Pada Selasa (31/5), Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mengadakan acara pemaparan Rencana Aksi Calon Dekan Periode 2022-2026 bertempat di Aula Utara Lantai 3 Gd. Dr. Ace Partadiredja FBE UII pukul 09.30 sampai 11.45 secara luring dan daring. Acara dibuka dan dilengkapi dengan doa yang disampaikan oleh Arief Bachtiar, Drs., MSA., Ak., CA., SAS secara khidmat. Selaku panitia penyelenggara, Muamar Nur Kholid, S.E., M.Ak., CA., menyampaikan tiga nama calon dekan, di antaranya Agus Widarjono, Drs., M.A., Ph.D., Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D., dan Johan Arifin., S.E., M.Si., Ph.D. 

Sesi pemaparan rencana aksi dilakukan secara bergantian dengan waktu yang diberikan maksimal 15 menit. Setelah itu akan ada sesi diskusi setelah ketiga calon dekan selesai menyampaikan pemaparannya. Penyampaian pemaparan rencana aksi sesuai dengan yang disampaikan oleh Muamar dan sebelum itu pembawa acara membacakan curriculum vitae ketiga calon dekan. 

Pertama, Agus mengangkat tema tentang Membangun Fondasi Akademik yang Kuat Menuju Pre-research University. Menegaskan bahwa, “Persoalan mendasar di antaranya, yaitu Dosen S3 yang di setiap jurusan kurang dari 30 persen dan tetap di bawah dari standar yang ada. Kemudian Pendidikan akan mempengaruhi Publikasi, karena dalam akreditasi tidak hanya sekedar publikasi tetapi juga ada penilaian tentang sitasi. Dan terakhir akan mempengaruhi Jabatan akademik. Ketiga masalah ini harus di atas dengan dengan out of the box atau extraordinary serta tidak akan mungkin diselesaikan secara mandiri.” 

Kedua, Anjar mengangkat tema tentang Memperkuat Reputasi FBE UII Melalui Penyelarasan Konfigurasi Sumber Daya Internal dengan Ekosistem Organisasi. “Setiap organisasi itu bukanlah yang punya segalanya, dimana organisasi pasti memiliki sebuah keterbatasan sumber daya, oleh karena itu salah satu cara harus memanfaatkan sumber daya yang ada di luar organisasi disinkronkan dengan organisasi kita,” tutur Anjar. Anjar juga menambahkan “Kita perlu memberikan dukungan terhadap Prodi Akuntansi, dengan adanya tambahan satu profesor saja, maka kita akan bisa mendirikan Program Akuntansi Doktor. Ini adalah hal yang kecil tapi berdampak besar.” 

Terakhir pemaparan disampaikan oleh Johan dengan mengangkat tema tentang Pencapaian “Excellent Faculty” melalui Good Faculty Governance dan Penerapan Nilai-Nilai Islami. “Kondisi terkini FBE UII sudah banyak capaiannya mulai dari program fisik maupun non-fisik, akan tetapi dalam dokumen audit mutu dan kinerja juga laporan fakultas akhir tahun lalu, ada beberapa hal yang perlu dilanjutkan serta dikembangkan melalui program atau ide-ide aksi,” terang Johan. Sebelum berakhirnya pemaparan dari masing-masing calon, Johan mengatakan bahwa, “Pengembangan kemitraan nasional dan internasional dengan salah satunya evaluasi MoA dan peningkatan kemitraan dengan alumni, karena kita punya banyak alumni yang berpotensi.” (PIO/MZH)

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan kolaborasi dengan Jimly School of Law Government (JSLG) dalam webinar Syarah Konstitusi “Ngaji Pasal Pasal” pada Jumat (27/5). Pada seri ke-52 yang membawa judul “Bab XIV Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Ngaji Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945”.

Dalam webinar tersebut diisi dengan sambutan dari Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi FBE UII, Drs. Agus Widarjono, MA., Ph.D. Agus mengatakan bahwa diciptakannya Pasal 33 di dalam undang-undang negara dilatarbelakangi oleh pengalaman para pendiri negara yang merasa dirugikan oleh para penjajah pada saat itu. “Pasal 33 ini sebenarnya diciptakan oleh para pendiri bangsa kita yang sebelumnya merasa dikapitalismekan oleh para penjajah yang pada saat itu mereka hanya ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Selain dihadiri oleh Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi FBE UII, webinar ini juga menghadirkan narasumber Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. Menurutnya, konstitusi di negara Indonesia berasal dari campuran antara negara-negara barat dan negara-negara timur. “Konstitusi kita ini berasal dari meminjam hal-hal yang kala itu para pendiri bangsa anggap baik, yang berasal dari barat maupun dari timur,” ungkapnya.

