Pengembangan kurikulum merupakan salah satu proses perencanaan dan penyusunan yang dilakukan agar pendidikan yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional. Secara umum, kurikulum memiliki arti sebagai sistem terencana serta sebuah pengaturan yang mengatur isi dan bahan pengajaran yang menjadi pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Upaya pengembangan kurikulum perlu dilakukan mengingat sifatnya yang dinamis, selalu berubah, dan perlu untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan. Begitu pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan Akademik maka hal ini harus  dikembangkan dan disesuaikan.

Dalam rangka pengembangan kurikulum pada mata kuliah Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi UII mengadakan kegiatan workshop yang diselenggarakan di Ruang Sidang P1/2 Fakultas Ekonomi UII pada 16-17 Oktober 2019. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari Department of Accounting UII, ARI Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Yogyakarta. 

Konsep akuntansi Syariah sendiri berkembang seiring dengan adanya pertumbuhan berbagai Lembaga keuangan, perbankan, dan juga instrumen keuangan yang menerapkan sistem Syariah Islam. Prinsip utamanya yaitu adanya transaksi keuangan yang berupa penyimpanan maupun penyaluran dana yang tidak mengenal prinsip bunga. 

Pada proses pengembangan kurikulum Akuntansi Syariah perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya mengenai Landasan Filosofis Teori Akuntansi Syariah. Selaku narasumber yaitu, Drs. Arief Bachtiar, MSA, SAS mengemukakan bahwa idealnya, Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang dikembangkan bukan hanya dengan cara “tambal sulam” terhadap akuntansi konvensional, akan tetapi merupakan pengembangan filosofis terhadap nilai-nilai Al Qur’an yang diturunkan ke dalam pemikiran teoritis dan Teknik akuntansi. Oleh karena itu, secara substansial akuntansi Syariah bersifat humanis, emansipatoris, transendental, dan teologikal. Perkembangan Standar Akuntansi Syariah dalam perspektif Internasional dan Indonesia juga perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum tersebut. 

Rifqi Muhammad, MSc., Ph.D., SAS menjelaskan bahwa Akuntansi Syariah memiliki standar-standar yang harus dipenuhi. Dalam membuat standar akuntansi Syariah, sumbernya dapat berasal dari Al Qur’an yang menyebutkan prinsip-prinsip mengenai penjurnalan laporan keuangan dengan asas kejujuran, keadilan, serta kebenaran. 

Akuntansi Syariah bukan sebuah hal yang dibuat di Indonesia saja, melainkan juga digunakan diberbagai negara. Sehingga perlu standarisasi Internasional untuk melaksanakan akuntansi Syariah secara jelas. Oleh karena itu, dibuatlah standar yang dikeluarkan oleh organisasi Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) yang bahkan sudah diadopsi banyak bank serta lembaga otoritas keuangan di banyak negara. 

Hal lain yang menjadi perhatian yaitu berkenaan dengan model pengembangan Akuntansi Syariah yang harus berdasarkan prinsip-prinsip Islami, diantaranya etika bisnis dan manajerial yang harus berlandaskan kejujuran, kesepakatan antara dua belah pihak, social accountability, full disclosure, materiality & reliability

Assoc Prof. Dr. Nawal Kassim juga menambahkan mengenai konsep Shariah Governance di Lembaga Keuangan Syariah, dimana berfungsi untuk memastikan kepatuhan Syariah dalam keseluruhan aktivitas dan operasi perusahaan. Elemen penting yang membedakan dari tata kelola perusahaan pada umumnya adalah sejumlah pengaturan kelembagaan dan keorganisasian dalam bentuk Dewan Syariah Internal untuk memenuhi aspek kepatuhan Syariah pada seluruh aspek transaksi bisnis dan operasi Lembaga keuangan Syariah. 

Sebagai penutup acara, dilakukan perumusan mengenai pengembangan kurikulum Akuntansi Syariah serta pengembangan Riset Akuntansi Syariah. Sehingga diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi Syariah itu sendiri. (MSD)

Pentingnya suatu informasi mengenai perkembangan ekonomi di Indonesia merupakan hal mendasar dalam tumbuh kembangnya prospek ekonomi global setiap tahunnya. Pada Kamis (17/10) Fakultas Ekonomi UII gelar kuliah umum yang bertajuk Perkembangan Ekonomi Terkini dan Kebijakan Fiskal Indonesia. Acara yang bertempat di ruang Aula Utara FE UII kali ini turut menghadirkan pemateri yang mumpuni pada bidangnya yakni Iis Iskandar, Kepala Sub Bidang Non Primer Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI.

Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D, selaku Kepala Dekan Fakultas Ekonomi menyampaikan bahwasanya suatu perkembangan ekonomi di suatu negara dijadikan sebagai dasar kemakmuran rakyat di negara tersebut, selain itu munculnya ancaman fiskal di suatu negara akan berdampak pada kebijakan fiskal dan berbagai aspek dalam bidang ekonomi.

“Ketidakpastian dalam perekonomian global semakin tinggi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2019 menurun secara tajam” tutur Iis Iskandar. Hal tersebut didasari oleh data proyeksi IMF 2019. Beliau juga menuturkan bahwasanya penyebab dari peningkatan risiko perekonomian bersumber dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lambat dan perang dagang yang terjadi di Amerika Serikat – Tiongkok yang masih berlanjut hingga kini. Lalu dampak dari penurunan yang terjadi dalam aktivitas perekonomian global pada menurunnya prospek permintaan global dan rendahnya harga komoditas. 

Iskandar mengatakan pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,05% yang dapat dikatakan pertumbuhan negara Indonesia cukup stabil. Pertumbuhan tersebut didorong oleh sisi konsumsi Rumah Tangga. Namun, dalam konteks primer hingga tersier dapat dikatakan bahwa konteks tersier yang berisikan tentang perdagangan transportasi, infokom, jasa keuangan menjadi sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi tertinggi. Di sisi sektor produksi, masih sangat dibawah ekspektasi yang lambat sebesar 3,54% terutama di bidang industri, perdagangan, dan transportasi. 

Di Indonesia, terdapat pula realisasi penanaman modal yang tumbuh sebesar 13,7%. Sektor penanaman modal yang paling diminati adalah transportasi. “Banyak penanam modal di Indonesia tertarik menanam modal di bidang transportasi dikarenakan sikap masyarakat kita yang konsumtif dan menyukai travelling”, jelasnya.

Perkembangan ekonomi di Indonesia diharapkan dapat membuka wawasan bagi mahasiswa FE UII dan menyadari bahwa perkembangan di Indonesia cukup stabil dibandingkan negara lainnya. (ATE/MAQ)

Saat ini beasiswa ke luar negeri semakin banyak seiring dengan meningkatnya lulusan mahasiswa. Hal itu menjadi perhatian khusus bagi Universitas Islam Indonesia (UII) khususnya program studi Magister Akuntansi untuk mengadakan sosialisasi program Gelar Ganda yang bertempat di P1/2 Fakultas Ekonomi (FE) UII. Bekerjasama dengan The University of Western Australia (UWA), Akuntansi FE UII mengadakan sosialisasi Program Dual Degree antara Magister Akuntansi FE UII dan Master of Professional Accounting UWA. Acara ini diikuti oleh para civitas akademika mahasiswa sarjana maupun magister.

Dekar Urumsah Ph.D selaku Kaprodi Magister Akuntansi UII menyampaikan bahwa program ini dilaksanakan satu tahun di UII dan satu tahun di UWA. Secara keseluruhan, kerjasama ini dibentuk untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang mengenal beasiswa UWA, cerita kehidupan berkuliah di UWA, dan prospek kerja setelah lulus dari UWA.

 “Sosialisasi ini akan lebih memperdalam wawasan mahasiswa tentang mengenali persyaratan gelar ganda, tips dan triknya. Seluruh aspek itu diharapkan dapat diterapkan mahasiswa dalam mendaftar program ini”, ungkap Dekar.

 Selain itu professor Philip Hancock selaku Associate Dean UWA menambahkan “Dari sisi ranking, UWA memiliki rangking ke 86 di dunia versi QS World University Rankings 2020 dan telah terakreditasi EQUIS dan AACSB. Sedangkan dari sisi fasilitas, UWA memiliki fasilitas kelas dunia seperti Financial Markets Trading Room, dan mempunyai banyak peluang karir”.

 “UWA yang terletak di kota Perth memiliki banyak keuntungan bagi mahasiswa Indonesia seperti kota terdekat di Australia dari Indonesia, menggunakan waktu GMT +8 sama seperti Bali, ibu kota Australia yang paling terjangkau, 40 persen dikon untuk semua transportasi public bagi pelajar, terdapat sekolah gratis untuk mahasiswa S2 dan S3”, ujar Philip.

