Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia kembali menghadirkan UII Business Competition. Berbeda dengan acara yang diselenggarakan tahun 2019 lalu, pada tahun ini UII Business Competition menawarkan satu jenis lomba tambahan yang diperuntukkan bagi siswa/i SMA serta para guru. Dengan jargon “UII BAC, Juara!”, acara ini dapat menggaet 120 tim lomba dari berbagai wilayah di tanah air Indonesia, serta 10 tim memeriahkan acara puncaknya di FBE UII, yang mana juga dihadiri oleh Dr. Mahmudi, SE., M.Si., CMA., Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana FBE UII, Sabtu (18/12).

Masa pandemi ini juga tidak menghambat berjalannya acara yang diselenggarakan secara luring dan daring. “Selamat datang finalis 10 besar UII Business Competition. Terima kasih bagi semua peserta, baik dari Makassar, Riau, Surabaya, Jogja, maupun daerah lainnya yang dapat mengikuti kegiatan ini baik secara luring ataupun daring,” ucap Mahmudi menyambut acara. “Selamat bagi semua peserta. Semoga hari ini dapat menjadi hari kebangaan teman-teman sekalian,” lanjutnya.

Terdapat empat jenis kegiatan yang dilombakan, yakni Busines Education Competition, Business Plan Competition, Reels Video Competition, serta Infographic Poster Competition. Tidak hanya diikuti oleh siswa/i SMA. Namun, para guru juga ikut memeriahkan ajang kompetisi yang berhadiahkan total Rp 100.000.000,- ini. Banyaknya peserta, membuktikan bahwa kegiatan semacam ini memang berkualitas dan sangat bermanfaat.

Kualitas kegiatan ini juga ditunjang oleh Prodi Akuntansi FBE UII yang memang unggul. “Akuntansi memiliki akreditasi unggul dan telah terakreditasi ACCA (Association of Chartered Certified Accountants). Saat ini Prodi Akuntansi sedang mengajukan akreditasi internasional,” ungkap Mahmudi. Bukan hal yang mengherankan apabila terdapat beberapa mahasiswa Akuntansi FBE UII yang juga dapat meraih dua gelar sarjana (Double Degree) dalam satu waktu, yakni dua tahun di Indonesia dan dua tahun kemudian di luar negeri. “Terdapat International Program. Teman-teman bisa berkuliah di luar negeri, seperti di Queensland University, Nanjing University, ataupun melakukan study exchange di Universiti Putra Malaysia, International Islamic University Malaysia, dan juga Anadolu University di Turki,” tambah Mahmudi menjelaskan keunggulan Prodi Akuntansi FBE UII.

Banyak alumni dari Prodi yang memiliki slogan “Akuntan masa kini, kuliahnya ya di UII” ini telah memiliki kiprah sangat bagus dalam dunia kariernya. “Direktur BRI pusat saat ini yang menjabat adalah salah satu Alumni FBE UII. Banyak pula alumni lain yang berkancah di lembaga keuangan yang berpusat di Jakarta,” pungkasnya menutup sambutan, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi Business Plan peserta. (MHA/FSR)

Adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) mengharuskan industri pendidikan merespon adanya program tersebut. Sebagai bentuk implementasinya,  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (FEB UTM) melakukan kunjungan untuk mempererat silaturahmi sekaligus untuk menambah insight baru antar universitas dalam bentuk diskusi terkait kurikulum MBKM. “Kami berkunjung karena membutuhkan informasi untuk pengelolaan fakultas dimasa yang akan datang,” ujar Yahya Surya Winata, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura, Kamis (16/12).

Saat ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura memiliki tiga program studi yaitu Manajemen, Akuntansi dan Ilmu Ekonomi serta sedang mengajukan program Doktor Ilmu Ekonomi. Sehingga, dalam kunjungan kali ini UTM juga berharap bisa mendapatkan informasi dan masukan dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia yang telah membuka Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi dan baru-baru ini juga meresmikan Program Studi Doktor Ilmu Manajemen.

