Dalam dunia yang semakin tanpa batas, fenomena internasionalisasi merupakan suatu keniscayaan yang terjadi pada berbagai sektor, termasuk di dunia pendidikan tinggi. Bagi Universitas Islam Indonesia (UII), internasionalisasi merupakan langkah strategis yang dilandasi oleh visinya sebagai universitas yang diakui di tingkat internasional.
Dalam konteks pengendalian mutu, internasionalisasi bukan hanya merupakan sebuah agenda yang harus dipenuhi, tetapi juga sebuah peluang untuk perbaikan berkelanjutan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan tuntutan dari pemangku kepentingan, termasuk lembaga akreditasi, yang mempertegas bahwa pendidikan tinggi harus bergerak dalam arah internasional.
Sebagai wujud nyata komitmen terhadap internasionalisasi, UII menginisiasi pendirian ASEAN School of Business Network (ASBN). ASBN merupakan sebuah platform kolaborasi antar sekolah bisnis di ASEAN, yang diharapkan menjadi langkah progresif untuk memperkuat dan mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pendirian ASBN ini mendapat dukungan signifikan dari berbagai perguruan tinggi di negara-negara ASEAN. Beberapa delegasi di antaranya berasal dari Thailand, Malaysia, dan Filipina yang berpartisipasi aktif dalam ASBN Cofounders Meeting yang berlangsung di Yogyakarta pada 29 November – 1 Desember 2023. Pertemuan ini bukan hanya menciptakan kesepakatan dan komitmen, tetapi juga menghasilkan dokumen resmi berupa Letter of Intent yang mengikat semua pihak.
Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII, Abdul Moin, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, “Pendirian ASBN memiliki tujuan utama nutuk memperkuat dan mengembangkan kolaborasi yang saling menguntungkan di antara sekolah bisnis di wilayah ASEAN.”
Ruang lingkup kolaborasi mencakup berbagai aspek, mulai dari mobilitas internasional mahasiswa dan dosen, kolaborasi pengajaran, penelitian bersama, hingga peluang kolaborasi potensial lainnya.
Di saat yang sama, Ketua Jurusan Manajemen FBE UII yang juga sekaligus sebagai inisiator pendirian ASBN, Arif Hartono, Ph.D., menjelaskan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kolaborasi antar sekolah bisnis di kawasan ASEAN.
Pertama, ia menjelaskan bahwa ASEAN memberikan ruang lingkup kolaborasi yang relatif mudah dijangkau dibandingkan dengan negara lain di kawasan lain, seperti Eropa atau lainnya, sehingga hal ini akan mendukung jaminan keberlanjutan di masa mendatang.
Kedua, rasa kebersamaan sebagai sesama anggota ASEAN tentu akan memperkuat ikatan sosial dan budaya, termasuk dalam konteks penguasaan kemampuan bahasa asing yang relatif setara. Hal tersebut juga dapat menjadi faktor yang mendorong kolaborasi antar sekolah bisnis di ASEAN.
Lebih lanjut, Arif Hartono menjelaskan bahwa kolaborasi riset antar sekolah bisnis di ASEAN dapat membawa manfaat signifikan.
“Selain peningkatan visibilitas hasil riset, kolaborasi riset dapat diukur dari dampaknya, berupa solusi nyata untuk mengatasi masalah dan tantangan bersama di wilayah regional ASEAN. Hal ini dapat menciptakan dampak positif pada kebijakan dan pembangunan di tingkat regional,” pungkas Arif.
Selain itu, Arif Hartono juga menjelaskan bahwa dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mobilitas pekerja di kawasan ASEAN yang akan menjadi semakin intens bukanlah hal yang mengejutkan di masa depan.
“Harapannya kolaborasi antar sekolah bisnis di ASEAN dapat mempersiapkan lulusan dengan pengalaman internasional, siap berkiprah dalam lingkungan regional yang semakin terintegrasi,” jelas Arif.
“Di masa mendatang, ASBN diharapkan dapat menarik lebih banyak sekolah bisnis di kawasan ASEAN, menciptakan jejaring yang kuat, dan mewujudkan internasionalisasi yang lebih terbuka dan terintegrasi.
Melalui inisiasi ini, Arif Hartono yakin sekolah bisnis-sekolah bisnis nantinya dapat berkontribusi positif bagi kemajuan pendidikan tinggi di kawasan ASEAN menuju agenda internasionalisasi yang lebih berkelanjutan di masa depan.