Menjelang pertemuan tahunan terbesar di dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan yang akan dihadiri oleh 189 negara dengan kurang lebih 15.000 peserta dan dilaksanakan pada tanggal 8-14 Oktober di Bali, Kamis pagi (27/09) di Aula Utara Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia telah diadakan forum diskusi oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Informasi Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi Informatika dengan tema Kekuatan Ekonomi Syariah dalam rangka menyambut Annual Meeting Internasional Moneting Fund – World Bank 2018. Melalui Academia Forum ini diharapkan dapat memperluas pemahaman tentang ekonomi syariah, pembahasan yang lebih kritis serta forum ini diharapakan dapat menjadi rujukan untuk isu-isu yang akan dibahas dalam acara tersebut. Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur Pengelolaan Media Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika yang diwakili oleh Dra. Siti Mei Ningsih, M.Si. dan dilanjutkan sambutan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Dr. Jaka Sriyana, SE., M.si., Ph.D. dan pemberian keynote speech Rektor Universitas Islam Indonesia yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Dr. Zaenal Arifin M.Si. menyampaikan tiga catatan isu dalam ekonomi islam diantaranya adalah dalam bidang perbankan, pasar modal, dan bisnis syari’ah.
Sesi pertama pada acara Academia Forum diawali dengan pembahasan materi Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi Syari’ah dalam APBN untuk mendukung Ketahanan Ekonomi Nasional oleh Langgeng Basuki, S.E., M.M dari Kasubdit Pengelolaan Transaksi SBSN Kementrerian Keuangan RI. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa tiga poin penting mengenai perkembangan dan peran sukuk negara, pembiayaan proyek melalui sukuk negara, dan sukuk-sukuk negara sebagai alternatif investasi bagi masyarakat. Sukuk adalah SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syari’ah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing sebagaimana yang terdapat pada UU No. 19 tahun 2008. Adapun tujuan dari pengadaan sukuk negara ini adalah untuk pembayaran APBN, pembangunan proyek yang masih termasuk dalam alokasi APBN dan beberapa manfaat sukuk negara adalah untuk diversifikasi sumber pembayaran APBN serta membiayai proyek-proyek pemerintah. Berdasarkan data yang dipaparkan dapat diketahui bahwa total akumulasi penerbitan mencapai Rp 938,68 Triliun dan alokasi sukuk negara setiap tahunnya semakin meningkat.
Selanjutnya sesi materi kedua mengenai Pembiayaan Syari’ah untuk Halal Value Chain “Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia” yang dipaparkan oleh Edi Fairuz Abadi dari Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi syariah global kini mulai meningkat sedangkan posisi Indonesia di industri halal semakin menurun. Indonesia walaupun jadi negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar nyatanya bukan menjadi pemain utama dalam bidang industri halal walaupun potensi untuk pengembangan dari produk halal yang ada di Indonesia sangat tinggi. Hal ini dilihat bedasarkan urgensi transaksi yang berjalan di Indonesia dan defisit transaksi berjalan yang terus berlangsung.
Pada sesi terakhir dari Academia Forum disampaikan oleh Drs. Achmad Tohirin, M.A., Ph.D. selaku Pakar Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia dengan pembahasan mengenai Dukungan Akademis bagi Pertumbuhan Ekonomi Syariah. Berkembangnya industri keuangan syari’ah di Indonesia diawali pada tahun 1992 pada saat momentum krisis ekonomi sehingga dari mendorong keluarnya UU Perbankan. Selain itu saat ini di Indonesia mulai banyak perguruan tinggi yang membuka program studi Ekonomi Syari’ah sehingga hal ini dapat menopang dan mendukung perkembangan industri keuangan syari’ah secara khusus dan pengembangannya dalam bidang agenda pendidikan sumber daya manusia di bidang ekonomi syariah serta terciptanya tenaga profesional yang handal dan dibutuhkan oleh industri.
Antusias yang tinggi dapat dirasakan oleh semua peserta dan panitia yang hadir pada acara Academia Forum saat sesi tanya jawab dibuka oleh moderator. Berbagai pertanyaan ditujukan kepada para pembicara berkenaan dengan materi Ekonomi Syari’ah. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia memiliki ketertarikan terhadap informasi yang diberikan oleh para pembicara. Kegiatan Academia Forum dimeriahkan juga dengan Stand Up Comedy oleh Teguh Nurwantara serta pengumuman pemenang kompetisi media sosial instagram yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.