Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin cepat ini tentunya mendorong isu-isu transformasi digital menjadi hal yang penting. “Di Indonesia, total populasinya ada sekitar 274 juta dan pengguna mobile phone sebanyak 345 juta,” tutur Rizki Hamdani, S.E., M.Ak., Ak., CA. Itu berarti jumlah para pengguna mobile phone memang lebih besar dibandingkan dengan total populasinya, “Inilah opportunity dalam bisnis digital yang harus dimanfaatkan,” lanjut Rizki, Dosen Akuntansi S1 saat mengisi kegiatan Open Days Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia, (26/1).

Transformasi digital ini juga menjadi peluang yang besar untuk dapat mengembangkan organisasi ataupun bisnis. “Saat ini, istilah Start Up sering sekali didengar. Berbeda dengan UMKM yang menggunakan teknologi hanya sebagai pendukung. Pada Start Up, teknologi memiliki peranan paling penting dan krusial,” ungkap Bagus Panuntun, S.E, MBA, CWM, CFP, CSA, CBC. selaku praktisi bisnis sekaligus Dosen Manajemen S1 FBE UII.

Demikian pula dalam menjalankan suatu bisnis, hal penting yang perlu diperhatikan oleh para entrepreneur adalah fase bisnis tersebut. Adakalanya bisnis itu mulai dirintis, kemudian sudah mulai tumbuh, berkembang, dan expand. Pada fase inilah pebisnis harus dapat mempertahankan apa yang telah diusahakannya. “Disinilah peranan penting manajemen dalam membangun bisnis. Sejalan dengan itu, saat ini Program Studi Manajemen FBE UII telah menyediakan jalur khusus untuk para calon wirausaha muda. Adapun jalur lainnya diperuntukkan bagi calon akademisi dan professional muda. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat membangun kemampuan dan keterampilan sesuai mata kuliah yang diambil sesuai jalur khususnya,” ujar Bagus.

Kemampuan dan keterampilan mahasiswa sesuai dengan minatnya memang hal yang penting. Terlebih jika didukung oleh pendidikan dengan kurikulum yang sesuai. “Kurikulum FBE UII saat ini telah mengacu pada kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka. Selain itu, semua infastruktur dan fasilitas pendidikannya telah disediakan dengan sangat lengkap untuk mendukung proses pembelajaran dan perkembangan para mahasiswa,” jelas Bagus menyampaikan program pembelajaran FBE UII.

Adapun tiga profil lulusan program studi Ekonomi Pembangunan program Sarjana. “Lulusan S1 Ekonomi Pembangunan dapat bekerja pada bidang analisis kebijakan ekonomi, praktisi keuangan dan perbankan, serta wirausahawan,” pungkas Mustika Noor Mifrahi, S.E.I., M.E.K., selaku Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan S1. Hal tersebut dapat memberikan peluang bagi mahasiswa agar dapat siap menghadapi dunia kerja. Tidak hanya itu, hal serupa juga diterapkan pada tiga program studi lainnya, yakni D3 Manajemen, D3 Akuntansi, dan D3 Perbankan dan Keuangan FBE UII. Semua program studi FBE UII telah memiliki fasilitas yang lengkap dan kurikulum yang mendukung. Hal tersebut diungkapkan dalam kegiatan Open Days pada tanggal 25 dan 26 Januari 2022. Dengan adanya kegiatan ini pula, diharapkan dapat memberikan referensi yang baik bagi calon mahasiswa agar dapat menentukan pilihan pendidikan dengan tepat. (PDS/FSR)

Menyambut pergantian Rektor baru Universitas Islam Indonesia periode 2022-2026, Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mengadakan acara penjaringan bakal calon dan pemilihan calon Rektor. Dengan dihadiri oleh puluhan pemilih yang terdiri dari sejumlah dosen tetap, tenaga kependidikan fakultas, dan perwakilan lembaga kemahasiswaan, acara ini diharapkan dapat berguna untuk menentukan pemimpin yang akan sukses membangun UII kedepannya, (24/1).

