Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) selalu memberi bimbingan dan dorongan bagi para mahasiswanya untuk terus mengasah potensi serta menciptakan inovasi baru. Salah satu bentuk upaya tersebut yaitu dengan mengadakan Pelatihan Penyusunan Proposal Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) untuk mempersiapkan pengusulan proposal pada ajang lomba kemahasiswaan tingkat nasional secara daring pada Kamis (6/8).

Pelatihan ini dilaksanakan agar mahasiswa Program Studi Akuntansi FBE UII dapat membuat suatu proposal KIBM dengan maksimal. “Harapannya dengan mengikuti pelatihan ini anda bisa membuat proposal yang sebaik-baiknya dan kami berharap serta berdoa mudah-mudahan nanti di akuntansi ini akan banyak tim yang memperoleh inovasi bisnis,” ujar Ketua Prodi Akuntansi, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Prestasi Nasional menyelenggarakan Program Kewirausahaan Kampus Merdeka 2020 dengan agenda lomba kemahasiswaan tingkat nasional yaitu Program Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) guna mendukung kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha.

Arif Fajar Wibisono,SE., M.Sc., pemateri yang juga merupakan Kepala Unit Kemahasiswaan membagikan tips dan ilmu serta pengalamannya dalam penulisan proposal KIBM. Format proposal KIBM minimal menyantumkan sembilan aspek, yaitu ringkasan, deskripsi usaha, target pasar, analisis pesaing, rencana pemasaran dan penjualan, rencana operasi, tim manajemen, perkembangan masa depan usaha, dan rencana finansial pengembangan inovasi bisnis.

Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., PhD., SAS., ASPM., menyampaikan bahwa, “Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengisi lampiran biodata dan data yang gampang. Jadi, berpikirlah yang mudah saja jangan dipikir yang sulit dulu”.

Di era globalisasi saat ini, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan dalam segala hal. Salah satunya mempunyai jiwa kewirausahaan. Orang yang mempunyai jiwa wirausaha memiliki karakter dan sifat jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun serta mental yang kuat karena dibutuhkan keberanian mengambil risiko untuk mewujudkan ide dan inovasinya. Karakter dan sifat ini sangat berguna bagi mahasiswa untuk bersaing secara global dan dapat mencapai kesuksesan di masa yang akan datang.

“Kegiatan kewirausahaan ini menjadi salah satu contoh mahasiswa agar memiliki motivasi dalam mengikuti program ini,” ujar Rifqi seraya memberikan semangat kepada mahasiswa Prodi Akuntansi. (AAM/ARA)

Hingga kini, masa pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum berakhir. Peristiwa yang sudah berlangsung cukup lama ini tentu banyak mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, terutama perekonomian. Menanggapi hal ini, Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia  menyelenggarakan webinar Ilmu Manajemen FBE UII 2020 yang diselenggarakan pada Kamis (6/8) yang bertajuk “Covid-19 dan Perubahan Perilaku Berbelanja“. Webinar ini menghadirkan para pakar bidang bisnis dan ekonomi yaitu Syafri Yuzal, S.E., MBA. selaku Direktur Bisnis PT. Aino Indonesia, Hendy Mustiko Aji, BIBM., S.E., M.Sc. sebagai Dosen Manajemen FBE UII, dan Arif Hartono, S.E., M.Ec., Ph.D. sebagai Dosen Manajemen FBE UII. Sesi ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, baik dosen maupun mahasiswa.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Manajemen FBE UII, Dr. Sutrisno, M.M. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa webinar ini akan terus diselenggarakan dalam beberapa bulan ke depan. Diawali dengan gugus pemasaran yang diselenggarakan pada 6 Agustus, kemudian akan dilanjutkan oleh gugus keuangan, operasional, dan sumber daya manusia yang akan berjalan mulai bulan September hingga Oktober. Khusus pada webinar kali ini, akan mendiskusikan dampak Covid-19 terhadap perubahan perilaku berbelanja khususnya dilihat dari segi pemasaran.

“Di tengah ekonomi global yang terkontraksi, perkembangan teknologi digital membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai new growth engine,” pungkas Syafri Yuzal. Menurutnya, digitalisasi sistem pembayaran dalam berbelanja ini menjadi salah satu faktor penting menjaga laju perlambatan aktivitas ekonomi di masyarakat.

