Rabu (27/09), Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII bekerjasama dengan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dalam kuliah bersama yang bertajuk “Perkembangan Ekonomi Digital: Kebjakan dan Tantangannya.”

Kuliah umum yang digelar di ruang P1/2 FBE UII dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni, Drs. Achmad Tohirin, MA., Ph.D., Kapala Program Studi Ekonomi Pembangunan, Abdul Hakim S.E., M.Ec., Ph.D., dan Kepala Bidang Penegakan Hukum KPPU Kanwil VII Yogyakarta, Kamal Barok, S.H., M.H. Peserta dari kegiatan ini adalah mahasiswa S1 Prodi Ekonomi Pembangunan.

Kuliah umum ini membahas signifikansi pemahaman tentang hukum persaingan usaha saat menjalankan aktivitas bisnis. Juga, strategi bisnis yang dapat diterapkan untuk memastikan kepatuhan terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Harapannya, mahasiswa FBE UII yang akan terlibat dalam berbagai bidang, termasuk dunia bisnis, akan memiliki pengetahuan tentang peran dan wewenang KPPU serta mampu memanfaatkan digital ekonomi secara efektif. Hal ini akan berkontribusi pada terciptanya lingkungan persaingan usaha yang sehat. (ERF)

Minggu (17/09), Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menggelar acara Inspiring Management Gathering (IMAGE). Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan motivasi sekaligus memperkenalakan mahasiswa baru S1 Manajemen kepada Dosen Pembimbing Akademik (DPA).

Arif Hartono, Kepala Jurusan Manajemen dalam sambutannya menegaskan kepada mahasiswa baru Manajemen angkatan 2023 bahwa “Your future is on your hand. Kesuksesan ada ditangan kalian sendiri.”

“Selama kuliah selalu bekali diri sendiri dengan berbagai essensial yang dapat berguna bagi langkah Anda berikutnya. Awal masa perkuliahan ini akan menentukan langkah kedepan,” tutur Arif.

Arif turut berpesan bahwa “Manfaatkan waktu sekitar 3-4 tahun kedepan yang singkat ini untuk fight. Harapannya Anda setelah lulus dari Program Studi Manjemen dapat menjadi orang yang berkarakter dan kompetitif.”

Kegiatan ini diselenggarakan di Sheraton Hotel, Yogyakarta menghadirkan pembicara Analisa Widyaningrum, Motivator dan Psychologist sekaligus Director dan Founder Analisa Personality Development Center dan dimoderatori oleh Nadia Wasta Utami S.I.Kom., M.A., Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya UII.

Analisa dalam penyampaian sesinya yang bertajuk “Memanfaatkan Potensi Membangun Resiliensi,” menjelaskan bagaimana kita memiliki flesibilitas dalam berfikir. “Orang yang resilien punya pilihan yang berbeda. Dalam menghadapi permasalahan mereka atau orang yang resilien ini selalu memilih untuk fight,” ucap Analisa.

“Melalui fight membuat sadar, bahwa kita sedang melatih pola pikir untuk menghadapi masalah sampai tersadar bahwa kita berhasil melewatinya,” tegas Analisa.

Untuk dapat melakukan hal tersebut perlu melakukan review perspektif. Hal ini dapat dilakukan dengan merefleksikan diri. Seperti bertanya tentang kesiapan diri tentang pilihan yang dijalani saat ini yaitu sebagai mahasiswa.

“Coba tanyakan kembali tentang kesiapan diri menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Jangan sampai ternyata belum siap. Hal itu justru akan membuat pola pikir menjadi negatif dan terjebak dalam fixed mindset,” tambah Analisa.

Senada dengan hal tersebut, maka perlu menumbuhkan growth mindset dalam diri. Growth mindset tidak serta merta dimiliki oleh seseorang. “Jangan pernah terjebak kepada fikiran-fikiran yang merendahkan diri, merasa tidak bisa dan tidak memiliki apa-apa. Hal itu hanya membuat insecure,” jelas Analisa.

