Forensik Perkembangan dunia akuntansi forensik di dunia maupun di Indonesia berjalan dengan cepat dengan berbagai dinamika dan tantangannya. Kompleksitas permasalahanpun manjadi semakin tinggi seiring dengan berkembangnya aktivitas – aktivitas berbagai sektor ekonomi. Salah satu permasalah yang sering dihadapi adalah terkait dengan kecurangan atau fraud. Berbagai modus dan jenis fraud terus bermunculan di dunia dan telah menyebabkan banyak organisasi dan perusahaan besar mengalami kejatuhan. Terkait dengan kondisi ini akuntansi forensik menjadi bagian penting dari upaya dan mekanisme untuk mengatasi dan meminimalisir kasus – kasus fraud di masyarakat. Namun demikian sifat “problem based” dari ilmu akuntansi forensik memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan di lapangan.

Melihat fenomena ini Program Pascasarjana dan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia pada tanggal (3/3) menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Pengembangan Kompetensi SDM Akuntansi Forensik di Indonesia” bertempat di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta. Seminar ini mengundang tiga pembicara dengan kompetensi dan pengalaman yang terkait dengan akuntansi forensik yaitu Associate Professor Kathie Cooper dari University of Wollongong Australia yang juga adalah seorang visiting lecturer di Program Pascasarjana FE – UII , Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII, Hendi Yogi Prabowo, SE, MForAccy, PhD, dan Partner Ernst & Young Jakarta, Alexander Sianturi, SE, MForAccy, CFE. Acara ini dihadiri oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia baik dari kalangan praktisi maupun akademisi yang berkecimpung atau mempunyai minat dibidang akuntansi forensic.

Sebagai salah seorang pionir pendidikan akuntansi forensik di Australia Kathie Cooper dalam seminar ini memaparkan prinsip – prinsip dan strategi pengelolaan sebuah program pendidikan akuntansi forensik yang baik agar dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan di lapangan. Sebagai pembicara kedua Hendi Yogi Prabowo memaparkan tentang aspek perilaku dari ilmu akuntansi forensik dalam melihat berbagai permasalah fraud yang ada pada saat ini. Pembicara ketiga, Alexander Sianturi, memaparkan tentang aspek kompetensi teknologi yang harus dimiliki oleh para akuntan forensik terutama dalam pengungkapan kasus – kasus fraud di berbagai sektor di Indonesia. Secara umum kegiatan seminar ini juga adalah bagian dari rangkaian kegiatan Milad Universitas Islam Indonesia ke – 73. Secara khusus kegiatan seminar ini juga adalah wujud dari komitmen dari Program Pascasarja FE – UII dalam mengembangkan ilmu akuntansi forensik di Indonesia.

Berikut informasi pelaksanaan Latihan Kepemimpinan Islam Dasar Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016

Tata Tertib LKID TA. 2015/2016 disini

Daftar Peserta LKID TA. 2015/2016 disini

Rundown LKID TA. 2015/2016 disini

Pelaksaan Latihan Kepemimpinan Islam Dasar Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2015.

bnsp Sejumlah 20 dosen dan 7 pustakawan  Universitas Islam Indonesia (UII) dinyatakan lulus untuk memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Raihan ini dinilai sejalan dengan komitmen UII dalam mempersiapkan tenaga ahli professional di berbagai bidang khususnya menghadapi diberlakukannya ASEAN Community.

Demikian disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. saat menyerahkan sertifikat kompetensi dari BNSP kepada para dosen dan pustakawan di Gedung Rektorat UII, Jum’at (19/2). Turut hadir dan menyaksikan pada penyerahan sertifikat Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si. dan Direktur Direktorat Organisasi dan Sumber Daya Manusia UII, Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc.