Syafri Yuzal, selaku Direktur bisnis PT. Aino Indonesia, menyampaikan terkait permasalahan Covid-19 yang ada di berbagai Negara. “Beberapa Negara telah melewati puncak dari permasalahan Covid-19, walau tidak menutup kemungkinan akan adanya gelombang kedua dari pandemi itu sendiri. Namun, setidaknya perekonomian beberapa negara tersebut sudah kembali berjalan seperti sedia kala. Berbeda dengan negara Indonesia yang sampai saat ini grafik terhadap permasalahan Covid-19 terus meningkat,” tutur Syafri Yuzal. Pada masa seperti ini, masyarakat yang memiliki golongan ekonomi baik keatas maupun kebawah tentu sangat memiliki kaitan yang erat. Sirkulasi keuangan di negara Indonesia harus tetap berputar. Selain untuk memajukan perekonomian negara itu sendiri, hal tersebut juga bisa untuk memakmurkan ekonomi masyarakat yang tergolong kebawah.

Menyangkut dengan hal tersebut, masyarakat mau tidak mau harus bisa menguasai teknologi yang ada di genggamannya yaitu smartphone. Terlebih lagi pada masa pandemi seperti yang dirasakan oleh masyarakat saat ini, dimana seharusnya semua aktivitas manusia yang dilakukan secara tatap muka di lapangan, kini harus berganti dengan tatap muka melalui layar gadget mereka. Karenanya, skill sangat diperlukan dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk tetap adaptif hingga keluar dari masa-masa krisis ini. (NFF/MA)

Puasa Arafah adalah ibadah yang dilaksanakan oleh umat muslim yang sedang tidak melaksanakan ibadah Haji yaitu bertepatan pada sembilan Dzulhijjah. Seperti yang dijelaskan dalam Hadis riwayat Muslim tentang keutamaan Puasa Arafah yakni sebagai berikut. Rasulullah saw. bersabda :

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadis tersebut, setiap muslim yang sedang tidak melaksanakan haji dianjurkan untuk melaksanakan puasa arafah karena keutamaannya yang luar biasa. Oleh karena itu, Bidang Kemahasiswaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII yang dibawahi oleh Wakil Dekan 2 bekerja sama dengan pengurus Masjid Al-Muqtashidin mengadakan FBE UII Peduli yang diselenggarakan di halaman Kampus FBE UII (30/07). FBE UII Peduli merupakan salah satu agenda rutin dalam menyambut Idul Adha. Walaupun tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pandemi Covid-19, FBE UII tetap melaksanakan kegiatan sosial ini dengan sasaran bagi mahasiswa yang masih berada di tanah rantau.

Pembagian makanan yang dilaksanakan FBE UII bersama pengurus Masjid Al-Muqtashidin ini dikhususkan bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jogja dan masih berada di sekitar FBE UII. Adanya kegiatan ini diharapkan para mahasiswa masih bisa merasakan suasana Idul Adha walaupun jauh dari kampung halaman mereka. Menu makanan yang dibagikan merupakan menu pilihan yang memilki bahan dasar daging kambing sehingga kerinduan mahasiswa rantau dapat terobati.

“…Selain itu kami Mendorong mahasiswa dan mahasiswi FBE UII distuasi pandemi ini juga agar tetap bisa melaksanakan ibadah dengan baik salah satunya yaitu ibadah sunnah yaitu puasa arafah pada tanggal 9 Zulhijjah,” ungkap Faaza Fakhrunnas dalam wawancaranya.

Total porsi yang dibagikan adalah 128 porsi termasuk untuk panitia yang menjadi perwakilan Masjid Al-Muqtashidin FBE UII. Panitia masjid yang turut andil dalam pembagian tersebut juga mayoritas terdiri dari mahasiswa. Angka 128 itu diperoleh dari banyaknya mahasiswa yang terdaftar masih berada di sekitar FBE UII dan telah mengisi formulir yang telah disediakan pihak FBE UII melalui laman media sosial.

Program ini berjalan dengan baik, tercermin pada banyaknya mahasiswa yang datang mengambil makanan. Walaupun begitu, beberapa orang dari mahasiswa yang telah mendaftar tidak hadir dalam pembagian makanan sehingga sejumlah makanan dialokasikan kepada masyarakat sekitar dan orang yang membutuhkan.