 Dekar berharap ada ketertarikan antara mahasiswa untuk mendaftar program ini. “Kami berharap nantinya program ini banyak diminati mahasiswa karena manfaatnya yang begitu banyak. Tersedia kesempatan mendapat Global Excellence Scholarship dari UWA dan beasiswa dari UII untuk 3 pendaftar pertama program Joint Degree”. (ADN/SHP)

Saat ini, ketersediaan akan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia sudah sangat memadai. Namun, hal tersebut tidak mengurung semangat para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri. Apalagi, kini sudah banyak sekali tawaran beasiswa yang ada di lingkungan kita. Selain dapat memperoleh banyak pengalaman selama berdomisili di negara tujuan studi, peserta juga akan meraih berbagai pengalaman belajar dan lingkungan hidup yang baru di kancah global sesuai keilmuannya.

Fakultas Ekonomi UII memfasilitasi kebutuhan mahasiswa akan informasi tersebut dengan menghadirkan pembicara yang bergelut di bidangnya yang direalisasikan dalam seminar “International Exposure”.

Seminar (17/10) yang bertempat di ruang P ½ dibuka oleh Bapak Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Manajemen, beliau menyampaikan beberapa hal terkait pentingnya melanjutkan studi, dan beberapa hal yang mesti menjadi perhatian oleh mahasiswa setelah lulus.

“Kalau saudara perhatikan itu, teman-teman yang baru saja lulus terlihat bersenang-senang di sosial media, mengunggah foto-foto kelulusannya di Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya. Ketahuilah saudara, bahwa kesenangan itu sebetulnya adalah fana. Kesenangan itu hanya akan bertahan sebentar, dan tanda tanya besar yang akan datang selanjutnya adalah, ‘so, what’s next?’ Maka dari itu, itulah yang akan menjadi perhatian pembicaraan kita pada hari ini, bagaimana supaya kesenangan itu tidak fana. Bagaimana langkah selanjutnya setelah lulus?” pungkasnya.

Beliau menambahkan, “Saudara, kesuksesan itu tidak bisa diraih dengan instan seperti saat anda mengambil foto kelulusan, tidak bisa disiapkan se-instan saat seperti ingin mengunggah foto di Instagram. Itulah mengapa saudara harus mempersiapkannya dari sekarang.” ucapnya.

Seusai menyampaikan sambutannya, Anjar mempersilakan pembicara pertama untuk menyampaikan materinya. Pembicara pertama yaitu Faneni Intan Hartika selaku CEO Inspira Solution. Di awal, beliau menyampaikan sekilas terkait Inspira Solution yang dinaungi, dan menjelaskan bahwa untuk belajar di luar negeri itu tidak sulit. Beliau juga menyampaikan bahwa penting bagi kita untuk mempersiapkan segalanya sejak dini.

Dilanjutkan oleh pembicara kedua, yaitu Siti Mahdaria yang juga merupakan alumni FE UII. Beliau menyampaikan pengalamannya selama mengenyam pendidikannya di luar negeri dan bagaimana ia bisa survive selama belajar di sana. Ia juga menceritakan beberapa kisah serunya hidup dan belajar di luar negeri.

Materi yang disampaikan kedua pembicara membuat peserta antusias dan semakin menambah wawasan mereka kaitannya dengan melanjutkan studi di luar negeri dan beragam beasiswa yang ada. Harapannya, peserta dapat mengambil manfaat dari seminar ini dan semakin bersemangat untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. (NFF/DHK)

Menerima kunjungan dari sekolah maupun Universitas merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII). Seperti halnya pada Senin  (14/10), FE UII kembali menerima kunjungan dari SMA Negeri 1 Muntilan. Adapun tujuan dan maksud dari kunjungan kali ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai pasar modal serta menambah wawasan tentang dunia perkuliahan pada 180 siswa dan 6 Guru yang ikut dalam kunjungan tersebut.

Subagyo S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Muntilan juga mengutarakan rasa terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh FE UII kepada  SMA Negeri 1 Muntilan, “Dari kunjungan ini, kami ingin belajar bersama FE UII dalam menambah Informasi dan pemahaman tentang pasar modal. Harapannya, siswa kami dapat mengetahui lebih jauh mengenai informasi yang ada di Universitas Islam Indonesia,” tuturnya.

