnya ada kelemahan dari penelitian kuantitatif, yaitu hanya memperlihatkan angka dan menunjukkan perilaku tetapi untuk suasananya tidak terdeteksi, padahal itu penting untuk bisa melihat suasana. Selain itu, latar belakang juga tidak kalah penting dalam sebuah penelitian dan hal ini mulai dilupakan. Maka dari itu, saya mengenalkan kepada mahasiswa bahwa ada pendekatan lain selain pendekatan kuantitatif dimana hasil dari pendekatan kualitatif itu tidak kalah powerfull dari pendekatan kuantitatif.” Tambah Eko saat memaparkan tujuan acara ini.

Beliau juga menambahkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang biasanya berkaitan dengan sosial yang lebih membutuhkan deskripsi daripada hanya sekadar angka. Hasil dari penelitian kualitatif adalah deskripsi serta analisis tentang kegiatan, dan juga peristiwa-peristiwa penting. Masukan yang sangat penting untuk menyempurnakan praktik adalah beberapa studi kasus yang dilakukan secara terpisah pada kurun waktu yang berbeda terhadap fokus masalah, kegiatan dan program yang sama.

Hasil dari penelitian kualitatif akan memiliki nilai yang lebih tinggi dari penelitian kuantitatif jika hasil dari penelitian kualitatif bersifat mendalam dan juga rinci. Dengan demikian, yang dituju dalam penelitian ini adalah interpretasi atas apa yang terkandung dalam sebuah teks dan bukannya untuk menghasilkan angka-angka. Interpretasinya disampaikan melalui laporan-laporan naratif yang terperinci mengenai persepsi, pemahaman atau penuturan para partisipan terhadap fenomena yang dimkasud. Dikarenakan ilmu ekonomi juga ilmu sosial, maka penelitian kualitatif ini dapat sejalan dengan penerapan ilmu ekonomi tersebut.

Untuk output yang ingin dicapai diantaranya adalah ada keinginan dari mahasiswa agar mulai tumbuh keinginan untuk memproposalkan penelitian kualitatif. Sehingga Bapak Dr. Eko Atmadji M.Ec juga memaparkan bahwa untuk mendapatkan data secara kualitatif itu juga tidak mudah. (NDP/AFM)

Integrasi ilmu tidak hanya sekedar menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum saja, akan tetapi integrasi ilmu merupakan sebuah upaya untuk menyatukan ilmu agama yang bersumber dari wahyu dan ilmu umum sebagai temuan hasil pemikiran manusia. Integrasi ilmu tersebut harus dengan prinsip tidak mengucilkan keagungan wahyu dan tidak mengucilkan manusia itu sendiri sebagai ciptaan Allah Swt, Kuntowijoyo (2005:57-58). Begitu pentingnya integrasi ilmu, sehingga dengan menggabungkan berbagai ilmu tersebut tidak ada lagi dikhotomi ilmu yang dikaji maupun yang dikuasai oleh para sarjana Muslim. Hal ini dikarenakan, para sarjana Muslim dalam mengkaji ilmu tersebut tidak mempelajarinya secara parsial. 

Dalam rangka meningkatkan pengintegrasian nilai-nilai Islam di dalam proses perkuliahan, Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (MM FE UII) mengadakan seminar nasional yang bertajuk “Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Mata Kuliah Program Studi Magister Manajemen” yang berlokasi di ruang P 1/2 Fakultas Ekonomi UII. Acara yang berlangsung pada Kamis, 21 November 2019 ini dihadiri oleh mahasiswa pasca sarjana prodi Magister Manajemen dan beberapa narasumber yang mumpuni di bidangnya yaitu Drs. Widiyanto, M.Si., PhD dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Arif Hartono, MHRM., Ph.D  dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dan Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D selaku Dekan FE UII dalam sambutannya menyatakan bahwa topik dalam acara ini sebenarnya sudah pernah diadakan beberapa tahun yang lalu. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa sampai sekarang belum berhasil secara maksimal diterapkan, sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi. 

