Pada era perkembangan teknologi yang begitu masif, banyak sekali pekerjaan yang memiliki tren penurunan yang menajam, termasuk Auditor dan Akuntan. Pekerjaan tersebut diprediksi tidak lagi relevan dengan kebutuhan industri pada 20 tahun yang akan datang. Maka dari itu, tumbuhlah keresahan yang dirasakan Akuntan masa kini pada pilihan dan jenjang karier mereka. Ngobrol Daring ERP #1 yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menjawab wacana tersebut dengan menghadirkan secara langsung Rian Heryudhanto selaku Managing Consultant; Senior SAP Finance & Central Finance Consultant di IBM SINGAPORE dan Bagus Priyonugroho selaku Delivery 1 & Support 1 Manager di PT. EQUINE GLOBAL. (18/09)

Sebagai praktisi pada bidang akuntansi khususnya Enterprise Resource Planning (ERP), Rian dan Bagus sama-sama menemukan fakta yang kurang menggembirakan. Nyatanya, banyak sekali konsultan keuangan yang latar belakang kuliahnya bukan dari akuntansi. Padahal, saat ini merupakan situasi dimana industri berlomba-lomba mengkonversi pencatatan keuangan dari konvensional menuju digital. “Menurut saya, akan lebih mudah proses belajar dari seorang Akuntan yang lumayan handal menggunakan teknologi, ketimbang seorang yang sangat ahli dalam teknologi namun tidak berlatar belakang akuntansi,” jelas Rian.

Lebih lanjut, Bagus menghimbau untuk para calon Akuntan agar lebih mendengarkan kebutuhan perusahaan dan memposisikan diri layaknya seorang Dokter. “Ya, bedanya hanya produknya saja. Kalau Dokter membantu aspek kesehatan, maka konsultan membantu dari aspek bisnis perusahaan. Konsultan pada akhirnya akan membantu menyelesaikan masalah sekaligus memberikan rekomendasi untuk klien,” jelas Bagus.

Di era seperti saat ini, kita sebagai mahasiswa maupun Akuntan muda harus memiliki rasa penasaran dalam artian positif. “Dari pemikiran itu, bisa membuat kita belajar dan memperluas wawasan,” tutur Rian. Meskipun teknologi sudah maju dan masyarakat sudah mengetahui standar-standar profesi akuntansi yang akan diganti dengan robot, perlu digaris bawahi perihal bagaimana caranya membuat robot tersebut? yaitu dengan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan yang berkaitan dengan akuntansi. “Dibalik kerja robot itu ada manusia yang menggerakan nya karena robot hanya alat penggerak, itulah peran seorang Akuntan,” tambah Rian.

Kini, dunia sudah memasuki perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat. Tidak hanya mempengaruhi profesi Akuntan tetapi juga mempengaruhi keseluruhan pekerjaan, sehingga pengetahuan menjadi bekal yang sangat penting. Akuntansi merupakan bahasa bisnis (language of business), pilihan tersebut terbuka lebar bagi profesi Akuntan. “Pengetahuan akuntansi itu sangat relevan dan dibutuhkan. Jadi, tidak perlu ragu dan khawatir untuk keadaan profesi Akuntan di masa depan karena peluang masa depan akuntansi sangat banyak dan luas,” ujar Arif Rahman selaku moderator untuk menutup kegiatan kali ini. (DHK/HLSI)

Kompetensi mahasiswa tidak hanya berulang pada lingkup perkuliahan saja, ada banyak peluang untuk mengembangkan bakat mahasiswa dengan mengikuti kegiatan di luar perkuliahan. Salah satu hal yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut yaitu dengan mengikuti kompetisi. Untuk menumbuhkan minat dan motivasi bagi mahasiswa, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menyelenggarakan Talkcounting #5 bertajuk “Simulasi Akuntansi & Bisnis Digital: Bermain, Belajar, Juara 1” dengan mendatangkan narasumber yaitu Muhammad Shohibul Mabruri, pemenang kompetisi ERPsim SAP Asia Pacific Japan 2020 dan Ainun Jariyah, pemenang International Champion MonsoonSIM 2020. (16/09)