Menurut Pimpinan Rapat pada kegiatan Penjaringan Bakal Calon Rektor, Arief Rahman, S.E, M.Com., Ph.D., kegiatan ini merupakan tahap pemilihan pertama dari seluruh rangkaian pemilihan Rektor UII. “Pemilihan ini adalah untuk menentukan Calon Rektor yang merupakan wakil FBE UII dengan memilih dari daftar Bakal Calon Rektor yang berasal dari FBE UII” ujar Arief. Menurutnya, dua peraih suara tertinggi pada Penjaringan Bakal Calon Rektor akan mewakili FBE dalam pemilihan Calon Rektor.

Adapun proses pemilihan Rektor ini mengacu pada Peraturan Nomor 01 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia tahun 2022. Adapun serangkaian acara yang diadakan guna mensukseskan kegiatan pemilihan Rektor. Proses pemilihan Rektor sebenarnya telah dimulai dari sejak September 2021 yang lalu, ditandai dengan tpengumuman daftar pemilih sementara (DPS), disusul dengan pengumuman daftar pemilih tetap (DPT), hingga akhir rangkaian acara yakni pemilihan Wakil Rektor oleh Senat Universitas yang akan diselenggarakan pada 28 Maret 2022.

Arief menambahkan bahwa keikutsertaan para pemilih dalam pemungutan suara ini juga dapat diasosiasikan sebagai bentuk tanggung jawab sivitas akademika kepada UII. “Menimbang bahwa kegiatan ini sangat penting untuk menentukan masa depan UII, maka partisipasi pemilih merupakan bukti cinta pada UII”, terangnya. Hal ini merupakan penekanan pada slogan yang ditetapkan pada rangakaian kegiatan Pemilihan Rektor UII 2022-2026, yakni “Suarakan Aspirasi, Pilih dengan Hati Nurani, Karena ikut memilih, Jadi Bukti Cinta pada UII”.

Pada akhir proses penghitungan suara, panitia menetapkan dua kandidat peraih suara terbanyak yang akan mewakili FBE dalam pemilihan Calon Rektor pada 31 Januari 2022 mendatang. Dua Bakal Calon Rektor yang terpilih tersebut adalah Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. yang saat ini merupakan Dekan FBE dan Dr. Zaenal Arifin, S.E., M.Si. yang merupakan saat ini merupakan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier UII.

(VYA/FSR)

Tahun 2022 diproyeksikan menjadi tahun percepatan pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia. Sejumlah proyeksi internasional menyebut Indonesia masih akan terus tumbuh ditopang integrasi ekosistem ekonomi syariah. Peran sektor keuangan sosial syariah dinilai menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan webinar Outlook Keuangan Sosial Syariah bertajuk Strategi Penguatan Sektor Sosial Syariah dalam Perekonomian Nasional dengan menghadirkan tiga narasumber ahli, Sabtu (18/12).

Pada sesi panel pertama, pembicaranya adalah Bapak Urip Budiarto yang menjabat sebagai Kepala Divisi Dana Sosial Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Paparan materi dimulai dengan penjelasan mengenai peran KNEKS dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional. “Peran  KNEKS hadir sebagai bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dalam konteks kelembagaan yang memiliki tugas untuk mempercepat, memperluas, dan memajukan pengembangan ekonomi serta keuangan syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” paparnya. Urip juga menambahkan terkait beberapa fungsi KNEKS yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat, “Fungsi utama KNEKS mencakup empat bidang utama, yaitu pengembangan industri produk halal, pengembangan industri keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, serta pengembangan dan perluasan kegiatan usaha syariah.” Penguatan sektor keuangan sosial syariah dalam ekosistem ekonomi syariah memerlukan integrasi dengan sektor lainnya di tengah era modernisasi saat ini.