“Tentunya kegiatan semacam ini penting untuk terus dikembangkan karena sejalan dengan visi utama dari UII yaitu menciptakan cendekiawan muslim. Dimana seorang cendekiawan muslim harus senantiasa memiliki perspektif Islam di setiap pekerjaaan yang dilakukannya.” ujarnya.

Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Program Magister FE UII, dalam hal ini juga menyatakan hal yang senada

“Diadakannya seminar ini tentu sejalan dengan bagaimana UII sebagai perguruan tinggi Islam yang memiliki visi Islam Rahmatan Lil’alamin yang senantiasa berusaha menerapkan atau menyampaikan nilai-nilai Islam di dalam seluruh kegiatan perkuliahan.”

Seminar ini diharapkan agar nilai-nilai islam khususnya dalam bidang Pendidikan, dapat tetap eksis di era disruptive seperti sekarang ini. Untuk dapat mengintegrasikan nilai-nilai Islam tersebut, terutama dalam bidang ilmu (fardhu kifayah); diperlukan penguatan ilmu fardhu ain dengan mempelajari keterkaitannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, ijma’, dan turunannya. 

Arif Hartono, MHRM., Ph.D mengupas konsep, praktek, serta problematika Integrasi Ilmu dan Islam, sekaligus menjelaskan mengenai bagaimana definisi Integrasi antara Ilmu & Islam itu sendiri.

“Integrasi antara Ilmu & Islam yaitu pembauran antar Ilmu & Islam hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Dari sini dapat dilihat bagaimana topik ini menjadi penting dan perlu dikembangkan secara serius,” ujarnya.

Sedangkan Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M. dalam penjelasannya menyatakan beberapa bentuk hubungan ilmu manajemen dan ilmu keislaman secara komprehensif.

“Integrasi semacam ini dapat diwujudkan dengan menjadikan ilmu manajemen sebagai inspirasi dalam mengembangkan teori-teori baru dalam agama Islam, menjadikan ilmu manajemen sebagai perspektif dalam kajian ilmu keislaman, serta menjadikan ilmu manajemen sebagai pengamal nilai-nilai keislaman yang diabadikan untuk kemaslahatan manusia,” tegasnya.

Oleh karena itu perguruan tinggi Islam menurut Syafi’I Antonio (2010:2) diharapkan sudah harus menggunakan pendekatan integrasi ilmu dalam proses pendidikannya, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki berbagai pengetahuan (AYK&MSD). 

Indonesia terkenal akan keragaman budayanya. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai daerah memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah tarian tradisional. Tarian tradisional dari setiap daerah sangat beragam dan memiliki keunikan masing-masing.

Dari sekian banyak tarian nusantara yang dimiliki oleh Indonesia, ada salah satu tarian yang menarik hati dan berhasil memukau ribuan pasang mata pada pembukaan Asian Games yang berlangsung penuh gegap gempita pada tahun 2018 lalu, yaitu tarian Ratoh Jaroe.

Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan melestarikan budayanya. Dalam hal ini, International Program Dance Club (IPDC) UII menyelenggarakan Ratoh Jaroe Dance Competition dengan mengusung tema “Jak Ta Meu Seni, Ta Peduli Budaya” yang artinya “marilah kita berseni, dan peduli budaya”.

Kompetisi yang digelar pada hari Sabtu (16/11) di Aula Utara Fakultas Ekonomi UII ini merupakan kompetisi tari perdana yang diselenggarakan oleh IPDC UII. Disamping untuk menghargai dan melestarikan budaya, kompetisi ini juga bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi antar sanggar tari yang sama-sama melestarikan Tari Ratoh Jaroe.

“Harapannya, IPDC UII bisa semakin dikenal oleh masyarakat luas. Bukan hanya dari prestasinya, tapi juga dari acara yang bermanfaat dalam mendukung dan menjaga kelestarian budaya,” ucap Bella Rizkiana Salsabila, Ketua Panitia Ratoh Jaroe Dance Competition.

