Pada era perkembangan teknologi yang begitu masif, banyak sekali pekerjaan yang memiliki tren penurunan yang menajam, termasuk Auditor dan Akuntan. Pekerjaan tersebut diprediksi tidak lagi relevan dengan kebutuhan industri pada 20 tahun yang akan datang. Maka dari itu, tumbuhlah keresahan yang dirasakan Akuntan masa kini pada pilihan dan jenjang karier mereka. Ngobrol Daring ERP #1 yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menjawab wacana tersebut dengan menghadirkan secara langsung Rian Heryudhanto selaku Managing Consultant; Senior SAP Finance & Central Finance Consultant di IBM SINGAPORE dan Bagus Priyonugroho selaku Delivery 1 & Support 1 Manager di PT. EQUINE GLOBAL. (18/09)
Sebagai praktisi pada bidang akuntansi khususnya Enterprise Resource Planning (ERP), Rian dan Bagus sama-sama menemukan fakta yang kurang menggembirakan. Nyatanya, banyak sekali konsultan keuangan yang latar belakang kuliahnya bukan dari akuntansi. Padahal, saat ini merupakan situasi dimana industri berlomba-lomba mengkonversi pencatatan keuangan dari konvensional menuju digital. “Menurut saya, akan lebih mudah proses belajar dari seorang Akuntan yang lumayan handal menggunakan teknologi, ketimbang seorang yang sangat ahli dalam teknologi namun tidak berlatar belakang akuntansi,” jelas Rian.
Lebih lanjut, Bagus menghimbau untuk para calon Akuntan agar lebih mendengarkan kebutuhan perusahaan dan memposisikan diri layaknya seorang Dokter. “Ya, bedanya hanya produknya saja. Kalau Dokter membantu aspek kesehatan, maka konsultan membantu dari aspek bisnis perusahaan. Konsultan pada akhirnya akan membantu menyelesaikan masalah sekaligus memberikan rekomendasi untuk klien,” jelas Bagus.
Di era seperti saat ini, kita sebagai mahasiswa maupun Akuntan muda harus memiliki rasa penasaran dalam artian positif. “Dari pemikiran itu, bisa membuat kita belajar dan memperluas wawasan,” tutur Rian. Meskipun teknologi sudah maju dan masyarakat sudah mengetahui standar-standar profesi akuntansi yang akan diganti dengan robot, perlu digaris bawahi perihal bagaimana caranya membuat robot tersebut? yaitu dengan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan yang berkaitan dengan akuntansi. “Dibalik kerja robot itu ada manusia yang menggerakan nya karena robot hanya alat penggerak, itulah peran seorang Akuntan,” tambah Rian.
Kini, dunia sudah memasuki perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat. Tidak hanya mempengaruhi profesi Akuntan tetapi juga mempengaruhi keseluruhan pekerjaan, sehingga pengetahuan menjadi bekal yang sangat penting. Akuntansi merupakan bahasa bisnis (language of business), pilihan tersebut terbuka lebar bagi profesi Akuntan. “Pengetahuan akuntansi itu sangat relevan dan dibutuhkan. Jadi, tidak perlu ragu dan khawatir untuk keadaan profesi Akuntan di masa depan karena peluang masa depan akuntansi sangat banyak dan luas,” ujar Arif Rahman selaku moderator untuk menutup kegiatan kali ini. (DHK/HLSI)
You must be logged in to post a comment.