Seseorang yang berani berinovasi, bisa melihat peluang bisnis dan berani mengambil risiko yang tinggi adalah inti dari seorang entrepreneur. Bekerja dengan mengikuti passion dan memiliki tujuan untuk memberikan kepuasan bagi dirinya maupun di lingkungan sekitarnya merupakan tujuan dari entrepreneur. Sayangnya, jumlah entrepreneur di Indonesia masih terbilang sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Oleh karena itu, untuk mendorong lahirnya para entrepreneur muda di Indonesia, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi talkcounting yang mengangkat tema “Sociopreneur: Creating Value and Empowering People” yang dilakukan secara daring menggunakan aplikasi Zoom. Diskusi ini menghadirkan seorang pembicara yang merupakan salah satu Alumni Program Studi Akuntansi UII angkatan 2009 sekaligus CO-Founder & COO Nares Essential Oil, Cahyaningrum yang biasa dipanggil Arum. (05/08)
Arum merintis Nares Essential Oil dengan suaminya sejak 2012. Ia melihat banyaknya sampah daun cengkeh kering yang tidak dimanfaatkan di Desa Ngargosari, Jawa Tengah. Masyarakat Desa Ngargosari yang mayoritas buruh tani juga banyak sekali yang hidup di bawah garis kemiskinan. “Padahal sampah daun cengkeh kering jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik dapat menjadi berlian dan emas, seperti menemukan harta karun,” ujar Arum. Sampah daun cengkeh kering ini, Arum olah menjadi 19 jenis esessetial oil dengan harga Rp. 130.000,- sampai Rp. 2.500.000,- yang tersedia dengan botol ukuran 5 ml dan 10 ml.
Arum juga menjelaskan, “Para petani tidak hanya memasok bahan baku dan menjadi supplier saja tetapi Nares juga mengajarkan cara membuat essential oil dengan kualitas Grade “A” atau kualitas siap ekspor.” Sampai saat ini, Nares sudah memberdayakan 20.250 petani yang meliputi 12 daerah di Indonesia.
Sebagai seorang entrepreneur pasti mengalami naik dan turunnya bisnis. Saat down, Arum selalu mengingat tujuan awal bisnisnya, “Ketika saya menjalankan bisnis ini dan ternyata di sisi lain juga membantu banyak orang, hal yang membuat saya kembali bersemangat adalah percaya bahwa semua bisnis yang saya lakukan ini adalah amanah yang harus saya pegang sekuat tenaga sampai akhir,” jelas Arum.
Di tengah pandemi ini, sebagian besar orang mengalami banyak kesulitan. Pantang menyerah dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh adalah kunci utama seseorang bisa bertahan dalam keadaan apapun. “Saya percaya di dunia ini tidak ada orang yang 100% beruntung, karena keberuntungan itu datang ketika kita sudah siap menerima keberuntungan itu sendiri,” tambahnya. (MID/AAM)