Dalam kegiatan ini, kedua narasumber menceritakan pengalamanya menjadi juara dalam kompetisi simulasi yang melibatkan ilmu akuntansi serta bisnis digital. “Berawal dari ketertarikan dengan mata kuliah Enterprise Resource Planning (ERP), membuat saya melanjutkan untuk berkomitmen dalam kompetisi MonsoonSIM,” ujar Ainun. Mata kuliah ERP merupakan salah satu mata kuliah wajib yang memiliki keterkaitan secara teknis dengan kompetisi ERPsim SAP  maupun MonsoonSIM. Muhammad menambahkan, “Awal mula saya bisa mengikuti kompetisi karena diajak oleh teman. Tetapi pada tahun pertama tim saya belum berhasil mewakili UII dan hanya sampai enam besar saja, namun di tahun kedua saya mencoba lagi dan akhirnya bisa mewakili UII ke ajang kompetisi internasional.”

Persiapan sebelum mengikuti kompetisi memiliki banyak tantangan, terlebih harus bekerja dalam tim. Salah satu tantangan terberatnya yaitu bagaimana cara menyatukan pendapat setiap individu. “Ketika berlatih bersama tim, setiap anggota harus mengeluarkan pendapatnya masing-masing setelah itu kami akan menyaring kira-kira pendapat mana yang cocok untuk diterapkan menjadi strategi,” ujar Muhammad. Ainun juga menuturkan, “Setelah mengeluarkan pendapat masing-masing, kami akan berdiskusi mempertimbangkan baik dan buruknya. Lalu dikarenakan kami berlatih setiap hari, kami mencoba untuk menerapkan masing-masing strategi tersebut secara bergantian dan hasilnya akan kami evaluasi.”

Pengalaman yang ditemui oleh kedua narasumber membantu meningkatkan tidak hanya dalam hard skill atau kemampuan akuntansi yang didapatkan selama di kelas tetapi juga mendapatkan pengetahuan soft skill seperti teamwork, time management dan lain sebagainya. Terakhir, untuk menutup kegiatan kali ini Ainun berpesan kepada para mahasiswa, “Selagi kita masih muda, cobalah untuk banyak belajar hal baru serta aktif di berbagai kegiatan. Belajar bukan hanya sebatas mendengarkan dosen menjelaskan materi di kelas tetapi kita bisa belajar banyak hal di luar kelas.” Kemudian ditambahkan oleh Muhammad, “Daripada waktu yang ada digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna, lebih baik kita berusaha untuk produktif dengan mengikuti salah satunya kompetisi atau mencoba hal baru yang belum pernah dicoba.” (NNS/AFA)

 

Kompetensi profesional merupakan salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang profesional di suatu bidang. Setiap individu yang menginginkan untuk menjadi sarjana akuntansi profesional harus memiliki salah satu kompetensi yang bersertifikat. Melalui Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) memungkinkan seorang sarjana akuntansi profesional untuk menyelesaikan masalah, membuat keputusan dan memakai judgement yang tepat pada setiap kondisi organisasi yang bersifat kompleks. 

“Saat ini kompetensi bagi lulusan menjadi sangat penting untuk memenangkan persaingan dalam dunia kerja. Kami di Program Studi Akuntansi memberikan pembekalan sertifikasi kompetensi yang diakui secara internasional bekerja sama dengan ACCA menyelenggarakan program kelas khusus ACCA,” ujar Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., saat menyampaikan sambutan dalam webinar “Membangun Kompetensi Profesional Akuntansi bersama ACCA UII” yang diadakan oleh Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang bertujuan untuk berbagi informasi dan mengajak mahasiswa untuk mengikuti kelas khusus ACCA (14/09).

Kualifikasi ACCA diakui di seluruh dunia dan bertujuan untuk menawarkan sebuah pendidikan kualifikasi yang relevan dengan perkembangan kebutuhan bisnis kepada orang-orang di seluruh dunia yang selalu berambisi untuk memiliki kemampuan dan meniti karir yang melejit di bidang akuntansi, keuangan, dan manajemen.