Sertfikasi pustakawan tidak lain juga merupakan komitmen UII untuk meningkatkan mutu pelayanan yang profesional, mengingat perpustakaan UII merupakan sumber informasi akademik bagi sivitas akademika UII. Sementara, sertfikasi yang diterima para dosen UII kali ini merupakan sertifikasi asesor kompetensi dimana hal ini sejalan dengan upaya UII yang sedang merintis Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yang saat ini juga sudah dalam proses lisensi BNSP.

Disampaikan Ketua Program Studi DIII Analis Kimia UII, Thorikul Huda, M.Sc., yang juga terlibat langsung dalam pendirian LSP UII, asesor kompetensi selanjutnya akan mengembangkan skema sertifikasi di masing-masing Fakultas atau Program Studi.  Skema sertifkasi yang akan didesain oleh LSP UII ini diarahkan pada skema kualifikasi yang sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Saat ini seperti dituturkan Thoriqul Huda, skema sertifikasi yang sedang dalam proses verifikasi oleh BNSP adalah skema kualifikasi 5, yakni skema sertifikasi untuk tenaga penguji laboratorium dengan menggunakan acuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 347 tahun 2015 tentang Penetapan SKKNI Bidang Jasa Laboratorium Terjemahan Australian Laboratory Operations Training Package (MSL09).

“Adapun penerapan skema mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 79/M-DAG/PER/9/2015 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Penguji Laboratorium,” ungkap Thoriqul Huda.

 

 

2016.02.19. dosen dan pustakawan uii peroleh sertifikat kompetensi dari bnsp (2)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : www.uii.ac.id

Informasi Jadwal Mata Kuliah yang ditawarkan di Fakultas Ekonomi UII pada Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 dapat diunduh melalui tautan yang tersedia di bawah ini:

 

JADWAL MATA KULIAH PRODI AKUNTANSI – SEMESTER GENAP TA 2015/2016 disini

JADWAL MATA KULIAH PRODI ILMU EKONOMI – SEMESTER GENAP TA 2015/2016 disini

JADWAL MATA KULIAH PRODI MANAJEMEN – SEMESTER GENAP TA 2015/2016 disini

JADWAL MATA KULIAH INTERNATIONAL PROGRAM – SEMESTER GENAP TA 2015/2016 disini

 

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut silahkan hubungi Divisi Akademik Fakultas Ekonomi UII.

Disertasi Inovasi vs Regulasi dengan Studi Kasus Transisi Industri Jamu ke Industri Herbal di Indonesia oleh Trias Setiawati

IE Inovasi organisasi merupakan inovasi di tingkat organisasi yang dominan dipicu oleh faktor eksternal yakni regulasi dan teknologi dan juga faktor internal. Transisi industri jamu ke industry herbal ditandai dengan pergumulan antara inovasi versus regulasi. Sedangkan regulasi lebih besar menjadi pemicu inovasi organisasi dari pada inovasi untuk meraih keunggulan dalam berkompetisi.

Universitas Islam Indonesia (UII) telah meluluskan satu mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi pada Senin (1/02/2016) yang bertempat di Aula Utara Fakultas Ekonomi. Disertasi yang berhasil diselesaikan oleh Trias Setiawati yang berjudul “Inovasi vs Regulasi dengan Studi Kasus Transisi Industri Jamu ke Industri Herbal di Indonesia olehTrias Setiawati” mengambil PT Deltomed Laboratories (PT DL) Wonogiri Jawa Tengah sebagai objek penelitian karena merupakan tujuh besar perusahaan jamu di Indonesia.

Sidang ujian terbuka tersebut dihadiri oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. sebagai pimpinan sidang, Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, MBA (promotor),  Drs. Achmad Sobirin, MBA, Ph.D, Ak (Kopromotor 1), Drs. Fathul Himam, M.Psi, MA,Ph.D (Kopromotor 2) dan tiga penguji. Acara tersebut dimulai dengan Trias Setiawati yang mempresentasikan hasil penelitian yang menyatakan bahwa inovasi merupakan suatu dilema bagi perusahaan, karena selain dapat menghasilkan sesuatu yang menakjubkan, juga dapat mengakibatkan kerugian.