Diikuti oleh 18 tim dari sanggar tari yang tersebar di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa tengah, kompetisi tari ini dihadiri oleh dua dewan juri yang merupakan putra asli daerah Aceh yaitu T.M. Rafsanjani dan M. Rizky Asyary yang keduanya sudah sangat berpengalaman dalam tarian Ratoh Jaroe.

Kemenangan berhasil diraih oleh tim SAKA UGM selaku juara pertama, kemudian disusul oleh tim Rampoe UGM, dan juara ketiga dimiliki oleh UKM Seni Religi UNS. Tim Scrata FK UNS berhasil mendapatkan juara favorit, sedangkan SMKN 1 Sragen berhasil membawa pulang penghargaan sebagai predikat best costume.

 

Pada kesempatan yang sama, Bella juga mengungkapkan harapannya agar acara ini tidak berhenti hanya sampai disini namun dapat dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya. (ARS/NAP)

Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bekerja sama dengan sivitas akademika dalam melakukan pengayaan teori untuk strategi dan ide-ide besar yang akan dilaksanakan ke depan. KPPU merupakan lembaga super yang salah satu fungsinya adalah mewujudkan mental persaingan usaha yang sehat. Selain itu KPPU juga berwenang dalam melakukan investigasi atas adanya pelanggaran persaingan serta dapat memberikan sanksi berupa tindakan administratif. Kekuatan KPPU sungguh besar karena menaungi dan mengkaji berbagai bidang industri yang sangat luas. Sehingga KPPU membutuhkan pandangan yang jelas dan bekerja sama dengan sivitas akademika untuk uji teoritis supaya tujuan dan strategi yang yang akan dicapai dapat dirumuskan secara tepat dan terperinci.

KPPU bersama sivitas akademika Fakultas Ekonomi UII (FE UII), melakukan diskusi yang dilaksanakan di ruang Sidang 1.2 FE UII mengenai strategi yang akan dilakukan KPPU ke depan. Selain itu juga membahas beberapa teori dan situasi terkini yang terjadi di dalam sektor industri, terutama pada industri properti mengenai isu dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan teori tingkat bunga, penyebab bunga bisa konstan dan sulit untuk turun. Sehingga dilihat dari kacamata teori, sivitas akademika mencoba membantu memberikan teori alternatif.

Salah satu yang disinggung yakni, Bank Indonesia (BI) saat ini sudah melakukan pelonggaran loan to value  (LTV), yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penyaluran kredit perbankan dan mendorong permintaan kredit dari para pelaku usaha. Namun hingga saat ini tingkat bunga KPR pun tidak dapat turun dengan cepat. Salah satu penyebabnya karena adanya kekuatan pasar yang tinggi dan hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Berbeda jika ada distorsi-distorsi tertentu, KPPU harus mengkaji dan menginvestigasi supaya persaingan dalam pasar kembali sehat dan tercapainya harga wajar.

Selain itu, dalam diskusi ini juga membahas isu yang terjadi di Amerika tentang dugaan kartel di level broker. Jika broker saling bersaing, maka seharusnya harga rumah bisa lebih murah. Namun, jika para broker bersatu dan membentuk kartel, maka mereka dapat mengendalikan harga komoditas tertentu. Sehingga para broker tersebut dapat menekan konsumen agar mau membayar lebih mahal dan menekan pengembang supaya dapat memproduksi dengan biaya serendah mungkin. Isu ini belum dapat dibuktikan apakah juga terjadi di Indonesia atau tidak. Namun menurut Abdul Hakim selaku Pengajar di FE UII, untuk di Indonesia pengembang lebih kuat dibandingkan dengan broker.

