Selasa (08/11) pukul 10:00 WIB, The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Kedatangan tamu representatif dari AACSB bermaksud untuk menjelaskan berbagai hal terkait dengan proses suatu fakultas mendapatkan akreditasi dari AACSB.

AACSB merupakan asosiasi dunia nonprofit & forum akreditasi internasional bagi sekolah bisnis di dunia. AACSB mengevaluasi standar dan proses akreditasi untuk meningkatkan relevansi, mempertahankan sirkulasi, dan meningkatkan nilai. Anggota pendiri AACSB terdiri dari 17 universitas dan perguruan tinggi. Beberapa universitas tersebut antara lain seperti Columbia University, Cornell University, Harvard University, New York University.

Memperoleh akreditasi AACSB merupakan proses yang sulit dan memakan waktu yang tidak sebentar, yaitu kurang lebih tujuh tahun. Tahapan-tahapan yang harus dilalui agar terakreditasi AACSB adalah bergabung dalam AACSB International Membership dan memperoleh eligibility status. Selanjutnya, penunjukkan mentor AACSB dan kunjungan pertama mentor ke kampus serta penyetujuan initial self-evaluation report dan unit application form/exclusion proposal. Tahapan selanjutnya yaitu penyetujuan implementasi rencana strategis beserta penyerahan laporan final self-evaluation dengan kunjungan peer review team. Tahap terakhir adalah pengesahan oleh Initial Accreditation Committee (IAC) AACSB. 

Meskipun proses akreditasi AACSB melalui proses yang panjang, namun Dekan FBE UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D.,CFrA, CertlPSAS., mengatakan, “Resources yang Fakultas Bisnis dan Ekonomika punyai sebenarnya bisa diarahkan ke sana. Ini suatu peluang bagi kami untuk ke depannya.” Beliau juga menambahkan, “Karena dengan mendapatkan akreditasi AACSB kita akan lebih leluasa, nanti otomatis peringkat kita di level internasional akan meningkat.” (ADN/NKF)

Selasa (8/11), Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mendapat agenda kunjungan dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh untuk belajar bagaimana sistem kelas International Program (IP) yang dilaksanakan di FBE UII. Dihadiri oleh delegasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh Dr. Hafas Furqani, M.Ec selaku Dekan FEBI UIN Ar-Raniry, Dr. Israk Ahmadsyah selaku Wakil Dekan II, Dr. Analiansyah selaku Wakil Dekan III dan M. Syauqi Armia, Lc., MBA selaku Koordinator Kelas Internasional serta disambut baik oleh Johan Arifin, S.E., MSi., Ph.D., CFrA, CertlPSAS selaku dekan FBE UII dan para jajarannya. 

Dalam kunjungan UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini mereka menyampaikan Hafas Furqani bahwa kunjungan silaturahmi ini untuk mempelajari bagaimana kelas IP, yang diharapkan semester depan FEBI UIN Ar-Raniry dapat mempersiapkan dengan matang kelas internasional yang akan dibuka, beliau juga menyampaikan terkait berbagai kerjasama yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak dengan Aceh yang siap untuk bermitra dalam kegiatan-kegiatan bersama bidang pendidikan, penelitian, maupun pengabdian pada masyarakat. 

“Terkait international class memang menarik dan kami ingin mempelajari bagaimana step by step,” ujar Israk Ahmadsyah. Selain itu, beliau juga menjelaskan pengalaman sebelumnya bahwa FEBI UIN Ar-Raniry pada Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) mencoba mendesain membuat sidang dengan bahasa Inggris. Terdapat juga kurikulum dari luar yang ditambahkan, tetapi belum menjadi paket Internasional Program serta mengharapkan FEBI UIN Ar-Raniry dapat maju dalam Akreditasi Internasional. 

Diskusi dilanjutkan dengan pernyataan dari FEBI UIN Ar-Raniry terkait persiapan yang diperlukan untuk membangun Program Internasional. Maulidyati  Aisyah , SE., M.Com(Adv)., M.Ak. Akt., selaku Sekretaris Program Internasional Akuntansi, merespons positif pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa Program Internasional memerlukan keahlian bahasa Inggris dengan mengundang native agar mahasiswa yang masuk Program Internasional dapat meningkatkan keahlian dalam berbicara bahasa Inggris. Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa Program Internasional dengan mengikuti International Student Mobility (ISM) bisa mengikuti program double degree atau student exchange.

