Dalam rangka Koordinasi kegiatan IWIET (International Workshop on Islamic Economic Theories) Tahun 2023, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang (FE UNIMUS) melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang berlangsung pada Kamis (17/11). Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Sidang 1/1 FBE UII yang dihadiri oleh Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Abdul Moin, S.E., MBA., Ph.D., CQRM selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Drs. Achmad Tohirin, M.A., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni serta beberapa Kaprodi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia. 

Studi Banding ini dibuka dengan sambutan oleh Johan. “Kami menghaturkan selamat datang kepada delegasi dari Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang,” tutur Johan. Ia memperkenalkan perwakilan delegasi FBE UII kepada delegasi FE UNIMUS. 

Dr. Suwardi, MM. selaku Kepala Program Studi Manajemen FE UNIMUS menyampaikan tujuan kunjungannya. “Tujuan kami mengadakan studi banding ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia dalam rangka kerjasama dengan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia,” ujarnya. Dirinya juga menyampaikan amanah dari Dekan FE UNIMUS untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kesepakatan terkait program kegiatan  (International Workshop on Islamic Economic Theories (IWIET) Tahun 2023.

Merespons hal tersebut, Achmad menyampaikan tanggapannya mengenai Teori Ekonomi Islam yang dimiliki FE UNIMUS. “Teori tentang Ekonomi Islam belum banyak dimiliki oleh universitas lain, hanya Universitas Muhammadiyah Semarang yang (saat ini) memiliki,” ujar Achmad.

Acara dilanjutkan dengan pengenalan profil dari FE UNIMUS. Perkenalan ini mencakup dari bidang agribisnis. Mereka berharap agar diskusi mengenai bisnis di bidang pertanian dapat dilibatkan, dengan melibatkan pertanian halal. Komoditas halal berbasis pertanian sendiri telah berkembang pesat saat ini, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi syariah yang baik juga dapat ditopang oleh sektor industri pertanian halal.

Pada akhir sesi, FBE UII juga turut menampilkan penayangan profil fakultas dengan memberikan pengenalan dan informasi baik mengenai jumlah alumni maupun akreditasi pada masing-masing program studi yang ada di lingkungan FBE UII.

Adanya agenda studi banding yang dilakukan FE UNIMUS di FBE UII ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan ke depannya, terutama untuk kesuksesan penyelenggaraan IWIET tahun 2023. Kegiatan seperti ini tentunya merupakan suatu hal yang bagus bagi perkembangan kinerja suatu institusi. (RSM/MAPH)

Kamis (24/11), Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Conference 1st International Conference on Accounting & Finance (InCAF) & 6th National Conference on Accounting & Finance (NCAF) 2022 dengan tema ‘New Challenges and Opportunities of Integrated Reporting’ yang dilaksanakan secara hybrid. Rifqi Muhammad, S.E., S.E., S.H., M.Sc., Ph.D., SAS., ASPM selaku Ketua Prodi Akuntansi mengadakan acara ini terbatas dan gratis hanya untuk 50 peserta mahasiswa Sarjana Akuntansi. 

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dimoderatori oleh Hendi Yogi Prabowo., SE., M.For.Accy., Ph.D., CFrA, CAMS dengan mengundang beberapa pembicara, yaitu Prof. Phil Hancock, Zuni Barokah, S.E., M.Comm., Ph.D., CA, Stevanus Alexander B.P. Sianturi., SE., Ak., M.For.Accy., CPA., CFE., CA., CIO., CSRIS., CACP, dan Rifqi. Bertempat di Aula Utara Lantai 3 FBE UII. “Pada Zoom Meeting dihadiri oleh beberapa perwakilan dari universitas yang ada di Indonesia”, tutur Ayu. Didukung oleh Ikatan Akuntan Indonesia wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Program Magister Akuntansi FBE UII. 

Acara dibuka oleh Salwa Atsilah selaku Master of Ceremony (MC) pada pagi hari ini. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kalam ilahi dan beberapa sambutan oleh Ayu Chairina Laksmi, S.E., M.App. Com., M.Res., Ph.D., Ak., CA, Dr. Hardo Basuki, MSoc., CSA., CA., ASEAN CPA selaku ketua IAI wilayah DIY, dan Drs. Achmad Tohirin, MA., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni. 