FBE UII pada semester ganjil ini telah memulai kurikulum baru berbasis MBKM, “Kami telah memulai kurikulum baru yang sedikit mengubah struktur dalam pembelajaran diantaranya perubahan mata kuliah dan tugas akhir. Terdapat tiga jalur dalam tugas akhir yaitu skripsi, magang dan rancang bangun bisnis,” ujar Jaka Sriyana, Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia. Proses penyusunan MBKM ini sudah dimulai sejak satu setengah tahun yang lalu untuk menyiapkan kerja sama dengan universitas lain maupun kerja sama dengan industri. “Kami telah menyiapkan masing-masing program studi dan mata kuliah yang bisa ditawarkan kepada mitra serta mencari mitra yang bisa dijadikan tempat mahasiswa untuk menimbah ilmu,” jelas Arief Rahman, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FBE UII.

Arief juga menjelaskan bahwa FBE UII memasukkan mata kuliah ERP (Enterprise Resource Planning) ke dalam kurikulum sehingga mahasiswa dapat memahami bisnis masa kini melalui ERP dan mendapatkan sertifikat dari SAP (System Application and Processing). Lebih lanjut, Arief menanggapi ketika ditanya mengenai resource dosen seperti apa yang harus dipersiapkan untuk dapat memasukkan ERP menjadi mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa, “Ada beberapa dosen yang ditugaskan untuk belajar dan mengikuti program sertifikasi untuk mempersiapkan mata kuliah ERP dalam kurikulum pembelajaran.” Hal ini merupakan suatu upaya dari fakultas untuk mendorong mahasiswa lebih memahami dunia bisnis dalam bentuk teknologi. “Awalnya kami juga menerapkan team teaching untuk berbagi tugas yang sesuai dengan spesialisasi dosen pengajarnya,” imbuh Arief. (NNS/HAN)

Dalam rangka mempererat hubungan kerjasama antara Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi: Indonesia Business School Jakarta (STIE IBS) melakukan kunjungan yang bertempatkan di FBE UII. Kunjungan ini dihadiri oleh 20 delegasi dari STIE IBS. Kunjungan ini bertujuan untuk mendiskusikan proses pembelajaran daring serta strategi yang FBE UII pakai dalam memaksimalkan potensi para sivitas akademikanya.

Dalam diskusi yang dipimpin oleh Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi FBE UII, Johan Arifin, S.E, M.Si, Ph.D. dijelaskan bahwa FBE UII menawarkan berbagai program dan sertifikasi yang bisa diambil oleh mahasiswa selama berkuliah. Beberapa sertifikasi seperti Enterprise Resource Planning System (ERP) dan Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) diberikan untuk seluruh mahasiswa dalam rangka memberikan bekal ilmu yang diharapkan setelah lulus nanti setiap individu memiliki keahlian yang lebih unggul.

Tidak tanggung-tanggung, ada pula program yang ditawarkan untuk mahasiswa jika ingin belajar ke luar negeri, mulai dari mobility, exchange program hingga double degree. Bekerja sama dengan beberapa universitas ternama di beberapa negara seperti Korea, Belanda, Malaysia, China, Inggris, Australia, Turki dan lainnya. “Di FBE UII, kami telah bekerja sama dengan beberapa universitas yang tersebar di beberapa negara, seperti Korea, Belanda, Malaysia, China, Inggris, Australia, dan negara lainnya,” ujar Johan. Dalam menggapai kelulusannya, mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih jalur tugas akhir, diantaranya melalui jalur skripsi, magang atau rancang bangun bisnis. Didukung dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa semakin memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru. “Terkait dalam menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau yang bisa disebut dengan MBKM, FBE UII memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk memilih jalur tugas akhir yang diinginkan,” ucap Johan. “Jalur tugas akhir yang ditawarkan ada jalur skripsi, jalur magang, dan jalur kewirausahaan,” tambahnya.

Dalam mengimplementasikan bidang ekonomi syariah ke dalam pekerjaan, di dalam prodi Ekonomi Pembangunan telah membuat tiga konsentrasi. Konsentrasi-konsentrasi tersebut berupa, konsentrasi analis kebijakan ekonomi, konsentrasi keuangan dan perbankan islam, serta konsentrasi kewirausahaan. “Jadi, jika ada mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan dan perbankan islam nanti akan diberikan mata kuliah yang lebih spesifik lagi dari keuangan dan perbankan islam,” ujar Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana, Moh. Bekti Hendrie Anto, SE., M.Sc.