“Dalam pelaksanaan program ketika membagikan makanan juga menerapkan protokol Covid-19, dimana ketika di pintu masuk diukur dulu suhunya, kemudian saat pembagian dijaga jaraknya agar ketika pelaksanaan kita aman dan sesuai dengan ketentuan pandemi Covid-19,” jelas Faaza Fakhrunnas dalam menutup wawancaranya. (AWF/AFM)

Indonesia, salah satu negara terdampak Covid-19 diantara ratusan negara lainnya. Kondisi turbulensi, semuanya serba tidak pasti, dan hal yang direncanakan rasanya tidak mungkin dieksekusi. Dengan adanya masalah ini, INSPIRE Media TV mengadakan bincang-bincang santai bersama Arif Rahman, SE., MCam., Ph.D. sebagai narasumber, yang notabenenya merupakan seorang Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Acara yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (29/7) ini bertajuk “Strategi Adaptasi dan Resiliensi Organisasi Menghadapi Pandemi“.

“Sepertinya tidak ada yang siap dengan kondisi pandemi saat ini. Bahkan, negara besar seperti Amerika pun tidak siap karena semua serba mendadak,” ungkap Arif sebagai pembicara.

Menurutnya, situasi pandemi ini lebih mengerikan daripada krisis-krisis yang telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Tidak hanya itu, sampai hari inipun pasien terdampak Covid-19 masih terus bertambah. Hal ini juga yang menimbulkan keraguan, apakah sekarang Indonesia memang sudah memasuki fase new normal atau justru sebenarnya masih dalam fase pandemi yang belum usai?

Arif Rahman, SE., MCam., Ph.D. menuturkan bahwa strategi yang secara umum harusnya diambil oleh masing-masing organisasi yaitu strategi survive demi keefisiensian perusahaan dan pasti dibarengi dengan penyesuaian-penyesuaian internal.

“Organisasi saat ini perlu menyadarkan anggota mengenai sense of crisis. Hal ini dikarenakan kita yang ada dalam organisasi ini merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, harus bergandeng bersama demi menemukan strategi yang tepat,” jelas Arif Rahman.

Dalam organisasi, saat ini sangat penting memiliki pemimpin yang kreatif dan visioner. Mereka harus jeli dalam melihat peluang. Dapat dibuktikan dengan adanya diversifikasi dan inovasi agar organisasi dapat bangkit dari keterpurukan.

Mengenai resiliensi organisasi, pemimpin dituntut untuk memiliki mindset yang bagus dalam mempertahankan organisasi terkait dengan teori BCM (Business Continuity Management). Sejalan dengan pemikiran Arif Rahman, ia menuturkan, “Pada BCM, organisasi membuat rencana bagaimana sebuah bisnis melalui masa krisis. Dengan ini harus membuat planning dan mengidentifikasi aset yang mana semuanya harus dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan”.   

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan menengah) sendiri hingga saat ini berkontribusi besar dengan memiliki persentase 60% sumbangan bagi Indonesia. Maka dari itu, UMKM perlu didukung penuh dengan mendorong mereka agar lebih fleksibel dan dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Salah satu dukungan dari Universitas Islam Indonesia bagi UMKM dalam membantu mereka untuk tetap survive dikala situasi yang tidak pasti yaitu dengan membangun sebuah marketplace bernama “Warung Rakyat UII” yang mempertemukan antara pedagang-pedagang kecil di Yogyakarta dengan para konsumen. 

“Pemerintah juga harus mengalokasikan dana dengan tepat dan beri kontribusi positif bagi masyarakat dengan bentuk pelatihan,” tutupnya. (AMA/SSL)

Beberapa waktu kebelakang, bisnis digital menjadi minat yang berkembang dan terus merambah di kalangan anak muda. Adanya platform dan media sosial menjadi pendukung bagi anak muda masa kini untuk memulai bisnis dengan satu genggam dimanapun kita berada. Namun, era digital menjadi problematika tersendiri bagi pengusaha muda untuk merintis bisnis. Penyesuaian diri tentu dibutuhkan di masa ini guna memahami bagaimana strategi yang harus dilakukan. Menanggapi hal tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan webinar dengan tema “Digital Business Transformation For Young Entrepreneur #02yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Juli 2020. Pelaksanaan kegiatan secara daring tersebut tidak menghambat antusiasme peserta dengan materi yang dibawakan oleh alumni Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia yang telah merambah di dunia digital yaitu Rosa Akhirunnisa selaku pemilik dari Shiny Sunday dan founder Acuan Kreatif serta Lukman Abdhi Putra Novianto selaku owner Tyo.shoesandcare.