Ujian terbuka promosi Doktor di UII dilaksanakan apabila seorang akademisi hendak naik tingkat kejenjang Doktor. Hal tersebut merupakan suatu apresiasi dari UII kepada akademisi tersebut karena telah menyelesaikan studi Strata 3. Trias Setiawati menjadi akademisi ke-89 yang meraih gelarDoktor di Universitas Islam Indonesia.

Pada berita acara tersebut beliau dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Perjuangan beliau untuk meraih gelar Doktor terbilang tidak mudah, karena selain harus menyelesaikan program studi Doktor beliau juga mengajar di Program Studi Manajemen konsentrasi sumber daya manusia. Selain itu beliau juga membimbing skripsi mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Blank News Panitia seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UII kembali membuka pendaftaran untuk tahun akademik 2016/2017. Seperti pelaksanaan tahun sebelumnya, terdapat tiga pola seleksi yang dapat dipilih oleh para pendaftar yakni Computer Based Test (CBT),Paper Based Test (PBT) serta Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB).

Adapun jumlah keseluruhan Program Studi (Prodi) yang ditawarkan pada seleksi tahun ini berjumlah 33 Prodi, dengan rincian 29 Prodi pada jenjang S1 dan 4 Prodi lainnya pada jenjang D3. Khusus untuk Prodi S1 Pendidikan Dokter pelaksanaan pola seleksi hanya melalui jalur PBT dan PSB.

Seiring peningkatan kualitas akademik yang berkelanjutan, animo pendaftar seleksi PMB UII pun terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut tampak dari meningkatnya jumlah pendaftar di setiap model seleksi yang ditawarkan. Pada penyelenggaraan model seleksi PBT UII gelombang I tahun ini menunjukkan peningkatan jumlah pendaftar yang signifikan dibanding dengan pelaksanaan tahun akademik sebelumya.

Disampaikan Rektor UII,  Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. saat meninjau langsung pelaksanaan seleksi PMB UII jalur PBT gelombang I, di Gedung M. Natsir Kampus UII, Minggu (17/1), pendaftar jalur PBT UII tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan, dari sebelumnya di bawah 800 pendaftar saat ini lebih dari 1.100 pendaftar. Tingginya animo pendaftar menurut Dr. Harsoyo juga tampak pada jumlah pendaftar pola seleksi CBT yang mana sampai hari Jumat (15/1), jumlahnya telah lebih 2000 pendaftar sejak dibuka pada pertengahan Desember 2015.

Sementara disampaikan Ketua PMB UII, Arief Rahman, PhD., pada pelaksanaan seleksi PBT saat ini terdapat penambahan soal asesmen diri bagi pendaftar Prodi Psikologi. Hal tersebut dimaksudkan agar diperoleh informasi yang lebih mendalam tentang kondisi psikologis calon mahasiswa. Adapun pelaksanaan ujian seleksi jalur PBT UII tahun ini dijadwalkan akan dilaksanakan 4 kali, yakni pada bulan  17 Januari, 24 April, 12 Juni dan 24 Juli.

 Sumber : www.uii.ac.id

khairul umam bento Adalah Hairul Umam B, mahasiswa aktif Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) angkatan 2011, saat ini juga menggeluti dunia bisnis dengan mendirikan Bento Grup. Dalam usianya yang masih sangat muda Ia sudah mempunyai beberapa cabang usaha yang tergabung dalam Bento Grup, yaitu 3 buah kedai kopi (Bento Cafe, Ayumi Cafe, dan Nemo Cafe), 1 buah usaha catering (Bento Catering), dan 2 buah lembaga kursus bahasa asing (Jogja English Coffee dan Engslih Family).