Ketika merasa tidak memiliki apa-apa dan tidak dapat melakukan suatu hal, maka kompetisi itulah yang perlu di-upgrade. Oleh karenanya, Analisa mengajak untuk memulai menumbuhkan growth mindset dengan  merubah pola pikir ‘saya gagal’ diganti dengan ‘saya belom berhasil’ selanjutnya ‘saya harus apa?’.

Analisa dalam sesinya juga menambahkan bahwa orang yang sukses adalah ketika dapat mengkombinasikan antara passion yang tidak lahir begitu saja dan tumbuh dari ketertarikan lalu dengan tekun dijalani.

Di masa yang dinamis ini menuntut untuk memiliki banyak keahlian. Hal ini karena skill yang kita miliki sekarang belum tentu relevan dengan 10 tahun lagi. Analisa berpesan bahwa  “Jika temen-temen masih berada di zona nyaman dengan anggapan kuliah yang penting lulus aja, itu salah. Buatlah diri kalian memiliki banyak kompetensi dan skill. Berada di zona nyaman akhirnya akan tumbuh rasa ketakutan yang membuat tidak relevan. Sehingga disitulah kita akan belajar dan memiliki keinginan bertumbuh.”

“Jadi orang yang resilien adalah ketika tau kapan zona nyaman terasa tidak aman. Zona nyaman itu tidak salah tapi bahaya karena perubahan,” sambungnya. (ERF)

Setiap negara memiliki kisah-kisah gelap dalam sejarahnya yang membentuk jalan yang mereka tempuh. Indonesia tidak terkecuali, dan salah satu peristiwa paling kontroversial dalam sejarah modernnya adalah Gerakan 30 September, yang dikenal dengan singkatan G30S. Pada Sabtu (30/9), Takmir Masjid Al-Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan Kajian Strategis G30S dengan tema ‘Jejak Kelam di Tepian Sejarah’ yang dilaksanakan usai salat Magrib berjemaah.

Kajian ini mengundang pemateri spesial, yakni Brigjen TNI Joko Purnomo selaku Danrem 072/Pamungkas yang diwakili oleh Letnan Kolonel Yudi Rombe serta Dr. Ahmad Athoillah, MA. selaku Dosen Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara malam hari tersebut dibuka oleh Drs. Achmad Tohirin, M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni. “Kajian hari ini bukan menjadi yang pertama, tahun lalu pun juga sudah kami selenggarakan. Semoga kajian ini dapat berlangsung terus-menerus sebagai media untuk menceritakan peristiwa yang terjadi di masa lalu, tepatnya tahun 1965,” buka Achmad.

Penyampaian materi diawali oleh Yudi yang menceritakan bagaimana kronologi terjadinya peristiwa G30S hingga apa saja hal yang melatarbelakangi kejadian pada saat itu. G30S berlangsung dari malam 30 September hingga pagi 1 Oktober 1965. “Kejadian ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Jogja. Bahkan Korem yang saya tempati saat ini merupakan lokasi dua korban diculik, yaitu Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono,” ungkap Yudi. 

G30S mengklaim ingin mencegah kudeta militer yang diduga direncanakan oleh sejumlah jenderal. Namun, peristiwa itu berubah menjadi tragedi besar yang mengakibatkan pembunuhan enam jenderal, termasuk Jenderal Ahmad Yani, dan upaya kudeta yang gagal.

Lebih lanjut, Yudi menyampaikan, “Bisa menjaga diri serta melihat situasi ke depan bagaimana mengantisipasi jangan sampai paham ini timbul karena mereka akan berusaha mengubah paham Ideologi Pancasila menjadi paham Ideologi Komunis melalui berbagai cara,” pesannya. 

Sesi materi dilanjutkan oleh Ahmad dimana ia juga menceritakan kronologi G30S menjadi hal yang masih dianggap tabu. “Gerakan 30 September ini awalnya hanyalah penculikkan biasa, tetapi di tengah jalan terjadi miskomunikasi sehingga berubah menjadi kudeta nafsu,” ungkap Ahmad.