Rosa Akhirunnisa, menyatakan bahwa banyak sekali hal yang tidak dilihat secara kasat mata yang dilalui oleh seorang entreprenueur saat memulai bisnisnya seperti hutang, waktu lembur, hingga kehilangan waktu untuk bermain bersama rekan sejawat. Namun, jika kita berpikir lebih jauh lagi hal tersebut merupakan proses dari transformasi diri dalam hal investasi waktu untuk masa depan. Proses tersebut merupakan investasi terbaik di masa muda dengan mengelola waktu untuk mendapatkan kesuksesan yang lebih cepat.

Beliau menyampaikan bahwa hidup memang sesuai dengan istilah jawa yaitu Wang Sinawangyang artinya rumput tetangga memang kerap terlihat lebih hijau. Namun, kita pun perlu melihat bagaimana prosesnya rumput hijau tersebut tumbuh. “Jadilah orang yang tidak iri dengan hasil kebahagian orang lain, namun harus memaksimalkan apa yang kita punya karena dalam Islam pun telah diajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang lebih baik dari hari kemarin,” ujar Rosa Akhirunnisa.

Lain halnya dengan Rosa Akhirunnisa yang sudah menjadi alumni Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia, Lukman Abdhi Putra Novianto selaku owner Tyo.shoesandcare ini masih menjadi mahasiswa aktif Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia angkatan 2017. Beliau membagikan tips dan cara bagaimana kita merintis bisnis dengan modal yang kecil namun tetap menghasilkan keuntungan, salah satunya adalah membuka bisnis shoes and care seperti yang dilakukan beliau.

Usaha tersebut sudah dilakukan sejak januari 2017 hingga sekarang total memiliki empat store di Yogyakarta dan juga Tangerang. “Kok bisa sih anak SMA atau mahasiswa merintis sebuah bisnis? Ya jelas bisa dong, dalam membuka bisnis kita tidak perlu melihat berapa umur kita. Karena dimana ada kemauan disitu ada jalan,” ucap pria asal Yogyakarta tersebut. (AA/LZ)

Program studi Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan webinar dengan tema “Workshop Pedadogy Pembelajaran Daring” pada hari Selasa, 28 Juli 2020. Webinar tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si. selaku Dekan FBE UII, Dr. Sahabudin Sidiq, MA. selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana, Drs. Agus Widarjono, MA., Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, serta dosen-dosen FBE UII. Sedangkan pemateri webinar, Trini Prastati, M.Pd., merupakan Kepala Pusat Riset dan Inovasi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Universitas Terbuka. 

Pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru yang harus dihadapi oleh bidang pendidikan. Berawal dari konsep tatap muka yang kerap digunakan, kini harus beralih konsep menjadi virtual. Universitas Terbuka (UT) adalah universitas yang sejak awal didedikasikan untuk pembelajaran jarak jauh. 

Webinar ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sudah sampai manakah kadar pendidikan virtual yang dilakukan oleh FBE UII. Dalam pembelajaran daring yang paling utama yaitu bahan ajarnya. Perubahan dari bahan ajar cetak menjadi bahan ajar digital serta sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi jarak jauh dan belajar secara mandiri. Dalam hal ini, dukungan peran dari teknologi, informasi, dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting. 

Prinsip dasar pembelajaran virtual yang disampaikan dalam webinar kali ini meliputi ruang komunikasi antara peserta dan pengajar yang mana diberikan kesempatan untuk bertanya, ruang untuk kolaborasi dan kerjasama antar peserta didik, suasana belajar yang aktif, memberikan umpan balik yang cepat seperti hasil koreksi tugas mahasiswa, dan juga penghargaan atas perbedaan lokasi diantara peserta didik.

UT sendiri menggabungkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus  yakni dengan dosen yang  menyelenggarakan webinar dengan materi yang sudah dilampirkan di moodle untuk bahan belajar mahasiswa dan selanjutnya diberikan jadwal webinar atau video tatap muka.

“Tatap muka maupun e-learning sama-sama baik, dan mempunyai kekuatan masing-masing,” ungkap Trini. Jalur belajar dan kecepatan belajar e-learning ditentukan oleh mahasiswa sendiri, jadi kekuatan jaringan yang tersedia sangat berarti dalam sistem pembelajaran ini. 