Pertama kali Program Studi Akuntansi mengadakan konferensi ini. “Semoga acara ini dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan rida dari Allah”,  tutur Hardo. “Acara ini juga menjadi latihan dan pembelajaran yang baru bagi kita tentang bagaimana pelaporan yang terintegrasi”, tambah Achmad. Sebagai Ketua Prodi Akuntansi, Rifqi turut memberikan perspektifnya mengenai tantangan dan peluang pelaporan yang terintegrasi, bahwa “Keberlanjutan menjadi pedoman pada perusahaan yang mempraktikkan Sustainability Reporting (SR).”

Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama yang dipimpin oleh Hendi dengan membacakan melalui chat Zoom maupun ikut mengulik pertanyaan secara offline. Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh kelancaran tanpa hambatan sedikitpun dan diakhiri dengan berfoto sebagai tanda penutupan acara di sore hari. (PIO/MID)

Selasa (22/11) menjadi tanggal penting bagi Universitas Aisyiah Yogyakarta (UNISA) dan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Hal tersebut dikarenakan menjadi momen transfer knowledge antara kedua universitas. Acara yang diselenggarakan di Ruang Sidang 1/1 FBE UII ini dimulai dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), Putri Rafika Helsi. 

Acara kemudian dilanjut dengan sambutan oleh Drs. Achmad Tohirin, MA., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FBE UII. “Semoga pertemuan ini dapat menjadi ajang pembelajaran dan menjadi sarana untuk kami mempelajari tamu-tamu kami sharing pengalaman,” ucap Achmad memaparkan betapa pentingnya pertemuan ini. 

Teti Anggita Safitri, S.E., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Manajemen UNISA akui ingin mempelajari terkait bagaimana pelaksanaan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) di FBE UII, khususnya untuk Program Studi Manajemen. Edaran kebijakan MBKM sendiri baru saja dikeluarkan pada tahun 2020 disertai dengan dilaksanakannya kurikulum baru FBE UII. “Kurikulum kami yang lama sebenarnya telah mendekati pangsa yang diinginkan MBKM”, ungkap Abdur Rafik, S.E., M.Sc., Ketua Program Studi Manajemen FBE UII. “Sebelumnya di Prodi Manajemen memiliki tiga jalur kelulusan tugas akhir. Pertama, kami sebut sebagai jalur penelitian (skripsi) yang diperuntukkan bagi yang ingin menjadi akademisi. Kedua, ada jalur wirausaha bagi mahasiswa yang memiliki passion berwirausaha. Lalu yang ketiga ada jalur manajer melalui magang”, lanjut Abdur.

Mahasiswa Prodi Manajemen FBE UII memiliki jadwal kuliah yang sama untuk semester pertama hingga akhir, kemudian pada semester kelima para mahasiswa diberi pilihan terkait jalur tugas akhir. Pada semester pertama, terdapat kerja sama dengan Pusat Psikologi Terapan UII melalui program non kelas Workshop Belajar Mandiri (WBM). Program tersebut bertujuan agar para mahasiswa dapat mengidentifikasi profesi seperti apa yang selaras dengan keterampilan yang dimiliki. 

Program MBKM yang sudah terlaksanakan di UNISA sejauh ini ada dua, yakni students exchange dan magang. Tertarik pada jalur tugas akhir Rancang Bangun Bisnis (RBB), Musoli, S.E.,M.M pun mengajukan pertanyaan, “Di angan-angan mahasiswa jelas nantinya akan mempunyai prospek dan kewirausahaan yang berhasil. Bagaimana baik dari pembimbing atau pendamping agar dapat mencapai hasil yang maksimal, apakah akan diberikan dosen-dosen praktisi atau merekrut dari luar?” Abdur pun menjelaskan, “Ada beberapa yang langsung dari dosen dan ada juga yang merekrut dari luar. Kebetulan beberapa dosen pengampu mata kuliah Business Plan beliau juga praktisi sehingga memiliki pengalaman.” 