Rekonsiliasi dan penyelesaian masalah masa lalu yang kelam adalah bagian penting dari pembangunan masa depan Indonesia, dan diskusi tentang G30S terus berlanjut. Indonesia, sebagai negara maju, terus berupaya mempelajari dan memahami sejarahnya untuk membantu membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan demokratis. (NARD)

Pada hari Rabu (27/9), Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan). Adapun tujuan dari adanya kunjungan ini adalah untuk melakukan benchmarking demi memperluas pengetahuan mereka dari berbagai aspek, terkhusus pada program S2.

Kegiatan ini bertempat di Ruang Sidang 1/1 FBE UII dan dihadiri oleh lima orang perwakilan dari Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan serta 10 perwakilan dari FBE UII. Lebih lanjut, Dekan FBE UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., memulai acara dengan memberikan sambutannya. Dalam sambutan yang disampaikan, Ia juga memperkenalkan jajaran dosen yang hadir di ruangan tersebut.

Dr. Ali Muhtarom, M.H.I., selaku Kepala Program Studi S2 Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan, menyampaikan sambutan yang kedua. Dalam sambutannya tersebut, Ia memaparkan kembali tiga topik yang dibahas dari benchmarking ini. “Topik yang kedua yaitu mengenai bagaimana menjaring kerjasama pihak-pihak luar, terlebih dari investor. Yang mana barangkali ada yang mungkin bisa di join kan antara pasca kami dengan PMD ini,” ungkap Ali.

Acara pun dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing session yang melibatkan kedua belah pihak. Dimana FBE UII memberikan jawaban-jawaban terperinci atas pertanyaan yang diajukan delegasi dari UIN UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan. Selain itu, FBE UII juga berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait praktiknya dalam hal pengelolaan mahasiswa dan dosen.

Prof. Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Doktor memberikan informasi mengenai pembaruan dalam program S3 yang ada di FBE UII. “Kami baru saja melakukan perubahan kurikulum, di kurikulum S3 saat ini terdapat dalam tiga jalur yaitu reguler, satu tahun kuliah lalu disertasi dua tahun; publikasi, satu tahun kuliah tiga publikasi; dan by research dua mata kuliah online serta langsung disertasi,” ungkap Jaka.

Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama yang lebih dalam dari kedua belah universitas. Selain itu, dari saran dan masukan yang disampaikan juga dapat meningkatkan standar pendidikan, inovasi, pembaruan, serta dampak positif yang signifikan dalam hal akademik.

Pada penghujung acara, FBE UII menyerahkan cendera mata yang diwakilkan Johan dan UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan yang diwakilkan Prof. Dr. Susminingsih, M.Ag selaku Wakil Direktur. Acara ditutup dengan melakukan sesi foto bersama dari kedua belah pihak.

(SHM)

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia kembali menerima kunjungan pada Selasa (26/9), agenda kunjungan kali ini datang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu (FEB UNIB). Delapan perwakilan dari FEB UNIB melakukan kegiatan benchmarking untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka dalam beberapa aspek, terutama pada Program Studi Akuntansi. 

Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang 1/1 FBE UII dan dimulai pukul 09.30 WIB dengan membahas tiga pokok penting pembahasan. Tiga pokok pembahasan tersebut meliputi kurikulum internasional Prodi S1 Akuntansi, transformasi Prodi D3 Akuntansi menjadi Sarjana Terapan, dan penjaminan mutu implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Dr. Sriwidharmanely, S.E., MBM., Ak., CA, Ketua Unit Penjaminan Mutu (UPM) FEB UNIB, turut menanyakan terkait sistem yang tersinkronisasi untuk data Audit Mutu Internal (AMI). “Untuk sinkronisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) menjadi PR besar bagi kami,” ungkap Dr. Sriwidharmanely.