“Yang paling penting dalam peningkatan kualitas program internasional adalah pendanaan dan perlunya persyaratan TOEFL. IP menjadi pioneer international class di Indonesia yang didirikan pada tahun 1997 dengan dibentuknya karakter yang harus dibentuk agar siap berkiprah di kancah internasional dengan mengikuti kegiatan camp dan outbound agar tahan di segala situasi,” ungkap Katya. Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa IP diikutkan kompetisi di luar negeri agar dapat melatih public speaking mahasiswa. 

“Harapan yang ingin dicapai dari saya yaitu tercapainya kerjasama antara UII dan UIN Ar-Raniry agar terwujudnya kelas internasional di UIN Ar-Raniry Aceh dan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa dan sebagai pertukaran pelajar untuk negara lain,” pungkas Hafas. (SAR/AWH)

Krisis ekonomi yang melanda dunia akibat pandemi COVID-19 dan Perang Rusia-Ukraina, membuat para pelaku ekonomi mengalami dampak yang signifikan. Menilik dari permasalahan tersebut, Bank BPD DIY bertindak dengan mengadakan kegiatan Talkshow bertempat pada Digital Lounge BPD DIY Malioboro yang mengangkat  tema “Krisis dan Strategi: dari Peradaban Sampai Perusahaan.” Dalam kegiatan ini, mereka menghadirkan dua pakar yang ahli dalam bidangnya masing-masing, yaitu Drs. Suwarsono Muhammad, M.A dan Prof. Dr. Heru Nugroho (5/10).

Acara dibuka oleh Arif Wijayanto selaku Kepala Unit Syariah BPD DIY. Dalam pidatonya, Arif menyampaikan bahwa menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekitar 21,6% masyarakat Indonesia baru memahami tentang keuangan dan menggunakan transaksi keuangan. Dirinya berharap dengan adanya kegiatan talkshow ini, banyak masyarakat yang teredukasi tentang literasi keuangan. “Insyaallah kegiatan ini turut menambah andil dalam literasi keuangan masyarakat Indonesia,“ tutur Arif. Disampaikan lebih lanjut bahwasanya ini merupakan Talkshow Series 1, akan ada series-series selanjutnya yang akan terlaksana.

Suwarsono dalam sesi penyampaian materi menyinggung tentang pergeseran struktural dan transformasi skala global. “Dalam perkembangan selanjutnya krisis ekonomi cukup sering dinyatakan sebagai tanda awal kemunduran peradaban Barat,” jelasnya. Hal ini dapat menjadi tanda kemungkinan kemunduran posisi hegemoni Amerika dalam mengatur dan mengendalikan dunia serta kemunculan calon negara adikuasa baru, yaitu China. Hal ini merupakan fenomena yang tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Suwarsono kemudian memperkuat argumennya, “Berdasarkan pada teori Thucydides yang mengatakan bahwa setiap ada calon penguasa baru yang naik dan di sisi lain ada penguasa lama yang turun, proses pergantiannya ini umumnya melalui perang besar.” Lebih lanjut dalam pemaparan materi sesi kedua, Heru juga menyampaikan tentang dunia yang terus berubah. “Dunia semakin membingungkan (disrupsi) dan hegemoni suatu kekuatan akan terus berubah,” tutur Heru. 

Krisis yang timbul disebabkan oleh perang termasuk ke dalam salah satu keseimbangan yang berubah dimana hal ini menimbulkan dampak yang cukup terasa terutama pada sisi perbankan, krisis ini membuat masyarakat bertanya-tanya apakah harus bersikap optimis atau pesimis dalam menghadapinya. Pada sesi tanya jawab, muncul pertanyaan menarik dari salah satu peserta talkshow yang sekaligus menjawab pertanyaan “What’s Next?’’. Suwarsono menuturkan bahwa, “Ada yang menyebut singularitas teknologi dimana teknologi merupakan satu-satunya penentu masa depan, hal ini sangat menakutkan, jadi siapa saja yang ketinggalan  teknologi akan ketinggalan yang lainnya. Kita harus mengejar teknologi, dua trek harus ditempuh bersama baik trek dasar dan terkini walaupun itu sulit, juga tentang policy teknologi jangan serahkan pada swasta tapi harus kepada negara.” (SM/DL)

Dalam rangka meningkatkan kinerja antar instansi pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya berkesempatan untuk melakukan kunjungan universitas dalam rangka studi banding yang berlangsung pada Rabu (05/10). Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang 1/1 FBE UII ini disambut hangat oleh Johan Arifin, S.E., M.Si.,Ph.D. selaku Dekan FBE UII.