Abdur mengucapkan terima kasih dan merasa mendapatkan insight baru dari sharing session pada pagi hari itu serta berharap dapat melakukan kerja sama di masa mendatang. (SMM/NARD)

Selasa (15/11) di Aula Utara Lantai 3 Kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII), Program Studi Akuntansi  melakukan kerja sama dengan Pipamas Energy dengan menyelenggarakan “Pipamas Energy Talk” sebagai ajang untuk diskusi antara narasumber dan para peserta. Talkshow tersebut membahas mengenai meningkatkan awareness tentang energi dengan judul ‘Sudah Efektifkah Pembatasan BBM?’ yang ditujukan untuk mahasiswa Akuntansi FBE UII. 

Acara ini dibuka oleh Master of Ceremony, Lutfi Fathus Sholihah selaku mahasiswa Prodi Akuntansi 2020 dan dilanjutkan penyampaian lantunan ayat suci Al-Quran oleh Nanda Abrajha Eka Subadi selaku mahasiswa Prodi Akuntansi 2020. Setelah itu, terdapat sambutan dari Dekar Urumsah, S.E., S.Si., M.Com(IS)., Ph.D., CFrA selaku Dekan Bidang Akademik Akuntansi FBE UII menyampaikan, “Menjadi generasi terdepan yang dimana bisa mengatur energi dengan sangat kompleks.”

Diskusi Pipamas Talk pun dimulai dengan dihadiri oleh tiga pembicara yang ahli dalam bidangnya, yaitu Prof Mahmudi selaku Dosen FBE UII dan Pakar Kebijakan Publik UII, Dina Mariana selaku S.H, M.H – Direktur Eksekutif IRE (Institute for Research and Empowerment), dan Agung Satriyo Nugroho S.Si, M.Si selaku Peneliti Kebijakan BBM Pusat Studi Energi Universitas Gajah Mada.

Dikenal sebagai Peneliti BBM, Agung mengatakan, “Jadi pada zaman sekarang kendaraan di bawah 250cc diperbolehkan menggunakan BBM Pertalite, jika di atas 250cc diwajibkan menggunakan BBM Pertamax. Pernyataan tersebut adalah hasil dari rapat DPR yang menyetujui kuota pada pembelian subsidi dan nonsubsidi, tetapi pada proses pengaturan pembatasan kuota pembelian BBM subsidi dan non subsidi akan diterapkan pada tahun depan.” Peraturan tersebut mulai disahkan pada bulan Mei 2022 agar dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan BBM yang bersubsidi.

Dina berpendapat bahwa, “Kelangkaan BBM pada luar Jawa masih dihitung sangat langka bahkan antrean SPBU hingga sepanjang 1 km pada jalanan.” Maka dari itu, dengan meminimalisasi penggunaan energi dan juga sering kali berjalan kaki dapat menjadi solusinya. Dikarenakan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan diganti dengan menggunakan kendaraan umum.

Setelah itu, terdapat sesi tanya jawab dengan memberikan kesempatan bertanya oleh moderator kepada lima peserta talkshow Pipamas. Acara pun diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari FBE UII dan sesi foto bersama dengan para pembicara, Dekan Akademik Akuntansi, serta para peserta yang hadir. (PRH/NVP)

Sabtu (12/11), Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka (FE UT) mengunjungi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) untuk melaksanakan Focus Group Discussion  (FGD) Studi Kelayakan Program Studi S1 Akuntansi Forensik. Dimana UT ingin mengembangkan kompetensi Audit Forensik melalui Akuntansi Forensik.

“Untuk Jurusan Akuntansi ini kami ingin mengembangkan program studi baru yang terkait dengan teknologi,” tutur Kurnia Endah Riana, S.E., M.Com. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FE UT.

Dikenal menjadi pioneer dalam pengembangan kompetensi Audit Forensik di Indonesia, hal tersebut dijadikan salah satu alasan FE UT mengunjungi Program Studi Akuntansi FBE UII. Pusat Studi Akuntansi Forensik (PSAF) UII sendiri juga tak jarang kedatangan para tamu yang memiliki tujuan sama dalam mengembangkan pada saat menyelenggarakan kegiatan workshop.