Dalam pengecekan tugas yang telah dikerjakan mahasiswa, UT mempunyai sistem sendiri yaitu dengan aplikasi yang mendeteksi retina mata, sidik jari, dan juga kode bar. Kode Bar sendiri merupakan sebuah identitas dan apabila tugas yang dikumpulkan mahasiswa merupakan hasil pekerjaan orang lain, maka akan langsung terdeteksi. Kontrol lain yang dilakukan UT yaitu menggunakan Zoom. Selain itu, penting untuk membuat perangkat lunak atau software guna mengontrol tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. (HLL/ARA)

Senin (27/7), Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (LPM FBE UII), membuka diskusi umum untuk mengevaluasi bersama mengenai dampak dari New Normal yang sudah berjalan satu bulan bersama Faisal Basri S.E., M.A. yang merupakan seorang Ekonom Senior di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Perekonomian Indonesia yang rencananya akan dibuka secara penuh pada Agustus 2020 menjadi poin penting dalam intervensi ekonomi. Namun, satu hal yang perlu diingat, jika pembukaan ekonomi tidak dibarengi dengan pelaksanaan protokol yang baik dan benar, maka hal tersebut akan menjadi bumerang bagi Indonesia. Selain ancaman gelombang kedua dari Covid-19, ancaman yang lain adalah resesi bagi perekonomian Indonesia.

“Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan segera diakhiri, apakah akan membuat Indonesia resesi seperti halnya Singapura dan Korea Selatan?” ujar Khairul Raziq selaku moderator.

Kabar resesi yang datangnya dari Singapura yang membuat negara lain untuk berjaga-jaga akan resesi yang serupa. Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto telah mengumumkan strategi lima fase New Normal untuk membangkitkan (membuka) perekonomian secara berkala. Strategi tersebut akan berakhir pada tanggal 27 Juli 2020.

“Resesi adalah suatu fenomena aktivitas ekonomi yang mengalami kelebihan supply karena demand-nya turun drastis, karena demandnya turun jadi supply (produk domestik) juga mengalami penurunan,“ ujar Faisal Basri.

Perlu disadari krisis yang sekarang dialami oleh dunia berbeda dengan krisis sebelumnya yang hanya krisis di bidang keuangan. Sedangkan sekarang krisis kesehatan dan keuangan. Wabah yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini membuat supply and demand shock yang mengakibatkan kurva agregat bergeser turun kekiri yang membuat aktivitas masyarakat terbatas.

“Kasus baru tumbuh lebih cepat daripada yang sembuh, sehingga yang masih terinfeksi (active cases) masih tinggi. Jika PSBB dibuka dan melakukan kegiatan seperti biasa yang hanya akan menambah kasus baru, maka syarat mutlak pelonggaran PSBB harus rapid test agar keamanan terjaga. Untuk masuk kerja dan lainnya, karena virus belum bisa kendalikan, jadi kunci nya adalah tes, tes, dan tes,” ujar Ekonom sekaligus Politikus kelahiran Bandung 1959.

Indonesia sudah berulang kali mengabaikan momentum emas penanganan Covid-19 ini. Contohnya pada momen lebaran, pemerintah tetap membuka akses bagi masyarakat untuk melakukan mudik di tengah maraknya kasus pandemi yang mengakibatkan terjadinya fase ke-2 dalam artian pergeseran penularan virus dari perkotaan ke pedesaan. Hal ini akan lebih susah untuk ditangani karena fasilitas kesehatan yang terbatas. Oleh karena itu, kita harus lebih berinisiatif dalam membantu mengurangi zona penyebaran virus Covid-19 ini demi menyelamatkan perekonomian Indonesia dari resesi. (NAP/MRF)

Pada masa pandemi ini, tampaknya banyak sekali anak muda yang memiliki ide-ide cemerlang untuk berbisnis di sosial media dan akhirnya berbisnis dari rumah. Namun, ternyata masih banyak dari kita yang tidak mempertimbangkan nilai daya saing saat melakukan transformasi digital. Akibatnya, transformasi digital yang seharusnya bisa menambah nilai daya saing bisnis justru menjadi beban anggaran bagi para young entrepreneur ini. Dalam menyikapi kondisi tersebut, Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia pada tanggal 15 Juli 2020 mengadakan webinar bertajuk “Digital Business Transformation for Young Entrepreneur”.

Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan zoom meeting dengan Asep Bagja Priandana sebagai pembicara yang merupakan Alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia Jurusan Akuntansi tahun 2005. Beliau merupakan Founder dan Ceo di Tanibox, Co-founder dan Dirut PT Kutiva Agro Sejahtera, Co-founder dan Tech Directing di Cloe & Matt Business Development Studio, Eks Co-founder dan Eks CTO (Chief Technology Officer) di Froyo Story Digital Agency. Banyak yang tidak menyangka bahwa pebisnis muda yang meranah pada bidang digital ini karena latar belakang pendidikan yang beliau tempuh adalah akuntansi dan Asep Bagja Priandana memulai karir dalam digital dengan selalu mencoba secara autodidak.

Sekarang, Era Digital sangat berkembang baik dari segi apapun dan generasi milenial adalah saksi dari perubahan dari zaman analog ke zaman digital. Di setiap perbedaan generasi pasti mempunyai perbedaan yang sangat berbeda antara generasi milenial dengan generasi X inilah yang membedakan cara melihat teknologi, mengapa harus berbisnis digital di tahun 2020 sangat diuji karena adanya covid-19 yang membuat semua orang dituntut untuk menggunakan teknologi digital, serta strategi bisnis yang berubah. Namun, dari berbagai bidang yang sangat berdampak jatuh karena adanya covid-19, ada beberapa bidang yang terus tetap berkembang seperti ICT, dll.

Peluang bisnis digital di Indonesia akan sangat pesat. Hal tersebut diketahui dari data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), yang mana pengguna internet dari tahun 1998 sampai tahun 2017 menunjukan angka yang semakin tinggi, dalam persentase kepemilikan perangkat tersebut banyak yang sudah menggunakan smartphone dan potensi yang sangat besar untuk berbisnis. Dalam membuka sebuah bisnis yang berbasis digital, kita juga harus jeli membaca pasar bahwa penggunaan internet tidak hanya pada masyarakat kelas atas namun juga  masyarakat kelas bawah, sehingga disini kita harus pintar dalam membuat ide dan konsep sebuah konten agar mudah dipahami oleh kelas mana saja. (DIN/LIN)

Pemberlakuan aturan WFH (Work From Home) atau pembelajaran daring bagi mahasiswa menyebabkan terjadinya hambatan pergerakan pada berbagai sektor. Salah satunya yaitu koperasi mahasiswa. Dalam menyikapi kondisi tersebut, Koperasi Mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (KOPMA FBE UII) pada tanggal 3 Juli 2020 mengadakan diskusi online yang bertajuk “Bagaimana Koperasi Bergerak di Tengah Pandemi”. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota, pengurus, dan pengawas yang didampingi oleh Konsultan Sumber Daya Mahasiswa Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (SDM PLUT KUMKM DIY), Wahyu Tri Atmojo.

Wahyu Tri Atmojo, pada sesi diskusi ini menyatakan bahwa pandemi bukanlah menjadi dampak buruk dan hambatan bagi koperasi. Namun, bisa menjadi lonjakan lebih baik lagi untuk ke depannya. Selain itu, Beliau juga yakin bahwa usaha dalam koperasi pada masa ini tidak akan memperburuk situasi. Tetapi, bisa menjadi batu loncatan dalam mencari berbagai potensi terbaik pada diri anggota untuk tetap berjalan dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitar di masa yang sulit ini.

Potensi merupakan sebuah hal yang mampu diasah dari seseorang, pada hakikatnya perubahan ini dapat dijadikan wadah untuk menggali potensi di masa new normal dengan didukung oleh pengawas dan pengurus serta anggota dalam membangun penyesuaian strategi koperasi di masa kenormalan baru ini. Sebagai bagian dari koperasi, anggota dan pengurus maupun pengawas diharapkan mampu menghadapi situasi dan perubahaan yang tak terduga seperti saat ini.

“Pandemi bukan berarti tidak ada kegiatan, justru di masa inilah para pengurus koperasi dapat memberdayakan anggotanya dan membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai dari membuat kegiatan yang bermanfaat seperti diskusi saat ini,” ujar Wahyu Tri Atmojo. Kegiatan seperti ini tentu dapat menimbulkan kesadaran dan minat anggota dalam mengembangkan Koperasi Mahasiswa (KOPMA).