Prof. Dr. Jimly mengemukakan pendapat bahwa menurutnya yang lebih tepat, Indonesia merupakan negara social welfare state bukanlah negara welfare state. “Jadi, ini merupakan gabungan dari pemikiran barat dan timur. Itulah Indonesia, itulah Pancasila. Jadi, tidak sekedar welfare state tetapi social welfare state atau yang disebut negara kesejahteraan sosial,” tuturnya menegaskan.

Di tengah pemaparannya, ia selalu mengingatkan betapa pentingnya bagi kita untuk mengkaji ulang bagaimana ekonomi diatur dan dikendalikan oleh konstitusi. “Ekonomi itu yang mengendalikan konstitusi dan mengendalikan negara, bukan sebaliknya,” tuturnya kembali.

Prof. Dr. Jimly turut menyampaikan harapan besar kepada masyarakat bahwa kesadaran pengimplementasian haluan ekonomi konstitusional perlu diperluas. Beliau juga menanggapi salah satu pernyataan dari Drs. Agus Widarjono selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, “Betul yang disebut Pak Agus, bahwa semua pemerintahan belum ada yang mewujudkan impian konstitusional ini di dalam praktik, melainkan hanya di pidato saja,” ujarnya membenarkan pernyataan tersebut.

Sebelum mengakhiri sesi webinar, ia menarik kesimpulan terkait materi yang telah disampaikan pada acara tersebut. “Nah, inilah bagaimana kita mengelaborasikan prinsip efisiensi berkeadilan ini di dalam praktik kebijakan pembangunan. Dan haruslah berubah cara pandang kita bagaimana kinerja ekonomi ini,” pungkasnya di akhir. (MID/DM)

Pada Rabu (25/5), Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII menggelar Rapat Pemilihan Calon Dekan Periode 2022-2026 bertempat di Hall Tengah Lantai 1 Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. Sidang rapat dibuka oleh Arief Rahman, S.E., S.IP., M.Com., Ph.D. selaku Pimpinan Sidang Rapat. Acara yang berlangsung dari pukul delapan hingga sepuluh pagi tersebut dihadiri oleh 165 pemilih yang terdiri dari sejumlah dosen tetap, tenaga kependidikan fakultas, dan perwakilan lembaga kemahasiswaan.

Sebelum dilaksanakan proses pemilihan, Arief membacakan aturan tata cara pemilihan calon dekan. “Dimulai dari Pasal 8 Ayat 1, ‘Setiap dosen tetap reguler yang memenuhi syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3 merupakan bakal calon dekan’. Ayat 2, ‘Pendataan dan seleksi administrasi bakal calon dekan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilakukan oleh panitia pemilihan dengan mengacu pada data yang terdapat di Direktorat Sumber Daya Manusia’. Ayat 3, ‘Bakal calon dekan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 ditetapkan oleh panitia pemilihan dalam daftar bakal calon dekan untuk masing-masing fakultas dan diumumkan dengan mencantumkan: (a) nama berdasarkan urutan abjad, (b) umur, (c) gelar akademik, dan (d) jabatan akademik,” ujar Arief.

Lebih lanjut Arief menambahkan terkait sebelas nama bakal calon dekan. “Sebelas nama bakal calon dekan, yaitu Abdul Hakim, S.E., M.Ec., Ph.D., Drs. Agus Widarjono, M.A., Ph.D., Drs. Akhsyim Afandi, MA.Ec., Ph.D., Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D., Dra. Ataina Hudayati, M.Si., Ph.D., Ak., Drs. Dekar Urumsah, S.Si., M.Com.(SI)., Ph.D., Prof. Dr. Hadri Kusuma, MBA., Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D., Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., Dr. Mahmudi, S.E, M.Si., dan Rifqi Muhammad, S.E., M.Sc., Ph.D.,” ungkapnya.