Studi banding dibuka dengan perkenalan kedua belah pihak instansi pendidikan dan dilanjutkan dengan pengenalan singkat profil Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII oleh Johan. Sesi diskusi kali ini dimulai oleh Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA., selaku Dekan UNTAG Surabaya yang mana beliau menyampaikan bahwa studi bandingnya ini bermaksud untuk sharing ilmu terkait strategi dalam meningkatkan keunggulan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAG Surabaya.  

“Kebhinnekaan menjadi salah satu keunikan dari kami (UNTAG). Selain itu, kami mendengarkan dan melantunkan lagu Indonesia Raya setiap jam 10 pagi di hari Senin hingga Jumat,” ujar Slamet. Selain itu, sebagai instansi perguruan tinggi, UNTAG berupaya untuk mengambil pembelajaran terkait bagaimana FBE UII memasarkan program studi yang dimiliki dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan.

Diskusi kembali dilanjutkan dengan pertanyaan dari UNTAG terkait keperluan Laboratorium Pendukung pada Program Studi Manajemen. Maulidyati Aisyah, SE., M.Com(Adv)., M.Ak., Akt., selaku Sekretaris Program Internasional Akuntansi, merespons positif pertanyaan tersebut dengan menjelaskan bahwa laboratorium untuk Program Studi Manajemen dipersiapkan untuk menjalankan mata kuliah wajib Sistem Aplikasi Enterprise Resource Planning Systems Applications and Products (ERP-SAP).

“ERP menjadi mata kuliah yang penting dan wajib diikuti karena pengaplikasian ERP sendiri telah digunakan di banyak perusahaan,” ujar Mauli. FBE UII sendiri telah melakukan kerjasama dengan SAP untuk mempersiapkan modul pembelajaran ERP kepada mahasiswa.

UNTAG juga tertarik untuk membuka kelas internasional atau kelas bilingual mengingat tingginya minat mahasiswa untuk mempelajari bahasa asing. Merespon hal tersebut, Abdul Hakim, S.E., M.Ec., Ph.D., selaku Sekretaris Program Internasional Ekonomi Pembangunan, menjelaskan terkait Program International Student Mobility (ISM) yang diterapkan FBE UII dengan harapan mahasiswa mendapat wawasan internasional terkait cara pembelajaran dan bersosialisasi di luar negeri. 

“Program ISM tidak selalu berhubungan dengan akademik, tetapi mahasiswa menjadi tahu sosial dan budaya yang ada di luar negeri,” jelas Abdul Hakim. Selain Program ISM, terdapat Program ACCA yang ada di Program Studi Akuntansi yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapat sertifikat profesional dan double degree tanpa harus berkuliah di luar negeri. “Mahasiswa bisa mendapat double degree dari Oxford hanya dari Condongcatur tanpa harus ke Inggris,” ujar Muamar Nur Kholid, Sekretaris Program Studi Akuntansi. (MZH/SLS)

Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi perhatian utama pemerintah dalam kebijakan pengembangan usaha di masa pasca pandemi. UMKM berperan sebagai pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berangkat dari keresahan tersebut, Entrepreneur Community (EC) sebagai komunitas yang bertujuan untuk mewadahi mahasiswa dalam menumbuhkan jiwa dan mental wirausaha kembali menghadirkan Indonesian Business Carnival (IBC) di Sleman City Hall, Yogyakarta (1-2/10).

Pelaksanaan IBC #10 ini rupanya berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Perhelatan IBC #10 2022 kali ini kembali dilaksanakan secara offline. “Kami selaku panitia mengucapkan selamat kepada para pihak yang sudah berkenan untuk menjadi bagian dari IBC #10, yang merupakan pembuka kembali IBC sebelumnya dari online selama pandemi, hingga saat ini beralih ke offline,” tutur Gulam Fadil Aqsal selaku Ketua Organizing Committee IBC 2022 dalam sambutannya.