Disampaikan oleh Bento, panggilan akrab pemuda tersebut, bahwa modal pertama yang digunakan untuk memulai bisnisnya hanya sebesar 7 juta rupiah, lima juta Ia didapatkan dari pinjaman orang tua sedangkan sisanya adalah uang hasil pengembalian dana dari universitas karena yang bersangkutan mendapatkan beasiswa Mahasiswa Unggulan Ponpes UII waktu itu. Setelah kurang lebih 3,5 tahun menjalankan usaha, Ia mengatakan apabila aset total semua usaha yang dimiliki dijumlahkan saat ini nilainya hampir mencapai 1 Miliar Rupiah.

Dari keenam cabang usaha yang dimiliki tersebut, Ia berhasil meraih omset rata-rata perhari sekitar 10 s/d 15 juta rupiah, dari hasil omset itulah Ia bisa membayar biaya kuliahnya sendiri, menghidupi sekitar 40 karyawan yang terlibat didalamnya, dan sebagian juga dikirim kepada orang tua tiap bulannya. “Awalnya memang orang tua tidak setuju dengan keputusan Saya untuk terjun di dunia bisnis, dulu mereka menyarankan untuk fokus pada kuliah saja, tapi sekarang mereka mendukung kok,” tutur pemuda asal Madura itu dengan bangga.

Ketika disinggung mengenai proses pengelolaan bisnis, menurutnya, terjun di dunia bisnis adalah pilihan, gagal dan berhasilnya seseorang dalam menjalankan bisnis tergantung pada ‘tangan’ yang me-manaje-nya, tentu butuh banyak belajar dan banyak kesabaran. “Saya pernah gagal dalam menjalankan bisnis rumah makan padang yang saat ini sudah di take-over orang lain, waktu itu saya banyak menelan kerugian, tapi karena bisnis adalah hobi saya, bagaimanapun juga saya tetap menikmati terjun di dunia bisnis ini, itu pengalaman yang sangat berharga bagi saya”, ungkapnya.

Yang menarik adalah meskipun waktunya banyak terserap untuk mengelola bisnis, Ia tetap tidak melupakan tugas utamanya sebagai mahasiswa, yaitu belajar di perkuliahan. Ia menceritakan memang pada awalnya agak kesulitan dalam mengatur waktu antara kuliah dan bisnis, sempat mendapatkan Indeks Prestasi (IP) Semester yang jeblok, (yang membuat pihak universitas memutuskan untuk menghentikan pemberian beasiswa ketika itu), namun dengan semangat untuk terus maju akhirnya semester ini Ia berhasil mempertahankan IP Kumulatif di angka 3,18.

Harapanannya pada tahun 2016 ini, mahasiswa pecinta lagu Iwan Fals tersebut bisa menggiatkan pemasaran usaha yang ada saat ini, memperbanyak usaha kedai kopi sekitar 3-4 buah lagi dengan menggaet investor, dan yang terpenting adalah menyelesaikan kuliah yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan skripsi.

Terakhir, pemuda yang mempunyai cita-cita menjadi Bento (hanya dalam arti yang positif, seperti lirik lagunya Iwan Fals, yaitu rumah real estate, mobil banyak, harta melimpah, dan tokoh papan atas) tersebut berpesan: “Jadilah diri sendiri, karena yang bisa menjadikan kita sukses sebagai orang besar adalah usaha kita sendiri, bukan pemberian dari orang lain.”

Sumber : www.uii.ac.id

Kalender Akademik TA. 1516

Didalam kehidupan, sebuah cara berpikir dan berperilaku menjadi ciri khas setiap individu, baik dalam lingkup keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Karakter seseorang didapatkan dari berbagai pengalaman hidup yang pernah dilalui. Dwi Janto Suandaru, pria kelahiran Jakarta 02 Januari 1974 ini semasa kecilnya sudah terbiasa bertautan dengan karakter orang-orang yang berbeda. Menjadi anak dari seseorang yang bekerja sebagai navigator di pelabuhan, membuat Dwi harus hidup nomaden.