Adapun tata cara pemilihan bakal calon dekan berdasarkan Pasal 12 Ayat 3 dilakukan dengan cara setiap pemilih melingkari nomor urut bakal calon dekan. “Jadi, hadirin sekalian kami harapkan melingkari nomor urut bakal calon dekan. Tidak menyilang, tidak menconteng, atau tidak melakukan yang lain,” ujar Arief.

Pada akhir rapat, panitia mengumumkan tiga kandidat bakal calon dekan yang diperoleh dari hasil penghitungan suara terbanyak sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 9. Tiga kandidat yang terpilih tersebut adalah Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D. sebanyak 56 suara, Drs. Agus Widarjono, M.A., Ph.D. sebanyak 33 suara, dan Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D. sebanyak 29 suara. Selanjutnya, ketiga bakal calon dekan terpilih akan diajukan ke Senat. (NARD/ADC)

Memperingati isbat awal Syawal, FBE UII mengadakan Halal Bihalal 1443 H dan pelepasan calon jamaah haji yang diikuti oleh Keluarga Besar FBE UII. Berbeda dengan sebelumnya, tahun ini diadakan secara offline yang bertempatan di Hall Tengah Lantai 1 Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII, Selasa (05/11).

Pada acara Halal Bihalal dan pelepasan calon jamaah haji yang dipandu oleh Nur Hamid Sutanto, S.Kom. sebagai Master of Ceremony, dihadiri juga oleh Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan serta Arief Rahman, S.E., S.I.P., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan segenap sivitas akademika FBE UII lainnya.

Acara ini dilanjutkan dengan penyerahan simbolik pelepasan calon jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji dan diikuti oleh pembacaan ikrar syawalan oleh Siti Nursyamsiah, Dra., M.M., CMPM. Ikrar tersebut mengandung permohonan maaf dengan tujuan agar seluruh sivitas akademika FBE UII saling memaafkan sehingga kembali kepada fitrah setelah sebulan penuh berpuasa.

Tausiah pada acara tersebut dibawakan oleh Dr. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psi. dengan mengangkat tema “Syawal dan Peringatan Ketakwaan” yang menggunakan metode survei melalui “Google Form”. Tausiah tersebut menjelaskan tentang bagaimana seseorang dari sebelum bulan Ramadan hingga selesai bulan Ramadan.

“Membalas keburukan dengan kebaikan lebih baik dibandingkan sebelum Ramadan, artinya bahwa kemampuan kita meningkat untuk berbuat baik kepada orang yang sebelumnya sudah berperilaku kurang baik,” ujar Budiharto selaku pengisi acara.

Beliau juga mengutip perkataan dari Ali bin Abi Thalib, “Barang siapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barang siapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat,” ujar Budiharto.

Selanjutnya, beliau menerangkan beberapa hadis mengenai kegiatan-kegiatan positif apa saja yang perlu dilakukan, dengan harapan untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT terutama dengan melakukan hal positif. “Hal-hal positif tersebut seperti membantu sesama, juga bersedekah terhadap orang yang membutuhkan,” tutur beliau. Kemudian pada akhir acara dilengkapi dan ditutup dengan doa penutup. (YNZ/NP)

Teknologi di dunia saat ini berkembang dengan sangat cepat. Pada masa Revolusi Industri 4.0., banyak jenis perkembangan teknologi yang akan atau bahkan sudah mulai terjadi, termasuk di bidang keuangan atau perbankan. Salah satu yang sering dibahas yaitu, Financial Technology atau Fintech yang merupakan perkembangan teknologi di bidang perbankan. Menanggapi hal itu, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Peluang dan Tantangan FinTech Syariah di Indonesia” secara daring pada hari Selasa (26/4). Webinar tersebut diisi oleh dua pemateri, yaitu, Ronald Yusuf Wijaya selaku Ketua Umum Asosiasi FinTech Syariah Indonesia (AFSI) dan Rifqi Muhammad S.E., S.H., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Akuntansi FBE UII dan peneliti FinTech syariah.

“Dunia bisnis di bidang keuangan merupakan bidang yang perkembangannya sangat cepat. Dengan adanya webinar ini, harapannya kita memperoleh informasi terkait respon ekonomi Islam terhadap perkembangan FinTech saat ini,” ujar Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi dalam sambutannya.