Sebagai akhir dari acara ini, Wakil Ketua 1 STIE IBS, Dr. Sparta, SE.ME.,Ak.,CA. menuturkan bahwa berlangsungnya diskusi ini diharapkan dapat saling memberikan insight baru bagi kedua belah pihak. (MID/ULF)

International Student Mobility (ISM) yang menjadi kegiatan tahunan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada tahun 2021 ini diselenggarakan secara luring dengan dua kegiatan yang berbeda yakni mini conference dan short course bersama dua universitas ternama di Turki. Dalam kegiatannya, universitas yang telah menjalin kerja sama dengan UII berada di dua kota yang berbeda, diantaranya yaitu Anadolu University yang berada di Kota Eskişehir, Koç University dan Marmara University yang terletak di Kota İstanbul. Dalam pelaksanaannya, FBE UII mengirimkan 38 mahasiswa Program Internasional dari tiga program studi berbeda yakmi Manajemen, Akuntansi dan Ilmu Ekonomi yang didampingi oleh tiga dosen. Tidak hanya mengunjungi universitas saja, para peserta ISM juga melakukan kunjungan industri ke salah satu pabrik minyak zaitun di Kota Bursa.

Mohammad Bekti Hendrie Anto, S.E., M.Sc. selaku dosen dari program studi Ilmu Ekonomi, menyampaikan, “ISM adalah kewajiban bagi mahasiswa program internasional UII, ada beberapa alasan mengapa kita memilih Turki sebagai tempat kunjungan ISM; (1) Turki adalah negara yg relatif maju,  kombinasi Eropa dan Asia, (2) Turki adalah negara Muslim yg kaya akan warisan kejayaan Islam (Kekhalifahan Turki Utsmani), (3) Karena UII telah memiliki MoU kerjasama dengan mereka. Banyak lesson learning dari ISM ini, baik soal perjalanannya maupun dr kunjungannya”.

Kegiatan pertama yang dilakukan di Anadolu University adalah mini conference yang melibatkan presentasi tiga perwakilan mahasiswa dari masing-masing program studi dengan tiga tema berbeda, yaitu Applying Management Theory Analysis Into Real Life, Entrepreneurship dan Money Emotionally. Tidak berhenti sampai di situ, salah satu dosen dari Anadolu University juga turut memaparkan materinya terkait dengan Technology, Innovation & Entrepreneurship Ecosystem dan ditutup dengan sesi diskusi.

Demikian pula pada kunjungan para peserta ISM di Marmara University, yang merupakan public university. Salah satu dosen dari Marmara University juga membagikan materi tentang bagaimana para pelajar internasional belajar di universitas Marmara.

Beralih ke kampus terakhir, para peserta ISM diberikan kegiatan short course yang diisi oleh salah satu dosen dari Koç University, dengan materinya yang berjudul “Trends in tech & Digital Entrepreneurship”. Kegiatan ini dilakukan seperti layaknya proses perkuliahan luring biasanya. Perlu diketahui bahwa Koç University merupakan salah satu universitas terbaik, dibuktikan dengan penghargaan yang berhasil menduduki peringkat pertama di Turki oleh Times Higher Education World University Rankings 2021 dan QS World University Rankings 2021. 

Harapannya, hubungan antar ketiga universitas yakni UII, Anadolu University dan Koç University dapat terjalin dengan baik di masa depan. Output dari hasil kerja sama ini akan dilanjutkan dengan kunjungan yang akan dilakukan oleh beberapa dosen dan pihak lembaga dari FBE UII yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Desember 2021. (ULF/DIN)

Dalam rangka pengukuhan guru besar Universitas Islam Indonesia yang diadakan pada hari Senin (29/11), Universitas Islam Indonesia mengadakan Rapat Terbuka Senat yang disiarkan melalui Youtube dan Zoom. Pada rapat kali ini, ada tiga dosen yang menyampaikan pidatonya yaitu Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si., Prof. Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si., dan Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si. Ph.D. 