“ACCA juga menyediakan professional insight dimana dari tim ACCA seluruh dunia melakukan berbagai macam penelitian dan juga report mengenai apa saja perubahan yang terjadi di bidang akuntansi dan keuangan,” imbuh Frans Elyan selaku Business Relationship Manager ACCA Indonesia. 

Melalui Program ACCA, mahasiswa mendapatkan keuntungan yang tidak terbatas secara global karena semua industri membutuhkan profesional di keuangan. Terbukti  pada beberapa lowongan pekerjaan baik akuntansi maupun keuangan mencantumkan membutuhkan sertifikat accounting sehingga akan memiliki daya saing yang lebih tinggi dibanding yang lain.

FBE UII membangun kompetensi profesional melalui kelas akselerasi ACCA. “Akselerasi yang dimaksud adalah mahasiswa menempuh kurikulum yang di desain oleh Program Studi Akuntansi UII dan pada waktu yang bersamaan juga belajar mengenai beberapa modul ACCA yang kemudian ujian modul tersebut,” jelas Yuni Nustini selaku Direktur ACCA Program UII. 

“Mengetahui isu-isu yang sedang berkembang di dunia nyata dan bagaimana solusinya merupakan manfaat yang saya rasakan. Tidak hanya berdasarkan teori karena di ACCA sangat praktikal. Saya juga dapat membangun karakter diri seperti disiplin dan konsisten,” tambah Fathur Razzaq selaku alumni FBE UII.

Selain itu, dengan ACCA banyak softskill mahasiswa dapat terasah seperti management skill, communication skill, dan team work skill. “Pendekatan yang digunakan dalam ACCA merupakan pendekatan profesional dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa untuk hands-on dalam dunia kerja,” tutup Maulidyati Aisyah, SE,. M.Com., selaku moderator. (AFH)

Maraknya kejahatan keuangan di Indonesia terbilang tinggi menjadi ancaman di masa depan khususnya bagi instansi atau perusahaan yang kerap dirugikan atas tindakan kriminal tersebut. Bagi akuntan forensik di masa depan, tantangan yang dihadapi juga semakin dinamis karena perkembangan teknologi di era ini. Dalam mendeteksi kecurangan yang berkembang ke ranah digital, berbagai perspektif ilmu dan kompetensi terutama di bidang digital perlu dikuasai oleh akuntan forensik di masa depan.

Bekerja sama dengan Ikatan Akuntansi Seluruh Indonesia Wilayah D.I. Yogyakarta, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII)  menyelenggarakan Webinar Akuntansi Forensik dengan tema “Mempersiapkan Akuntan Forensik Masa Depan dalam Mengurangi Badai Tantangan Dunia Baru”, (11/9).  

Pada sesi diskusi ini diisi oleh tiga pembicara yang ahli pada bidang dan beragam perspektif terkait Akuntansi seperti Herry Subowo, S.E., MPM., Ak., CA, CIA., CFE., selaku Auditor Utama Investigasi, BPK-RI; Alexander Sianturi, CPA., CFE., CA., CSRS., API., selaku Partner Forensic & Integrarity Services, Ernest & Young Indonesia; dan Hendi Yogi Prabowo, S.E., MForAccy., Ph.D., CRfA., CAMS., selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII.

Penggunaan akuntansi forensik di Indonesia lebih ditekankan kepada pengungkapan tindak pidana korupsi. “Secara teori dan praktik, sebenarnya akuntansi forensik kegunaannya bisa lebih dari itu, kesamaannya adalah digunakan untuk menyiapkan bukti untuk proses litigasi atau proses pembuktian di persidangan,” jelas Hery Subowo. 