Materi pertama disampaikan oleh Ronald. Beliau mengenalkan empat model bisnis FinTech yang kerap digunakan, yaitu, Payment Clearing and Settlement, Inovasi Keuangan Digital (IKD), Peer to Peer Lending, dan Securities Crowdfunding. “Perkembangan Fintech di Indonesia cukup meyakinkan, khususnya pada variasi peer to peer lending yang bahkan per desember 2021 sudah tercatat ada 710.000 investor yang ikut andil, baik individual atau institution dan penyaluran FinTech peer to peer lending yang resmi tercatat sudah mencapai angka 270 triliun,” jelas Ronald.

Perkembangan FinTech di sektor syariah pun dijelaskan oleh Rifqi pada sesi kedua. Beliau menjelaskan secara mendalam terkait peluang dan tantangan dari adanya FinTech di sektor syariah. Risiko-risiko dari adanya FinTech syariah seperti, risiko hukum, stratejik, kepatuhan, dan reputasi perlu diatur oleh manajemen risiko. “Tingkat bagi hasil antara investor dan pelaku serta tata kelola yang buruk dari FinTech syariah bisa memungkinkan adanya kegagalan,” ujar Rifqi. 

Webinar ditutup dengan imbauan kedua pemateri untuk ikut serta berpartisipasi dalam mendorong potensi ekonomi Indonesia melalui pemanfaatan Financial Technology syariah. Perkembangan ekosistem ekonomi Islam dimulai dari diri kita masing-masing. Ronald juga menambahkan, “Bentuk partisipasi itu banyak sekali bentuknya, bisa jadi tender, borrower, dan lain-lain agar momentum yang kita punya benar-benar bisa kita utilisasi.” (MZH/SMM)

Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) merupakan rumah baru dari program doktor yang sebelumnya bernaung di bawah Program Doktor Ilmu Ekonomi FBE UII. Pendirian program studi ini telah mendapat lampu hijau dengan dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) No. 532/E/O/2021 tertanggal 30 November 2021. 

Konsentrasi yang ditawarkan di Program Doktor Ilmu Manajemen antara lain Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, dan juga Manajemen SDM. Dalam proses pembelajarannya, tentu ada perbedaan dari program doktor sebelumnya. Ketua Jurusan Manajemen FBE UII, Arif Hartono, S.E., MHRM., Ph.D. menjelaskan, “Yang membedakan dengan program doktor manajemen yang sebelumnya adalah kita menggunakan proses disertasi yang terstruktur sehingga mulai semester 3 sampai nanti diharapkan semester 6 sudah selesai atau dengan kata lain design dari PDIM ini adalah 3 tahun selesai.“ 

Menanggapi hal tersebut, PDIM FBE UII menyelenggarakan Webinar Series #1 dengan tema “Sukses Menempuh Kuliah S3” secara daring pada Jumat (22/04). Dengan adanya webinar ini diharapkan dapat menjadi media untuk sharing experiences bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa S3. Salah satu pembicara, yaitu Dr. B.M. Purwanto, M.B.A. mengulas tentang ‘Strategi Menyusun Proposal Disertasi’ menyebutkan bahwa pada umumnya setiap mahasiswa mempunyai dinamika yang berbeda-beda dalam mengembangkan disertasinya. “Jadi ada mahasiswa yang mengembangkan disertasi itu prosesnya top down, ada yang bottom up, dan yang patternnya random walk,” ujarnya.

Selanjutnya, pemateri kedua datang dari Ketua Prodi Doktor Ilmu Manajemen FBE UII yakni Arif Hartono, S.E., M.Ec., Ph.D. Beliau membedah mengenai realitas perjalanan menjadi mahasiswa S3. Baginya, perjalanan kuliah S3 tak semulus apa yang diperkirakan. Ada banyak bumpy road ahead yang ditemui ketika sedang fokus berkuliah. “Be prepared! Karena perjalanan dunia perkuliahan S3 mungkin tidak semulus jalan rumah ke kampus. Namun, akan banyak naik turunnya,” tegas Arif.

Melalui webinar ini ia juga mengemukakan bahwa, “S3 adalah marathon, bukan lari sprint. Jadi, mahasiswa harus mengusahakan making progress setiap hari.” Berdasarkan realitas yang dipaparkan, ia berharap agar mahasiswa dapat membangun collective awareness.