KPPU bekerja agar persaingan tumbuh sehat. Sedangkan kartel dapat terjadi jika beberapa lembaga berkumpul, berdiskusi dan menetapkan harga persaingan serta jumlah barang  yang dijual bersama. Sehingga akan berdampak pada harga suatu barang yang tinggi dan tidak adanya persaingan. Keberadaan kartel dapat membuat bunga tidak sulit untuk bergerak dengan leluasa. Berbeda dengan teori klasik, dimana tingkat bunga adalah harga kapital, maka harga kapital harus tunduk pada supply dan demand kapital. Sekarang, jika ada distorsi seperti ini, maka persaingan menjadi tidak ada dan tingkat bunga dapat tertahan tinggi.

Jika KPPU dapat membuka simpul-simpul kartel ini, maka diharapkan tingkat bunga akan semakin rendah, tidak adanya kolusi di bidang broker dan pengembang, dan akhirnya harga rumah diharapkan akan lebih rendah. Diadakannya diskusi kali ini, diharapkan KPPU dapat menghilangkan sumbatan-sumbatan dalam persaingan KPR hilang, agar dapat mewujudkan persaingan yang sehat dan harga perumahan dapat lebih rendah.

“Harapan kita terhadap KPR, jika sumbatan-sumbatan persaingan itu hilang, maka harga perumahan itu akan lebih murah”, tutur Abdul Hakim.  (SKR/DYH)

Sabtu (9/10), Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII) menyapa Ibu Kota dalam acara Alumni Gathering yang diselenggarakan di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Pusat. FE UII mengambil inisiatif untuk memperkuat hubungan dengan para alumninya melalui forum ini guna mengembangkan jaringan untuk meningkatkan peran para alumni terhadap almamater dan masyarakat secara umum.

“Kegiatan ini merupakan salah satu program untuk membangun kampus, sehingga kami mengambil tema Tumbuh Bersama Alumni”, ungkap Jaka Sriyana selaku Dekan FE UII saat membuka acara pagi ini. 

“Ke depan nasib kampus akan sangat bergantung bukan hanya dengan dosen namun dengan alumni”, tambahnya.

Hal ini dilakukan untuk mendukung peran alumni di masing-masing institusi serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan FE UII secara berkelanjutan. “Acara ini sebagai ajang tukar menukar informasi dan peluang, karena alumni adalah sumber kekuatan universitas, sumber informasi, dan sumber ilmu pengetahuan.” tutur Halim Alamsyah sebagai ketua DPW IKA FE UII DKI Jakarta

 Selain untuk memupuk rasa kekeluargaan antara FE UII dengan alumni, dalam acara ini FE UII juga merilis buku Alumni Menginspirasi: Kumpulan Kisah Inspiratif Alumni Fakultas Ekonomi UII. Hal ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menginspirasi kawula muda serta masyarakat luas tentang kisah perjalanan Alumni FE UII yang inspiratif.

Dengan sinergi yang terjalin antara pengelola Fakultas Ekonomi UII dengan para alumninya, harapannya mampu mewujudkan visi yang diamanahkan oleh para pendiri UII, yakni menebar manfaat bagi umat dan seluruh alam melalui keunggulan dan risalah Islamiyah. (DYH)

Majang Palupi, BBA., MBA., salah satu dosen Internasional Program di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), berhasil meraih nilai dengan predikat sangat memuaskan, pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi FE UII pada Selasa (5/11), di Gedung Ace Partadiredja, Fakultas Ekonomi UII.

Demikian disampaikan Rektor UII Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D selaku ketua sidang. Dewan penguji yang hadir antara lain Prof. Dr. Siswoyo Haryono, M.M., M.Ed., Dr. Wisnu Prajogo, S.E., MBA., Arif Hartono, S.E., M.HRM., Ph.D., Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si., Drs. John Suprihanto, M.M., Ph.D., dan Dr. Zainal Mustafa, EQ., M.M.

Dalam disertasinya yang berjudul “Studi Komperhensif Konsep Keadilan Organisasional dan Religiusitas pada Perilaku Menyimpang Organisasional: Komitmen Afektif dan Komitmen Continuance sebagai Variabel Intervening”, Majang Palupi menyampaikan bahwa penelitian yang ia lakukan atas dasar pertimbangan isu teoritis dan isu fenomena.

