Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan  International Student Mobility dengan tema International Business Sustainability Initiative (IBSI) melalui media zoom. Acara ini merupakan kerjasama antara FBE UII dengan Mapua University, Filipina; Malayan Colleges Laguna, Filipina; Ankara Hacı Bayram Veli Üniversitesi, Turki; dan Universiti Sains Islam Malaysia. (07/07)

Dilaksanakan secara virtual, event collaboration ini mengusung topik The Implication for Business Practice to Attain Sustainable Development. Sesi pertama diawali  dengan presentasi Paper Competition. Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Internasional FBE UII, Abdul Hakim SE., M.Ec., Ph.D. dan juga Jose Paolo Y Mack, DBA, REB dari Filipina telah ditunjuk sebagai juri Call for Paper Competition. Dalam kategori ini, 5 kelompok dari terbaik telah lolos babak “Desk Review” dan berkesempatan lanjut ke babak selanjutnya untuk mempresentasikan paper mereka kepada juri dan audience lainnya.  

Lima tim tersebut merupakan kolaborasi antara mahasiswa FBE UII dan juga Mapua University. Tim 7 yang beranggotakan Retno Puspito Sari dan Rifa Husniyah mengusung tema “Slow Fashion: An Alternative Tool to Build Fashion Sustainability” akhirnya keluar menjadi peringkat pertama. Tim 3 yang terdiri dari Ayu Dyah Chaerani, Amelia Rahmita Johar, dan Chrysta Mae F. Amplayo dengan tema paper Digitization for the Recovery and Development of SMEs Post Pandemic” mampu meraih peringkat kedua. Serta, tim 4 dengan anggota Rachma Nur Anggita, Dindalika Rajiyah Ariestani, dan Muhammad Khalifah Al Hakim yang mengangkat tema “The Analysis of How ESG Maintains Sustainable Development in Financial Crisis during Covid-19” berhasil mendapatkan peringkat ketiga dalam kategori Paper Competition.

Pada sesi kedua Sekretaris Program Studi Akuntansi Program Sarjana FBE UII, Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., PhD., SAS., dan Evangeline A. Balboa, CPA, MBA dari Filipina yang ditunjuk sebagai sebagai juri Business Plan Competition. Dengan mengusung tema Gaining Profit with Considering ESG Aspect, terdapat lima kelompok terbaik terpilih untuk memaparkan materi mereka selama 10 menit.

Tim 26 yang beranggotakan Christelle Eve F. Taclass, Patricia Ella F. Gubatan dan Melanie Zandra M.Olaza dengan tema Business Plan ANI-HATID-HAIN: A Mobile Market Delivery Service” meraih sebagai juara pertama. Tim 6 yang beranggotakan Therese C. Ed los Santos, Daffaliska Azaria N. dan Abdul Hardia Amin dengan tema Eco-Tiles meraih juara kedua. Serta Tim 16 yang beranggotakan Nabilah Suyu Wardhani dan Jemmia Mukhlisa Fadila yang bertemakan “MATSA: Instant Traditional Drink Products meraih juara ke tiga. (AWH/EL)

 

Mempersiapkan diri untuk mengoptimalkan minat dan bakat merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. Minat dan bakat tersebut  harus disesuaikan dengan passion yang dimiliki agar dapat mencapai karier yang dituju. “Banyak orang yang memiliki karier. Namun, tidak cocok dengan passionnya,” ujar Teguh Widodo, S. Psi, CHRPE sebagai HC Associate Consultant – PT LPP Agro Nusantara pada acara Webinar “Career Counseling & Preparation: Optimize Self-Interest, Talent & Strength to Your Careeryang diadakan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (07/07).

Pembicara pertama, Teguh Widodo pada Webinar kali ini membahas tentang bagaimana cara mendesain sebuah strategi kemenangan untuk mendapatkan karier yang pas dengan melihat faktor internal analysis (kompetensi dan passion yang ada pada diri kita) serta faktor external analysis (apa yang dibutuhkan oleh perusahaan). 

Tantangan yang akan dihadapi pada dunia kerja saat ini adalah kemajuan teknologi yaitu mesin atau robot. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang tidak dilakukan oleh mesin tetapi bisa dilakukan oleh manusia. “Apabila sudah di capture dan menjadikan itu (kelemahan robot) sebagai skills,  Inshaa Allah pekerjaan yang dimiliki tidak dapat digantikan dengan robot,” imbuh Teguh.