Pada kesempatan kali ini, UT mengajukan beberapa pertanyaan, di antaranya terkait student outcome, kurikulum, mata kuliah beserta prosesnya, dan keahlian apa saja dari audit forensik. “Kalau boleh tahu ada berapa mata kuliah penciri Akuntansi Forensik dan berapa mata kuliah asli Akuntansi Forensik dari satu kurikulum?” tanya Pesi Suryani, M.Ak.

“Sejauh ini kami hanya ada satu mata kuliah untuk Program S1 yang ada di kurikulum dari SKS-nya. Akan tetapi, di luar itu kami juga adakan kelas tambahan jika ada yang ingin mengikuti ujian sertifikasi,” jawab Hendi Yogi Prabowo, S.E., MForAccy., Ph.D. selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII. Untuk kualifikasi CFrA, peserta ujian perlu menyelesaikan serangkaian ujian tertulis dan praktik ujian yang meliputi 27 unit kompetensi.

Lebih lanjut, Pesi juga menanyakan terkait batasan apa saja yang perlu diadakan untuk Program S1. Hendi pun menambahkan bahwa untuk akademisi hanya perlu entry-level competence. Maka dari itu, dapat dimulai dari yang sederhana dahulu lalu dikembangkan sesuai dengan karakter dari masing-masing institusi pendidikan.

Hanafi Amrani, S.H., M.H., LL.M., Ph.D. pun menjelaskan bahwa profil mahasiswa perlu diketahui terlebih dahulu sehingga tahu setelah lulus nanti dapat berkarir di bidang apa. Setelah itu, proses kurikulum dan pembentukkan mata kuliah dapat dijalankan.

Melalui kesempatan FGD pagi ini, Dekar Urumsah, S.E., S.Si., M.Com(IS)., Ph.D., CFrA menyampaikan rasa terima kasihnya kepada FE UT yang telah mencoba menggandeng Program Studi Akuntansi FBE UII dalam rangka ikhtiar guna mengembangkan Program Studi Kriminologi Keuangan. “Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus terlaksana,” pungkasnya di akhir. (ADC/NARD)

Jumat (11/11) pukul 13:00 WIB, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali mengadakan acara Business Festival For Z Generation (BizFEZ) pada tahun 2022. Kegiatan BizFEZ kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Perhelatan BizFEZ 2022 dilaksanakan secara offline setelah tahun lalu dilaksanakan secara online dikarenakan pandemi. Acara pertama dibuka dengan Workshop bertema ‘TikTok Video Product Making’ dan mengundang narasumber Dinda Prasetyo yang biasa disapa Dinprasetyo, content creator yang berfokus pada pembuatan video produk dengan 83,5 ribu pengikut di TikTok dan 200 ribu subscriber di Youtube. Kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa FBE UII secara gratis.

Acara dibuka oleh Aulia Nanda, anggota Marketing and Communications (Marcomm) yang berkesempatan menjadi Master of Ceremony (MC). Acara kemudian dilanjut dengan sambutan oleh Wirawan Hardinto, S.E., MBA. selaku kepala unit humas FBE UII. Wirawan dalam sambutannya menceritakan tentang BizFEZ dan serangkaian acara yang akan dilaksanakan nantinya.

“Acara ini sudah ada sejak tahun 2017, namun pada tahun 2017 masih dengan nama Eco Week, kemudian pada tahun 2019 berubah menjadi BizFEZ. Ada tiga kegiatan yang akan menjadi rentetan acara BizFEZ 2022, antara lain Workshop, Business Talk (BizTalk), dan Business Fair (BizFair),” ujar Wirawan memaparkan. Setelah itu Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan FBE UII juga memberikan sambutan pada acara ini. “Terima Kasih kepada teman-teman Marcomm FBE UII karena telah mengadakan acara yang baik dan bermanfaat seperti ini semoga kedepannya dapat berjalan dengan baik,” ujar Johan.

Johan mendukung penuh acara ini dengan harapan dapat memicu mahasiswa untuk bisa membuat konten yang menarik dan bijak dalam penggunaan media sosial. “Maka dari itu Marcomm mengundang narasumber yang ahli dalam hal tersebut kemudian dibuktikan lalu dipraktikkan dalam bentuk video yang bagus,” tambah Johan. 

