Adanya perkembangan teknologi informasi dalam revolusi industri 4.0, Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan berbagai inovasi untuk merespon tantangan ini. Salah satunya dengan mengintegrasikan kompetensi mengenai sistem informasi seperti program SAP dalam kurikulum pendidikan yang diberikan untuk mahasiswa. MonsoonSIM Enterprise Resource Planning Competition adalah kompetisi yang bertujuan untuk memaparkan konsep perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) melalui permainan simulasi yang menyenangkan dan menarik. Untuk itu prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UII mengadakan Kompetisi Internal MonsoonSim Enterprise Resource Planning Competition 2019, hari Sabtu (22/6) diadakan di hall tengah FE UII. Program Studi Akuntansi melalui koordinator ERP, Isti Rahayu, Dra., Msi, Ak, memutuskan untuk menyelenggarakan suatu kompetisi Business Simulation yang diharapkan dapat lebih memacu mahasiswa untuk memperdalam ilmu serta mempraktekkan konsep ERP di dunia nyata. Kompetisi MonsoonSim tersebut merupakan salah satu cara untuk mengenalkan mahasiswa kepada sistem informasi agar mampu melakukan perencanaan yang lebih matang dengan menggunakan sistem informasi. Kompetisi ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman dan kemampuan analisis dari data serta informasi yang diberikan secara real time agar dapat mengambil keputusan dengan baik. Kompetisi tersebut diikuti oleh 20 tim dengan jumlah peserta 100 orang dari 3 coach berbeda yang di dampingi oleh Aditya Pandu Wicaksono, Rizki Hamdani dan Ari Santoso. Dari 20 tim itu, dibagi menjadi empat sesi yang setiap sesinya akan bermain lima (5) tim yang nantinya akan diambil dua (2) yang akan memasuki final game di minggu depan. Dalam setiap tim terdiri dari lima (5) akan ditugaskan untuk menjalankan perusahaan virtual untuk bersaing dengan perusahaan virtual lainnya. Pemain dalam game ini akan menjalankan Business Simulation dan bersaing dengan tim lain untuk mencapai serangkaian target bisnis yang ditentukan. Kompetisi internal MonsoonSim ini pertama kali diselenggarakan di FE UII yang diharapkan prodi Akuntansi nantinya dapat mengirimkan tim terbaiknya untuk mewakili UII di tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta. Dalam kompetisi yang berlangsung cukup menegangkan akhirnya dimenangkan oleh tim Hammam Ghanim sebagai juara pertama, posisi selanjutnya diikuti oleh tim Mober yang sebagai juara kedua, dan di posisi ketiga diduduki oleh tim yang bernama Wanderlust. Juara pertama berhasil direbut oleh tim Hammam Ghanim karena berhasil mengumpulkan total point sejumlah 83,13. Selanjutnya diikuti oleh tim Mober yang memiliki total point sebesar 74,68. (29/6) Dengan hasil ini maka dua tim yang mewakili UII di tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta adalah tim pertama yaitu Hammam Ghanim yang beranggotakan Muhammad Nur Hidayatsyah, Farida Nailil Muna, Akhlis Faris Mushaffa, Akmal Abdi dan Muhammad Fadhly Rizky Octavio. Tim selanjutnya adalah Mober yang memiliki 5 anggota sebagai berikut, Sitti Juliarti Lalisu, Anisha Oktania, Kharis Maulana, Nur Amalia Andini Hidayati serta Alifiya Miftahul Jannah. Hasil ini merupakan tim terbaik yang akan mewakili UII  yang diharapkan akan memberikan hasil terbaik di kompetisi nasional nanti yang akan berlangsung di Jakarta.(VRS/MRG)

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia kembali mengadakan sosialisasi yang bertemakan Fungsi dan Peran LPS, dengan judul yang sangat menarik bagi para millenials yaitu “Meningkatkan Kepercayaan untuk Berinvestasi di Bank bagi Mahasiswa”. LPS merupakan lembaga independen yang berfungsi untuk menjamin pinjaman nasabah di perbankan. Sosialisasi tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu Danu Febrianto yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Sumber Daya Manusia dan Administrasi dan Bagus Panuntun, SE., MBA yang menjabat sebagai Certified Financial Planner, Wealth Manager, Dosen Fakultas Ekonomi UII. Kegiatan yang terbuka bagi seluruh mahasiswa FE UII tersebut diselenggarakan pada Kamis, 27 Juni 2019 di Aula Utara Fakultas Ekonomi UII.