Selanjutnya, pembicara kedua Bapak Priyonggo Susilo turut memaparkan penjelasan terkait strategi dan peran penguatan keuangan sosial syariah dalam perekonomian nasional. Priyonggo berharap ini menjadi salah satu lahan bagi dunia pendidikan untuk memberikan support pada pengembangan sistem sosial syariah. Di penghujung pemaparan, Priyonggo menyatakan rekomendasinya mengenai riset yang dapat dijadikan resolusi untuk merealisasikan potensi yang ada kedepannya.

Mendukung ​​penyampaian materi sebelumnya, Bapak Dr. Hendri Tanjung memaparkan penjelasan terkait ekosistem perwakafan. Hendri menuturkan bahwa adanya peningkatan jumlah nazir dalam 5 tahun terakhir. “Dengan kekuatan itu, mestinya mampu mengurangi kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin,” ujar Hendri. Waqaf telah menjadi salah satu solusi untuk meratakan perekonomian masyarakat dengan mewakafkan sebagian harta yang dimiliki. Namun, Hendri menampilkan bukti bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain yang memiliki banyak aset wakaf. “Diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk melakukan pengembangan dana sosial syariah yang meliputi transformasi pengelolaan wakaf nasional, serta transformasi digital lembaga keuangan sosial syariah yang berkelanjutan,” pungkas Hendri. (SLP/DWI)

Pertukaran informasi terkait akademik memang menjadi hal yang penting bagi universitas untuk dapat mengembangkan kualitas Prodi hingga Fakultasnya. Sejalan dengan hal tersebut, Universitas Pertamina memilih untuk melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Uiniversitas Islam Indonesia untuk dapat saling bertukar informasi, pada Jumat (17/12). Adapun Dekan FBE UII, yakni Jaka Sriyana, S.E., M.Si., yang turut menghadiri pertemuan kali ini untuk memberikan sambutan.

Dr. Dewi Hanggraeni, S.E., M.B.A, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Komunikasi dan Diplomasi (FKD) juga memperkenalkan sedikit informasi mengenai Universitas Pertamina. “Mulai dari tahun 1984 dan sudah berjalan lima tahun ini harapan kami dapat lebih semangat meningkatkan kualitas di Universitas kami,” jelas Dewi.

Sementara ini, FBE UII juga sedang mengajukan prodi baru. “Terkait dengan perkembangan prodi baru, jurusan berinisiasi untuk melakukan pengajuan. Sudah ada panduan proposal. Tetapi, yang paling utama adalah kecukupan dosen, ketersediaan dosen, jumlah mahasiswa yang meningkat, dan legalitas dosen yang kemudian datanya dapat dikirimkan ke Kemendikbud sesuai dengan syarat-syarat yang ada,” terang Jaka. “Ada baiknya berpikir tentang agar bisa diterima oleh pasar. Jangan sampai membuka prodi baru, tapi hanya fokus pada energi atau mungkin pada sustainable energy. Kemudian, terkait dengan akreditasi sudah dibagi menjadi berbagai macam seperti FIBA yang diakui oleh Kemendikbud dan itu merupakan poin agar diterima oleh calon mahasiswa,” tambah Arif.

Di sela-sela perbincangan, Universitas Pertamina juga sempat mempertanyakan terkait dengan apa saja  syarat atau kelebihan dari sertifikasi profesi yang ada di FBE UII. “Ada beberapa model sertifikasi salah satunya ERP SAP yang mewajibkan setiap mahasiswanya untuk mengambil mata kuliah tersebut. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengambil sertifikasi lain diluar agar menjadi konsultan. Begitu pula dengan kelas ACCA yang sifatnya tidak wajib serta ada tahapan seleksinya,” ujar Mahmudi, Kaprodi Akuntansi FBE UII.