Drs. Achmad Tohirin M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FBE UII dalam sambutannya menaruh harapan agar generasi muda saat ini harus mempunyai cita-cita menjadi wirausahawan, namun wirausahawan yang syar’i. “Wirausaha menjadi fokus yang sangat utama dalam pendidikan di kampus kita dan salah satu inspirasinya adalah dari Rasulullah SAW,” ujarnya.

Acara pembukaan kemudian ditutup dengan ungkapan kegembiraan dan pemotongan pita oleh Dr. Ir. Arif Wismadi M.Sc selaku Direktur Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh. “Kami mewakili universitas sangat bergembira dengan inisiatif di Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII, terutama komitmen yang sangat tinggi untuk menyelenggarakan IBC 2022 yang kesepuluh ini, karena ini menunjukkan inspirasi dan semangat yang searah dengan harmoni di lingkungan fakultas dan universitas,” pungkas Arif menutup sesi sambutan.

IBC tahun ini mengangkat tema budaya dengan tagline “Kana Loca”, yang berarti harapan yang luas terhadap kolaborasi berbagai budaya antar generasi yang beragam. Terdapat tiga rangkaian acara inti yang terdiri dari Expo, Workshop, dan Entertainment. Pada kegiatan Expo, terdapat 16 tenant yang terdiri dari thrifting dan food and beverage, Expo Photo Challenge, serta Playground Festival dari Komunitas Podjok dan Komunitas Reptil.

Tidak kalah menarik, acara Workshop pada IBC #10 juga mengadakan beberapa lokakarya, di antaranya Pottery Class, Painting Glow in the Dark Class, dan Digital Art Class. Berbagai band pun turut memeriahkan jalannya acara, di antaranya Manifrustasi, SRS Production, Dumbs n’ Groove, Impromptu, serta Jakstra Group dan Olski sebagai guest star acara. (ADC/SMM)

Pada Kamis (29/9) pukul 18.00 WIB, Takmir Masjid Al-Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan sebuah kegiatan yaitu Kajian Strategis 30S dengan mengangkat sebuah judul “Merah Putihku Hampir Saja Menjadi Palu Arit”. Usai salat Magrib, Masjid Al-Muqtashidin menjadi tempat berdiskusi pada saat acara berlangsung yang dihadiri oleh beberapa mahasiswa FBE UII.

Kajian diawali dengan pembukaan Master of Ceremony oleh Muhammad Fadlan Reza selaku Bendahara Takmir  Masjid. Kemudian acara dilanjut dengan sambutan oleh Rizki Hamdani, S.E., M.Ak., Ak., CA selaku Dosen Program Studi Akuntansi FBE UII yang mewakili Dekan FBE UII. Kajian malam ini diisi oleh Brigjen TNI Puji Cahyono, S.I.P, M.Si. selaku Danrem 072/Pamungkas dan K.H. Muhammad Zaidun Kharisin, Lc., M.Hum. selaku Direktur MA Diponegoro.  

Kajian dilanjutkan oleh pemateri pertama, Puji Cahyono menyampaikan bahwa pentingnya untuk mengingat sejarah yang telah berlalu bertujuan mengambil hikmahnya untuk proses pembelajaran, membuat manusia lebih bijak dalam menyikapi setiap peristiwa sejarah dan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di masa sekarang dan yang akan datang. “Salah satu faktor terjadinya G30S/PKI adalah pertentangan antara PKI dengan TNI yang kemudian dibentuk angkatan kelima diinisiasi oleh PKI,” tutur Puji. Puji menjelaskan juga mengenai Peristiwa G30S/PKI serta tindakan maupun strategi yang digunakan oleh PKI yang terjadi di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. 

“Ideologi komunis harus kita waspadai karena mereka bertentangan dengan pancasila sila pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Agama kita jelas menolak ideologi ini,” ujar Puji sebagai penutup sesi pertama. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, pertanyaan diberikan untuk peserta dari pembicara dan ditunjuk secara bebas yang diperantarai oleh Master of Ceremony. Terdapat dua peserta yang mampu menjawab dengan benar dan diberi hadiah oleh panitia acara sebagai apresiasi. 