Arif tak lupa membagikan tips guna mendukung keberhasilan perjalanan mahasiswa S3. Menurutnya, hal utama yang harus dipikirkan adalah membuat planning ke depan. Agar  tidak menjadi beban, mahasiswa diharapkan memilih recent topic yang sesuai dengan riset interestnya. Hal ini selaras dengan yang disampaikan di ujung materi, “Teman-teman diharapkan sebisa mungkin membawa riset interest-nya sampai menjadi profesor atau bahkan hingga pensiun. Dengan begitu, kalian akan dikenal menjadi profesor di bidang tersebut,” ujarnya. (AD/ DM)

Pada hari ke-21 di bulan suci Ramadan tahun ini, tepatnya di hari Jumat (22/4), Pengurus dan Tenaga Kependidikan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mengadakan buka puasa bersama yang juga dilengkapi dengan tausiah sebelum berbuka puasa dan dikaji oleh Ustaz Kiki Fardiansyah Wijaya.

Acara berbuka puasa yang digelar di Hall Tengah Lantai 1 Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII dan dipandu oleh Nur Hamid Sutanto, S.Kom. sebagai Master of Ceremony, dihadiri juga oleh Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan serta Arief Rahman, S.E., S.IP., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan para dosen serta tamu undangan lainnya. Acara berbuka puasa dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Hidayatul Rahman, S.E., M.M. selaku dosen FBE UII. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D.

Pada acara ini Ustaz Kiki mengangkat tema “Makna dari Sehat Wal’afiat”. Terdapat sepuluh makna afiat, di antaranya lima di dunia dan lima di akhirat. Pada kesempatan kali ini, Ustaz Kiki menjelaskan apa saja lima makna afiat di dunia. Makna afiat pertama yaitu bertambahnya ilmu seseorang. Ustaz Kiki pun menambahkan, “Ada kalanya seseorang layak menyebut dirinya sehat wal’afiat jika senantiasa menambah ilmu serta wawasannya.” 

Kemudian Ustaz Kiki melanjutkan makna dari kata afiat yang kedua, yaitu bertambahnya amal ibadah. Beliau berkata bahwa jika kita menambah ilmu, maka tambahlah amal ibadah. Makna afiat yang ketiga yaitu bertambahnya sabar dalam diri kita. “Tanda yang paling gampang dilihat kesabarannya yaitu bagaimana respon kita terhadap masalah,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ustaz Kiki menambahkan perihal tingkatan kesabaran, “Ada tiga tingkatan dalam kesabaran, yaitu kita mudah berkeluh kesah dalam suatu masalah, maka masalah tersebut menjadi hukuman. Kemudian tingkatan kedua yaitu jika kita tidak berkeluh kesah dan tidak mengumbar masalah tersebut, maka itu akan menjadi penggugur dosa. Dan tingkatan ketiga yaitu jika masalah itu kita sikapi dengan ikhlas dan rida kepada Allah, maka masalah tersebut sudah meningkatkan derajat kita di hadapan Allah SWT.”

Selanjutnya makna afiat yang keempat yaitu bertambahnya rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kita tidak hanya semata-mata mengucapkan Alhamdulillah saja, tetapi harus kita sadari bahwa suatu kenikmatan asalnya dari Allah SWT. Dan makna afiat yang terakhir yaitu memperoleh rezeki yang halal. Beliau menjelaskan ada tiga ciri bahagia dalam bekerja, yaitu say, stay, dan strive. “Dalam bekerja diperlukan kesungguhan dan etos kerja yang semangat dalam bekerja, yang membuat pekerjaan menjadi bahagia dan berkah,” tuturnya. (NARD/SAR)

Sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial Mandala Finance terhadap dunia pendidikan, Mandala Finance menawarkan beasiswa “Mandala Scholarship Program” bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. Pada Kamis (21/4) Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan webinar yang bertema Cheat sheet for life dan sosialisasi mengenai Mandala Scholarship Program Tahun 2022.

Dalam penyampaian materi webinar yang bertemakan Cheat sheet for life,  Octavian selaku Narasumber mengungkapkan bahwa dalam hidup kita harus menjadi pemenang dalam setiap episode kehidupan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus mempunyai tujuan utama dan proaktif dalam hidup, keduanya saling menguatkan sehingga harus diawali dengan niat. “Niat merupakan bentuk pemrograman pikiran yang memampukan kita dalam menghadapi situasi yang luar biasa,” ujar Octavian.