Adapun pembicara kedua, Arie Nand Jaya, S.Psi., M.Ps., menjelaskan tentang optimize self interest to your career, tentang bagaimana kita harus bisa bersaing dengan manusia lainnya maupun dengan robot. Kita bukan hanya menganalisa SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) pada diri kita saja. Namun, kita harus tau apa yang akan kita lakukan untuk kedepannya. Kemudian, ada lima elemen passion yang harus kita ketahui, yaitu adanya self-awareness atau kesadaran diri, encouragement for skill mastery atau meningkatkan skill yang kita punya, independence atau mampu melakukan sendiri, self-discipline atau disiplin dalam memulai skill nya, dan relatedness atau rela menerima ujian dalam passion nya. “Passion akan menjadi nikmat karena anda benar-benar menikmati,” ujar Arie Nand Jaya, S.Psi., M.Ps.

Arie Nand Jaya menjelaskan bahwa potensi harus disesuaikan dengan kemampuan dan personalitas diri kita sendiri. Selain itu, kita juga dapat melihat profile personality untuk mengukur sejauh mana kepribadian seseorang. “Curriculum vitae (CV) harus dibuat sebagus mungkin, dan juga kita harus berhati-hati saat bermain media sosial karena akan menjadi tolak ukur personalitas dalam pencocokan terhadap CV yang kita buat,” ungkap Arie.(SAR/SLP)

Situasi pandemi seperti sekarang, pembelajaran secara internasional dianggap sangat diperlukan untuk mahasiswa. Oleh karena itu, International Program Forum (IPF) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan International Student Mobility dengan tema International Business Sustainability Initiative (IBSI) yang berlangsung pada tanggal 6-8 Juli 2021. Acara ini dihadiri oleh Marites De Guzman Feliciano sebagai perwakilan Universitas Mapua Filipina dan Kepala Prodi Ilmu Ekonomi, Agus Widarjono, M.A., Ph.D. sebagai perwakilan Universitas Islam Indonesia. 

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FBE UII, Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D. dalam sambutannya menjelaskan tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai wadah untuk mahasiswa agar dapat berinteraksi secara internasional, khususnya di situasi pandemi ini. Beliau juga berpendapat tentang bisnis di era sekarang, “Bisnis di jaman sekarang tidak hanya mementingkan perkara keuntungan tetapi juga tentang bagaimana bisnis tersebut dapat berkontribusi sosial kepada lingkungan sekitarnya,”.

Marites De Guzman Feliciano sebagai Licensed Chemical Engineer Mapua University, menceritakan kisahnya yang terjun ke dunia bisnis tanpa modal yang kuat dan latar belakang bisnis. “Tidak ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu,” imbuh Marites.

Dalam perjalanan bisnisnya terdapat tiga tantangan dan peluang yaitu at the start – from scratch, in the middle, and pandemic.  Berawal dari tidak adanya sumber daya untuk membangun bisnis hingga beliau menemukan peluang dan tantangan saat pandemi. Pandemi ini adalah cara alam memberitahu untuk berhenti sejenak dan mengubah gerakan seperti menggunakan metode baru dan platform elektronik untuk tetap bisa menjalankan pemasaran bisnis. Sehingga, beliau mengatakan, “Setiap pengalaman maupun setiap situasi yang kita hadapi adalah potongan teka-teki dan fondasi dasar bahwa siapa kita suatu hari nanti,”.

Agus Widarjono, menjelaskan bahwa Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) merupakan bagian dari keputusan investasi terkait lingkungan, sosial dan tata kelola untuk menghasilkan manfaat dan keberlanjutan baik perusahaan maupun masyarakat secara bersamaan dan secara keseluruhan. Mengapa mesti ESG? karena ESG bisa menarik investor untuk berinvestasi dalam jangka panjang serta dapat memberikan wawasan yang tidak berwujud aktiva dan mengungguli kinerja yang lebih baik dari bisnis tradisional. ESG juga telah dilaksanakan di beberapa negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.

Terdapat tiga aspek tantangan dalam melakukan ESG di Indonesia yaitu aspek lingkungan, sosial dan pemerintah. Dalam bisnis, pilar lingkungan sering mendapat perhatian paling besar. Perusahaan fokus pada pengurangan jejak karbon, limbah kemasan, pengguna air dan efek keseluruhannya terhadap lingkungan. (DIN/PIKA)

Revolusi industri 4.0 menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat di antara pebisnis satu dengan lainnya di era serba teknologi ini. Para pemilik bisnis perlu paham bahwa strategi berperan penting dalam penentuan konten iklan digital untuk keberhasilan mendatangkan pelanggan. Itu sebabnya, penting menentukan strategi yang sesuai dengan pemasaran produk yang akan ditawarkan.