“Terkait hal tersebut, untuk di UII standar SPMI ditetapkan dalam sepuluh bidang utama yang kemudian diturunkan menjadi 45 standar,” tutur Prastowo, S.E., M.Ec.Dev. selaku perwakilan dari Unit Penjaminan Mutu FBE UII. Lebih lanjut, Prastowo menjelaskan mengenai sepuluh standar tersebut yang kemudian disingkat menjadi “Mercy of God”. Harapannya, standar ini akan menghasilkan luaran yang baik serta mampu mendidik cendekiawan muslim yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

Kemudian dilanjutkan dengan membahas proses konversi mata kuliah dalam menanggapi adanya kurikulum baru. “Jadi saat kurikulum dirancang, dalam pelaksanaannya, ada beberapa angkatan yang masih mengikuti kurikulum sebelumnya sehingga kurikulum yang baru tidak sama dengan penawaran rancangan kurikulum yang normalnya,” ujar Madani Hatta, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Sekretaris Prodi D3 Akuntansi menyampaikan keresahannya.

“Pada prinsipnya, ketika melakukan perubahan kurikulum, jangan sampai merugikan mahasiswa dan jangan sampai berjalan dua kurikulum. Jadi tidak ada mata kuliah yang tidak diakui,” tutur Marfuah, Dra., M.Si., Ak, Cert.SAP, Ketua Program Studi Akuntansi Perpajakan Program Sarjana Terapan. “Kalaupun ada yang masih belum tercapai, kami mencari solusinya dengan mengadakan kuliah umum dan kuliah praktisi,” lanjutnya menambahkan.

Kunjungan FEB UNIB ke FBE UII diharapkan dapat membuka pintu kerjasama yang lebih erat antara kedua universitas dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi serta membawa inovasi dan pembaruan, mendorong peningkatan mutu pendidikan, dan memberikan dampak positif pada bidang akademik.

(ADC)

Pada hari Senin (25/9), Universitas Muhammadiyah Makassar melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Kunjungan ini dilakukan di Ruang Sidang Utama 1.1 FBE UII dengan tujuan melakukan benchmarking terkait tata kelola dan penjaminan mutu di FBE UII.

Sejumlah 13 orang menghadiri kegiatan benchmarking ini, terdiri dari 11 perwakilan dari FBE UII dan 2 perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh). Dua perwakilan dari Unismuh yang hadir adalah Asri Jaya, S.E., M.M. dan Wa Ode Rayyani, S.E., M.Si., yang menjabat sebagai Ketua dan Sekretaris gugus kendali mutu FEB Universitas Muhammadiyah Makassar.

Acara dimulai dengan sambutan dari Dekan FBE UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D. Ia mengharapkan bahwa kunjungan ini dapat menjadi sarana untuk bertukar informasi antara kedua belah pihak. Johan menyampaikan, “Silakan untuk berbagi, sharing antar unit dan saling menukar pengetahuan.”

Asri Jaya, S.E., M.M. dalam sambutannya menjelaskan latar belakang dari kegiatan benchmarking ini. Hal ini dikarenakan kelima program studi yang ada di FEB Universitas Muhammadiyah Makassar masih memiliki predikat yang baik. “Semoga dengan adanya benchmarking ini, kami dapat mempersiapkan agar akreditasi salah satu jurusan di FEB bisa menjadi unggul tahun ini,” ungkap Asri.

Sesi diskusi kemudian dipandu oleh Kepala Unit Humas FBE UII, Rokhedi Priyo Santoso, S.E., MIDEc yang memberikan pengantar sekaligus memperkenalkan jajaran pengurus unit kendali mutu yang ada di FBE UII.

“Berbeda dengan universitas lainnya, UII memiliki standar sendiri dan indikator yang lebih banyak berkaitan dengan penjaminan mutu. Standar ini terangkum dalam akronim ‘Mercy of God’ yang mencakup berbagai aspek Standar Mutu UII, yaitu M (Management Organization), E (Education), R (Research), C (Community Service), Y (Yield of Service), O (Output), F (Facilities), G (Governance), O (Outcome & Cooperation), dan D (Dakwah Islamiyah),” jelas Reni selaku Ketua Unit Penjaminan Mutu FBE UII.