Pada kesempatan tersebut, Danu Febrianto menjelaskan mengenai kasus-kasus seperti apa saja yang dihadapi oleh LPS. Beliau mengatakan bahwa apabila suatu bank ditutup bukan berarti bank tersebut kalah bersaing, tetapi dikarenakan banyak pengurus bank yang ‘nakal’ sehingga bank mengalami kesulitan. Kasusnya seperti kredit fiktif dan korupsi. LPS sendiri mempunyai metode Least Cost Test yang merupakan tes uji biaya paling murah dengan cara mempertimbangkan apakah bank tersebut layak diselamatkan atau ditutup. Contohnya apabila pada bank tersebut sudah tidak ada nasabah lagi dan tidak ada sesuatu hal yang positif yang harus dipertahankan seperti tidak adanya produk unggulan, maka sebaiknya bank ditutup karena biaya penyelamatan yang akan dikeluarkan besar. Apabila bank tersebut diselamatkan dapat dilakukan dengan cara injeksi modal atau promosi. Namun berbeda halnya dengan nasabah yang ‘lari’ karena permasalahan riba, LPS tidak punya fungsi itu. Tetapi itu merupakan wewenang OJK untuk melakukan sosialisasi. Mengenai kasus bank century menurut beliau Bank Century bermasalah sebelum masuk ke LPS selain itu mengenai permasalahan kasus antaboga, antaboga bukan produk perbankan tetapi produk reksadana. Nasabah di bank iming-imingi produk antaboga, setelah nasabah mengambil uang di bank kemudian di investasikan di antaboga namun uang justru dibawa lari oleh pihak antaboga. Oleh karena itu, Sosialisasi mengenai peran dan fungsi LPS ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi mahasiswa untuk berinvestasi di bank.

Pembicara yang kedua bapak Bagus Panuntun membicarakan tentang ekonomi mikro berbeda dengan pak Danu Febrianto yang membicarakan tentang ekonomi makro. Di era sekarang akses informasi paling tinggi diperoleh melalui internet yang dapat di akses secara bebas melalui smartphone. Melalui internet kita dapat memperoleh barang yang diinginkan secara mudah dan cepat. Menurut beliau keinginan hanya merupakan kenyamanan dan kesenangan semata. Masalah yang dihadapi adalah kelangkaan, maksudnya adalah keinginan yang tidak terbatas namun modal yang terbata. Sehingga di era sekarang penting untuk mengetahu tips mengatur keuangan. Tips pertama yang dibagikan adalah pada saat kita shopping maka kita harus membuat decision making. Apakah barang tersebut worth it untuk dibeli atau tidak, kita juga harus memikirkan apakah kita hanya sekedar ingin atau butuh atas barang tersebut. Tips yang kedua yaitu sharing, dengan cara berbagi maka kita dapat mengerti bahwa uang yang dimiliki bernilai tinggi, contohnya di dalam Islam yaitu zakat. Tips yang ketiga yaitu saving atau menabung, maksudnya adalah kita harus memiliki kontrol terhadap diri kita sendiri untuk menyisihkan uang agar tidak kita gunakan semua untuk hal-hal yang belum kita butuhkan. Tips yang keempat yaitu selling dengan cara menjual barang. Setelah itu kita membaca tips ini dibalik urutannya dari saving.dan yang terakhir beliau mengatakan bahwa kita jangan langsung percaya terhadap sesuatu (Financial check up), tentukan keinginan dan prioritas, rencana anggaran dan alokasi tabungan untuk masa depan. Oleh karena itu, diharapkan para millenials dapat mengatur keuangannya sebaik mungkin. (ASD/ARS)

Pada era industri 4.0 saat ini, banyak pekerjaan yang dilakukan oleh manusia kian fungsinya telah digantikan oleh robot atau komputer. Sebagai seorang akuntan kita harus tau bagaimana cara mempersiapkan diri dalam menghadapi hal tersebut. “Karena ilmu akuntansi itu kan clerical, nah kita harus bisa memposisikan diri sebagai akuntan di industrI 4.0 ini”. tutur Maulidyati Aisyah, S.E., M.Com(Adv). Untuk membuka wawasan mahasiswa yang nantinya juga akan terjun dalam dunia kerja dan semakin mengetahui akan peluang yang mereka miliki, dan jenis pekerjaan apa yang bisa mereka ambil, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan kuliah umum yang bertajuk “Bekerja di Era Digital – SAP Konsultan” (22/6). Kegiatan ini ditujukan kepada para mahasiswa yang kini tengah mengambil mata kuliah Sistem Aplikasi ERP – SAP.

Adanya perkembangan teknologi dapat memberikan kemudahan dan membantu dalam melakukan berbagai sektor kegiatan. Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa manfaat teknologi dapat membantu aktivitas manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Teknologi sudah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan karena dapat membantu mempermudah proses kerja yang terjadi di kehidupan sehari-hari, baik dari hal kecil hingga pada hal yang kompleks. Tidak hanya memudahkan kehidupan manusia, teknologi juga dapat membantu dalam menunjang suatu bisnis perusahaan.

Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang dapat diterapkan oleh perusahaan guna mendukung proses bisnis yang dijalankan. ERP bertujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi  perusahaan ke pusat penyimpanan data agar dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan.