“Dalam kondisi yang serba digital ini, penguasaan teknologi digital sangat diperlukan, terutama dalam sektor pemasaran bisnis. Karenanya, melalui workshop digital marketing ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa lebih knowledgeable dan memahami strategi periklanan dengan konsep pemasaran digital”, ujar Anjar Priyono SE., M.Si., Ph.D dalam sambutannya mengawali acara Workshop Digital Marketing bertajuk “Strategi Membuat Iklan yang Mendatangkan Banyak Pelanggan” pada Senin (5/7). 

Tren pemasaran digital meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Dengan maraknya tren pemasaran digital berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan terkait konten yang edukatif, atraktif, dan efektif untuk mendatangkan pelanggan. Kualitas konten nantinya akan berperan signifikan dalam strategi pemasaran. Konten yang digunakan bisa sangat bervariatif.

“Terdapat dua mazhab pada dunia per kontenan secara online: Pertama, secara gratis (organik), yang kedua berbayar. Kedua pilihan ini tidak ada salahnya, sesuai dengan kondisi pebisnis. Banyak pula platform yang bisa digunakan untuk pemasaran ini,” jelas Soryadin Laoddang selaku narasumber pada workshop kali ini. 

Berbagai macam sosial media yang bisa digunakan saat ini sangat variatif seperti instagram, Tiktok, hingga story whatsapp. Adanya berbagai macam media akan memudahkan pebisnis dalam menjalankan marketing. Kemudahan ini bisa dikembangkan oleh pebisnis untuk memaksimalkan marketing suatu produk kepada calon pelanggan.

“Perlu adanya perencanaan dan manajemen konten agar timbul optimalisasi saat materi akan diterbitkan. Fenomena yang sering terjadi ketika kebingungan melanda pelaku usaha yang sudah mempunyai media digital untuk pemasarannya, tetapi bingung terkait konten apa yang harus dipublikasikan. Hal seperti ini dapat diminimalisasi dengan melakukan perencanaan konten yang terstruktur,” imbuh Soryadin Laoddang.

Kejenuhan pada konten yang monoton dapat diselingi dengan kampanye hiburan yang bisa menggaet pelanggan untuk datang. Salah satu konten hiburan yang dilakukan oleh Soryadin Laoddang dengan membuat materi yang berisikan meme hingga caption clickbait yang sedang hype di masyarakat saat ini. Penargetan pada konsumen pun juga harus diatur ketika pebisnis akan menerbitkan suatu kampanye. Segmentasi ini bertujuan agar materi yang akan kita post bisa tepat sasaran dan sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan. (AFA/DWI)

Tren perkembangan teknologi informasi yang pesat berdampak signifikan pada semua aspek kehidupan dan menentukan perkembangan ekonomi secara global. Di tengah isu tersebut, timbul  optimisme peluang ekonomi baru yang tumbuh dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 

“Memasuki era digital seperti saat ini terlebih disaat pandemi, digital platform mempunyai peran yang mendasar bagi keseluruhan proses bisnis. Ini menjadi tantangan yang luar biasa bagi UMKM. Fleksibilitas struktur dan pengelolaan harus didukung dengan kemampuan beradaptasi yang cepat.” ujar Arif Hartono, Drs., MHRM., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Manajemen saat membuka kegiatan Webinar Current Issue dengan tajuk “Akselerasi Transformasi Digital pada UMKM” yang diadakan oleh Program Studi Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (03/07).

Upaya transformasi digital terus digalakkan untuk menunjang kestabilan para pelaku UMKM disaat pandemi Covid-19.

“Dengan keadaan pandemi seperti sekarang, seharusnya penerapan teknologi digital pada UMKM semakin dipercepat karena secara keseluruhan pelaku UMKM ini dihadapkan oleh tantangan bisnis yang secara tidak langsung memaksa mereka untuk dapat beradaptasi dengan teknologi.” imbuh Patricia S Marianne Sumampouw, S.E, M.E selaku Pengamat Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal.

UMKM perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk bertahan, bangkit, bahkan melompat naik kelas. 