Isu teoritis nampak pada keprihatinannya dalam hal studi organisasi yang belakangan ini hanya berkutat pada perilaku organisasional yang cenderung ke arah positif. Hasil eksplorasi yang dilakukannya, menunjukkan bahwa dalam dunia kerja, penelitian tentang ‘apa yang seharusnya’ lebih banyak dibandingkan ‘bagaimana sebenarnya’. Sementara penelitian terkait dengan perilaku negatif masih sangat jarang dilakukan.

Selanjutnya, isu fenomena yang menjadi dasar penelitiannya, menyebutkan bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan di suatu organisasi sangat beragam. Hal tersebut tampak dari data yang menunjukka bahwa dalam rentan waktu lima tahun, yakni antara tahun 1995 sampai tahun 2000 telah terjadi pemogokan kerja sebanyak 1.326 kali, bagi karyawan kerah biru (buruh).

Perilaku menyimpang yang juga menjadi sorotan nasional saat ini adalah terkait dengan tindakan korupsi, yang umumnya dilakukan pada lima skema yaitu: pengadaan barang dan jasa, penyuapan, penyalahgunaan anggaran, pengumpulan dan pemberian lisensi yang tidak sah.

Praktik perilaku menyimpang organisasional lainnya, yang juga menjadi sorotan adalah yang terjadi pada dunia perbankan. Pada dunia perbankan syariah misalnya, perilaku menyimpang yang umum terjadi menurut Majang Palupi adalah tindakan penggelapan dan penipuan. Sementara pada lingkup Bank Perkreditan Rakyat (BPR), data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa penyebab utama hengkangnya BPR adalah fraud. Fraud diartikan sebagai tindakan penyimpangan yang sengaja dilakukan untuk memanipulasi pihak perbankan lain ataupun nasabah.

Majang Palupi menyebutkan bahwa perilaku menyimpang organisasional terjadi karena timbulnya persepsi ketidakadilan, bagi beberapa karyawan di dalam suatu organisasi atas kebijakan manajemen. Ketidakadilan yang terjadi biasanya pada penilaian kerja dan karir, rotasi jabatan, kompensasi dan lainnya.

Selain persepsi ketidakadilan, faktor lain yang juga berpengaruh dalam meningkatnya perilaku menyimpang adalah faktor subjektif individu, dalam hal ini tingkat religiusitas. Tingkat religiusitas karyawan yang rendah, umumnya cenderung melakukan perilaku menyimpang.

Penelitian dilakukan pada karyawan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) syariah di Yogyakarta, dengan pertimbangan antara lain karena BPR syariah merupakan bank yang didesain untuk mendukung industri kecil dan menengah, memiliki peran strategis dalam pengembangan kinerja UMKM di Yogyakarta, memiliki struktur lebih profesional dibanding usaha kecil, menengah lainnya, dan yang tidak kalah penting adalah BPR syariah menjadikan nilai-nila religiusitas sebagai dasar pengembangan SDM dalam menjalankan aktivitasnya.

Disebutkan Majang Palupi penelitiannya menemukan bahwa komitmen afektif berperan sebagai variabel intervening, hubungan antara variabel keadilan informasi dan perilaku menyimpang organisasional. Sehingga, organisasi perlu memperhatian komitmen afektif yang tertuang dalam keselarasan aspek visi, nilai-nilai, dan emosional antara organisasi dan karyawan.

Selanjutnya, keadilan distributif merupakan variabel anteseden yang berpegaruh signifikan terhadap perilaku menyimpang organisasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keadilan distributif yang dirasakan karyawan, maka akan semakin kecil perilaku menyimpang yang dilakukan.

Temuan berikutnya menyebutkan bahwa variabel religiusitas berpengaruh negatif secara signifikan pada perilaku menyimpang organisasional. Dengan demikian, disimpulkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, akan mengurangi potensi terjadinya perilaku menyimpang. Sebaliknya tingkat religiusitas yang rendah cenderung akan mendorong terjadinya perilaku menyimpang.