Tiba pukul 19.00 dilaksanakan salat Isya berjamaah dengan para peserta. Setelah itu, dilanjutkan sesi kedua yaitu penyampaian materi oleh Zaidun. “Harus memperkokoh akidah sebagai pondasi, kalau pondasinya sudah kuat maka tidak akan goyah,” ungkap Zaidun. Dikarenakan dalam Islam akidah adalah dasar dari keislaman seseorang, ibarat bangunan akidah merupakan pondasi yang menopang berdirinya sebuah bangunan. Jika pondasinya kuat, maka sebuah bangunan akan berdiri kokoh. Sebaliknya, jika pondasi rapuh maka akan mudah roboh. Acara ditutup dengan tanya jawab seputar tema kajian agar lebih interaktif.  (PRH/ARK)

Kamis (15/9) pukul 13.00, Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) kunjungi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) untuk mengetahui bagaimana sistem penjaminan mutu fakultas. Delegasi dari UCY dihadiri oleh Hanan Wihasto, SE., MM selaku Dekan UCY, Eko Prasojo, SE., MM selaku Kaprodi Manajemen, Fifin Kurniawati, S.Sos.I selaku Admin Fakultas Ekonomi bidang Pengajaran, Windy Wahyuningtyas, S.A.B selaku Admin Fakultas Ekonomi bidang Akademik, dan Awaludin Kamil selaku Dosen Praktisi. Sedangkan FBE UII dihadiri oleh Johan Arifin, S.E., MSi., Ph.D., CFrA, CertlPSAS selaku dekan FBE UII, Drs. Achmad Tohirin, M.A., Ph.D selaku Wakil Dekan II, Reni Yendrawati, Dra., M.Si selaku PSMF, dan Abdul Moin., S.E., MBA., Ph.D selaku Wakil Dekan I. 

Studi banding dibuka dengan perkenalan terlebih dahulu dari pihak UCY, lalu pihak FBE UII mengucapkan selamat datang kepada Hanan. Hanan memulai studi banding dengan pertanyaan mengenai bagaimana sistem penjaminan mutu yang ada di FBE UII. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Johan dengan penjelasan bahwasanya penjaminan mutu dilakukan oleh tiap prodi yang ada di FBE UII. Terdapat beberapa audit yang ada di FBE UII, diantaranya ada Audit Mutu Internal (AMI), Audit Kinerja dan Audit Keuangan. 

Hanan menanyakan terkait dengan penjaminan mutu untuk penilaian auditornya apakah dari pihak fakultas atau pihak lain. “Untuk auditornya dari pihak lain dan selalu memakai standar dari universitas,” ujar Johan. Kemudian disambung dengan pertanyaan lain, apakah audit mutu internal bagian dari persiapan dari akreditasi. “Berhubungan, memang datanya real bukan rekayasa, sudah disiapkan datanya jadi tidak dari nol, dan harapannya standar yang dipakai tidak jauh dari Data Pendidikan Tinggi (DIKTI),” ujar Achmad. 

Pada masa pandemi, UCY telah melakukan akreditasi sebanyak dua kali kemudian sudah terbentuk audit internalnya, tetapi UCY belum merealisasikan visit di tahun ini. “Kami juga sedang menunggu program visit untuk Doktor,” sambung Achmad.

“Badan penjaminan mutu di fakultas mempunyai bawahan, yaitu penjaminan mutu prodi yang tidak boleh menjabat lebih dari satu. Kemudian di UII juga mempunyai standar mutu audit sendiri dan berbeda di tiap fakultasnya,” tutur Reny.  

Hanan menyebutkan UCY membebankan urusan administratif hanya kepada admin dan satu-satunya yang mengurus hal tersebut. Pemaparan dilanjutkan oleh Johan yang memberikan keterangan bahwasanya jika di FBE UII administratif dilakukan juga oleh dosen, sehingga dosen juga mengetahui mengenai urusan administratif yang ada. Studi banding ini kemudian ditutup dengan penukaran suvenir oleh kedua belah pihak dan foto bersama. (PIO/FH)

Dalam rangka menyambut mahasiswa baru tahun 2022, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan kegiatan orientasi dan pengenalan kampus atau yang dikenal dengan Semangat Ta’aruf (SEMATA) pada Selasa, (31/8). Tema yang diangkat pada perhelatan SEMATA tahun ini, yaitu “Progresif dan Berintegritas”.