Astrian Meitasari, S.E, selaku SAP FICO Consultant di PT. Surya Citra Televisi yang juga merupakan pembicara dalam acara kuliah umum kali ini mengatakan bahwa “Walaupun saat ini telah banyak aktivitas yang digantikan oleh robot namun ilmu Akuntansi dan IT tetap membutuhkan tenaga manusia dalam proses pengendaliannya”. Sehingga untuk menghadapi hal tersebut kita harus bisa menjalankan dan menguasai teknologi yang ada. Tidak berhenti sampai disitu, sebagai seorang akuntan dituntut untuk tetap meng-upgrade kemampuan yang telah dimiliki. Hal ini tak lain karena bekerja di era yang serba digital ini akan membuat persaingan semakin ketat, lapangan kerja pun kian waktu telah digantikan dengan teknologi. Sehingga di perlukan skill yang memumpuni untuk dapat mengendalikan hal tersebut.

Dengan adanya kuliah umum ini, program studi akuntansi berharap mahasiswa akuntansi yang memiliki passion di ERP (SAP) mereka bisa menekuni itu sehingga mereka memiliki skill kompetensi yang memadai, agar setelah lulus dari bangku perkuliahan mereka tau apa yang harus mereka lakukan dan mengetahu kemana arah tujuan mereka. (SAL/ERF)

Sabtu (22/6) bertempat di Aula Tengah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Program Studi Akuntansi menyelenggarakan Pembekalan Alumni.  Beberapa pembicara pada acara tersebut Atrin Meitasari, SE, merupakan alumni program Studi Akuntansi yang berkarir dibidang IT dan akuntan khususnya SAP ERP dan Annisaa Miranty Nurendra, M.Psi, dosen program Studi Psikologi FPSB UII sekaligus Asesor di pusat Psikologi terapan UII.

Atrin Meitasari, SE., merupakan alumni program studi Akuntansi yang expert pada bidang  SAP, yang memulai mengenal SAP ERP melalui UII. Dimulai dengan menjadi asisten dosen ERP, beliau belajar ERP dan memenangkan SAP top ten ERP. Sambil belajar tepat pada Agustus 2008 beliau diterima bekerja pada PT. Elnusa Tbk. salah satu dari anak perusahaan Pertamina yang bergerak dibidang minyak dan gas. Berbekal ilmu ERP saat kuliah, beliau berpesan kepada alumni untuk mencintai pekerjaan dimasa depan nanti agar dapat mengembangkan diri sesuai passion, percaya atau tidak jika kita tidak mencintai pekerjaan dan hanya mementingkan gaji maka karir kedepan akan tertinggal.

Saat ini beliau masih bekerja di bidang SAP ERP di perusahaan SCTV dalam dunia media Meitasari.  Merasa tertantang dan ingin melakukan hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, rasa ingin tahu yang tinggi, dan ingin mengembangkan pengalaman dalam bidang IT dan akuntan yang sebelumnya pernah didapatkan. Meitasari berpesan fresh graduate diharapkan memiliki soft skill untuk memiliki nilai lebih diterima pada suatu perusahaan.

Meitasari memberikan pengalaman saat melamar. Pertama adalah proses Application and CV, alumni diharapkan melampirkan CV dengan foto dan informasi yang padat. Kedua, tes psikotes sesuai kepribadian agar pekerjaan dapat dilakukan dengan bakat dan minat pada kepribadian masing-masing. Tahap ketiga yaitu interview umum, dalam tahap ini akan dipertanyakan tentang skill yang dimiliki fresh graduate. Tahap keempat adalah tahap medical test, dan tahap terakhir jika diterima mendapatkan offering letter.

Selanjutnya sesi psikologi yang disampaikan oleh Annisaa Miranty Nurendra,M.Psi., yang merupakan dosen program Studi Psikologi FPSB UII. Beliau menyampaikan kepada alumni  bahwa dunia kerja merupakan “Welcome to the Jungle”  dimana dunia yang sesungguhnya sangat berbeda dengan dunia sekolah atau kuliah dimana seseorang dituntut untuk profesional. Pada saat pembekalan alumni, fresh graduate diharapkan dapat menemukan satu pekerjaaan yang dapat memberikan kenyamanan dan sebisa mungkin relevan dengan bidang studi yang dimiliki. Jika memang menemukan pekerjaan yang tidak linear dengan bidang studi, dapat mencoba lowongan terbuka untuk jurusan umum dan alumni dituntut untuk tidak terpaku dengan lamaran satu perusahaan dan sebisa mungkin mendaftar sebanyak mungkin untuk mencoba pada beberapa perusahaan.