Majang Palupi juga menuturkan bahwa BPR syariah senantiasa berupaya meningkatkan kualitas SDM, dengan meningkatkan nilai-nilai religiusitas karyawan, agar sesuai dengan visi dan niali-nilai organisasi. Majang mengakui bahwa BPR syariah memiliki keunikan dibanding dengan bank konvensional lainnya. BPR syariah melalui program yang dijalankannya, selalu mengedepankan prinsip-prinsip syariah dan nilai religiusitas, sehingga nilai tersebut dapat diserap oleh setiap anggota.

Anggota organisasi juga menyadari bahwa segala sesuatu yang diterima dari organisasi telah diatur oleh Allah SWT. Dengan demikian, bekerja dianggap sebagai ibadah, sehingga memunculkan keikhlasan dalam diri anggota. Disela ujian terbuka, Majang Palupi menuturkan sangat lega telah melewati berbagai proses, selanjutnya ia akan lebih fokus pada catur dharma perguruan tinggi.

“Saya sangat lega karena masa studinya sudah selesai, sehingga saya akan lebih fokus ke jenjang berikutnya seperti penelitian, mengajar, keluarga terutama dan hal-hal yang mengarah pada catur dharma perguruan tinggi,” ujar Majang Palupi yang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pengupahan Kabupaten Kulon Progo. (D/RS)

Sumber : uii.ac.id

Cuaca sejuk dan berawan Sabtu pagi (2/11) mengiringi keberangkatan Tim ERP-SAP Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menuju Kota Magelang. Tujuan tim menuju kota Magelang adalah untuk melaksanakan kegiatan bertajuk Young thinker yang diinisiasi oleh Prodi Akuntansi FE UII. 

Young thinker adalah sebuah kegiatan yang bertujuan memberikan kontribusi terkait dengan perkembangan teknologi sehingga mempersiapkan generasi muda agar siap memasuki era baru di masa yang akan datang. Program Young thinker sendiri terdiri dari tiga bagian yakni coding untuk tingkat SD, data analysis untuk SMP, dan business games yang biasa diadakan untuk tingkat SMA. Pada kesempatan kali ini sekolah yang beruntung dapat bekerja sama dengan ERP-SAP Prodi Akuntansi FE UII adalah SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang (SMP Mutual).

Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB diawali oleh sambutan hangat yang diberikan Wasiun, S.Pd., M.PdI selaku kepala sekolah SMP Mutual dan dilanjutkan dengan sambutan dari Rifqi Muhammad S.E., S.H., M.Sc., SAS., Ph.D selaku perwakilan dari UII. 

Dalam sambutannya Rifqi menyampaikan “Acara Pelatihan Data Analytics Olympics Dashboard dilaksanakan dengan upaya tanggung jawab sosial di komunitas khususnya dalam bidang pendidikan. Tujuan lainnya adalah memberikan soft skill bagi para siswa di SMP Mutual sehingga kegiatan dapat dirasakan manfaatnya”. 

Kegiatan pelatihan dipandu oleh para asisten laboratorium dari ERP-SAP Prodi Akuntansi. Sebelum memasuki kegiatan inti para peserta kegiatan terlebih dahulu diperkenalkan mengenai data, analisis, dan pemanfaatannya karena data sangat penting untuk dipahami dan dipelajari sebagai dasar mengambil keputusan. Saat sesi games dilaksanakan terlihat para peserta sangat antusias untuk menyelesaikan games yang telah disiapkan oleh panitia. Antusias ini diakui oleh Ica, salah satu peserta pelatihan,  mengungkapkan bahwa melalui kegiatan Pelatihan Data Analytics Olympics Dashboard ia dapat belajar mengatur strategi, kekompakan tim dan mempelajari hal baru yang menarik. 