Mengikuti perkembangan zaman yang ada, tentu keilmuan juga terus ikut berkembang. Sehingga pembukaan Program Studi yang baru ini juga dianggap relevan untuk masa saat ini. “Untuk membuka program studi baru, tentunya harus memprioritaskan beberapa hal seperti ketersediaan jumlah dosen, kelayakan pembelajaran serta kelas yang matang, membuat dan mempertahankan keunikan perguruan tinggi itu sendiri. Dikarenakan membuat program studi baru itu tidak mudah dan butuh usaha yang serius,” pungkas Jaka menutup diskusi. (PIO/PRH)

Demi menambah wawasan dan pengetahuan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan studi banding yang bertempatkan di Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Kunjungan kali ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan menambah sudut pandang baru antar universitas yang lebih baik kedepannya.

Diskusi yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. memperkenalkan UII dan begitu pula adanya perkenalan kembali oleh Ketua STIE Bank BPD Jateng, Dr. Taofik Hidajat.,SE.,M.Si.,CRBC.

Di tahun ini, adanya proses perubahan yang menuntut perguruan tinggi untuk mengevaluasi kurikulumnya. “Dengan adanya MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), struktur kurikulumnya menjadi berubah. Adapun tiga prodi tidak bisa sama konsepnya karena masing-masing memiliki ciri khusus sendiri-sendiri,” ujar Rifqi, Sekretaris Prodi Akuntansi.

Wacana mengenai MBKM bagi perguruan tinggi masih perlu melakukan berbagai penyesuaian dan pembaruan. Faktanya, mahasiswa juga ikut berperan aktif menambah informasi tentang gagasan baru tersebut. “Kami dapat banyak pesan whatsapp dan email dari mahasiswa untuk memberikan legalisir dokumen, surat izin, dan sebagainya,” timpal Suryakusuma, Kepala Bagian Kemahasiswaan STIE Bank BPD Jateng.

Masalah lain yang dihadapi perguruan tinggi adalah produktivitas dalam penulisan artikel. Staf pengajar diharapkan juga aktif menggarap karya-karya ilmiah selain tugas utamanya sebagai pendidik bagi mahasiswanya. FBE UII punya cara yang anti-mainstream untuk tantangan spesifik ini. Dosen-dosen dalam program studi masing-masing diberikan suatu wadah untuk menulis dan berdiskusi satu sama lain guna terciptanya atmosfer menulis yang nyaman. “Biasanya kita lakukan setiap Jumat. Kampanye itu kemudian kita namakan Semangat Jumat Menulis. Hasilnya terbilang positif. Sekaligus juga bersilaturahmi ba’da salat jumat. Nyatanya, lingkungan ini membuat staf pengajar kami menjadi lebih fokus,” ucap Jaka.

Kinerja dosen di level fakultas bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari perguruan tinggi. Dalam diskusi, didapati bahwasanya cara evaluasi kinerja masih dianggap terlalu sederhana dan tidak bersistem. Penyebaran angket NKMD (nilai kinerja mengajar dosen) yang mewajibkan mahasiswa untuk mengisi dengan saksama nampaknya layak dijadikan sebuah solusi. Penyebaran angket ini isinya dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai catatan dari mahasiswa kepada dosennya yang nantinya dijadikan acuan untuk evaluasi.

Hal ini dilakukan untuk menjaga dan mematuhi nilai-nilai pokok dari universitas. “Dalam konteks UII, nilai keislaman akan selalu dijunjung tinggi dalam proses perkuliahan” ujar Jaka. (DHK/YNZ)

Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia kembali menghadirkan UII Business Competition. Berbeda dengan acara yang diselenggarakan tahun 2019 lalu, pada tahun ini UII Business Competition menawarkan satu jenis lomba tambahan yang diperuntukkan bagi siswa/i SMA serta para guru. Dengan jargon “UII BAC, Juara!”, acara ini dapat menggaet 120 tim lomba dari berbagai wilayah di tanah air Indonesia, serta 10 tim memeriahkan acara puncaknya di FBE UII, yang mana juga dihadiri oleh Dr. Mahmudi, SE., M.Si., CMA., Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana FBE UII, Sabtu (18/12).