Selanjutnya hampir sebagian besar fresh graduate muncul perasaan ketika mendapatkan pekerjaan apakah sesuai dengan passion atau tetap memilih komitmen karena tidak semua alumni mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, sehingga dapat dua kemungkinan apakah seseorang akan melakukan hal-hal yang dicintai atau akan berusaha mencintai pekerjaan yang akan dilakukan. Hal tersebut kembali kepada masing-masing individu. Annisaa menyarankan kepada alumni agar dapat mengenali diri supaya tidak salah pilih, dengan mengenali apa potensi diri sendiri dan memastikan potensi. Selanjutnya, aspek yang paling penting dalam memilih pekerjaan dapat berupa pertimbangan gaji, apakah sesuai dengan kemampuan dan tetap memperhatikan UMR. Selain itu, dalam memilih pekerjaan dapat mempertimbangkan lokasi kerja yang dekat dengan domisili. Jenjang karir sebaiknya sesuai dengan bidang studi sebelumnya ataupun dapat berbeda sesuai dengan kebijakan perusahaan dan apabila para alumni merasa bimbang dalam memilih karir, dapat mendiskusikan pilihan karir dengan orang yang dianggap ahli dan keluarga. (AF/FI)

Idulfitri tiba ketika umat Islam selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh. Ramadan tentu lebih dari sekadar latihan. Ramadan merupakan wadah memperbaiki diri, sekaligus waktu dilimpahkannya rahmat serta ampunan dari-Nya.

Saat bulan suci itu usai, umat muslim pasti merayakannya dengan penuh haru dan suka cita karena telah berhasil melaksanakan kewajiban-Nya. Harapannya dari bulan tersebut, semoga Allah menerima amal serta mengampuni dosa dan kita bisa dipertemukan  kembali di bulan Ramadhan tahun depan. Hal itu adalah harapan yang terlontar ketika Jaka Sriyana, S.E, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi UII (FE UII) memberikan sambutan dalam acara Silaturahim Syawalan dan Pamitan Haji FE UII (12/6). Selain itu, Jaka Sriyana juga mewakili Fakultas Ekonomi mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh civitas akademika FE UII.

Kegiatan Syawalan ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya sebagai sarana mempererat tali silaturahmi dan mempertemukan kembali keluarga besar  FE UII setelah libur lebaran. Acara di tahun ini memang diadakan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Acara yang biasa diadakan sekitar tiga minggu setelah idulfitri, kini diadakan tujuh hari setelah idulfitri. Hal itu terjadi karena padatnya jadwal perkuliahan dan agenda fakultas lainnya yang menanti setelah libur lebaran.

Acara yang bertempat di Hall Tengah FE UII ini dibuka dengan khidmat dengan pembacaan basmalah yang dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Hidayatul Rahman, SE, MM. Sambutan dari dekan dan sambutan perwakilan jamaah Haji FE UII juga turut membuka acara ini dengan baik. Dalam sambutan perwakilan jamaah Haji, Arif Hartono memohon maaf sebelum berangkat apabila selama berinteraksi dengan lingkungan FE UII ada hal yang kurang berkenan.

“Saya memohon doa restu untuk berangkat menunaikan ibadah, semoga tetap dalam keadaan sehat wal afiat sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan baik. Baik itu rukun, wajib, maupun sunahnya, dan pulang menjadi haji yang mabrur. Semoga keluarga yang berada di Indonesia tidak kurang suatu apapun serta tetap dalam lindungan Allah SWT sehingga para jamaah dapat beribadah haji dengan tenang.” Ucap Arif Hartono dalam sambutannya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pengajian dan doa bersama yang diisi oleh Ustaz Ananto Wibowo, Pengasuh dari Pondok Pesantren Usia Senja.

Ustaz yang ramah dipanggil Ustaz Anan ini berceramah dengan sangat santai. Dalam ceramahnya ia menggunakan metode yang berbeda dengan ustaz pada umumya. Tak jarang ia melontarkan candaannya sehingga para peserta terhibur.

Ustaz Anan juga menghibur para peserta dengan suara merdunya. “Asalkan kita tetaplah ikhlas” itu adalah penggalan lagu yang dibawakan Ustaz Anan sebagai metode ceramahnya. Dalam lirik lagu tersebut tersirat pesan agar selalu ikhlas dalam menjalani kehidupan dan menerima segala ketentuannya.  Bisa saja ketika kita menderita penyakit fisik justru membawa kesembuhan jiwa dengan kita selalu mengingat Allah.