Direktur ERP Prodi Akuntansi Dra. Isti Rahayu M.Si., Ak. menyampaikan bahwa “Melalui kegiatan ini diharapkan lulusan dari FE UII khususnya prodi akuntansi akan memiliki literasi teknologi, literasi data, dan juga human literasi. Di sisi lain, diharapkan siswa juga menjadi lebih siap dan familiar serta dapat menyiapkan masa depan dengan lebih baik”. (DMR/MNZ)

 

Dalam menanggapi peluang dan tantangan era global di Revolusi Industri 4.0 tentu penting bagaimana kita senantiasa memperkuat komitmen untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan, mendorong kolaborasi internasional, serta  memfasilitasi dalam berbagi ide dan jejaring di bidang-bidang Akuntansi, Bisnis dan Ekonomi.

Rabu (23/10) bertempat di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta, Fakultas Ekonomi UII kembali mengadakan The 3rd UII-International Conference On Accounting, Business, And Economics (UII-ICABE) 2019.

Pada kesempatan kali ini, FE UII optimis mengusung tema “Global Opportunities and Challenges in Industry Revolution 4.0: Never Ending Innovation”. UII-ICABE yang sudah ketiga kalinya diadakan kali ini menghadirkan 4 keynote speakers yang sangat mumpuni, seperti Prof. Phil Hancock dari University of Western Australia, Prof. Abdul Ghafar Ismail dari Kolej Pengajian Islam Johor, Prof. Hadri Kusuma dari UII, dan Dr. Halim Alamsyah dari Lembaga Penjaminan Simpanan.

Prof. Abdul Ghafar Ismail pada sesinya menyampaikan terkait ide-ide inovatif yang dapat secara efisien dihasilkan, dikembangkan, diuji dan pada akhirnya ditingkatkan untuk dampak pembangunan. 

“Meningkatkan inovasi dan akses ke keuangan Islam adalah bagian penting dari pertumbuhan pasar dan juga membuat hubungan yang erat antara keuangan Islam dan sektor riil. Selain itu, penting untuk Sang Pencipta tertanam dalam ekonomi sirkuler,” tandasnya.

Menurut Prof. Hadri Kusuma, suka atau tidak suka, revolusi industri 4.0 telah menciptakan dan membangun ekonomi informasi baru.

“Untuk mencapai keberhasilan dalam ekonomi informasi ini, tata kelola TI adalah aspek penting tata kelola perusahaan. Tata Kelola TI yang Baik membantu para pemimpin perusahaan dalam tanggung jawab mereka untuk memastikan bahwa sasaran TI selaras dengan tujuan bisnis, memberikan nilai, kinerjanya diukur, sumber dayanya dialokasikan dengan tepat, dan risikonya dikurangi,” tuturnya optimis.

Pentingnya tata kelola TI dengan penekanan bahwa praktik dalam organisasi besar tidak dapat digeneralisasi ke organisasi skala kecil dan menengah karena mereka memiliki lingkungan ekonomi, budaya, dan manajemen yang berbeda.

Seperti pernyataan yang dilontarkan oleh Prof. Phil Hancock pada saat sesi presentasi yang menyatakan bahwa “robot” tidak akan menerima pekerjaan kita.

“Perubahan teknologi semakin cepat, namun tingkat pengangguran di banyak negara relatif rendah. Dimana teknologi baru benar-benar berlaku, mereka umumnya menciptakan pekerjaan yang sama banyaknya dengan pekerjaan yang mereka matikan. Hanya saja yang mereka bunuh mudah terlihat, sedangkan yang mereka buat cenderung tidak terlihat,” tandasnya. 

Dari sekitar 200 makalah yang masuk dari berbagai negara seperti Jepang, Portugal, Sri Lanka, Cina, Irak, Malaysia, Thailand dan juga Indonesia nantinya akan langsung di-review secara objektif oleh reviewer dari beberapa negara.

UII-ICABE sendiri akan memilih 120 makalah terbaik untuk dipublikasikan di jurnal bereputasi. Tidak tanggung-tanggung, semua skema publikasi nantinya akan dikirimkan ke basis data indeks internasional utama demi memastikan artikel atau makalah memiliki visibilitas yang baik secara internasional. (ARS)