“Secara bersama-sama sinergi antara pemerintah, akademisi, praktisi, maupun pelaku usaha sendiri harus bisa mewujudkan transformasi digital pada UMKM,” tambah Dra. R. R. Mae Rusmi Suryaningsih, MT. yang menjabat Kepala Dinas Perindag Kabupaten Sleman.

Dukungan Pemerintah Daerah Sleman terhadap transformasi digital UMKM diantaranya penyediaan akses internet di beberapa sentra industri dan pasar tradisional, Lopis.id (Layanan Online Pasar ing Sleman), aplikasi Cariaku melalui cariaku.slemankab.go.id (Pencarian IKM Unggulan), Larrez (Toko Online bagi IKM), Larrezz.id (Aggregator Reseller), Slemanmart.id dan Virtual Expo, Gebyar 2000 UMKM Bersama Gojek, dan Rumah Kreatif Sleman.

Salah satu UMKM Sleman yang melakukan transformasi digital yaitu Risum. Risum memproduksi sekaligus memasarkan apron sebagai alat pelindung diri untuk bekerja. Risum melakukan pengembangan kampanye digital berbasis isu/tren terkini. Misalnya, kampanye paket starter kit untuk cafe dan restoran dalam menghadapi Covid-19. 

“Dukungan digital marketing membantu menjangkau pasar secara efektif, efisien, dan terukur. Setelah menggunakan digital marketing kenaikan penjualan cukup signifikan hingga diatas 300%,” ucap Alita, pemilik UMKM Risum. 

Model pemasaran digital terstruktur yang digunakan Risum diantaranya Website, Social Media (Facebook dan Instagram), Marketplace, dan Google Ads. Risum juga melakukan kolaborasi dengan Key Opinion Leader (KOL) maupun influencer untuk meningkatkan jangkauan pasar, brand awareness, dan penjualan produk. (NNS/ARA)

Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan acara “Sosialisasi Kurikulum Baru 2021 Program Studi Sarjana Akuntansi (Reguler)”. Sosialisasi yang diadakan pada Sabtu, 03 Juli 2021 ini dilakukan melalui zoom dan diikuti oleh mahasiswa Prodi Sarjana Akuntansi dari seluruh angkatan. Program Studi Akuntansi telah menuntaskan penyusunan kurikulum baru yaitu kurikulum 2021 yang dilaksanakan melalui berbagai tahap, diantaranya adalah melakukan berbagai penjaringan aspirasi dari berbagai stakeholders termasuk diantaranya adalah dari industri, user, alumni, organisasi profesi dan juga para akademisi dari berbagai universitas. 

Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi FBE UII, Dr.Mahmudi M.Si.,CMA, mengatakan “Mulai semester ganjil tahun 2021 ini, tepatnya di bulan September mendatang, Program Studi Sarjana Akuntansi FBE UII akan mencoba untuk memulai menerapkan kurikulum baru 2021”. Sebagaimana diamanatkan oleh peraturan Kemendikbud-Ristek dan Rektor bahwa kurikulum harus dievaluasi  setiap minimal 5 tahun. Tambahnya, beliau menuturkan, “Ini memang saatnya kita untuk update dan upgrade kurikulum Prodi Akuntansi”. Beliau juga memaparkan bahwa penerapan kurikulum ini nantinya tidak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap IPK mahasiswa. Perubahan ini dikatakan tidak terlalu signifikan. 

Sekretaris Program Studi Sarjana Akuntansi FBE UII, Rifqi Muhammad SE. M.Sc. PhD, sebagai pembicara turut menyampaikan “Sejalan dengan tujuan Prodi Akuntansi yang menghasilkan lulusan berkompetensi fungsional, personal dan berperspektif bisnis global, maka struktur kurikulum 2021 ini dirumuskan dalam tiga jalur yaitu jalur reguler, magang dan kewirausahaan”. Ketentuan tersebut hanya berlaku bagi mahasiswa angkatan 2018 dan seterusnya; angkatan 2017 dan sebelumnya tetap harus menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir. Pengambilan jalur magang pada semester ganjil wajib mengambil program magang saat masa key-in berlangsung dan diikuti dengan beberapa mata kuliah yang wajib dilaksanakan selama semester ganjil, begitu pula dengan jalur kewirausahaan. Bagi mahasiswa yang ingin mengambil jalur magang ataupun wirausaha wajib mengajukan usulan program pada tanggal 1-15 Agustus 2021. 