Pidato ilmiah guru besar diawali oleh Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si. yang berjudul “Kontribusi Human Capital Dalam Implementasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BUMN”. Pembahasan kali ini membahas mengenai implementasi TJSL kepada BUMN untuk meningkatkan inovasi, teknologi, dan informasi. “Judul ini saya pilih karena melihat kompleksitas persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan BUMN di masa depan terkait dengan implementasi TJSL BUMN. Era perkembangan dan tuntutan inovasi, teknologi dan informasi yang semakin cepat semakin membuka peluang bagi organisasi untuk memecahkan permasalahan program TJSL di Indonesia. Salah satunya adalah “Bagaimana mengimplementasikan TJSL yang ideal di lingkungan BUMN sehingga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan,” tuturnya. 

Namun, implementasi TJSL kepada BUMN masih ada beberapa kendala, yaitu belum dimilikinya road map TJSL yang jelas yang kadangkala belum sesuai core bisnis perusahaan. Kemudian beliau menjelaskan solusi untuk mengatasi permasalahan dan sekaligus hambatan implementasi TJSL BUMN di Indonesia, seperti Pelaksanaan TJSL yang terintegrasi dengan strategi dan operasional bisnis, akan dapat menciptakan keunggulan bersaing yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengoptimalkan pencapaian visi, misi dan tujuan yang ditetapkan. Konsep TJSL bisa diturunkan ke dalam kebijakan dan program yang dirancang dan dilaksanakan bukan atas dasar reaktif dan insidental, melainkan berdasarkan perencanaan dan identifikasi kebutuhan para stakeholders dan disesuaikan dengan visi dan misi TJSL yang telah ditetapkan. 

Prof. Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si. menyampaikan pidato ilmiah yang berjudul “Digitalisasi UMKM untuk Meningkatkan Ekonomi dan Pencapaian SDGs”. Bisnis UMKM, kata Nur, memiliki kekuatan dan fleksibilitas tinggi, khususnya besarnya kontribusi UMKM terhadap PDB atau PDRB, besarnya penyerapan tenaga kerja, jumlah unit usaha yang besar dan menyebar, serta investasinya yang besar. Digitalisasi UMKM dalam beberapa bentuk, seperti digitalisasi pemasaran, keuangan, logistik, dan lainnya akan dapat membawa berkembangnya bisnis UMKM lebih baik melalui pemanfaatan potensi besar yang dimilikinya, tetapi harus disertai etika bisnis dan penegakan hukum dalam pelaksanaannya.

“Masih terdapat kendala yang harus terus diperbaiki dalam diri UMKM, seperti belum tingginya kualitas SDM dalam manajemen bisnis, penguasaan dalam IT, kepemilikan peralatan pendukung digitalisasi, serta akses dan penguasaan keuangan,” tuturnya.

Pidato selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., dengan judul “Reformasi Kebijakan Fiskal untuk Pemulihan Ekonomi Nasional yang Berkeadilan”. Beliau menyampaikan bahwa kebijakan fiskal selama ini belum berhasil meningkatkan tax ratio dan menurunkan secara signifikan kesenjangan ekonomi. Kebijakan fiskal baru sebatas mampu menjadi instrumen untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional terutama melalui kegiatan sektor usaha berskala besar.

“Untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, perlu dilakukan revitalisasi kebijakan fiskal dengan memasukkan Zakat sebagai bagian dari instrumen kebijakan fiskal dan melakukan tata ulang struktur perpajakan yang lebih progresif,” katanya.

Dengan dikukuhkannya tiga guru besar UII, diharapkan mampu memberikan motivasi untuk terus berkarya, memberikan manfaat serta menjadi teladan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. (SAR/NFF)

Hendy Mustiko Aji, Dosen Manajemen Pemasaran, Prodi Manajemen, FBE UII

Kemajuan teknologi di era sekarang ini dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk menjalankan berbagai macam aktivitas, salah satunya aktivitas berbelanja. Latte Factor yang sering kali dianggap sebagai penyebab kewaspadaan generasi Z dalam merancang anggaran pengeluarannya, membuat generasi tersebut harus lebih peka dengan latte factor ini, terlebih dengan adanya fasilitas dompet digital yang tersedia. 