Abdur Rafik SE, M.Sc. selaku dosen di FE UII dalam kunjungan tersebut sebagai pemateri memaparkan lebih dalam mengenai pasar modal secara luas dan mendalam. “Banyak yang beranggapan bahwa untuk menjadi seorang investor haruslah orang yang sukses, memiliki banyak uang, padahal siapapun juga bisa menjadi seorang investor,” pungkas Rafik.

Ia juga menambahkan bahwa belajar pasar modal sejak bangku sekolah adalah hal positif untuk menambah pengetahuan yang luas dan bisa menjadi pilihan untuk menjadi seorang investor sejak dini. (MNZ)

Ibadah haji merupakan impian seluruh umat muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia.  Namun lebih dari 60% jamaah haji Indonesia tahun 2019 merupakan lanjut usia dan beresiko tinggi. Padahal ibadah haji memerlukan tenaga yang ekstra dengan kondisi fisik yang masih prima. Sehingga diperlukan perencanaan yang baik agar dapat menunaikan ibadah haji ketika masih muda. 

Menanggapi hal tersebut, pada Rabu (16/10) Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan bersama P3EI (Pusat Pengkajian Pengembangan Ekonomi Islam) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menggelar kuliah umum yang bertajuk “Ayo Haji Muda”. 

Kuliah Umum yang diselenggarakan di Aula Utara FE UII ini turut mendatangkan para penggiat Ekonomi Syariah sebagai pembicaranya seperti H.A Iskandar Zulkarnain dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Mohammad Bekti Hendrie Anto ,S.E., M.Sc., dosen FE UII, dan juga Ustadz Erick Yusuf. Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi FE UII ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada kaum milenial agar dapat menjalani ibadah haji di waktu muda.

H.A Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa memiliki kesehatan fisik merupakan suatu keniscayaan. “Kita berharap semua dapat menunaikan ibadah haji, berangkat di usia yang masih muda. Karena Haji itu tidak hanya istiqomah masalah fulus tapi juga istiqomah fisik.Untuk keberangkatan di beberapa tahun kedepan, haji di bulan Juli-Agustus, dimana kondisinya musim panas, hampir 50 derajat celcius, sehingga fisik adalah suatu keniscayaan.” tegasnya.

Rata-rata antrian nasional ibadah haji saat ini adalah 20 tahun sedangkan 75% pendaftar berusia diatas 40 tahun. Artinya ketika pada usia 40 tahun baru saja mendaftar, maka akan berangkat ibadah haji di usia 60 tahun. Jumlah rata-rata pendaftar setiap antriannya adalah 600.000, sedangkan kuota keberangkatan hanya 200.000, sehingga setiap antrian akan naik dua tahun.

“Untuk itu haji perlu direncanakan ketika masih muda dengan cara menabung sedikit demi sedikit. Haji bukan masalah pantas tidak pantas, milenial pun juga bisa, tapi tinggal ada kemauan atau tidak untuk merencanakan dan menjalankannya,” ucap Iskandar.

Senada dengan hal tersebut, Mohammad Bekti Hendrie Anto ,S.E., M.Sc. juga menyampaikan bahwa menunaikan ibadah haji di usia muda memiliki banyak sekali keistimewaan, seperti kewajiban segera terselesaikan, termotivasi menjadi sukses, ibadah terlaksana secara maksimal,  serta hidup islami lebih lama. 

“Salah satu tujuan kita menjalankan ibadah haji tentu bukan sekedar ibadah kita yang terlaksana, tapi salah satu yang menjadi penting adalah kita dapat mengambil hikmah-hikmah dalam ibadah haji tersebut,” pungkas Bekti. (ERF/ARS)

Di zaman sekarang ini, memiliki ilmu pengetahuan saja tidak akan cukup untuk mampu bersaing dalam dunia kerja. Agar dapat menjadi pribadi yang lebih unggul dibandingkan orang lain maka kita tidak hanya dituntut  untuk memiliki kemampuan hard skill namun juga soft skill, utamanya dalam hal public speaking.

Beberapa orang seringkali menganggap bahwa public speaking merupakan hal yang sepele, namun sebenarnya untuk dapat berbicara didepan umum bukanlah satu perkara yang mudah. Diperlukan kemampuan dan juga teknik untuk dapat berkomunikasi didepan umum.

Untuk mempersiapkan mahasiswa agar siap diterjunkan ke dunia kerja, Program Diploma III (D3) Perbankan dan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) gelar International Public Speaking Class pada pada Rabu (16/10) . Kegiatan yang bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU) Dr. Sardjito UII ini mendatangkan Dr. Norshamsida Binti Razak, Managing Director and Trainer Gold Mind Solution dari Malaysia.