Kualitas SDM pada masa pandemi tentu menjadi acuan, apakah koperasi dapat memasuki strategi baru dalam penyesuaiannya. Dua hal yang perlu diperhatikan dengan baik yaitu tujuan anggota bergabung dengan koperasi dan persepsi anggota terhadap koperasi. Tentunya, anggota merupakan sebuah sentral bagi koperasi yang dapat diilustrasikan pada orang yang melambai meminta bantuan dalam kontribusi. Peran anggota dalam koperasi sangatlah penting sebagai kader, segmen pasar, pendidikan keanggotaan, dan pembangunan koperasi di masa yang akan datang.

“Seseorang dididik untuk belajar dan pulang kembali ke tempatnya masing-masing. Pulang untuk membangun daerah dan koperasi unit desa di sekitar rumah, membantu pembangunan koperasi untuk lebih baik lagi,” tambah Konsultan SDM PLUT KUMKM DIY, Wahyu Tri Atmojo.(LZ/NNS)

Di tengah pandemi, semangat mahasiswa masih terus ada untuk tetap menuntut ilmu serta mengasah kemampuannya. Khususnya kemampuan dalam menulis. Hal tersebut tersalurkan dalam workshop jurnalistik yang diadakan melalui webinar pada Sabtu, 27 Juni 2020 dengan mengangkat tema “Upgrade your media knowledge and skill”. Workshop ini diadakan oleh Program Studi Akuntansi FBE UII untuk mahasiswa dan mahasiswi Prodi Akuntansi UII angkatan 2017, 2018, dan 2019.

Selaku ketua Prodi Akuntansi FBE UII, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., CMA dan Prodi Akuntansi mengharapkan serta berpesan bahwa pelatihan jurnalistik  memiliki kemampuan komunikasi yang excellent, karena jurnalistik melatih kita untuk dapat berkomunikasi dengan baik, komunikasi secara lisan maupun tulisan dan juga dalam bentuk infografik yang akan berkaitan mengenai informasi bisnis. 

Sebagai seorang pelajar, memahami ilmu jurnalistik tentu menjadi sebuah kepentingan. Dengan mempelajari jurnalistik,  kita dapat menjadi agent of change dalam memberikan informasi positif kepada masyarakat dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan jelas. Informasi yang kita berikan lewat berita, dapat memperluas cakrawala pemikiran.

Reren Indranila, pewarta berita dan pemimpin redaksi online Radar Yogyakarta mengatakan bahwa selain penulisan artikel itu harus menggunakan kalimat yang singkat, padat, jelas dan mudah dipahami oleh orang banyak. Selain itu, sebuah artikel berita juga harus memiliki beberapa susunan seperti adanya teras berita. Dalam menulis sebuah artikel, yang paling sulit dibuat adalah teras berita karena sering terjebak dengan banyaknya informasi yang  didapatkan dari narasumber. Oleh karena itu, seorang wartawan harus memiliki trik yang tepat untuk memasukkan informasi yang memang penting untuk dibaca oleh masyarakat yang membutuhkan informasi terkait.

Novan J. Andrea, seorang fotografer, freelancer, dan Dosen fotografi Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai pembicara kedua menjelaskan bagaimana seorang pewarta foto jurnalistik bekerja. Seseorang yang menjadi pewarta foto tetap harus berpedoman dan mengacu pada prinsip serta konsep jurnalisme. Terdapat elemen yang harus dikuasai oleh pewarta foto yaitu kemerdekaan atau independen, kemampuan teknis, kepekaan estetika, energi, daya, serta keingintahuan intelektual. Foto yang dihasilkan harus dilengkapi dengan caption untuk meminimalisir kesalahan dalam mempersepsikan foto. Dari hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya, diharapkan seorang pewarta foto tidak hanya bertugas mengambil sebuah foto saja. Namun, dapat memberikan informasi yang nyata dan berdasarkan fakta yang ada. Hal penting yang perlu diketahui juga, bahwa seorang pewarta foto tidak bekerja sendirian. Salah satu rekan kerja pewarta foto adalah editor. Dari sekian banyak foto yang dihasilkan oleh pewarta foto, hanya satu atau dua saja yang dipilih oleh editor untuk kemudian dijadikan bahan untuk ditayangkan.

“Fotografi identik dengan melihat. Fotografer harus dapat melakukan pengamatan dan perekaman untuk dapat menciptakan persepsi visual yang dapat di interpretasi,” ujar Novan J. Andrea. (ARS/KAYK)