Siapa itu generasi Z ?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai generasi z, kita harus mengerti dan mengenal apa yang dimaksud dengan generasi z sendiri. Generasi z adalah manusia yang lahir dari tahun 1995 – 2010. Dimana kategorisasi generasi berdasarkan kesamaan cohort atau perilaku, termasuk perilaku spending atau pengeluaran.

Apa itu Latte Factor?

Selanjutnya pembahasan mengenai latte factor yaitu suatu pengeluaran kecil yang memiliki sifat konsisten dan dilakukan dengan kebiasaan. Hal tersebut sangat tidak baik karena akan menyebabkan dampak buruk ketika hal kecil yang selalu dilakukan dan menjadi kebiasaan dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk. “Istilah latte factor diperkenalkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh David Bach & John Mann berpendapat bahwa jika setiap orang tersebut terbiasa mengeluarkan uang dengan jumlah yang kecil dan konsisten setiap hari maka akan membengkak di akhir,” jelas Hendy Mustiko Aji sebagai pembicara Ruang Gagasan kali ini.  “Contoh dari latte factor yang disebutkan oleh David Bach & John Mann adalah kopi. Latte factor juga dapat berupa hal apapun yang berbentuk dengan biaya yang dapat dikatakan kecil, contohnya seperti membayar admin bank,” imbuhnya.

Dompet Digital, Latte Factor dan Gen Z

Dompet digital merupakan suatu aplikasi elektronik yang dapat dipergunakan dalam pembayaran transaksi secara online. Di Indonesia sendiri dompet digital sudah menjadi alat pembayaran umum di masyarakat luas. Contoh dari Dompet digital ini seperti OVO, Shopee Pay, Dana, dan sebagainya. 

Dompet Digital Dapat Men-Trigger Pengeluaran Kecil (Latte Factor). 

“Berdasarkan Mobile Wallets Report 2021, e-wallets di Indonesia dikuasai OVO (38.2%), ShopeePay (15.6%), LinkAja (13.9%), Go-Pay (13.2%), DANA (12.2%). Total pengguna dompet digital ini sebanyak sebanyak 60 juta pengguna dalam satu tahun, dengan total transaksi per tahun kurang lebih USD 28 miliar dengan 1.7 miliar kali transaksi,” jelas Hendy Mustiko Aji.  Hal ini terlihat sangat berdampak, sehingga terdapat kaitan antara dompet digital dan pengeluaran.

Dompet Digital Membuat Gen Z Tidak Merasakan Pain of Paying

Kemudahan dalam bertransaksi dengan adanya dompet digital ini membuat Gen Z tidak merasakan Pain of Paying. Pada suatu literatur penelitian menyebutkan bahwa, apabila seseorang menggunakan alat pembayaran dengan sifat tidak berbentuk fisik, maka seseorang itu tidak akan merasakan pain of paying atau penderitaan dalam membayar.

Dompet Digital Membuat Gen Z Terjebak Ilusi Likuiditas

Ketidakdapatan wujud fisik dari alat pembayaran ini membuat Gen Z merasakan adanya konsep ilusi likuiditas. Ilusi likuiditas ini menimbulkan perasaan apabila seseorang memiliki uang yang likuid atau banyak, dimana operasi pembayaran muncul secara sederhana.

Solusi Agar Tidak Terjebak Dalam Latte Factor

Beberapa poin yang dapat dilakukan Gen Z tidak terjebak dalam pemborosan, yang pertama adalah Self-Control dimana seseorang dapat hidup secara sederhana dan merasa cukup. Yang kedua seseorang bisa membuat anggaran ketat, apabila anggaran tersebut bersifat fleksibel akan membuat pengeluaran kecil-kecil bisa menjadi meluap. Yang ketiga, jangan simpan banyak uang di dompet digital karena akan cenderung tidak merasakan pain of paying hingga ilusi likuiditas. (DLS/ZM)

Diskusi Halal Life style ini merupakan diskusi daring ketiga yang diselenggarakan oleh P3EI yang diadakan pada hari Jum’at (26/10) dengan mengundang dua pembicara yaitu Prof. Dr. M Suyanto, MM dan Dr. Hj. Marissa Grace Haque Fawzi, S.H, M.Hum. M.B.A., M.H, M.Si dan bapak Prof. Dr. M. Suyanto, M.M selaku Rektor Universitas Amikom yang dimoderatori oleh Ibu Istyakara Muslichah, SE., MBA.