Dalam kurikulum baru ini, Prodi Akuntansi FBE UII menggantikan mata kuliah ujian komprehensif dengan pendalaman kompetensi akuntansi, yang statusnya harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baik jalur reguler, magang ataupun kewirausahaan. Perbedaan pengambilan mata kuliah tiga jalur tersebut adalah saat masuk semester tujuh dan delapan. Beberapa mata kuliah yang jumlah SKS-nya berubah akan dikonversikan dengan ketentuan yang dapat didiskusikan dengan masing-masing dosen pembimbing akademik (DPA). (AD/ULF)

Dampak pandemi COVID-19 begitu terasa di sektor bisnis. Pola marketing perusahaan juga ikut berubah mengikuti perubahan perilaku konsumen. 

Dalam kondisi ini, strategi bisnis menjadi krusial bagi para pebisnis agar tetap berjalan stabil dan berkembang. 

“Sekarang kita memasuki revolusi industri 4.0. Segala sesuatu dituntut untuk dilakukan secara online karena pandemi,”ujar Heru Sutadi, ST., M.I.Kom sebagai Direktur Eksekutif – Indonesia ICT Institute pada acara Webinar “Stadium Generale: Tantangan Optimalisasi Big Data-Driven Business & Marketing Strategy di kala Pandemi” yang diadakan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (28/06).

Tren pemanfaatan internet atau digital meningkat seiring dengan pembatasan aktivitas karena pandemi. Big data merupakan hal khusus untuk mengolah data agar dapat bermanfaat bagi marketing suatu bisnis. Big Data memiliki kemampuan diatas software biasa untuk menangkap, menyimpan, mengatur dan menganalisa suatu data dengan jumlah yang besar. 

“Pada era pandemi ini, big data cenderung digunakan dalam konsep mikro. Sedangkan, perusahaan makro masih kaget dan mau tidak mau harus lebih siap berperang dalam menggunakan big data,” imbuh Dr. Endi Gunanto Marsasi, SE., MM. selaku dosen Jurusan Manajemen FBE UII.

Dengan Big data konsumen sendiri yang akan memberikan data secara real dan fair. Sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai keinginan konsumen. Big data juga meningkatkan pengetahuan terkait pengalaman konsumen terhadap merek melalui skema testimoni yang dikumpulkan dan disegmentasikan. Hal tersebut, membantu recalling konsumen untuk repeat order. Serta membantu perusahaan dalam efisiensi dan penghematan biaya.

Pada webinar sesi 2 yang berjudul Blockchain: Tantangan Implementasi di Bisnis Digital & UMKM Indonesia.

“Era digital adalah era yang tidak lagi terelakkan saat ini, Mahasiswa sebagai penerus bangsa tentunya harus paham akan perkembangan digital saat ini karena sebentar lagi, teknologi akan menjadi suatu kebiasaan kita sebagai umat manusia,” ucap Arif Hartono selaku Ketua Jurusan Manajemen FBE UII.

Blockchain adalah Distributed Ledger Technology, memungkinkan kita memindahkan data secara peer-to-peer dengan mendistribusikan database ke beberapa titik sehingga tidak perlu bergantung pada satu buah server.

“Teknologi Blockchain mengeliminasi adanya sistem terpusat menjadi sistem yang desentralisasi. Artinya, server yang sebelumnya hanya berpusat pada satu titik akan terdistribusi menjadi banyak dan dimiliki oleh masing-masing pengguna,” tambah Muhammad Deivito Dunggio, ST. yang merupakan Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia.

Ada beberapa alasan mengapa Blockchain lebih baik jika dibandingkan dengan Central Database. Central Database mengumpulkan seluruh data dalam satu lokasi dimana hal tersebut akan menjadi sasaran empuk bagi hacker untuk meretas sistem yang ada dalam satu perusahaan. Berbanding terbalik dengan sistem blockchain yang mana mendistribusikan server kepada masing-masing pengguna. (ARA/MRF)


Kripto merupakan suatu aset yang dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran dengan menggunakan kriptografi yang kuat untuk mengamankan transaksi keuangan. Kripto tidak memiliki wujud fisik yang bisa kita sentuh, lain halnya dengan uang atau emas yang bisa kita sentuh di kehidupan sehari-hari.