Selain itu Ustaz Anan juga meyanyikan lagu yang berjudul “Sementara”. Dalam lagu itu berpesan bahwa semua yang ada di dunia hanya sementara. Tak usah sedih karena kaya atau miskin, maupun sehat atau sakit, karena semuanya hanya sementara. Dengan adanya bulan Ramadan megingatkan kita untuk terus istiqomah dalam beribadah kepada Allah karena kita hanya sementara berada di dunia. Dunia memang diciptakan untuk manusia, namun manusia tidak diciptakan untuk dunia. Manusia diciptakan untuk akhirat. Semua makhluk pasti akan mati di dunia, sehingga kita harus beribadah yang lebih baik lagi untuk akhirat kelak. (AS/DYH)

Di era digital ini, perusahaan-perusahaan besar di dunia tentu menginginkan aktivitas bisnisnya semakin efektif dan efisien melalui implementasi E-Business, yakni pemanfaatan teknologi informasi dalam mengelola perusahaan. Salah satu praktik E-Business yang banyak  diterapkan oleh berbagai perusahaan di dunia adalah penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Melalui implementasi ERP, semua aktivitas bisnis suatu perusahaan akan lebih terintegrasi di tiap-tiap bidangnya, sehingga hal ini dapat menciptakan value dan efektivitas bagi banyak aspek di suatu perusahaan.

Untuk mendorong kesadaran dan minat mahasiswa terhadap bidang E-Business tersebut, Program Studi Manajemen Program Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia memasukkan ERP sebagai salah satu mata kuliah wajib. Melalui mata kuliah tersebut, mahasiswa diajarkan untuk memahami bagaimana mengelola suatu perusahaan menggunakan sistem yang mampu mengintegrasikan berbagai proses bisnis dalam perusahaan.

Menyadari pentingnya ERP sebagai nilai tambah bagi mahasiswa, tahun ini Program Studi Manajemen Program Sarjana, menyelenggarakan ERPSim Competition 2019. Kompetisi ini merupakan ajang untuk melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam simulasi mengelola bisnis secara terintegrasi menggunakan sistem ERP. Kompetisi ini diikuti oleh 20 tim yang masing-masing beranggotakan empat mahasiswa. Seluruh tim bersaing di babak final yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi UII (25/5) guna memenangkan total hadiah total Rp.3.000.000,-.

Istyakara Muslichah S.E., MBA. selaku Koordinator ERP mengatakan bahwa kompetisi ini dijalankan melalui beberapa tahapan. “Setiap tim wajib melalui tahapan pendaftaran, kemudian mengikuti technical meeting sebagai syarat untuk dapat mengikuti pelatihan”, terang Istyakara. Setelah mengikuti sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh panitia, para peserta juga dapat melakukan latihan secara mandiri. “Tahapan terakhir adalah babak final, dimana  setiap tim akan dinilai berdasarkan keuntungan yang diperoleh dan efisiensi yang dilakukan”,  tambahnya.

Menurut Istyakara, kompetisi ini juga melatih mahasiswa untuk bersaing saat mereka berkarier. “Dalam kompetisi ini, setiap tim dituntut untuk mampu bersaing dengan tim lainnya dengan menerapkan berbagai strategi bisnis yang telah direncanakan, sehingga kompetisi ini diharapkan mampu melatih dan memotivasi para peserta untuk memiliki daya saing ketika mereka berkarier di masa depan”, jelas Istyakara.

Kompetisi simulasi mengelola bisnis ini sendiri merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen Program Sarjana. “Diharapkan kedepannya kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan antusiasme yang lebih banyak lagi”, tutup Istyakara.

(ARS/AR)

Minimnya kajian ilmiah maupun observasi aplikatif terkait mitigasi risiko pada industri financial technology berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kondisi industri financial technology yang terjadi saat ini. Seperti yang kita ketahui, industri financial technology semakin berkembang dan terjadi banyak perubahan di dalamnya. Sebagai contoh, kita bisa melihat semakin populernya layanan payments yang terbentuk melalui dompet digital atau uang elektronik. Ditambah lagi saat ini kita telah memasuki industri 4.0, dimana teknologi tidak bisa lagi dihindarkan baik dari bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

Dalam rangka menanggulangi risiko tersebut, Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan “National Conference on Accounting and Finance (NCAF)”. Konferensi nasional ini mengangkat topik “Mitigasi Risiko Fraud dalam Financial Technology di Era Industry 4.0” yang dihadiri oleh peserta yang berasal dari Pulau Jawa dan Bali di Aula Utara FE UII (18/5). Konferensi nasional ini menghadirkan dua pembicara dengan kapabilitas mumpuni di bidangnya, yaitu Stevanus Alexander, M.For.Accy., CPA., CFE dan  Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CFrA., CAMS.  

Selaku ketua panitia acara kali ini Fitra Roman Cahaya, S.E., M.Com., Ph.D, CSRS, CSRA menyampaikan, “NCAF ini dimaksudkan sebagai ikhtiar menyatukan gagasan terkait isu-isu kontemporer di bidang akuntansi dan keuangan serta mitigasi risiko yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan tersebut. harapannya dapat mengubahnya menjadi peluang strategis di era yang dinamis ini”. Dr. Jaka Sriyana, M.Si selaku dekan FE UII juga menyampaikan, dalam sambutannya “Etika pertama seorang akademisi ketika membuat kajian harus dipublikasikan. Sharing penelitian menjadi hal yang penting untuk menjadi wadah saling koreksi dan menjadi pembelajaran tidak hanya dari sisi substansi materi, tetapi juga sisi academic writing”.