Acara ini berbicara tentang pengembangan ekosistem syariah halal life syle. Halal life style tidak hanya ditujukan kepada orang mukmin saja, tetapi juga seluruh manusia. Cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan edukasi ekosistem yang humanis dan halal toyiban. Pada diskusi ini dimulai dengan berbicara tentang isu regulasi UMKM dan strategi UMKM untuk mencapai Halal Life Style oleh Prof. Dr. M Suyanto, MM dan Dr. Hj. Marissa Grace Haque Fawzi, S.H, M.Hum. M.B.A., M.H, M.Si.

Isu halal tidak hanya meliputi makanan atau minuman, tetapi juga mencakup kehidupan sehari-hari umat muslim. Peraturan tentang regulasi produk halal di indonesia diatur dalam PP No 39. Tahun 2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal dan pemisahan lokasi, tempat, dan alat Proses Produk Halal (PPH) yang wajib dipisahkan dari lokasi, tempat, dan alat proses tidak haIal. Berkaca dari negara tetangga seperti Malaysia, dimana halal tourism sudah menjadi Sebagian dari peraturan wajib yang dijalani. 

Bisnis Islami memiliki tiga proses dimulai dengan Iman menuju Allah, Rasul, dan berjihad di jalan Allah. Memulai gaya hidup/bisnis halal dengan strategi percepatan diawali dengan memiliki akhlak mulia, Begitu pula dengan mencari peluang pasar (niche) dengan menciptakan keunggulan. Dalam dunia digital, menjual konten seperti animasi dan gambar, dapat menghasilkan banyak keuntungan. “Sebagai pelaku usaha UKM khususnya yang islami, hendaknya berusaha tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi juga keuntungan yang mengandung berkah. Bisnis harus dianggap sebagai tindakan ibadah kepada Allah Swt.” Ucap Prof. Suyanto.

Dalam penutupnya, Ibu Marissa menyampaikan “Orang islam diseluruh dunia bisa bangkit apabila kita menggairahkan Industri serta ekonomi  halal dan syariah karena pasar kita ada disana”. Terakhir, Acara ini kemudian ditutup oleh ibu Istyakara mengatakan “Yang dinamakan halal life style adalah sebuah Obligation. Kita harus memiliki akhlak ini agar bisa membawa menjadi trend baik di nasional maupun internasional”. (AAR/SA)

 

Persiapan dan pengambilan keputusan dalam merintis karir menjadi perhatian penting untuk mencapai puncak karir yang cemerlang. Bagi mahasiswa, munculnya kekhawatiran seperti salah mengambil keputusan dalam berkarir merupakan hal yang umum dikarenakan minimnya pengetahuan seputar dunia kerja. Dalam virtual event yang bertajuk “Career Seminar “Explore Your International Career Opportunities and Take Your Chance (27/11), DPKA UII mengundang salah seorang alumni UII Syah Rizal Hamdallah, S.E, MSc-Eng yang sukses meniti karir hingga kancah internasional untuk berbagi pengalaman karirnya.

Ketika membahas karir, koneksi merupakan salah satu hal utama bagi mahasiswa untuk memulai membangun karir. Seperti yang disampaikan oleh Direktur DPKA UII Abdurrahman Alfaqiih, S.H., M.A., LLM., terkait hal yang relevan saat ini dalam membangun karir, “Banyak koneksi banyak rezeki,” ujarnya. Begitu pula melalui Career Seminar ini yang juga membuka koneksi antara mahasiswa dengan alumni untuk bertukar informasi seputar karir secara langsung melalui platform zoom.