Masa pandemi ini juga tidak menghambat berjalannya acara yang diselenggarakan secara luring dan daring. “Selamat datang finalis 10 besar UII Business Competition. Terima kasih bagi semua peserta, baik dari Makassar, Riau, Surabaya, Jogja, maupun daerah lainnya yang dapat mengikuti kegiatan ini baik secara luring ataupun daring,” ucap Mahmudi menyambut acara. “Selamat bagi semua peserta. Semoga hari ini dapat menjadi hari kebangaan teman-teman sekalian,” lanjutnya.

Terdapat empat jenis kegiatan yang dilombakan, yakni Busines Education Competition, Business Plan Competition, Reels Video Competition, serta Infographic Poster Competition. Tidak hanya diikuti oleh siswa/i SMA. Namun, para guru juga ikut memeriahkan ajang kompetisi yang berhadiahkan total Rp 100.000.000,- ini. Banyaknya peserta, membuktikan bahwa kegiatan semacam ini memang berkualitas dan sangat bermanfaat.

Kualitas kegiatan ini juga ditunjang oleh Prodi Akuntansi FBE UII yang memang unggul. “Akuntansi memiliki akreditasi unggul dan telah terakreditasi ACCA (Association of Chartered Certified Accountants). Saat ini Prodi Akuntansi sedang mengajukan akreditasi internasional,” ungkap Mahmudi. Bukan hal yang mengherankan apabila terdapat beberapa mahasiswa Akuntansi FBE UII yang juga dapat meraih dua gelar sarjana (Double Degree) dalam satu waktu, yakni dua tahun di Indonesia dan dua tahun kemudian di luar negeri. “Terdapat International Program. Teman-teman bisa berkuliah di luar negeri, seperti di Queensland University, Nanjing University, ataupun melakukan study exchange di Universiti Putra Malaysia, International Islamic University Malaysia, dan juga Anadolu University di Turki,” tambah Mahmudi menjelaskan keunggulan Prodi Akuntansi FBE UII.

Banyak alumni dari Prodi yang memiliki slogan “Akuntan masa kini, kuliahnya ya di UII” ini telah memiliki kiprah sangat bagus dalam dunia kariernya. “Direktur BRI pusat saat ini yang menjabat adalah salah satu Alumni FBE UII. Banyak pula alumni lain yang berkancah di lembaga keuangan yang berpusat di Jakarta,” pungkasnya menutup sambutan, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi Business Plan peserta. (MHA/FSR)

Adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) mengharuskan industri pendidikan merespon adanya program tersebut. Sebagai bentuk implementasinya,  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (FEB UTM) melakukan kunjungan untuk mempererat silaturahmi sekaligus untuk menambah insight baru antar universitas dalam bentuk diskusi terkait kurikulum MBKM. “Kami berkunjung karena membutuhkan informasi untuk pengelolaan fakultas dimasa yang akan datang,” ujar Yahya Surya Winata, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura, Kamis (16/12).

Saat ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura memiliki tiga program studi yaitu Manajemen, Akuntansi dan Ilmu Ekonomi serta sedang mengajukan program Doktor Ilmu Ekonomi. Sehingga, dalam kunjungan kali ini UTM juga berharap bisa mendapatkan informasi dan masukan dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia yang telah membuka Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi dan baru-baru ini juga meresmikan Program Studi Doktor Ilmu Manajemen.