Menurut Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CfrA, CAMS selaku dosen akuntansi FE UII, dalam sesi diskusi kali ini menyampaikan “Industri 4.0 tidak hanya teori atau wacana, namun telah benar-benar terjadi”. Terdapat data yang menyatakan persentase pengguna komputer di dunia sebesar 57% dan pengguna internet di Indonesia sebesar 55%.  Hal yang harus dipersiapkan dalam bidang forensic accounting untuk menghadapi industri 4.0 adalah pendidikan, pengalaman, dan sertifikasi. Tantangan yang dihadapi saat ini yaitu bagaimana memasukkan ilmu pengetahuan dalam teknologi. Selain itu teknologi merupakan kunci utama dalam investigasi fraud karena teknologi sangat mempermudah untuk melakukan investigasi fraud. Seorang forensic accounting perlu open minded karena harus dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan yang ada, selain itu harus membangun jaringan yang luas karena seorang forensic accounting tidak bisa bekerja sendirian.

Senada dengan hal tersebut, Stevanus Alexander, M.For.Accy., CPA., CFE. juga menyampaikan, “Saat ini data berkembang sangat pesat, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana cara untuk menganalisa data yang sangat banyak”. Sehingga mau tidak mau kita harus paham dengan adanya teknologi, karena jika kita tidak paham dengan hal tersebut kita tidak bisa menganalisis dan jika kita tidak menggunakan teknologi dalam menginvestigasi akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

“Seminar nasional NCAF ke depannya diharapkan dapat menjadi kegiatan rutin tiap semesternya sehingga budaya akademik semakin kuat terasa demi terciptanya pengembangan keilmuan akuntansi yang lebih baik di tahun-tahun yang akan datang”  harap Fitra untuk seminar tersebut. (AA/SHP)

Pada Kamis (9/5) Program Studi Akuntansi menyelenggarakan Kuliah Umum di Ruang P 1/2 , Gedung Ace Partadiredja, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Kuliah Umum kali ini bekerjasama dengan Bank Mandiri  yang bertajuk “Peran Perbankan Dalam Pengembangan E-Commerce Menghadapi Revolusi Bisnis Digital 4.0.” Beberapa ahli yang menjadi pembicara pada acara tersebut adalah Debian Panjadinata (Area Transaction and Funding Manager Bank Mandiri Area Yogyakarta), Santi Handayani (Transaction Banking Business Officer Bank Mandiri Area Yogyakarta).

Pada kesempatan tersebut, Debian menyampaikan bahwa kunci utama Revolusi Industri 4.0 terutama peran perbankan yang merupakan agent pengembangan bagi ekonomi dan agent of change bagi perubahan masyarakat Indonesia agar dapat berkompetisi dengan negara-negara lain yang telah lebih lama berkembang terutama dalam pengembangan E-Commerce.

Debian  juga menambahkan revolusi ke 4.0 ini merupakan dimana hampir semua aspek ekonomi berkaitan dengan internet dalam marketing dan mengakses seluruh informasi yang terkait. Misal pada negara maju, Australia telah menggunakan E-Commerce dalam kehidupan sehari-hari tanpa lagi memakai uang tunai secara langsung untuk bertransaksi. Kemajuan teknologi memang mengubah dunia, hampir semua aktivitas kehidupan menggunakan internet (internet of things), untuk meningkatkan kinerja pegawai (game vacations), kecerdasan buatan untuk meningkatkan penjualan dan pelayanan terhadap pelanggan (al and digital assistant), dapat mengakses ke segala tempat yang diinginkan tanpa batasan jangkauan (omni channel ) ,tanpa melalui pihak ketiga atau secara langsung dalam mengakses informasi (blockchain), memiliki data transaksi yang jelas sehingga dapat meningkatkan perekonomian suatu negara atau dapat sebaliknya (big data), hampir semua pekerjaan dikerjakan dengan bantuan teknologi software atau mesin robot (robotic process automation).

Dunia digital di Indonesia sendiri mulai berkembang pesat. Salah satu contohnya dari data yang paling diminati dunia digital yaitu E-Commerce untuk masyarakat Indonesia, pertama adalah online shop untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selanjutnya personal business, dan untuk media sosialnya sendiri paling banyak diakses masyarakat Indonesia pertama adalah Facebook sebanyak 62% , selanjutnya pada posisi kedua ada Instagram 35%, dan youtube sebanyak 3%. Sehingga menempati posisi ketiga dalam data most visited commercial context bagi masyarakat Indonesia.