BizFEZ dibuka secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Dekan dan didampingi Kepala Unit Humas FBE UII serta diiringi tepukan meriah dari semua peserta. BizFEZ tahun ini memiliki tagline ‘Moving Forward’ dengan harapan dapat menjadi batu loncatan bagi semua mahasiswa guna mewujudkan masa depan yang cerah. 

Acara kemudian dilanjut dengan pemaparan materi serta praktik lalu diikuti juga dengan sesi tanya jawab yang interaktif bersama para peserta. Plakat diberikan kepada Dinprasetyo sebagai penutup rangkaian acara Workshop. (PIO/SMM)

Selasa (08/11) pukul 10:00 WIB, The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) melakukan kunjungan ke Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Kedatangan tamu representatif dari AACSB bermaksud untuk menjelaskan berbagai hal terkait dengan proses suatu fakultas mendapatkan akreditasi dari AACSB.

AACSB merupakan asosiasi dunia nonprofit & forum akreditasi internasional bagi sekolah bisnis di dunia. AACSB mengevaluasi standar dan proses akreditasi untuk meningkatkan relevansi, mempertahankan sirkulasi, dan meningkatkan nilai. Anggota pendiri AACSB terdiri dari 17 universitas dan perguruan tinggi. Beberapa universitas tersebut antara lain seperti Columbia University, Cornell University, Harvard University, New York University.

Memperoleh akreditasi AACSB merupakan proses yang sulit dan memakan waktu yang tidak sebentar, yaitu kurang lebih tujuh tahun. Tahapan-tahapan yang harus dilalui agar terakreditasi AACSB adalah bergabung dalam AACSB International Membership dan memperoleh eligibility status. Selanjutnya, penunjukkan mentor AACSB dan kunjungan pertama mentor ke kampus serta penyetujuan initial self-evaluation report dan unit application form/exclusion proposal. Tahapan selanjutnya yaitu penyetujuan implementasi rencana strategis beserta penyerahan laporan final self-evaluation dengan kunjungan peer review team. Tahap terakhir adalah pengesahan oleh Initial Accreditation Committee (IAC) AACSB. 

Meskipun proses akreditasi AACSB melalui proses yang panjang, namun Dekan FBE UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D.,CFrA, CertlPSAS., mengatakan, “Resources yang Fakultas Bisnis dan Ekonomika punyai sebenarnya bisa diarahkan ke sana. Ini suatu peluang bagi kami untuk ke depannya.” Beliau juga menambahkan, “Karena dengan mendapatkan akreditasi AACSB kita akan lebih leluasa, nanti otomatis peringkat kita di level internasional akan meningkat.” (ADN/NKF)

Selasa (8/11), Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mendapat agenda kunjungan dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh untuk belajar bagaimana sistem kelas International Program (IP) yang dilaksanakan di FBE UII. Dihadiri oleh delegasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh Dr. Hafas Furqani, M.Ec selaku Dekan FEBI UIN Ar-Raniry, Dr. Israk Ahmadsyah selaku Wakil Dekan II, Dr. Analiansyah selaku Wakil Dekan III dan M. Syauqi Armia, Lc., MBA selaku Koordinator Kelas Internasional serta disambut baik oleh Johan Arifin, S.E., MSi., Ph.D., CFrA, CertlPSAS selaku dekan FBE UII dan para jajarannya. 

Dalam kunjungan UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini mereka menyampaikan Hafas Furqani bahwa kunjungan silaturahmi ini untuk mempelajari bagaimana kelas IP, yang diharapkan semester depan FEBI UIN Ar-Raniry dapat mempersiapkan dengan matang kelas internasional yang akan dibuka, beliau juga menyampaikan terkait berbagai kerjasama yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak dengan Aceh yang siap untuk bermitra dalam kegiatan-kegiatan bersama bidang pendidikan, penelitian, maupun pengabdian pada masyarakat. 

“Terkait international class memang menarik dan kami ingin mempelajari bagaimana step by step,” ujar Israk Ahmadsyah. Selain itu, beliau juga menjelaskan pengalaman sebelumnya bahwa FEBI UIN Ar-Raniry pada Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) mencoba mendesain membuat sidang dengan bahasa Inggris. Terdapat juga kurikulum dari luar yang ditambahkan, tetapi belum menjadi paket Internasional Program serta mengharapkan FEBI UIN Ar-Raniry dapat maju dalam Akreditasi Internasional. 