Herry Subowo juga memaparkan bahwa selain harus memiliki kompetensi pengetahuan auditing, seorang akuntan forensik di sektor publik diharuskan mengerti ilmu hukum, “karena kita bekerja dalam ranah hukum yang ada di Indonesia, maka semua cabang hukum seperti hukum pidana, hukum perdata, administrasi negara, tata usaha negara, harus dikuasai karena disitulah lingkungan kita bekerja,” tambahnya.

Menurut Alexander Sianturi, tantangan yang akan dihadapi akuntansi forensik di masa depan adalah teknologi. “Pada saat melakukan kegiatan forensik, kita berhadapan dengan banyak data karena transaksinya digital. Kita harus punya kemampuan menganalisis data tersebut untuk mencari pola dan bukti kecurangan. Kalau tidak punya skill atau kompetensi yang bisa digunakan untuk me-review data, kita tidak bisa apa-apa,” ucap Alex.

Dalam mempersiapkan akuntan masa depan, FBE UII membuat program khusus bernama Certified Forensic Auditor (CFrA) Klaster 1 UII yang bisa diikuti oleh mahasiswa program studi Akuntansi FBE UII. “Bagi mahasiswa yang sebentar lagi lulus, akan melakukan ujian dan mendapatkan pengakuan Prevention and Detection of Fraud dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik  yang diuji oleh dosen dan beberapa praktisi dari asosiasi,” pungkas Hendi Yogi Prabowo.(AR/AAM)

Akuntan adalah seseorang yang bertugas dalam melakukan pencatatan mengenai aliran keuangan yang ada dalam sebuah organisasi. Semua aliran ini harus dicatat secara detail agar data keuangan perusahaan yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Akuntan sendiri memiliki jenis yang beragam, salah satunya akuntan pemerintah. Akuntan pemerintah ialah seorang akuntan yang bekerja pada sektor lembaga pemerintahan yang bertugas untuk mengemban tanggung jawab kepada organisasi atau institusi yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Akuntan pemerintah bertugas sebagai pemeriksa dan pengawasan sistem keuangan negara dan membuat rancangan sistem yang ditujukan untuk pemerintah.

Mengingat pentingnya peran akuntan pemerintah dalam sistem keuangan negara, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi Talkcounting#4 yang mengangkat tema “Keliling Dunia Menjadi Akuntan Pemerintah” yang dilakukan melalui platform Zoom. Diskusi ini diisi oleh pembicara yang menjabat sebagai Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu), Nur Fadhilah Yulia Dwi Suprina. (2/9)

Pada awal sesi, Nur Fadhilah menjelaskan alasan mengapa ia memutuskan untuk menjadi akuntan pemerintah. Hal ini didasari oleh pemikirannya yang ingin langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari Program Studi Akuntansi FBE UII. Nur Fadhilah juga menambahkan bahwa adanya kejelasan karier dan kesempatan untuk mengembangkan diri sehingga di saat yang bersamaan menjadikan Nur Fadhilah semakin yakin untuk menjadi seorang akuntan pemerintah.

Nur Fadhilah menuturkan beberapa tips agar dapat diterima sebagai seorang akuntan pemerintah. “Pahami dasar-dasar materi perkuliahan serta melatih kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa-bahasa yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Fadhilah. “Jika ingin berkarier sebagai akuntan pemerintah maupun swasta, kemampuan berbahasa asing akan menjadi nilai lebih,” tegas Nur Fadhilah.

Nur Fadhilah mengatakan bahwa tantangan terbesar bekerja di Kemlu adalah penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan kerja karena adanya rotasi rutin yang dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. “Tantangan terbesarnya adalah bagaimana kita dapat mengikuti dinamika mutasi pegawai yang ada di Kemlu, tetapi tetap dapat mengerjakan semua pekerjaan sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan,” ujarnya. Nur Fadhilah juga menambahkan bagaimana cara ia dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja. “Terbuka, dalam artian menerima adat, budaya dan prosedur yang berlaku di lingkungan kerja yang baru serta tidak menjadi orang yang judgemental,” tambah Nur Fadhilah.