Terkadang tidak disadari bahwa kita salah mengartikan apa itu tujuan bekerja, Octavian mengungkapkan bahwa kita juga harus bekerja  dengan passion, poin terpenting dari hal tersebut adalah jangan jadikan kebahagiaan sebagai tujuan bekerja, tetapi bekerjalah dengan kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut tentunya kita harus bersyukur dan menikmati proses yang kita lakukan sehingga akan terasa lebih meaningful. 

Melalui webinar ini, Octavian mengungkapkan bahwa kenali apa yang kita punya dan kenali kekuatan kita, ketika kita melakukan sesuatu maka roda hidup akan berjalan. Kalau roda terus bergulir maka kita akan mencapai garis finish, yaitu tujuan yang kita inginkan dan pastikan roda itu terus bergulir agar lebih cepat mencapai tujuan. 

Dilanjutkan dengan pemaparan video company profile PT Mandala Multifinance Tbk., Dinda dari Mandala Finance menjelaskan lebih detail terkait perjalanan transformasi Mandala di tahun 2021 yang tetap aktif meraih beberapa penghargaan, salah satunya ‘The Most Efficient Multifinance Go Public’ dari Bisnis Indonesia. “Kita ingin menjadi perusahaan pembiayaan terbaik secara finansial dengan orientasinya adalah kepada pelanggan dan mitra bisnis, yang pasti,” ungkap Dinda.

Kegiatan webinar dilanjutkan dengan penjelasan ‘Mandala Scholarship Program (MSP) 2022’ untuk mahasiswa/i jenjang S1 dan D4 yang akan menempuh semester 7-8 di kampus negeri maupun swasta. Disampaikan terkait jaminan berkarir peserta penerima beasiswa dengan mengikuti Program MMDP (Mandala Managerial Development Program) setelah lulus kuliah. “Teman-teman dari MSP akan melanjutkan ke MMDP, ini akan ikut kelas persiapan dan akan ada penempatan kerja 2 tahun di Mandala,” ujar Dinda. Dinda juga menambahkan informasi terkait pendaftaran beasiswa sebelum memasuki sesi tanya jawab.

Di akhir webinar, para peserta maupun MC sangat berterima kasih kepada pemateri dan penyelenggara webinar. Materi yang sangat bermanfaat untuk para pencari beasiswa telah disampaikan dalam webinar kurang lebih 120 menit menggunakan zoom. (SLS/NAH)

Mindset yang kurang tepat kerap kali menjadi salah satu faktor gagalnya seseorang dalam memulai bisnis. Sebab berawal dari seorang pegawai, mindset yang digunakan adalah mindset pegawai. Padahal dunia entrepreneurship sangat berbeda dengan dunia kerja. Mindset entrepreneur merupakan salah satu ukuran kekuatan seorang pengusaha dalam memegang kendali bisnis yang dijalaninya. Sejauh mana seorang pengusaha mampu mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya.

Seperti halnya yang disampaikan Riza Perdana Kusuma selaku Narasumber pada acara webinar BRIncubator Goes To Campus yang diselenggarakan pada Sabtu (16/4) dengan mengusung tema “Mengembangkan dan Memelihara Mindset Wirausaha Sejak Dini”, ia menuturkan bahwa, “Jiwa entrepreneur itu tidak hanya untuk mereka yang bekerja secara mandiri, tetapi dimanapun mereka berkarya termasuk di lembaga formal, jiwa entrepreneur itu juga harus dimunculkan.” 

Dalam penyampaian materinya, Riza mengungkapkan bahwa jiwa entrepreneurship itu tidak selalu harus kita punya modal, jiwa entrepreneurship itu harus dibangun karena kita butuh berkarya. Beragam cara dilakukan oleh banyak orang di dunia ini untuk menciptakan sejarah. Tugas utama kita adalah bagaimana kita sibuk dengan diri kita untuk find our greatness karena kejayaan itu hanya bisa kita lakukan oleh diri kita sendiri, bukan oleh orang lain dan tidak boleh tergantung pada orang lain.

