International Program Dance Club Universitas Islam Indonesia (IPDC UII) berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam kompetisi tari tingkat dunia bertajuk International Folk Festival in Catalonia 2019. Kompetisi yang berlangsung di provinsi Catalunya, Spanyol pada tanggal 3 hingga 6 Februari 2019 ini diikuti oleh grup tari serta seniman dari berbagai belahan dunia.
Dalam kegiatan ini, IPDC UII menampilkan 2 tarian asal Aceh, tarian Ratoeh Jaroe dan kombinasi tarian antara Ratoeh Jaroe dengan Tarek Pukat. Tarian itu sendiri merupakan tarian yang memang difokuskan oleh IPDC UII.
Tak diragukan lagi, sejak 2016 International Program Dance Club (IPDC) memang sudah menorehkan tinta kemenangan di kancah internasional. Sejak saat itu, keikutsertaan IPDC pada kompetisi internasional sudah menjadi budaya bagi grup tari tradisional itu di setiap tahunnya. Tak pernah berpuas diri, kini IPDC kembali mengharumkan nama UII dan Indonesia dengan menyabet gelar tertinggi atau juara umum atas pertunjukan tari tradisional asal Aceh yaitu Ratoh Jaroe. Para delegasi dari Indonesia berhasil memukau para juri dan penonton acara tersebut.
Agustus 2018 merupakan awal pembentukkan tim. Dengan jumlah anggota sekitar 50 orang, dipilih 13 orang untuk mengikuti perlombaan. Persiapan yang terbilang sangat singkat itu membuat kerja keras, tetes keringat dan perjuangan nyata terbayarkan dengan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi IPDC.
Hari pertama rangkaian kegiatan lomba dimulai dengan gladi bersih lalu pada hari kedua, perlombaan sesungguhnya baru dimulai. Tim IPDC bersaing ketat dengan sembilan tim yang menampilkan budaya aslinya sendiri-sendiri. Tim IPDC yang berjumlah 13 penari dan tiga pemusik ini menunjukkan hasil latihannya dengan sangat indah. Gerakan tangan berpadu dengan dendangan musik terlihat begitu kompak dan sigap. Alhasil tarian tersebut memukau para juri dan penonton.
Pada hari itu juga pengumuman pemenang langsung diumumkan, IPDC dinobatkan sebagai pemegang juara umum. Haru dan bangga jelas meliputi hari bahagia tersebut. Hari ketiga dalam rangkaian acara diisi dengan field trip mengitari Spanyol dan pada hari keempat peserta dipersilahkan untuk check out.
Suka maupun duka jelas dirasakan dalam perlombaan kali ini. Duka dalam setiap tetes keringat saat latihan maupun lelah dan jenuh dengan tarian telah dirasakan oleh hampir semua penari. Namun dalam setiap perjuangan tidak akan ada hasil yang mengecewakan. Suka yang dirasakan jauh lebih besar dibanding duka yang dialami. Itu yang membuat para penari terus termotivasi dan terus bertahan dalam proses latihan yang tidak mudah.
“Semua itu lelah, namun semua itu nyata terbayar saat hal itu benar-benar tercapai”
Itulah hal yang dituturkan Zahra Chairani Bachtiar, mahasiswi Akuntansi Internasional Program 2016 yang juga merupakan anggota IPDC.
Dukungan terhadap tim IPDC juga diberikan oleh pihak kampus dan pihak fakultas. Baik dukungan materi maupun moral terus mengalir untuk menyokong IPDC dalam perlombaan kali ini. Terlebih dukungan moral dari fakultas yang begitu dirasakan. “Ketika kami down, dukungan dari fakultas sangat berperan penting. Kami selalu dipantau dan mendampingi oleh fakultas, mereka selalu ada buat kami ketika kami butuh support” jelas Zahra.
Harapan kedepannya IPDC tetap mengirimkan perwakilannya dalam kejuaraan internasional di setiap tahun. Selain itu mereka juga berharap untuk menjadi lebih baik sebelumnya dan mempertahankan Grand Prix sampai kedepannya. Selain itu mereka juga berharap agar UII tetap mendukung IPDC dalam setiap kegiatannya.