Lebih lanjut, Wakil Dekan bidang sumber daya, Abdul Moin, S.E., M.B.A., PhD., CQRM memberikan closing remarks serta mengarahkan bahwa apabila terdapat pertanyaan lebih lanjut, bisa langsung melakukan benchmarking ke tingkat universitas di Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII. Acara ditutup dengan penyerahan cenderamata dan sesi foto bersama.

(NIK)

 

Program Studi Manajemen (S1) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Business InsightNavigating Your Career and Internship Journey with Tesla Engineer”. Dalam kegiatan yang diselenggarakan pada Rabu (20/9) ini turut mengundang Staff Engineering Tesla Inc., yaitu Daniel Sagala. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi mahasiswa khususnya yang ingin mengambil jalur magang tentang internship dan bekerja dalam perusahaan skala internasional.

Kegiatan Business Insight ini dimulai pada pukul 12.30 WIB yang berlokasi di Aula Utara Kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII. Acara dimulai dengan penyampaian profil pembicara dan dilanjutkan dengan sesi sharing. Pada sesi ini, materi sharing yang disampaikan meliputi pre-experience hingga experience langsung bekerja di Tesla Inc.

Dalam pembukaan sesi sharing, Daniel menceritakan pengalaman menjalankan studi S2 sambil melamar pekerjaan di berbagai perusahaan. “Jangan terlalu berharap sama satu tempat aja. Kalau ada opsi lain yang memungkinkan, kenapa enggak?” tuturnya di awal sesi. Daniel juga menyampaikan bahwa sebelum dirinya apply ke suatu perusahaan, ia pasti melakukan research untuk mengembangkan CV miliknya. “Jangan hanya buat satu jenis CV saja, research dan develop juga CV-nya,” tambahnya. 

Daniel juga banyak berbagi tentang dunia karier dan etos apa saja yang perlu dimiliki. Ia menjelaskan bahwa bekerja di atas ekspektasi bisa memberikan impresi yang baik. Contohnya sebagai anak magang yang memiliki kemampuan bekerja setara dengan pekerja tetap bisa membuat kita mendapat kesan yang baik. “Saat kalian sudah diterima sebagai anak magang, posisikan diri kalian seperti karyawan tetap. Agar kalian bisa membuktikan bahwa kalian layak,” tegas Daniel.

Pada saat membahas tentang kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris Daniel menyinggung soal betapa pentingnya kepercayaan diri. “Selama poin yang ingin kamu sampaikan bisa tersampaikan dengan baik, kamu tidak perlu terlalu memikirkan grammarmu,” jelas Daniel. 

“Jangan insecure, use your insecurity as your opportunity to grow. Jika kamu merasa insecure pada saat kamu melakukan pekerjaanmu, maka ada jarak untuk kamu memperbaikinya. Maka kamu memiliki peluang untuk bertumbuh,” tambah Daniel pada closing statement-nya.

Sharing session dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta seminar. Total terdapat 10 peserta seminar yang secara aktif mengajukan pertanyaan. Acara ditutup dengan pemberian plakat oleh pihak prodi manajemen kepada Daniel sebagai pembicara.

(SM/NIK)


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerja sama dengan PT Grant Thornton Indonesia untuk menyelanggarakan kuliah praktisi daring melalui platform Zoom bertemakan “Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya” pada Sabtu (23/9). Acara ini mendatangkan Diduk Yurnanto yang merupakan Senior Tax Manager Grant Thornton Indonesia sebagai pemateri. Kuliah praktisi dihadiri oleh Mahasiswa S1, S2, dan Sarjana Terapan (D4) Program Studi Akuntansi FBE UII. 

Dekar Urumsah, Ph.D., CFrA selaku Ketua Jurusan Akuntansi memberikan sambutan hangat pada pembukaan kuliah praktisi tersebut. ”Bicara tentang pajak memang sesuatu hal yang menarik, karena umumnya para wajib pajak selalu berusaha untuk menghindari atau mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan ke negara,” tutur Dekar di tengah sambutan nya. “Diharapkan kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari adanya kuliah praktisi ini,” lanjutnya menambahkan.