Diskusi dilanjutkan dengan pernyataan dari FEBI UIN Ar-Raniry terkait persiapan yang diperlukan untuk membangun Program Internasional. Maulidyati  Aisyah , SE., M.Com(Adv)., M.Ak. Akt., selaku Sekretaris Program Internasional Akuntansi, merespons positif pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa Program Internasional memerlukan keahlian bahasa Inggris dengan mengundang native agar mahasiswa yang masuk Program Internasional dapat meningkatkan keahlian dalam berbicara bahasa Inggris. Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa Program Internasional dengan mengikuti International Student Mobility (ISM) bisa mengikuti program double degree atau student exchange.

“Yang paling penting dalam peningkatan kualitas program internasional adalah pendanaan dan perlunya persyaratan TOEFL. IP menjadi pioneer international class di Indonesia yang didirikan pada tahun 1997 dengan dibentuknya karakter yang harus dibentuk agar siap berkiprah di kancah internasional dengan mengikuti kegiatan camp dan outbound agar tahan di segala situasi,” ungkap Katya. Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa IP diikutkan kompetisi di luar negeri agar dapat melatih public speaking mahasiswa. 

“Harapan yang ingin dicapai dari saya yaitu tercapainya kerjasama antara UII dan UIN Ar-Raniry agar terwujudnya kelas internasional di UIN Ar-Raniry Aceh dan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa dan sebagai pertukaran pelajar untuk negara lain,” pungkas Hafas. (SAR/AWH)

Krisis ekonomi yang melanda dunia akibat pandemi COVID-19 dan Perang Rusia-Ukraina, membuat para pelaku ekonomi mengalami dampak yang signifikan. Menilik dari permasalahan tersebut, Bank BPD DIY bertindak dengan mengadakan kegiatan Talkshow bertempat pada Digital Lounge BPD DIY Malioboro yang mengangkat  tema “Krisis dan Strategi: dari Peradaban Sampai Perusahaan.” Dalam kegiatan ini, mereka menghadirkan dua pakar yang ahli dalam bidangnya masing-masing, yaitu Drs. Suwarsono Muhammad, M.A dan Prof. Dr. Heru Nugroho (5/10).

Acara dibuka oleh Arif Wijayanto selaku Kepala Unit Syariah BPD DIY. Dalam pidatonya, Arif menyampaikan bahwa menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekitar 21,6% masyarakat Indonesia baru memahami tentang keuangan dan menggunakan transaksi keuangan. Dirinya berharap dengan adanya kegiatan talkshow ini, banyak masyarakat yang teredukasi tentang literasi keuangan. “Insyaallah kegiatan ini turut menambah andil dalam literasi keuangan masyarakat Indonesia,“ tutur Arif. Disampaikan lebih lanjut bahwasanya ini merupakan Talkshow Series 1, akan ada series-series selanjutnya yang akan terlaksana.

Suwarsono dalam sesi penyampaian materi menyinggung tentang pergeseran struktural dan transformasi skala global. “Dalam perkembangan selanjutnya krisis ekonomi cukup sering dinyatakan sebagai tanda awal kemunduran peradaban Barat,” jelasnya. Hal ini dapat menjadi tanda kemungkinan kemunduran posisi hegemoni Amerika dalam mengatur dan mengendalikan dunia serta kemunculan calon negara adikuasa baru, yaitu China. Hal ini merupakan fenomena yang tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Suwarsono kemudian memperkuat argumennya, “Berdasarkan pada teori Thucydides yang mengatakan bahwa setiap ada calon penguasa baru yang naik dan di sisi lain ada penguasa lama yang turun, proses pergantiannya ini umumnya melalui perang besar.” Lebih lanjut dalam pemaparan materi sesi kedua, Heru juga menyampaikan tentang dunia yang terus berubah. “Dunia semakin membingungkan (disrupsi) dan hegemoni suatu kekuatan akan terus berubah,” tutur Heru. 