Berdasarkan yang disampaikan Syah Rizal, perencanaan karir haruslah dimiliki untuk menuju puncak karir yang diinginkan. Sama halnya dengan dirinya yang sudah tertanam memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah di Amerika sejak masih SMA hingga akhirnya sekarang berhasil berkarir di sana. Selain rencana, diperlukan juga realisasi dengan berbagai hal yang menunjang karir di masa depan. Tidak hanya sekedar mengasah skill tetapi juga membantu menemukan passion yang sesuai, melalui realisasi tersebut dapat menambah nilai dari resume saat berhadapan dengan perusahaan yang melakukan rekrutmen kerja.

Saat membahas tentang proses rekrutmen kerja, Syah Rizal juga menyampaikan bahwa networking sangat berperan penting dalam proses tersebut. Tidak hanya mampu untuk memudahkan kita agar dapat terus berkembang dan meningkatkan skill, Networking juga membantu dalam memberikan akses ke lebih banyak peluang kerja nantinya. “Buat saya kuncinya, it’s not about the shortcut, but building the network,” ujar Syah Rizal saat membicarakan bagaimana hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah jembatan dalam karirnya.

Dalam mengembangkan career opportunities, dibutuhkan juga kedisiplinan dalam berbagai hal seperti disiplin waktu, disiplin komunikasi, serta disiplin dalam mengatur keuangan. Dengan melakukan kebiasaan untuk selalu disiplin, kita tidak akan membuang-buang waktu dan merubah hidup kita menjadi lebih efektif dan efisien. Menjadi disiplin juga membantu kita dalam mengembangkan passion karena hal ini dapat membuat kita untuk fokus mengejar apa yang ingin kita raih. Syah Rizal juga meminta kepada para peserta Career Seminar untuk terus membangun passion mereka, “Learn about yourself, and define who you are. Once you define who you are, keep it and continue sharpening,” ujarnya. (AR/ADN)

Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat dengan UKM merupakan sebuah istilah mengacu kepada jenis usaha kecil yang ada di Indonesia. UKM tentu memiliki peran yang cukup penting di masyarakat. Lalu bagaimana dengan perkembangan UKM yang ada di Indonesia? Apa yang harus dikembangkan dengan UKM yang ada di Indonesia? Untuk menjawab itu semua, Program Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi Webinar Nasional yang membahas tentang Transformasi UKM di Indonesia yang bertemakan “Tahapan Transformasi Digital Pada UKM”. Diskusi kali ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom yang diadakan pada hari Senin (20/09) dan dibawakan oleh 4 pembicara, yaitu Saiful Islam selaku Praktisi Inbound Marketing dan Co-founder Evapora, Siska Noviaristanti selaku Dosen Universitas Telkom dan Pengurus APMMI, Dr. Halim Alamsyah selaku Praktisi Perbankan dan Fintech UKM, dan Bagus Panuntun, S.E., M.B.A. selaku Dosen FBE UII.

UKM di Indonesia sampai saat ini belum mendapatkan perhatian yang merata. “Masih banyak UKM yang tertinggal apalagi pada masa pandemi, sehingga perlu adanya transformasi digital pada UKM di Indonesia,” ujar Dr. Prito Agus Hartono, S.E., M.Si. dalam sambutannya. “Ketika berbicara tentang UKM ataupun UMKM, di dalamnya terdapat fungsi-fungsi marketing. Salah satu model marketing yang paling efektif dan efisien adalah fokus kepada customer experience,” tutur Saiful dalam penyampaian materinya. Marketing sendiri memiliki tujuan bagaimana pemilik UKM bisa mengembangkan dan menyebarkan idenya dengan cara menjadi yang paling cepat, paling luas dan paling murah dalam UKM nya.

Covid-19 menimbulkan urgensi dalam pengembangan usaha UKM 4.0. Disamping itu, terdapat juga peluang bagi UKM seperti dukungan luas dari platform digital, perubahan perilaku konsumen yang semakin digital dan ketersediaan sistem pembayaran digital yang handal. UKM 4.0 diharuskan Go-Digital dikarenakan banyak memiliki keuntungan seperti menjangkau pasar yang luas, memangkas biaya, tidak harus ada alokasi dan potensi pendapatan tidak terbatas. “UKM maupun UMKM yang sudah menggunakan internet merasa terbantu dalam usaha tetapi belum memiliki kemampuan secara optimal dan seringkali memiliki kendala dalam menjalankan usaha menggunakan teknologi digital,” ujar Halim.