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa baru dalam proses masa transisinya ke perguruan tinggi dan mengenal lingkungan kampus, serta civitas kampus. Selain itu, seiring dengan keadaan pandemi yang kian membaik, kegiatan SEMATA tahun ini yang berlangsung secara offline rupanya disambut positif dan antusias oleh mahasiswa baru.

“SEMATA 2022 ini asik, keren, dan menjadi pengalaman juga karena memang satu kali dalam seumur hidup,” ungkap Kalam Suryatmojo, salah satu mahasiswa baru Prodi Manajemen International Program (IP). Lebih lanjut, Muhammad Ferdyan Syahputra dan Aisya Tsuraya, mahasiswa baru Prodi Manajemen, juga mengungkapkan bahwa perhelatan SEMATA tahun ini sangat seru dan tertata rapi.

Berbagai rangkaian acara telah dilalui, tentunya meninggalkan kesan bagi para mahasiswa baru. “Bagi saya, Day 2 sangat berkesan, banyak pelajaran yang didapatkan, terutama dari Simulasi Aksi. Keseruannya benar-benar keluar. Kita bersyukur karena bisa merasakan SEMATA bareng-bareng secara offline,” tutur Aprilia Purnami Putri Nanda, mahasiswa baru Prodi Akuntansi. April juga mengungkapkan bahwa tatanan acara SEMATA 2022 ini sangat bermanfaat bagi pengembangan diri mahasiswa baru.

Sementara itu, Ferdyan menambahkan bahwa kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan Business Idea Competition juga tak kalah seru dan berkesan. “Kalau dari saya yang berkesan itu FGD di hari pertama, karena di situ kita diajak untuk aktif menyampaikan apa yang kita pikirkan dan yang ingin kita utarakan. Selain itu, Business Model Canvas (BMC) juga sangat berkesan, karena kita diajak untuk berpikir bersama tentang bisnis sesuai dengan ruang lingkup FBE,” ungkap Ferdyan.

Tak dipungkiri, aktivitas SEMATA 2022 yang dilakukan secara offline rupanya membawa berkah tersendiri, terutama bagi mahasiswa baru sebab mereka dapat bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman baru secara langsung. “Kita dapat banyak kenalan baru, dimana mereka juga calon temen-temen kita yang akan kita temui sehari-hari ke depannya,” tutur Ferdyan.

Pada kesempatan yang sama, para mahasiswa baru juga turut mengungkapkan harapannya akan pelaksanaan SEMATA di tahun-tahun yang akan datang. “Semoga ke depannya akan terus lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” urai Mochammad Raihan, mahasiswa baru Prodi Manajemen IP.

Tak lupa, mereka juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada panitia dan semua yang sudah bekerja keras di balik suksesnya pelaksanaan SEMATA 2022. Rangkaian acara mungkin memang sudah usai, tetapi mereka berharap agar komunikasi dan silaturahmi tetap terjalin hingga nanti. (ADC/NAH)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trisakti melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam rangka memenuhi tuntutan Akreditasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA), pada Selasa (23/08). Bertempat di Ruang Sidang 1/1 FBE UII, kunjungan ini dilakukan sebagai ajang untuk bertukar pengalaman bagi kedua Institusi. Salah satunya mengenai pemenuhan mahasiswa asing dan standar sarana prasarana pembelajaran, serta perpustakaan.

Acara ini dihadiri oleh delapan orang perwakilan yang terdiri dari pimpinan dan delegasi dari Universitas Trisakti. Pada kesempatan ini, Dekan Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertIPSAS mengungkapkan bahwa FBE UII memiliki beberapa universitas mitra di luar negeri seperti Saxion University of Applied Sciences, Nanjing Xiaozhuang University, hingga SolBridge International School of Business.

“Kita harus menyesuaikan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan akademik,” ujar Johan. Saat ini UII meratakan mahasiswa pada students exchange, tetapi mahasiswa asing biasanya memilih fakultas yang unik seperti Sastra Islam dan sebagainya. Pada saat ini mahasiswa peminat UII rata-rata berasal dari India, Pakistan, Sri Lanka dan Bangladesh.