E-Commerce sendiri merupakan aktivitas bisnis dengan perantara online platform yang memiliki kelebihan effective and efficient bagi pemula karena dengan mudah belajar dan mengerti cara berjualan melalui website atau toko online. Metode pembayaran yang sering dilakukan di dalam E-Commerce tidak hanya melalui transfer bank, kartu kredit, atau Cash on Delivery, tetapi juga melalui mobile wallet atau aplikasi mobile sejenisnya.  Salah satunya, Bank Mandiri yang telah bekerjasama dengan payment gateway yang telah memiliki lebih dari 23.000 cabang.

Selanjutnya, untuk dalam arus transaksi, E-Commerce sendiri memiliki prosedur dimana nasabah melakukan check-out pembayaran di website merchant, kemudian nasabah memilih metode pembayaran dengan kartu kredit dan memasukkan data pembayaran, Bank Mandiri melalui Payment Gateway mengirimkan data ke Interoperability (Visa/Master) ke Bank Issuing dan Bank Issuing mengirimkan OTP ke Nasabah, selanjutnya Nasabah input OTP di website Merchant Payment dan melalui Payment Gateway OTP di verifikasi dan diotorisasi oleh Issuing Bank, Bank Issuing mengirimkan approval transaksi ke Bank Mandiri selanjutnya Bank Mandiri menampilkan halaman konfirmasi pembayaran kepada nasabah

Debian juga menambahkan, “Sekarang adalah revolusi 4.0 dan sebentar lagi akan memasuki era revolusi 5.0. Dunia terus bergerak, dan masyarakat Indonesia juga harus bergerak untuk menghadapi perubahan dan merespon perubahan serta harus memiliki paradigma untuk selalu berfikir positif dalam memajukan perekonomian negara. Jadi jangan pernah menganggap perubahan revolusi industri sebagai bencana tetapi berfikirlah perubahan revolusi industri sebagai salah satu jalan bagi negara untuk lebih baik dalam segala aspek.” Mahasiswa terlihat antusias menyimak materi yang disampaikan. Kuliah Umum ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mempersiapkan mahasiswa dalam menggali potensi dalam era revolusi 4.0. (AI/AF)

Berbicara didepan khalayak adalah kegiatan yang sering ditemui di dunia perkuliahan. Namun, seringkali menemui banyak mahasiswa atau orang-orang disekitar kita yang belum lihai dan belum mengetahui bagaimana tata cara menjadi pembicara yang baik dan menarik. Bahkan mungkin kita merasakan hal tersebut pada diri kita sendiri.  Dalam berbicara didepan umum kita harus bisa menyesuaikan diri dengan audiences. Oleh karena itu, panitia dari acara kegiatan Manifest mengadakan acara seminar “Be an Inclusive Speaker” yang dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia pada tanggal 9 April 2019 tepatnya di Aula Utara gedung Ace Partadireja.

Seminar ini membahas tentang bagaimana cara menjadi pembicara dengan tata cara yang baik. Selain itu, acara ini juga membahas tentang bagaimana cara menjadi pembicara dengan memahami sudut pandang orang lain, berpikir inklusif, dan memposisikan diri sebagai audience. Beberapa ahli yang menjadi pembicara pada acara tersebut adalah Stefanus Firman Adi Saputra yang merupakan presenter dari Redjo Buntung Radio Announcer dan RBTV. Pembicara kedua yaitu Alit Jevi Prabangkoro yang kerap disapa “Alit Jabang Bayi” merupakan Master of Ceremony berpengalaman yang sering mengisi acara-acara di Kota Yogyakarta. Acara ini dibuka oleh Bapak Jaka Sriyana SE.,M.Si.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Pembicara pada sesi pertama diisi oleh Firman Putra, beliau mengatakan bahwa terdapat dua alasan mengapa generasi muda harus kuliah. Alasan pertama adalah kuliah sebagai modal awal pijakan masa depan. Lalu yang kedua, untuk memasuki dunia kerja serta bermasyarakat. Kedua alasan ini berhubungan dengan mengapa generasi muda harus memiliki ilmu untuk berbicara di depan umum. Beliau menjelaskan makna dari kata ‘inklusif’ yang secara singkat berarti berusaha berbicara di depan umum menggunakan sudut pandang dari penonton, karena dalam berbicara  harus bisa menyesuaikan peran terhadap lawan bicara. Ia juga menjelaskan mengenai ‘Grooming Communication’ yang berarti penampilan seseorang yang terjaga dan selalu rapi secara keseluruhan, dimulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Di akhir sesinya, ia mengatakan kalimat motivasi yang isinya, “Ada satu hal yang tidak dapat ditoleransi, yaitu waktu.” Maka dari itu kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Kemudian pembicara sesi kedua diisi oleh Alit Jabang Bayi, beliau menyampaikan bahwa sebelum berbicara di depan umum, pembicara harus memahami dengan baik apa yang terjadi di masa kini, sesuai dengan tema yang akan disampaikan. Lalu, beliau juga memberikan tips bagaimana cara pembicara mengatasi kejenuhan audiences dengan menerapkan Ice Breaking sederhana. Ia juga mengatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berbicara di depan umum. Alit juga berpesan bahwa menjadi pembicara harus tampil total dan tidak boleh terlalu spesifik dalam mendeskripsikan sesuatu karena hal tersebut dapat membuat audiences jenuh. Kita juga dapat menggunakan teknik “Tiru dan modifikasi” dengan cara mencari inspirasi melalui sosial media, namun kita tetap harus memodifikasi gaya tersebut agar kita memiliki ciri khas. Dalam menyampaikan candaan, tidak boleh menyinggung perasaan dengan salah satunya tidak membahas fisik. Penyampaian candaan sebaiknya harus mengetahui lawan bicara agar candaan dapat tersampaikan dengan baik. Di akhir sesi, Alit menambahkan prinsip ‘eat before show’ untuk menjaga kesehatan kita sebagai pembicara. Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan yang diserahkan oleh Bapak Bagus Panuntun, SE., MBA selaku dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (NRL/ABD).