Secara umum, UKM di Indonesia tidak memiliki mentor bisnis sehingga kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya. Jadi, butuhnya pelatihan untuk para pebisnis untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan inovasi terbaru. Permasalahan yang dihadapi oleh UKM terdapat dari sumber daya manusia dan produksi serta pemasaran. UKM di Indonesia mengalami kesulitan dalam mendistribusikan produk (barang dan jasa) serta masih banyak yang belum memaksimalkan pemasaran secara daring. Permodalan, pemasaran, bahan baku ketenagakerjaan dan distribusi serta transportasi termasuk kesulitan yang dihadapi oleh UKM. (MA/PRH)

Dalam rangka memfasilitasi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang wawasan bisnis dan ekonomi terkini untuk melahirkan ide-ide inovatif, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan Business Talk atau BizTalk yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tahunan Business Festival for Z Generations (BizFEZ), (15/11). Tema BizTalk kali ini adalah “From Passion to Creation” yang secara umum mengangkat isu tentang langkah untuk terus berkreasi dengan passion yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk tetap menoreh prestasi di tengah pandemi.

BizTalk 2021 turut mengundang pembicara Dinda Lourensia, seorang sociopreneur yang juga merupakan alumni FBE UII. Dinda membawakan topik “How to Know and Upgrade Your Passion and Creativity”. Agar mahasiswa dapat memanfaatkan passion mereka secara maksimal, Dinda membagikan tiga tips yang telah ia jalani, di antaranya: (1) Ketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing individu, (2) Lakukan kebiasaan-kebiasaan baru yang dapat membantu individu untuk tumbuh secara positif, dan (3) Carilah teman yang akan selalu memberikan motivasi. Tak hanya itu, Dinda juga memberikan motivasi untuk para mahasiswa yang sedang berusaha untuk mencari passion mereka, “A step still count as progress”.

Selaras dengan hal tersebut, Gadis Rafidha yang juga hadir sebagai pembicara BizTalk 2021 turut membagikan pengalamannya. Gadis Rafidha merupakan seorang content creator dan millennial influencer. Pada sesi BizTalk kali ini, Gadis membawakan topik “Passion to Profit” yakni perjalanannya mendapatkan ladang income tambahan dengan memaksimalkan passion yang dimiliki.

Passion apapun yang kamu miliki berpotensi untuk menjadi tambahan sumber pendapatan jika kamu bisa memberikan added value. Pilih salah satu passion yang paling kamu minati, tekuni, dan jadilah profesional,” tuturnya. Gadis menekankan pentingnya menambahkan added value sebab hal ini menjadi nilai plus sekaligus pembeda antara kita dan rekan lainnya di bidang yang sama. “Untuk memaksimalkan passion yang kamu miliki agar menjadi profit, perlu diingat bahwa konsistensi menjadi kunci, sekecil apapun progress yang kamu lakukan setiap hari, yang terpenting tetap konsisten untuk terus mengasah passion dan menjadi profesional di bidang tersebut. Selain itu, jangan pernah menutup diri dan anti terhadap perubahan, belajarlah untuk cepat beradaptasi terhadap tren perubahan yang serba cepat, terlebih di era digital saat ini,” imbuh Gadis.

Sebagai penutup, kedua pembicara BizTalk kali ini berpesan bahwa sebagai mahasiswa, kita harus terus mengeksplorasi dan mengasah passion yang dimiliki. “Penting juga untuk diingat bahwa kegagalan adalah hal yang biasa dalam proses, tidak sepatutnya kita mudah menyerah, habiskan jatah gagal selagi masih muda, eksplorasi hal-hal positif selama duduk di bangku kuliah, dan berikan usaha terbaik dalam setiap kesempatan untuk memaksimalkan passion yang kamu miliki,” pungkas Gadis dan Dinda menutup acara. (DSN/DWI)