Diana Wijayanti SE, M.Si, Kepala Program Studi D3 Perbankan dan Keuangan dalam wawancara mengatakan bahwa, “Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa Diploma Perbankan dalam hal public speaking sehingga diharapkan mahasiswa memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dalam kancah global.”

“Kegiatan ini juga sangat terkait dengan proses pembelajaran yang ada di Diploma Perbankan yang menuntut mahasiswa dapat berkomunikasi dengan baik, guna untuk dapat memberikan service yang excellent bagi nasabah di dunia kerja.” jelas Diana. (ERF)

Workshop dan Expo mempunyai peran penting dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas selain dunia akademik yang mana keterampilan tersebut memainkan peran penting di masa depan. Hal ini menjadi penting, mengingat keterbatasan dalam praktik wawasan industri kreatif di dalam kelas. Kehadiran narasumber dari dunia industri kreatif diharapkan mampu membuka wawasan baru bagi mahasiswa untuk melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif.

Oleh karena itu, workshop dan Expo Kewirausahaan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tahunan Business Festival for Z Generations (BizFEz) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Workshop yang diadakan di Hall Tengah FE UII (14/10) ini  diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas mahasiswa dengan menghadirkan narasumber yang merupakan representasi dari dunia kreatif.

Workshop kali ini menjelaskan tentang pembuatan Tote Bag Painting atau cara melukis di tas jinjing. Terdapat 25 mahasiswa FE UII yang berpartisipasi dalam workshop ini. Workshop ini menghadirkan Fatma selaku praktisi Tote Bag Painting sekaligus mahasiswi FE UII yang mampu menginspirasi para peserta dalam kegiatan tersebut.

“Dalam memulai usaha diperlukan ketekunan, kesabaran, dan kejelian dalam melihat peluang yang ada. Kejelian terhadap melihat peluang ini dapat menjadikan kita lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk yang diminati pasar,” jelas Fatma. Sementara itu penting juga untuk memperbaiki niat dalam memulai usaha. Segala sesuatu harus dimulai dengan niat yang baik agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalani apa yang diniatkan.

“Untuk memaksimalkan kreativitas usaha yang ada selagi masih ada di bangku perkuliahan. Jangan sampai peluang yang begitu banyak ini nantinya terlewatkan begitu saja,” tambah Fatma.

Sedangkan expo yang diadakan di Lapangan Sorak FE UII (14-15/10) ini merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk menampilkan bisnisnya. Expo ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dengan menyediakan tempat untuk berjualan yang merupakan bisnis dari mahasiswa itu sendiri. Selain itu, dalam expo ini mahasiswa dapat menerapkan ilmunya di luar kelas. Terdapat 12 tenant food maupun non-food yang berpartisipasi dalam expo yang berasal dari mahasiswa FE UII.

Expo ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide ide baru dalam konteks bisnis di era digital guna menciptakan inovasi di masa depan. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong munculnya gerakan positif dan inovatif yang memberi manfaat positif kepada lingkungan. (ADN)

Revolusi Industri 4.0 diyakini mampu meningkatkan kualitas hidup manusia dan tatanan kehidupan di seluruh dunia. Selain itu, revolusi industri yang tengah dihadapi ini juga diprediksi akan membuat perubahan sosial dan pergeseran segi bisnis.

Dengan meningkatnya perkembangan teknologi informasi, tentu faktor manusia dalam berbisnis juga tidak kalah penting. Manusia merupakan penggerak dari kesuksesan suatu bisnis, sehingga pengelolaan manusia dalam bisnis pun menjadi sebuah kewajiban dalam menghadapi revolusi industri ini.

Menanggapi hal tersebut, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Pelatihan Aplikasi E-Performance berbasis balance scorecard pada Senin (14/10).

 “Dalam menghadapi revolusi industri, aplikasi E-Performance memiliki dua tujuan strategis. Pertama, sebagai upaya mendukung implementasi teknologi informasi dalam mengelola bisnis, dan kedua, sebagai upaya mengendalikan proses implementasi strategi perusahaan melalui kinerja karyawan.” Ujar Arif Hartono selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UII UII

Kegiatan yang dilaksanakan di Lab F FE UII ini ditujukan bagi para dosen guna memutakhirkan pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan ilmu manajemen strategis dan implementasi balance scorecard dalam mengelola kinerja sumber daya manusia.