Carbon tax (pajak karbon) seringkali dikaitkan dengan isu perubahan iklim dan kualitas udara yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat di Indonesia. Pajak karbon merupakan salah satu instrumen yang digunakan pemerintah untuk memitigasi peningkatan emisi karbon yang ada di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang sedang dialami negara kita saat ini menyebabkan trade off, dimana produksi karbon atau CO2 mengalami peningkatan. Dengan demikian, adanya Carbon Tax diharapkan dapat menjadi salah satu strategi untuk Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2050.

“Pemerintah indonesia menyediakan paket kebijakan komprehensif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui dua instrumen, yang pertama melalui instrumen perdagangan dan instrumen non-perdagangan,” jelas Diduk. “Selain itu, implementasi pajak karbon akan diselaraskan sesuai dengan mekanisme perdagangan karbon,” lanjutnya. Diduk juga mengutarakan terdapat beberapa tujuan dari adanya pajak karbon, di antaranya yaitu mengubah perilaku pelaku usaha agar dapat beralih ke sistem ekonomi hijau yang ramah lingkungan, mendukung penurunan emisi, serta mendorong inovasi dan investasi pelaku usaha ke ekonomi hijau. 

Sayangnya, Indonesia masih menunda penerapan pajak karbon hingga tahun 2025 dikarenakan negara ini masih melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Diduk juga menjabarkan beberapa alasan lainnya mengenai penundaan implementasi carbon tax di indonesia, seperti menunggu kesiapan pasar karbon, pematangan peraturan pendukung penerapan pajak karbon (PMK), dan harga energi yang masih tinggi. Hal-hal tersebut menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk mengimplementasikan pajak karbon.

Di akhir sesi kuliah praktisi, Diduk memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan, dan direspon positif oleh Mahasiswa Sarjana serta Magister Program Studi Akuntansi.

(DZAD)

 


Guna mempersiapkan akreditasi untuk Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan dan Program Diploma Tiga Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK) mengirimkan lima perwakilannya untuk melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang bertempat di Ruang Sidang Utama 1.1 FBE UII pada Senin (18/9).

Kedatangan lima perwakilan ini disambut baik oleh Johan Arifin, S.E., M. Si., Ph.D. selaku Dekan FBE UII serta jajaran pimpinan FBE UII lainnya. Dalam kegiatan studi banding ini dihadiri oleh lima perwakilan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, seperti Prof. Dr. Hem Fahlevi, S.E., M.Sc, Dr. Nuraini A, S.E., M.Si.Ak, Jhon Andra Asmara, S.E.Ak., M.Si, Dr. Ratna Mulyany, BACC., MSAC, dan Suazhari, S.E., M.Si.Ak.

“Sebagian besar jurusan dan program studi sudah terakreditasi internasional, namun kami masih akan mengembangkannya lagi,” tutur Johan. “Sarjana terapan sedang kami ingin internasionalisasi karena jika tidak kita masukkan tentu akan susah untuk ke depannya,” tambahnya. Selain itu juga, Johan juga ingin mengarahkan FBE UII ke research university akan tetapi tidak berjalan lancar karena sumber daya manusia yang ada masih belum mencukupi untuk ke sana.

Menanggapi hal tersebut, Jhon selaku perwakilan dari Prodi Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan (FEB USK) turut membuka topik diskusi terkait jalur tugas akhir magang dan bagaimana proses jalannya pelaksanaan magang tersebut, termasuk tugas mahasiswa selama enam bulan magang serta bagaimana output yang dihasilkan nantinya.

“Jadi ada beberapa output yang dihasilkan mahasiswa ketika magang. Kami mewajibkan mahasiswa untuk membuat Term of Reference (ToR) guna mengidentifikasi dan mendiskusikan permasalahan yang ada di industri, membuat laporan pelaksanaan magang setiap minggu yang dibimbing oleh dosen pembimbing dan supervisor,” ungkap Dra. Marfuah, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Perpajakan Program Sarjana Terapan.