Untuk mengakhiri diskusi, Nur Fadhilah mengatakan, “Nikmati proses kuliahnya, ambil ilmu sebanyak-banyaknya, ikut kepanitiaan, seimbangkan belajar dan bermain, tingkatkan kompetensi diri serta jangan takut untuk bersaing.” (MID/HAN)

Program Kampus Merdeka yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem memberikan dampak bagi pemberlakuan kurikulum baru pada perguruan tinggi di Indonesia. Untuk meminimalisir kebingungan mahasiswa dalam melaksanakan Key In pada semester mendatang, Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan “Sosialisasi Key In Kurikulum Baru Tahun Akademik 2021/2022”. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa prodi Manajemen. (30/08)

Sosialiasi Key In pada tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan semester depan, FBE UII akan menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2021. Perubahan kurikulum ini membutuhkan penyesuaian baru. Dikurikulum ini, terdapat konversi pada mata kuliah sebelumnya yang disebabkan oleh perubahan mata kuliah wajib dan beberapa pemecahan mata kuliah.

“Sosialisasi ini penting bagi mahasiswa karena kita akan memberlakukan kurikulum baru dan kurikulum tersebut banyak melakukan perubahan-perubahan terhadap mata kuliah yang disajikan. Tidak hanya pada mata kuliah saja tetapi juga pada struktur dan jalur pengambilannya,” ujar Anjar Priyono.

Anjar juga menjelaskan mengenai tanggal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Key In yaitu perencanaan kuliah setiap awal semester dimana mahasiswa diwajibkan mengajukan rancana kuliah dengan memasukan data matak uliah yang akan ditempuh melalui gateway secara online. “Kurikulum baru menuntut kita menjadi apa diakhir nanti. Contohnya, apabila ingin mengambil jalur Manajer maka tugas akhirnya adalah magang dan membuat laporan tugas akhir yang kurang lebih seperti skripsi,” imbuhnya.

Jadwal Key In akan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 pukul 09.00-16.00 WIB. Bagi mahasiswa angkatan 2021, Key In akan dilakukan dengan paket yang telah ditentukan oleh prodi. Bagi para mahasiswa angkatan 2020, ada dampak mengenai konversi mata kuliah namun Key In sesuai dengan mata kuliah yang sudah ditentukan. Untuk mahasiswa angkatan 2019, ada beberapa mata kuliah yang dikonversi dan di semester ini mulai menentukan akan mengambil bentuk jalur akhir yang mana. Terakhir, bagi angkatan 2018 yang telah memenuhi SKS (Satuan Kredit Semester) maka hanya perlu mengambil Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan tugas akhir.

Nilai yang diperoleh oleh mahasiswa juga turut diperhatikan, “Apabila ada mahasiswa yang mendapatkan nilai C pada mata kuliah tertentu atau nilainya tidak lebih baik dari C maka diwajibkan untuk mengulang matakuliah  tersebut di semester 7,” ujar Anjar. Dengan sosialisasi ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami sistem Key In yang baru dan tidak kebingungan atau panik terhadap perubahan tersebut. (DIN/SAH)

Pelaksanaan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran, berkorelasi tinggi pada perkembangan perilaku masyarakat yang harus diperhatikan terutama pada bagaimana menjalankan nilai-nilai Islam dalam perilaku sehari-hari. Program Studi Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan acara workshop “Internalisasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran”. Workshop ini diadakan pada hari Sabtu (28/08) melalui zoom dengan sesi pemaparan materi oleh 3 pembicara yaitu, Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Sh.Ec., Dr. H. Masmin Afif, M.Ag, dan Dr. Sutarman, S.Pd., M. Hum. Dengan moderator acara oleh Agus Abdurrahman,Drs.,MM.

Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Sh.Ec. sebagai Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam UII, memaparkan materi dengan topik “Pandangan Filosofi dan Komprehensif mengenai nilai-nilai Islam yang Universal atau Rahmatan Lil’alamin”. Kholis menjelaskan materi apa, mengapa, dan bagaimana Islam Rahmatan Lil’alamin dapat mewarnai proses pembelajaran dan kehidupan bernegara. Terdapat langkah terkini yang ditempuh pemerintah yaitu buku dari Kementrian Agama yang berjudul “Moderasi Beragama” yang bisa dijadikan referensi dalam internalisasi nilai-nilai agama karena terdapat sisi konseptual, pengalaman empiris, dan juga strategi-strateginya. “Dalam menginternalisasikan nilai-nilai Islam rahmatan Lil’alamin itu dosen harus merepresentasikan muslim yang Rahmatan Lil’alamin,” ujar Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Sh.Ec.

Dr. H. Masmin Afif, M.Ag. sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag DIY, menjelaskan Best Practice yang terdiri dari 3 hal yaitu Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Pendidikan yang tujuannya peserta didik tidak hanya dengan ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilannya, tetapi juga mengembangkan aspek moral. Kemudian Strategi dan Metode Internalisasi Nilai-Nilai Islam, dalam hal Pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Harapannya ilmu yang didapatkan tidak hanya berhenti dalam otak melainkan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, Implementasi Internalisasi Nilai-Nilai Islam di Madrasah adalah Pendidikan Islam sebagai bentuk eksistensi serta identitas kultur nilai-nilai keagamaan dalam Pendidikan formal di masa modern ini. Selain itu unsur penting yang terlibat antara lain Guru, Kepala Madrasah, dan Tenaga Kependidikan. “Unsur tersebut sangat mempengaruhi lingkungan Pendidikan untuk mendukung upaya internalisasi nilai-nilai islam,” ujar Agus Abdurrahman, Drs., MM.

Dilanjutkan oleh Dr. Sutarman, S.Pd., M. Hum dari prodi Pendidikan Agama Islam FAI UAD. Sutarman pernah melakukan penelitian terhadap implementasi nilai-nilai islam dalam rangka mengatasi adanya permasalahan di lingkungan masyarakat, khususnya remaja. Implementasi yang dapat dilakukan adalah seperti pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, sholat 5 waktu, sholat tahajud dan sholat dhuha, puasa senin kamis, tadarus, serta penggunaan medsos secara positif. Di akhir Beliau mengatakan, “Nilai praktik ajaran agama menghujam jauh kedalam jiwa siswa agar memiliki akhlakul karimah, lahir jiwa keagamaan linear dengan perilaku sehari-hari”. (YNZ/PIO)

Untuk membantu dan mengarahkan mahasiswa Program Studi Akuntansi dalam melaksanakan Key In, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan Sosialisasi Key In Semester Ganjil 2021/2022 untuk Program Studi Akuntansi. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom pada Jumat, 27 Agustus 2021 dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi. Mengingat adanya kebijakan Kampus Merdeka, Program Studi Akuntansi mulai mengimplementasikannya pada semester ganjil dan mempertimbangkan perubahan yang terjadi terkait penyesuaian kebijakan Kampus Merdeka dengan kurikulum.

Sekretaris Program Studi Sarjana Akuntansi FBE UII, Rifqi Muhammad SE. M.Sc. PhD, sebagai pembicara mengatakan, “Mulai semester ini, Program Studi Akuntansi dan Program Studi lainnya di Fakultas Bisnis dan Ekonomika harus melakukan proses penyesuaian terkait kurikulum baru sehingga ada beberapa perubahan yang dilakukan.” Terdapat perubahan nilai karena berubahnya jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) untuk Program Sarjana, baik jalur reguler, magang, maupun kewirausahaan. Tambahnya, beliau menginformasikan, “Untuk mahasiswa angkatan 2018 yang memilih jalur wirausaha disarankan untuk mengambil mata kuliah pilihan yang linier seperti Inovasi Produk, Pemasaran Digital, dan lainya. Sedangkan bagi mahasiswa angkatan 2019 dan 2020 yang berencana mengikuti jalur magang, tidak perlu mengambil Mata Kuliah Pilihan (MKP), tetapi kalian harus sudah menentukan perusahaan mana yang akan menjadi tempat magang atau bisa juga mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).”