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan hilangnya batas-batas, internasionalisasi merupakan suatu keniscayaan. Fenomena internasionalisasi terjadi pada berbagai sektor di dunia,  termasuk di dunia pendidikan tinggi. Internasionalisasi merupakan ruh dari akreditasi internasional yang ingin dicapai oleh sebuah program studi atau fakultas. Akreditasi internasional sendiri diyakini mampu menjadi penggerak perubahan dan perbaikan yang berkelanjutan bagi program studi. Demikianlah topik yang dibahas dalam Lokakarya Internasionalisasi Program Studi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiryono, DEA, Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi UII (2/5).

Lokakarya yang diselenggarakan sebagai rangkaian dari implementasi Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) tersebut merupakan forum untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan aktif para dosen Program Studi Manajemen dan seluruh pejabat struktural Fakultas Ekonomi UII dalam meraih akreditasi internasional ABEST21. ABEST21 merupakan sebuah lembaga internasional berpusat di Jepang yang bereputasi baik dalam memberikan akreditasi internasional bagi berbagai penyelenggara pendidikan tinggi di bidang bisnis dan ekonomi.

Ketua Program Studi Manajemen Program Sarjana, Anjar Priyono, Ph.D. mengatakan bahwa kegiatan Lokakarya ini merupakan bagian dari ikhtiar Program Studi Manajemen untuk mengajak para dosen secara bersama-sama untuk berkontribusi dalam meraih akreditasi internasional. “Melalui lokakarya ini, diharapkan para dosen memahami ruang lingkup standar ABEST21 dan merumuskan  bagaimana transformasi standar ABEST21 ke dalam sistem dan proses belajar mengajar  dalam rangka memperoleh akreditasi internasional”, terang Anjar. Meski akreditasi internasional ABEST21 adalah hal yang harus diraih, namun Anjar berpendapat bahwa hal tersebut hanyalah sarana untuk perbaikan berkelanjutan dan bukanlah tujuan akhir. “Akreditasi internasional bukanlah usaha untuk mencapai garis finish, namun usaha untuk selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu”, jelasnya.

Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiryono, DEA. selaku narasumber yang juga merupakan Vice President ABEST21 menekankan pentingnya misi organisasi sebagai penggerak untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan sendiri menurut Sudarso merupakan keunikan dari akreditasi internasional ABEST21. “Kaizen atau perbaikan berkelanjutan merupakan kunci dalam mewujudkan misi organisasi, hal inilah yang menjadi keunikan dan membedakan ABEST21 dibandingkan dengan lembaga akreditasi internasional lainnya”, terang Sudarso.

Sudarso juga menekankan manfaat akreditasi internasional ABEST21 bagi program studi. Menurutnya, raihan akreditasi internasional ABEST21 dapat mendukung dan menjamin akreditasi BAN-PT. “Saat ini sedang diwacanakan bahwa program studi yang telah terakreditasi ABEST21, maka tidak perlu lagi diakreditasi oleh BAN-PT dengan syarat akreditasi sebelumnya telah berhasil meraih peringkat ‘A’ untuk mendaftar ABEST21”, jelasnya. Selain itu, raihan akreditasi internasional ABEST21 juga dapat membuka peluang untuk melakukan ekstensifikasi kerja sama dengan perguruan tinggi unggul lainnya yang telah terakreditasi ABEST21. “Beberapa perguruan tinggi unggul di luar negeri memiliki kecenderungan untuk hanya bekerja sama dengan perguruan tinggi yang telah terakreditasi internasional, sehingga raihan ABEST21akan memiliki dampak yang sangat strategis”, pungkasnya. (BAD/EM).