FBE UII pada semester ganjil ini telah memulai kurikulum baru berbasis MBKM, “Kami telah memulai kurikulum baru yang sedikit mengubah struktur dalam pembelajaran diantaranya perubahan mata kuliah dan tugas akhir. Terdapat tiga jalur dalam tugas akhir yaitu skripsi, magang dan rancang bangun bisnis,” ujar Jaka Sriyana, Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia. Proses penyusunan MBKM ini sudah dimulai sejak satu setengah tahun yang lalu untuk menyiapkan kerja sama dengan universitas lain maupun kerja sama dengan industri. “Kami telah menyiapkan masing-masing program studi dan mata kuliah yang bisa ditawarkan kepada mitra serta mencari mitra yang bisa dijadikan tempat mahasiswa untuk menimbah ilmu,” jelas Arief Rahman, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FBE UII.

Arief juga menjelaskan bahwa FBE UII memasukkan mata kuliah ERP (Enterprise Resource Planning) ke dalam kurikulum sehingga mahasiswa dapat memahami bisnis masa kini melalui ERP dan mendapatkan sertifikat dari SAP (System Application and Processing). Lebih lanjut, Arief menanggapi ketika ditanya mengenai resource dosen seperti apa yang harus dipersiapkan untuk dapat memasukkan ERP menjadi mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa, “Ada beberapa dosen yang ditugaskan untuk belajar dan mengikuti program sertifikasi untuk mempersiapkan mata kuliah ERP dalam kurikulum pembelajaran.” Hal ini merupakan suatu upaya dari fakultas untuk mendorong mahasiswa lebih memahami dunia bisnis dalam bentuk teknologi. “Awalnya kami juga menerapkan team teaching untuk berbagi tugas yang sesuai dengan spesialisasi dosen pengajarnya,” imbuh Arief. (NNS/HAN)

Dalam rangka mempererat hubungan kerjasama antara Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi: Indonesia Business School Jakarta (STIE IBS) melakukan kunjungan yang bertempatkan di FBE UII. Kunjungan ini dihadiri oleh 20 delegasi dari STIE IBS. Kunjungan ini bertujuan untuk mendiskusikan proses pembelajaran daring serta strategi yang FBE UII pakai dalam memaksimalkan potensi para sivitas akademikanya.

Dalam diskusi yang dipimpin oleh Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi FBE UII, Johan Arifin, S.E, M.Si, Ph.D. dijelaskan bahwa FBE UII menawarkan berbagai program dan sertifikasi yang bisa diambil oleh mahasiswa selama berkuliah. Beberapa sertifikasi seperti Enterprise Resource Planning System (ERP) dan Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) diberikan untuk seluruh mahasiswa dalam rangka memberikan bekal ilmu yang diharapkan setelah lulus nanti setiap individu memiliki keahlian yang lebih unggul.

Tidak tanggung-tanggung, ada pula program yang ditawarkan untuk mahasiswa jika ingin belajar ke luar negeri, mulai dari mobility, exchange program hingga double degree. Bekerja sama dengan beberapa universitas ternama di beberapa negara seperti Korea, Belanda, Malaysia, China, Inggris, Australia, Turki dan lainnya. “Di FBE UII, kami telah bekerja sama dengan beberapa universitas yang tersebar di beberapa negara, seperti Korea, Belanda, Malaysia, China, Inggris, Australia, dan negara lainnya,” ujar Johan. Dalam menggapai kelulusannya, mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih jalur tugas akhir, diantaranya melalui jalur skripsi, magang atau rancang bangun bisnis. Didukung dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa semakin memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru. “Terkait dalam menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau yang bisa disebut dengan MBKM, FBE UII memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk memilih jalur tugas akhir yang diinginkan,” ucap Johan. “Jalur tugas akhir yang ditawarkan ada jalur skripsi, jalur magang, dan jalur kewirausahaan,” tambahnya.

Dalam mengimplementasikan bidang ekonomi syariah ke dalam pekerjaan, di dalam prodi Ekonomi Pembangunan telah membuat tiga konsentrasi. Konsentrasi-konsentrasi tersebut berupa, konsentrasi analis kebijakan ekonomi, konsentrasi keuangan dan perbankan islam, serta konsentrasi kewirausahaan. “Jadi, jika ada mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan dan perbankan islam nanti akan diberikan mata kuliah yang lebih spesifik lagi dari keuangan dan perbankan islam,” ujar Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana, Moh. Bekti Hendrie Anto, SE., M.Sc.