Lebih lanjut, Dra. Marfuah menjelaskan bahwa terdapat ujian magang secara lisan ketika masa ujian remediasi, di mana dosen yang menguji adalah dosen pembimbing. Selain itu, mahasiswa juga diwajibkan membuat laporan magang yang rencananya dapat diteruskan menjadi laporan penelitian terapan. Terakhir, mahasiswa juga diwajibkan untuk membuat video kegiatan magang mengenai profil perusahaan dan aktivitas ketika pelaksanaan magang.

Harapannya, selain untuk mempersiapkan akreditasi, kunjungan ini juga dilaksanakan guna melihat penyelenggaraan kegiatan akademik pada Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi, kegiatan MBKM/Magang, kurikulum, konversi mata kuliah, serta tugas akhir mahasiswa Sarjana Terapan di FBE UII.

(MID/IA)

Mencetak mahasiswa yang unggul dan dapat menerapkan nilai-nilai Islam merupakan harapan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) sebagai lembaga perguruan tinggi Islam tertua di Indonesia. Salah satu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang berdasarkan nilai-nilai Islam disematkan pada aktivitas Pengembangan Diri Qur’ani (PDQ) melalui kuliah umum yang dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama bertajuk “Menjadi Pembelajar Unggul dan Islami”. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu (9/9) di Masjid Al-Muqtashidin FBE UII dengan Rizki Hamdani, S.E., M.Ak., Ak., CA sebagai moderator, Prof. Rifqi Muhammad, S.E., M.Sc., Ph.D. sebagai pemateri.

“Program PDQ yang diadakan di UII ini merupakan program yang tidak ada di Perguruan Tinggi lain sehingga mahasiswa patut bersyukur dan harapannya dapat menambah ilmu keislaman yang bisa diterapkan di keseharian,” ujar Drs. Achmad Tohirin, M.A., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni (KKA) FBE UII dalam sambutannya. Program PDQ Taklim ini nantinya akan dilanjutkan setiap hari Sabtu selama 4 semester dan diapresiasi dalam bentuk Satuan Kredit Partisipasi (SKP).

Dalam kuliah umum kali ini, Rifqi selaku pemateri menjelaskan bagaimana seharusnya seorang mahasiswa mengendalikan diri dari pergaulan. Meski terdengar cukup menyenangkan nyatanya menjadi mahasiswa tidak semudah yang dibayangkan. Mahasiswa harus belajar beradaptasi dengan peralihan dari sekolah menuju dunia perkuliahan. Sebab secara umum, keduanya jelas sangatlah berbeda. 

Rifqi menuturkan bahwa selama kuliah mahasiswa harus memiliki target yang jelas. Meraih IPK yang tinggi dengan memaksimalkan awal semester merupakan salah satu kiat yang baik untuk mengawali kesuksesan, dengan harapan meraih predikat Cum Laude di akhir studi. “Untuk menjadi pribadi yang unggul, tentunya mahasiswa harus memiliki karakter-karakter yang sudah disebutkan. Jadilah mahasiswa yang proaktif, yang senang bertanya dan ingin tahu.” ujar Rifqi.

Perlu diingat bahwa meraih pendidikan yang tinggi tidak hanya semata-mata mendapatkan gelar, tetapi juga tentang bagaimana kita belajar mengembangkan diri untuk masa depan yang cerah. Rifqi pun berharap mahasiswa baru FBE UII mampu survive memasuki dunia perkuliahan.

Sebelum menutup akhir sesi, Rifqi yang merupakan bagian dari pengajar mengungkapkan kelegaannya dapat berbagi ilmu kepada para mahasiswa baru FBE UII, serta turut mendoakan yang terbaik. “Insyaallah apa yang saya sampaikan bisa menjadi bekal buat teman-teman semua. Mari kita berdoa agar semuanya dapat ilmu yang barokah dan lulus tepat waktu,”  tutur Rifqi.

(MZH/DM)