Read more

susu Semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk susu, turut berdampak pada meningkatnya minat terhadap produk-produk olahannya. Salah satunya yakni produk susu dalam kemasan yang kini banyak dipasarkan secara luas, tidak hanya oleh produsen besar namun juga industri rumah tangga. Di kalangan anak muda khususnya, mengkonsumsi susu dalam kemasan mulai mengarah pada tren yang digandrungi. Apalagi susu ini dikemas dalam kemasan-kemasan menarik dengan berbagai rasa yang unik.

Mahasiswa UII, Intan Paramita mampu mengubah peluang tersebut menjadi bisnis yang menjanjikan. Ia mengembangkan produk susu pasteurisasi yang dikemas dalam botol-botol menarik. Selain tahan lama, susu yang tersimpan dalam botol itu juga memiliki berbagai macam rasa yang unik.

“Ide awal untuk mengembangkan produk susu pasteurisasi ini terinspirasi dari bisnis serupa yang saya jumpai ketika berkunjung ke Thailand. Waktu itu saya melihat susu yang dikemas dalam kemasan botol yang menarik dan ternyata lumayan ramai pembelinya”, tutur mahasiswi Prodi Akuntansi itu. Ia kemudian tertarik untuk serius mengembangkan produk susu pasteurisasi dalam kemasan yang diberi label Nic & Pim.

“Di Jogja sepertinya belum banyak yang melirik peluang ini sehingga masih cukup menjanjikan. Awalnya perlu waktu lama untuk menemukan formula produksi yang pas. Sering susu yang saya produksi cepat basi karena teknik produksi yang belum tepat”, ungkap dara kelahiran Lombok itu. Seiring berjalannya waktu, Intan mulai belajar bahwa teknik pasteurisasi dapat mempertahankan kualitas susu meski tidak diberi pengawet sehingga produknya bisa tahan hingga 5 hari.

Dalam memasarkan produknya, Intan mengandalkan pemasaran secara langsung kepada sesama mahasiswa di kampusnya, Fakultas Ekonomi UII. Selain itu, ia juga aktif mengikuti pameran wirausaha mahasiswa di berbagai kampus agar produknya semakin dikenal. “Saya juga dibantu adik yang kuliah di UGM untuk memasarkan produk. Pemasaran juga kita lakukan lewat media sosial instagram”, tambah mahasiswi yang duduk di semester VII itu.

Untuk satu kali produksi, Intan mampu menghasilkan 350 botol susu pasteurisasi ukuran 350 ml. Terdapat berbagai pilihan rasa yang disajikannya, seperti choco caramel, macha greentea, taro, dan blueberry. “Rata-rata pelanggan saya didominasi oleh kalangan muda. Mereka suka dengan pilihan rasanya yang unik dan kemasan yang menarik”, katanya. Dalam sebulan, Intan mampu meraup omset penjualan senilai Rp 10 juta.

Dalam menjalankan bisnisnya, Intan juga memiliki visi sosial yakni turut membantu mitranya, para peternak sapi lokal skala kecil dan menengah. “Saya memiliki hubungan baik dengan beberapa peternak sapi tempat saya membeli bahan baku. Sering saya mendengar keluhan mereka tentang kesulitan dalam menjual susu sehingga mereka senang jika ada pelanggan tetap”, katanya. Oleh karena itu, ia merasa senang jika usahanya ini dapat sedikit menjawab kesulitan tersebut.

Salah satu pengalaman berkesan bagi Intan adalah ketika dirinya pernah kewalahan memenuhi permintaan pelanggan pada saat mengikuti pameran. Waktu itu stoknya mulai menipis karena ramai diserbu pembeli, padahal pameran masih berlangsung lama.

“Saya harus produksi lagi meski waktu sangat terbatas. Malam-malam saya mengambil susu dari peternak di Turi-Sleman pakai motor, padahal jaraknya cukup jauh dari rumah di Kotagede. Sampai rumah kita langsung produksi sampai jam 3 pagi, besoknya langsung kita pasarkan lewat pameran, rasanya capek sekali”, ceritanya. Meski demikian, gadis asal Jogja ini mengaku menikmati rutinitasnya tersebut.

Sumber: www.uii.ac.id