“Di UII sendiri untuk mahasiswa internasional ditujukan program-program studi internasional seperti program students exchange,” tutur salah satu perwakilan dari FBE UII. “Untuk program internasional UII memiliki program khusus yang digunakan untuk training dalam membentuk kualitas yang lebih kuat,” cakap Johan. Pada saat ini FBE UII terhitung memiliki dosen sebanyak 152 dan memiliki hingga 100 tenaga pendidik. Saat ini juga FBE UII memiliki kurang lebih 900 mahasiswa sudah terhitung dengan Sarjana Terapan.

UII memiliki bisnis yang dibawahi sebuah lembaga yayasan yang meliputi Jogjakarta International Hospital (JIH) yang terletak di Yogyakarta, Purwokerto, Solo dan rencana akan mendirikan di Bandung. Selain rumah sakit, UII juga memiliki Hotel Unisi Syariah dan SPBU Pertamina yang diharapkan yayasan tersebut kembali fokus terhadap UII.

Pembicaraan ini diakhiri dengan pembahasan mengenai program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). UII merupakan salah satu pengirim terbanyak dari universitas swasta, yaitu berjumlah sebanyak dua mahasiswa dari jurusan Manajemen. UII memiliki regulasi mahasiswa yang mengikuti program IISMA boleh mengambil mata kuliah apapun, tetapi UII juga tetap mengambil keputusan untuk mengarahkan mata kuliah yang seharusnya mahasiswa tersebut ambil. (ANZ/NVP)

Bertempatan di Ruang Sidang 1/1 Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII), Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengunjungi Program Studi Ilmu Ekonomi FBE UII pada Kamis (18/8).  Johan Arifin, S.E., M.Si., CFrA, CertIPSAS menyambut kedatangan para tamu undangan dengan mengenalkan Universitas Islam Indonesia khususnya FBE UII secara umum. 

“Di FBE UII memiliki 11 program studi di mana 9 di antaranya sudah terakreditasi unggul. Untuk Program Diploma III sudah kami tingkatkan menjadi Sarjana Terapan dan sedang dalam proses mendapatkan akreditasi,” ujar Johan. “FBE UII menjalin banyak kerja sama dengan universitas dalam maupun luar negeri seperti pertukaran pelajar di Belanda, Korea Selatan, Australia, dan yang paling terakhir itu ada di Turki,” tambah Johan. 

Mewakili dekan yang berhalangan hadir, M. Sri Wahyudi Sulistiawan, S.E., M.E. selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan UMM berterima kasih atas diterimanya kunjungan balasan yang bertujuan untuk memastikan berbagai program kerja sama apa saja yang akan disepakati untuk ke depannya. “Terkait dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kami siap untuk adanya pertukaran pelajar dengan empat kompetensi, yakni Analis Kebijakan Ekonomi, Perbankan Syariah, Pasar Modal, dan Bisnis Ekspor yang nantinya keempat kompetensi tersebut juga akan didampingi dengan sertifikat,” ungkap Sri.

Program kolaborasi antar dosen melalui riset yang sudah dilakukan dengan tukar-menukar jurnal artikel juga menjadi salah satu kerja sama yang ingin disegerakan. Sri pun berharap dapat meningkatkan kembali penjajakan yang sebelumnya sudah dilaksanakan agar segera diresmikan. 

Sementara itu, Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana FBE, Abdul Hakim, S.E., M.Ec., Ph.D. yang sekaligus sebagai moderator dalam pertemuan ini menerangkan bahwa akan menargetkan dua hal dalam jangka pendek ini, yaitu program MBKM dan program pertukaran skripsi antara FBE UII dan UMM. 

“Dari kita sendiri tentu menargetkan dalam jangka pendek ini ada dua hal, yaitu MBKM khususnya program pertukaran mahasiswa antar FBE UII dan UMM dan karena output dari mahasiswa kita (FBE UII) berupa publikasi skripsi, boleh diadakan pertukaran skripsi antara FBE UII dan UMM agar menghasilkan jurnal nasional,” ujar Hakim.

“Cukup banyak yang sudah kita bahas pada pertemuan ini, alangkah baiknya kita langsung beraksi saja karena kalau kebanyakan kita malah tidak akan bisa gerak nanti,” isyarat Hakim sebagai pertanda ditutupnya diskusi dengan diselingi gurauan.  (NARD/MID)