Sebagai akhir dari acara ini, Wakil Ketua 1 STIE IBS, Dr. Sparta, SE.ME.,Ak.,CA. menuturkan bahwa berlangsungnya diskusi ini diharapkan dapat saling memberikan insight baru bagi kedua belah pihak. (MID/ULF)

International Student Mobility (ISM) yang menjadi kegiatan tahunan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada tahun 2021 ini diselenggarakan secara luring dengan dua kegiatan yang berbeda yakni mini conference dan short course bersama dua universitas ternama di Turki. Dalam kegiatannya, universitas yang telah menjalin kerja sama dengan UII berada di dua kota yang berbeda, diantaranya yaitu Anadolu University yang berada di Kota Eskişehir, Koç University dan Marmara University yang terletak di Kota İstanbul. Dalam pelaksanaannya, FBE UII mengirimkan 38 mahasiswa Program Internasional dari tiga program studi berbeda yakmi Manajemen, Akuntansi dan Ilmu Ekonomi yang didampingi oleh tiga dosen. Tidak hanya mengunjungi universitas saja, para peserta ISM juga melakukan kunjungan industri ke salah satu pabrik minyak zaitun di Kota Bursa.

Mohammad Bekti Hendrie Anto, S.E., M.Sc. selaku dosen dari program studi Ilmu Ekonomi, menyampaikan, “ISM adalah kewajiban bagi mahasiswa program internasional UII, ada beberapa alasan mengapa kita memilih Turki sebagai tempat kunjungan ISM; (1) Turki adalah negara yg relatif maju,  kombinasi Eropa dan Asia, (2) Turki adalah negara Muslim yg kaya akan warisan kejayaan Islam (Kekhalifahan Turki Utsmani), (3) Karena UII telah memiliki MoU kerjasama dengan mereka. Banyak lesson learning dari ISM ini, baik soal perjalanannya maupun dr kunjungannya”.

Kegiatan pertama yang dilakukan di Anadolu University adalah mini conference yang melibatkan presentasi tiga perwakilan mahasiswa dari masing-masing program studi dengan tiga tema berbeda, yaitu Applying Management Theory Analysis Into Real Life, Entrepreneurship dan Money Emotionally. Tidak berhenti sampai di situ, salah satu dosen dari Anadolu University juga turut memaparkan materinya terkait dengan Technology, Innovation & Entrepreneurship Ecosystem dan ditutup dengan sesi diskusi.

Demikian pula pada kunjungan para peserta ISM di Marmara University, yang merupakan public university. Salah satu dosen dari Marmara University juga membagikan materi tentang bagaimana para pelajar internasional belajar di universitas Marmara.

Beralih ke kampus terakhir, para peserta ISM diberikan kegiatan short course yang diisi oleh salah satu dosen dari Koç University, dengan materinya yang berjudul “Trends in tech & Digital Entrepreneurship”. Kegiatan ini dilakukan seperti layaknya proses perkuliahan luring biasanya. Perlu diketahui bahwa Koç University merupakan salah satu universitas terbaik, dibuktikan dengan penghargaan yang berhasil menduduki peringkat pertama di Turki oleh Times Higher Education World University Rankings 2021 dan QS World University Rankings 2021. 

Harapannya, hubungan antar ketiga universitas yakni UII, Anadolu University dan Koç University dapat terjalin dengan baik di masa depan. Output dari hasil kerja sama ini akan dilanjutkan dengan kunjungan yang akan dilakukan oleh beberapa dosen dan pihak lembaga dari FBE UII yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Desember 2021. (ULF/DIN)

Dalam rangka pengukuhan guru besar Universitas Islam Indonesia yang diadakan pada hari Senin (29/11), Universitas Islam Indonesia mengadakan Rapat Terbuka Senat yang disiarkan melalui Youtube dan Zoom. Pada rapat kali ini, ada tiga dosen yang menyampaikan pidatonya yaitu Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si., Prof. Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si., dan Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si. Ph.D. 