Lalu, bagaimana dengan kripto itu sendiri? Apakah dalam Islam diperbolehkan? Apakah investasi kripto itu halal? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, Program Pengkajian dan Pengembangan Islam Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan pembahasan diskusi tentang Cryptocurrency di Indonesia dengan tema “Peluang Investasi Halal Melalui Cryptocurrency”.  Diskusi ini dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom yang diadakan pada hari Minggu (27/06/2021). Pembahasan diskusi ini dibawakan oleh 4 pembicara yaitu Teguh Kurniawan Harmanda, M.E.P sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia atau ASPAKRINDO, Arif Singapurwoko, MBA. sebagai Akademisi Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII, Umar Aditiawarman, Ph.D. sebagai Kepala Divisi Direktorat Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi Dan Keuangan Syariah atau KNEKS, dan terakhir yaitu Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Ec. sebagai Anggota Badan Pelaksana, Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia.

Dalam sambutannya, Priyonggo Suseno, SE., M.Si., Ph.D., selaku Direktur dari P3EI Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII menuturkan bahwa Cryptocurrency sudah berkembang cukup lama, bahkan dengan teknologi yang canggih. Namun, para ulama kita belum ada yang mengeluarkan fatwa tentang hal tersebut, sementara masyarakat atau kita sendiri sudah berjalan cukup jauh. “Kripto itu sendiri merupakan aset dan komoditas di Indonesia sehingga berdasarkan hal tersebut, kripto ini sah sah saja untuk diperdagangkan”, ujar Teguh Kurniawan Harmanda selaku Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia atau ASPAKRINDO.

Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Ec. dalam diskusinya menyampaikan kesimpulan awal bahwa Cryptocurrency dimungkinkan untuk menjadi alat tukar menurut perspektif Syariah. “Jika Cryptocurrency dihukumi sebagai alat tukar, maka akan berlaku Hukum Bay’ Sharf yang artinya dia tidak diperbolehkan untuk berperan ganda (alat tukar sekaligus instrumen investasi) ”, imbuhnya. Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego juga menambahkan bahwa Cryptocurrency tidak bisa dihukumi sebagai komoditas karena tidak bernilai langsung menurut ‘urf (tradisi), kecuali jika disandarkan kepada aset nyata.

Diskusi ini membicarakan mengenai memposisikan halal atau haramnya cryptocurrency tergantung pada jenis kripto apa yang digunakan.  Lalu, bagaimana cara mengetahui mana saja yang halal? Untuk menjawab pertanyaan ini, terdapat salah satu pembicara yang memperkenalkan Islamic Finance Guru (IFC) yang telah memberikan 50 Cryptocurrency teratas berdasarkan kapitalisasi pasar beserta status halal dan analisisnya. (MA/SLS)

Saat ini, sebuah universitas diharapkan tidak hanya mampu menciptakan generasi peneliti yang handal, melainkan juga diharapkan mampu mencetak para pengusaha. Hal ini sejalan dengan visi Universitas Islam Indonesia yakni sebagai Entrepreneurial University, yang kemudian melahirkan sebuah program Entrepreneurial Learning Outcome (ELO) dari Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan yaitu Simpul Tumbuh UII. Program Studi Manajemen FBE UII (Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia) merupakan salah satu prodi yang berhasil meraih hibah yang didukung oleh konsorsium Erasmus+ GITA (University of Gloucestershire – Inggris; University of Innsbruck – Austria; Technology University of Dublin – Irlandia; Fachhochschule des Mittelstands University – Jerman) serta Asosiasi Akselerator Kewirausahaan Indonesia (AKSELWIRA) dan mewujudkan hibah tersebut dalam kompetisi Business Model Canvas (BMC) 2021, (25/6).

Banyaknya ide bisnis yang dimiliki oleh mahasiswa kini dapat dituangkan dalam kompetisi BMC tersebut. “Kompetisi Business Model Canvas (BMC) ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa Prodi Manajemen UII untuk mewujudkan ide bisnis. Di samping itu, kompetisi ini juga dapat dijadikan sebagai ajang validasi ide bisnis dari mahasiswa,” ujar Ketua Program Studi Manajemen, Anjar Priyono, SE., M.Sc., Ph.D.