Menurut Rifqi Muhammad, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dibuat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sedikit spekulatif, “Jangan berspekulasi bisa mengikuti program MBKM dan melepas Mata Kuliah Pilihan, sementara kalian tidak yakin bisa lolos. Karena semakin lama semakin kompetitif,” ungkapnya. Terkait mahasiswa yang mengikuti jalur magang dan wirausaha, akan ada pertemuan khusus yang nantinya diinformasikan di grup.

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia tidak menerapkan pra-key in. Tanggal tentatif key in adalah 1 September atau diundur sampai 10 September 2021, masih menunggu keputusan dari Universitas pada hari Senin, 30 Agustus  2021 nanti. Jika ingin mengetahui tutorial proses key in, bisa melihatnya di youtube Badan Sistem Informasi UII.

Rifqi juga menginformasikan bahwa mahasiswa Akuntansi FBE UII wajib mengikuti dan menyerahkan hasil Cambridge English Placement Test (CEPT) ke prodi, “Berapapun skornya yang penting kalian sudah mengikut CEPT. Sehingga prodi tau level kalian dan bisa mengambil kebijakan terkait mahasiswa yang belum memenuhi skor,” tambahnya. (MZH/AAM)

 

 

 

Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan “Sosialisasi Tugas Akhir” untuk membantu mahasiswa dalam menentukan bentuk tugas akhir yang sesuai dengan minat masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui platform media zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Manajemen. (26/08)

Dalam kegiatan ini terdapat tiga topik pembahasan pada sosialisasi tugas akhir yaitu Rancang Bangun Bisnis, Tugas Akhir Skripsi dan Tugas Akhir Magang. Sesi pertama diawali dengan penjelasan materi Rancang Bangun Bisnis (RBB) yang dibawakan oleh Bagus Panuntun, SE., MBA. Kemudian untuk sesi yang kedua penjelasan materi Tugas Akhir Skripsi dibawakan oleh Abdur Rafik., SE., M.Sc. dan sesi terakhir pemaparan materi Tugas Akhir Magang dibawakan oleh Istyakara Muslichah, SE., MBA.

Pada pemaparan materi Sosialisasi Tugas Akhir Rancang Bangun Bisnis, Bagus Panuntun menjelaskan, “Pada kurikulum 2021, di prodi Manajemen ada satu profil lulusan yaitu wirausaha mikro dan kecil, sehingga apabila teman-teman yang nanti ingin mengambil tugas akhir RBB harapannya dari prodi adalah teman-teman akan dapat berwirausaha mikro dan kecil.” Lebih lanjut, Bagus Panuntun juga menuturkan, “Pada kurikulum sebelumnya tugas akhir ditempuh hanya selama 6 bulan atau 1 semester tetapi dengan adanya kurikulum Kampus Merdeka maka masa tugas akhir bisa mencapai 4 semester.”

Pada sesi kedua materi Tugas Akhir Skripsi, Abdur Rafik menjelaskan tujuan dari skripsi agar melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi permasalahan dan menemukan jawaban atas masalah tersebut, lalu menuliskan rangkaian prosesnya secara sistematis dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. “Ada hal-hal tertentu yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan. Pertama yang perlu dilakukan yaitu pikirkan dan tentukan topik sejak awal, pilih topik yang menantang tapi realistis, kemudian  perbanyak membaca dan brainstorming, tentukan timeline personal dan jadikan acuan lalu konsultasikan kesulitan apapun ke dosen pembimbing. Dan yang jangan dilakukan yaitu jangan menunda-nunda menulis walaupun sedikit, jangan malas dan jangan datang ke dosen pembimbing hanya pada saat-saat kritis,” ujar Abdur Rafik