Aplikasi yang digunakan adalah karya anak bangsa E-performance bernama “HIPRO”. Secara umum, aplikasi ini mampu membantu organisasi dalam memformulasikan strategi, menyusun key performance index (indeks utama kinerja), menyusun dan menyalirkan balance scorecard, serta memonitor dan mengevaluasi kinerja karyawan.

Pelatihan ini menghadirkan pembicara Ade Ahmad Rozi, MBA, Ph.D, Chief Executive Officer Havara Consulting yang juga merupakan alumni Jurusan Manajemen FE UII tahun 1990 sekaligus pemberi hibah aplikasi “HIPRO” ini.

Dengan adanya pelatihan ini, para dosen diharapkan dapat mengintegrasikannya ke dalam pengajaran mata kuliah Manajemen Kinerja sebagai upaya mengadopsi perkembangan teknologi sekaligus meningkatkan kompetensi teknis dan manajerial mahasiswa.

Tak hanya itu, pemanfaatan aplikasi ini juga akan diintegrasikan dalam pengelolaan capaian kinerja sumber daya manusia di FE UII secara berkala, baik bulanan, kuartal, semester maupun tahunan. Hal itu sebagai upaya peningkatan kualitas operasional dan manajerial FE UII.

“Selain itu, Jurusan Manajemen FE UII  bersama Prospero Management juga memiliki agenda akan memberikan pelatihan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna ikut memanfaatkan aplikasi ini dalam rangka meningkatkan daya saing sebagai bentuk dari implementasi dharma pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat,” tambah Arif. (DYH/AYS)

Era milenial, merupakan era dimana orang-orang akrab dengan dunia digital, terutama media sosial. Sudah tidak ada alasan lagi untuk sekarang berdiam diri, hanya menjadi penonton dan penikmat karya orang lain. Dengan berbagai kemudahan melalui media digital, bisa menciptakan sebuah inovasi baru yang kreatif.

Pada Sabtu (12/10) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia ( FE UII) mengadakan seminar Business Talk  bertajuk “Suarakan Kreasi Ciptakan Inovasi”, yang merupakan salah satu dari rangkaian acara “bizFEz”. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Utara FE UII ini mengdirkan Siti Mahdaria yang merupakan seorang Youtuber, Influencer, serta Content Creator dan juga Meika Hazim, Founder Coklat Ndalem. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat membuka wawasan serta memotivasi mahasiswa FE UII dalam berkreasi.

Siti Mahdaria mengatakan bahwa, profesi sebagai content creator adalah profesi yang mengharuskan untuk bisa menguasai berbagai macam skills. Content Creator juga bisa datang dari berbagai latar belakang dengan media tertentu yang dipilihnya. Ada yang blogger, youtuber,instagramer dan lain sebagainya. “Tergantung nyamannya berkarya di media yang mana,” tegas Siti.

Siti juga menambahkan, “kunci yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengelola konten digital adalah genuine atau jadi diri sendiri yang apa adanya dan mempunyai passion tentunya. Skill bisa dilatih, networking bisa dicari, jadi tidak perlu khawatir untuk memulai berkreasi.”

“Yang terpenting adalah terus berkarya dan berkreasi aja. Hal sekecil apapun merupakan sebuah karya, dan aku percaya semua orang bisa berkarya”, ucap Siti Mahdaria.

Senada dengan hal tersebut, Meika Hazim turut menceritakan awal mula ia memulai bisnisnya. “Awal mula saya berbisnis ini sejak selesai menempuh kuliah S2. Untuk mengawali bisnis Cokelat Ndalem ini saya hanya dengan modal yang sedikit. Karena waktu itu bisnis cokelat masih sangat jarang, sehingga sulit mencari bahan baku.”

Ia juga menceritakan pengalaman buruk dalam menjalani bisnis coklat ndalem. Dimana sebelum coklatnya laku di pasaran, ia juga sempat sempat ditolak oleh konsumen.

Meika Hazim mengatakan  bahwa, ia bersyukur karena hingga saat ini, inovasi bisnis coklatnya masih tetap eksis.

“Saya  sangat bersyukur, coklat ndalem bisa eksis hingga kini, Saya membuat coklat dengan inovasi unik yang berbeda dengan coklat lain, namun ternyata masih dapat diterima oleh masyarakat umum. Kuncinya kita harus memberikan target yang jelas sehingga memudahkan dalam melakukan promosi,” tegas Meika. (FNL)