Terkadang kita tidak sadar bahwa kita punya kemampuan, akan tetapi mendorong kemampuan itu untuk menjadi sesuatu yang besar yang kita bisa dapatkan itu ternyata susah. “Greatness itu tidak dibangun dengan sesuatu yang instan, greatness itu dibangun karena ketekunan,” ucap Riza menambahkan.

Entrepreneurship is highly risk but also can be highly rewarding. Untuk mendapatkan yang besar Anda juga harus rela dan siap kalau kehilangan sesuatu yang besar pula,” ujar Riza. Menjadi seorang entrepreneur itu harus kuat terhadap goncangan. Kadang-kadang seorang entrepreneur pun harus benar-benar bisa tahan dari cibiran, makian, dan ejekan dari lingkungannya. Tak lupa, Riza juga membagikan beberapa tips untuk menjadi seorang entrepreneur.

Melalui webinar ini, Riza mengungkapkan bahwa wirausaha itu bukanlah bakat, melainkan sebuah panggilan. Semua orang pasti memiliki kesempatan untuk bisa menjadi entrepreneur karena proses pembelajaran sangat terbuka di dunia saat ini. (AN/NKF)

Program studi Akuntansi kembali menggelar kuliah umum pada Sabtu (16/4) secara daring via Zoom dan juga live Youtube. Kuliah umum merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia, dengan tujuan memberikan bekal kepada mahasiswa akuntansi untuk mengembangkan ilmu yang sudah dipelajari.

Perkuliahan umum dimulai dengan kata sambutan oleh ketua prodi Akuntansi, yaitu Bapak Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA. “Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi mahasiswa UII untuk dapat berdiskusi dengan para senior yang juga sebagai praktisi di kelembagaan,” ujar Pak Mahmudi. Ketiga narasumber yang dihadirkan merupakan alumni Akuntansi UII, pemateri pertama yaitu Bapak Diwangkara, S.E., MMSI., Ak., CA. yang merupakan auditor BPK di Jakarta, lalu pemateri kedua yaitu Ibu Elleriz Aisha Khasandy dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemateri terakhir yaitu Bapak Rofiq Tri Hartanto dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP RI).

Pemateri pertama yaitu Bapak Diwangkara, beliau menjelaskan secara singkat mengenai BPK dan tugas BPK. Bapak Diwangkara menyebutkan bahwasanya, “Untuk memastikan bahwa keuangan negara dikelola dengan benar maka diperlukan akuntabilitas, maka dari itu audit diperlukan untuk menjamin bahwa penggunaan keuangan negara dilakukan dengan benar.” Beliau juga mengungkapkan bahwasanya pada awal bulan April seperti ini BPK sedang sibuk-sibuknya memeriksa laporan keuangan, karena total laporan keuangan yang harus mereka periksa mencapai 600.

Selanjutnya, pemateri kedua yaitu Ibu Elleriz Aisha Khasandy mengatakan bahwasanya beliau merasa bernostalgia ketika diundang menjadi pembicara di kampus. Ibu Elleriz menjelaskan secara singkat mengenai Otoritas Jasa Keuangan atau biasa disebut OJK. “OJK mengatur dan mengawasi industri keuangan, melihat industri keuangan yang melek perkembangan digital maka OJK pada akhir maret lalu merilis OJK Suptech Integrated Data Analytics (OSIDA) dalam rangka mengikuti perkembangan pasar agar dapat melihat data lebih luas,” tutur Ibu Elleriz.

Lalu materi terakhir disampaikan oleh Bapak Rofiq Tri Hartanto, ia menyampaikan bahwasanya tugas seorang auditor internal tidak hanya sebatas assurance activities, tetapi juga bertindak sebagai consulting activities. Bapak Rofiq Tri Hartanto juga menjelaskan mengenai perbedaan audit internal dengan audit eksternal. Di akhir sesi, Bapak Rofiq Tri Hartanto juga berbagi kisah mengenai suka duka menjadi auditor, beliau juga menyampaikan bahwasanya integritas merupakan kunci utama ketika kita menjadi auditor. Setelah para pemateri selesai menyampaikan materi, kuliah umum ditutup dengan sesi tanya jawab dan ada pembagian giveaway dari prodi Akuntansi untuk 5 orang yang bertanya secara cepat. (AB/ANF)