Sesi terakhir pada kegiatan ini yaitu Sosialisasi Tugas Akhir Magang. Tugas akhir ini ditunjukkan untuk mahasiswa yang ingin mengambil jalur Manajer. Kriteria Instansi Magang Tugas Akhir yaitu memiliki situasi kerja yang mendukung untuk membahas topik yang menjadi minat mahasiswa, kemudian instansi dapat berbentuk organisasi swasta yang berbadan hukum atau organisasi pemerintah minimal pada tingkat kabupaten/kotamadya. Mahasiswa harus menunjukkan bukti bahwa instansi atau perusahaan dalam UKM tertentu yang dituju membuka kesempatan magang bagi mahasiswa. (DEL/EL)

 

 

Untuk membantu menentukan kemana mahasiswa diharuskan untuk memilih peminatan terkait tugas akhir kuliah, Program Studi Manajemen Universitas Islam Indonesia mengadakan “Sosialisasi Peminatan Bagi Angkatan 2019”. ​​Kegiatan ini diadakan secara daring melalui platform zoom dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Manajemen angkatan 2019. (25/08).

Dalam sambutannya, Anjar Priyono menuturkan, “Peminatan yang terbaik adalah peminatan yang sesuai dengan minat mahasiswa.” Lebih lanjut, Anjar juga menegaskan untuk tidak ikut-ikutan dengan teman terkait pilihan peminatan karena keputusan masa depan ada di tangan sendiri.

Ada empat bidang ilmu peminatan yang ditawarkan yaitu ada Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen Operasi, Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Keuangan. Handrio Adhi Pradana menjelaskan terkait Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu ilmu yang yang berdiri sendiri, terdapat pendekatan soft dan hard Manajemen dan mengikuti dinamika eksternal. Handrio menambahkan beberapa konversi mata kuliah dan memaparkan beberapa dosen gugus SDM yang akan mengajar mata kuliah peminatan SDM.

Dilanjutkan oleh Baziedy Aditya Darmawan, selaku dosen gugus Manajemen Operasi menjelaskan bahwa Manajemen Operasi menawarkan mata kuliah yang berkaitan dengan aktivitas penciptaan nilai (value) yang ditujukan kepada pelanggan dalam bentuk produk dan melalui proses transformasi input menjadi output. Baziedy juga menjelaskan beberapa topik tugas akhir yang ditawarkan beserta dosen pembimbing yang dapat dilihat minat penelitiannya di uii.id/dosenfe. Beliau juga memaparkan beberapa peluang karir dan menyimpulkan bahwa Manajemen Operasi adalah inti dari bisnis dan jantung dari perusahaan yang berguna bagi proses bisnis dalam suatu organisasi.

Dalam pemaparan materi peminatan Manajemen Pemasaran, Hendy Mustiko Aji menjelaskan secara singkat tiga mata kuliah peminatan pemasaran yang wajib untuk diambil, yaitu Digital Marketing, Pemasaran Islami dan Business Process in Sales Order Management. Dengan adanya perubahan kurikulum baru, tugas akhir harus dipublikasikan sesuai dengan pilihan bentuk tugas akhir yaitu Rancangan Bangun Bisnis (RBB), laporan magang dan skripsi. Hendy menambahkan, “Apabila mahasiswa mengambil jalur skripsi, maka dalam menentukan topik mahasiswa wajib mengacu pada karya ilmiah dosen pembimbing yang dituju.”

Terkait peminatan Manajemen Keuangan, Katiya Nahda mengawali materi dengan menjelaskan kajian utama di bidang keuangan. Katiya menuturkan, “Terkait mata kuliah yang dapat mahasiswa dapatkan, dua diantaranya sudah dikonversi oleh prodi. Kemudian mahasiswa masih memiliki kesempatan untuk mengambil tiga mata kuliah peminatan wajib, diantaranya Digital Finance, Entrepreneurial Finance dan Business Process in Management Accounting.

Untuk menindaklanjuti permasalahan yang sekiranya akan muncul dalam proses pemilihan peminatan, Anjar Priyono memberikan pesan agar mahasiswa dapat melakukan konsultasi dengan prodi dan tidak mencari informasi ke teman-teman lainnya. Dengan sosialisasi ini diharapkan mahasiswa dapat memantapkan pilihan peminatan pada semester mendatang. (SAR/SLS)