Krisis yang timbul disebabkan oleh perang termasuk ke dalam salah satu keseimbangan yang berubah dimana hal ini menimbulkan dampak yang cukup terasa terutama pada sisi perbankan, krisis ini membuat masyarakat bertanya-tanya apakah harus bersikap optimis atau pesimis dalam menghadapinya. Pada sesi tanya jawab, muncul pertanyaan menarik dari salah satu peserta talkshow yang sekaligus menjawab pertanyaan “What’s Next?’’. Suwarsono menuturkan bahwa, “Ada yang menyebut singularitas teknologi dimana teknologi merupakan satu-satunya penentu masa depan, hal ini sangat menakutkan, jadi siapa saja yang ketinggalan  teknologi akan ketinggalan yang lainnya. Kita harus mengejar teknologi, dua trek harus ditempuh bersama baik trek dasar dan terkini walaupun itu sulit, juga tentang policy teknologi jangan serahkan pada swasta tapi harus kepada negara.” (SM/DL)

Dalam rangka meningkatkan kinerja antar instansi pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya berkesempatan untuk melakukan kunjungan universitas dalam rangka studi banding yang berlangsung pada Rabu (05/10). Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang 1/1 FBE UII ini disambut hangat oleh Johan Arifin, S.E., M.Si.,Ph.D. selaku Dekan FBE UII.

Studi banding dibuka dengan perkenalan kedua belah pihak instansi pendidikan dan dilanjutkan dengan pengenalan singkat profil Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII oleh Johan. Sesi diskusi kali ini dimulai oleh Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA., selaku Dekan UNTAG Surabaya yang mana beliau menyampaikan bahwa studi bandingnya ini bermaksud untuk sharing ilmu terkait strategi dalam meningkatkan keunggulan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAG Surabaya.  

“Kebhinnekaan menjadi salah satu keunikan dari kami (UNTAG). Selain itu, kami mendengarkan dan melantunkan lagu Indonesia Raya setiap jam 10 pagi di hari Senin hingga Jumat,” ujar Slamet. Selain itu, sebagai instansi perguruan tinggi, UNTAG berupaya untuk mengambil pembelajaran terkait bagaimana FBE UII memasarkan program studi yang dimiliki dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan.

Diskusi kembali dilanjutkan dengan pertanyaan dari UNTAG terkait keperluan Laboratorium Pendukung pada Program Studi Manajemen. Maulidyati Aisyah, SE., M.Com(Adv)., M.Ak., Akt., selaku Sekretaris Program Internasional Akuntansi, merespons positif pertanyaan tersebut dengan menjelaskan bahwa laboratorium untuk Program Studi Manajemen dipersiapkan untuk menjalankan mata kuliah wajib Sistem Aplikasi Enterprise Resource Planning Systems Applications and Products (ERP-SAP).

“ERP menjadi mata kuliah yang penting dan wajib diikuti karena pengaplikasian ERP sendiri telah digunakan di banyak perusahaan,” ujar Mauli. FBE UII sendiri telah melakukan kerjasama dengan SAP untuk mempersiapkan modul pembelajaran ERP kepada mahasiswa.

UNTAG juga tertarik untuk membuka kelas internasional atau kelas bilingual mengingat tingginya minat mahasiswa untuk mempelajari bahasa asing. Merespon hal tersebut, Abdul Hakim, S.E., M.Ec., Ph.D., selaku Sekretaris Program Internasional Ekonomi Pembangunan, menjelaskan terkait Program International Student Mobility (ISM) yang diterapkan FBE UII dengan harapan mahasiswa mendapat wawasan internasional terkait cara pembelajaran dan bersosialisasi di luar negeri. 

“Program ISM tidak selalu berhubungan dengan akademik, tetapi mahasiswa menjadi tahu sosial dan budaya yang ada di luar negeri,” jelas Abdul Hakim. Selain Program ISM, terdapat Program ACCA yang ada di Program Studi Akuntansi yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapat sertifikat profesional dan double degree tanpa harus berkuliah di luar negeri. “Mahasiswa bisa mendapat double degree dari Oxford hanya dari Condongcatur tanpa harus ke Inggris,” ujar Muamar Nur Kholid, Sekretaris Program Studi Akuntansi. (MZH/SLS)