Penyelenggaraan kompetisi Business Model Canvas yang didukung pula oleh Entrepreneurial Development Program (EDP) milik Prodi (Program Studi) Manajemen ini diikuti oleh puluhan tim bisnis dari seluruh mahasiswa lintas prodi di lingkungan UII. Terpilih tiga tim bisnis dari sepuluh finalis terbaik pada babak penjurian oleh beberapa dewan juri yang terdiri dari Bagus Panuntun, SE., MBA., CWM., CFP., CSA., CBC. (Deputi Direktur Inkubator Bisnis & Teknologi IBISMA UII), Muhammad Ilham, SE. (Founder & CEO Waktukita), dan Andriyastuti Suratman, S.E., M.M., CHRMP (Dosen Kewirausahaan Jurusan Manajemen UII). Ketiga tim bisnis pemenang kompetisi tersebut yakni ARTIKOS (Platform Digital untuk Design & Pengadaan Interior) yang dipimpin oleh Muhammad Irsyad al-Fikri sebagai Juara ke-1, MagnetZ Project (Platform Digital Pengembangan Bisnis B2B) yang di pimpin oleh Adelia Azka Sofia sebagai Juara ke-2, dan Selingan Foods (Bisnis Kuliner dan Coffee Shop) yang di pimpin oleh Gifari Rizki Putranto sebagai Juara ke-3.

Kompetisi Business Model Canvas sebagai salah satu jalan untuk mewujudkan visi Universitas Islam Indonesia sebagai Entrepreneurial University. Berkaitan dengan hal tersebut, FBE UII juga berharap nantinya kompetisi yang telah terselenggara tersebut menjadi salah satu cara untuk dapat mencetak profil lulusan wirausaha. (PIO/AMA).

Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam perkembangan keuangan syariah. Namun, pandemi COVID-19 yang hingga kini belum berakhir memaksa kita untuk membuka mata tentang bagaimana dampak dan pengaruh pandemi pada perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Islamic Economics Study Club (IESC) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi  yang dilakukan secara daring via zoom dengan tema “Mengulik Arah Perkembangan Bank Syariah Indonesia”. Diskusi ini berlangsung pada hari Sabtu (16/06) dengan melaksanakan sesi pemaparan materi yang disampaikan oleh Faisal Basri, S.E., M.A.

Faisal Basri, S.E., M.A. menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 secara tidak langsung membuka kotak pandora bagi kita, memperlihatkan bagaimana sebenarnya struktur ekonomi Indonesia masih rapuh. Di era pandemi ini, setidaknya masyarakat Indonesia harus mampu untuk menciptakan value creation, yaitu bagaimana meramu berbagai karunia Allah swt. yang diberikan kepada kita agar menghasilkan barang dan jasa yang baru serta menciptakan inovasi dan pembaruan.

Sayangnya, hingga saat ini peranan bank syariah masih relatif sangat rendah. Per November 2020, aset total bank syariah sebesar Rp 592 triliun, sedangkan aset bank umum sebesar Rp 9.053 triliun. Pangsa aset bank syariah hanya sekitar 6,5 persen.

“Perbankan syariah itu menjunjung tinggi kegiatan produktif yang memberikan maslahat bagi rakyat banyak serta mengedepankan semangat pembaruan,” ucapnya.

Dari sisi positif, bank syariah memiliki keunggulan prinsip yang tak terelakkan. Bank syariah dikatakan lebih mengutamakan prospek suatu bisnis atau industri. Untuk mendukung hal tersebut, bank syariah membutuhkan analisis kredit yang memahami sektor-sektor bisnis yang nantinya menjadi prioritas. Lebih jauh, kemudian bank syariah juga akan memberikan bantuan teknis kepada debitur.

“Jadi, bank syariah bukan hanya sekedar memberikan pinjaman kepada debiturnya. Namun, bank syariah memberikan pendampingan khusus pada bisnisnya. Harapannya, debitur akan terpacu produktivitas dan tingkat daya saingnya sehingga mampu memberikan maslahat bagi umat.” sambung Faisal.

Profil unit bisnis di Indonesia pada 2018 mencatat, sektor mikro menjadi mayoritas dengan persentase 89%. Ironisnya, perbankan konvensional belum menyentuh sektor tersebut. 

“Bank konvensional cenderung menganggap unit bisnis skala mikro kurang bankable”, tutur Faisal. Menurutnya, hal ini mengindikasikan perbankan yang tidak sehat. 

“Pada dasarnya, perbankan adalah jantung ekonomi. Tugas perbankan adalah menyedot darah (dana) dari masyarakat, kemudian dipompanya kembali pada sekujur perekonomian.” (NFF/DHK)