Pidato ilmiah guru besar diawali oleh Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si. yang berjudul “Kontribusi Human Capital Dalam Implementasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BUMN”. Pembahasan kali ini membahas mengenai implementasi TJSL kepada BUMN untuk meningkatkan inovasi, teknologi, dan informasi. “Judul ini saya pilih karena melihat kompleksitas persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan BUMN di masa depan terkait dengan implementasi TJSL BUMN. Era perkembangan dan tuntutan inovasi, teknologi dan informasi yang semakin cepat semakin membuka peluang bagi organisasi untuk memecahkan permasalahan program TJSL di Indonesia. Salah satunya adalah “Bagaimana mengimplementasikan TJSL yang ideal di lingkungan BUMN sehingga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan,” tuturnya. 

Namun, implementasi TJSL kepada BUMN masih ada beberapa kendala, yaitu belum dimilikinya road map TJSL yang jelas yang kadangkala belum sesuai core bisnis perusahaan. Kemudian beliau menjelaskan solusi untuk mengatasi permasalahan dan sekaligus hambatan implementasi TJSL BUMN di Indonesia, seperti Pelaksanaan TJSL yang terintegrasi dengan strategi dan operasional bisnis, akan dapat menciptakan keunggulan bersaing yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengoptimalkan pencapaian visi, misi dan tujuan yang ditetapkan. Konsep TJSL bisa diturunkan ke dalam kebijakan dan program yang dirancang dan dilaksanakan bukan atas dasar reaktif dan insidental, melainkan berdasarkan perencanaan dan identifikasi kebutuhan para stakeholders dan disesuaikan dengan visi dan misi TJSL yang telah ditetapkan. 

Prof. Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si. menyampaikan pidato ilmiah yang berjudul “Digitalisasi UMKM untuk Meningkatkan Ekonomi dan Pencapaian SDGs”. Bisnis UMKM, kata Nur, memiliki kekuatan dan fleksibilitas tinggi, khususnya besarnya kontribusi UMKM terhadap PDB atau PDRB, besarnya penyerapan tenaga kerja, jumlah unit usaha yang besar dan menyebar, serta investasinya yang besar. Digitalisasi UMKM dalam beberapa bentuk, seperti digitalisasi pemasaran, keuangan, logistik, dan lainnya akan dapat membawa berkembangnya bisnis UMKM lebih baik melalui pemanfaatan potensi besar yang dimilikinya, tetapi harus disertai etika bisnis dan penegakan hukum dalam pelaksanaannya.

“Masih terdapat kendala yang harus terus diperbaiki dalam diri UMKM, seperti belum tingginya kualitas SDM dalam manajemen bisnis, penguasaan dalam IT, kepemilikan peralatan pendukung digitalisasi, serta akses dan penguasaan keuangan,” tuturnya.

Pidato selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., dengan judul “Reformasi Kebijakan Fiskal untuk Pemulihan Ekonomi Nasional yang Berkeadilan”. Beliau menyampaikan bahwa kebijakan fiskal selama ini belum berhasil meningkatkan tax ratio dan menurunkan secara signifikan kesenjangan ekonomi. Kebijakan fiskal baru sebatas mampu menjadi instrumen untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional terutama melalui kegiatan sektor usaha berskala besar.

“Untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, perlu dilakukan revitalisasi kebijakan fiskal dengan memasukkan Zakat sebagai bagian dari instrumen kebijakan fiskal dan melakukan tata ulang struktur perpajakan yang lebih progresif,” katanya.

Dengan dikukuhkannya tiga guru besar UII, diharapkan mampu memberikan motivasi untuk terus berkarya, memberikan manfaat serta menjadi teladan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. (SAR/NFF)